2 November 2020
Penulis —  qsanta

Keluarga Maemunah

Tangan Beni langsung mematikan monitor. Namun Munah masih bisa melihat sekilas suasana kamarnya. Jantungnya kembali berpacu lebih cepat menyadari kalau anaknya ikut menyaksikan aksinya barusan.

Beni panik. Setelah monitor mati, Beni berusaha meraih pakaiannya lantas mencoba menutupi tubuhnya sambil berteriak, “Mah!”

Munah berbalik dan melangkah kembali ke luar kamar. Munah tersipu saat mencoba mengingat apa yang ia lihat barusan. Munah memang merasa bersalah. Namun, lain dari itu Munah juga merasa bangga bahkan senang saat menyadari kontol anaknya lebih besar dan panjang dibanding kontol suaminya. Munah agak merasa buruk karena telah membuat anaknya malu, namun rasanya itu pantas karena anaknya telah berani memata - matai kamarnya.

“Maafin mama nak,” teriak Mmunah dari luar kamar anaknya. Munah yakin baru Munah seorang, wanita yang melihat anaknya dalam keadaan seperti itu.

Setelah beberapa saat, Beni keluar dari kamarnya.

“Ya ampun mah!”

Munah lantas berbalik hingga berhadapan dengan anaknya. Munah melihat anaknya menatap pakaiannya dan putingnya yang tercetak jelas. Munah merasa senang diperhatikan seperti ini. Munah berpura - pura tidak menyadari tatapan anaknya.

“Maaf nak. Mestinya mama mengetuk dulu.”

Beni lantas menatap lantai tersipu malu, “iya, lagian Beni juga salah gak ngunci pintu.”

Munah senang anaknya telah melihat aksinya. Bahkan membuat anaknya orgasme. Munah juga tahu anaknya tahu bahwa ia sedang memakai sumbat anus.

“Gak apa - apa nak. Normal anak seusia kamu melakukan itu.”

Beni merasa makin malu mendengarnya.

Munah memutuskan untuk bermain - main sedikit lagi. “Bahkan mama akan lebih khawatir kalau kamu gak melakukan itu.”

“Beni… eh …”

“Perempuan juga melakukannya lho. Kamu tahu gak?”

Tentu Munah tahu kalau wanita juga masturbasi. Bukankah selama ia masturbasi anaknya telah merekamnya.

Beni makin gelisah.

“Jadi, jangan khawatir, oke?”

“Oke mah,” suara Beni pelan.

Dengan masih merasakan nikmatnya sisa - sisa orgasme, ditambah peju anjingnya yang masih tersubat di anus, Munah mengangkat tangan lantas memeluk anaknya. Anaknya kini sudah lebih tinggi dari dirinya. Hingga wajahnya dapat Munah tekankan ke dada anaknya.

Munah makin erat memeluk anaknya saat dia rasakan tangan anaknya mulai memeluk dirinya. Munah selalu ingin dibelai setelah dikawini anjingnya. Dan inilah belaian pertamanya setelah kawin dengan anjingnya selama ini. Matanya sedikit berair saat mulutnya mulai bersuara, “mama sayang kamu nak.”

“Beni juga sayang sama mama.”

Munah melepas pelukannya lantas berbalik melangkah menjauh. Munah merasakan tatapan anaknya tertuju ke pantatnya. Munah tersenyum menyadari itu. Sisa hari itu Munah beraktivitas seperti biasa hingga suaminya pulang.

Begitu suaminya pulang, langsung Munah seret ke kamarnya. Tanpa basa - basi lagi, Munah langsung menyepong kontol suaminya. Munah posisikan sedemikian rupa hingga pantatnya menghadap kamera.

***

Selama beberapa minggu, Munah selalu berpakaian seksi memastikan agar mata anaknya terpuaskan. Lantas kembali berpakaian normal sesaat sebelum suaminya pulang. Munah juga selalu menyentuh dan memeluk anaknya dengan pelbagai alasan. Munah tak lagi membiarkan anjingnya mengawininya saat tiada anaknya di rumah.

Munah sungguh sangat menyukai keadaan rahasia di balik rahasia ini. Munah senang kehidupan seksualnya diketahui anaknya, yang tak tahu kalau Munah justru tahu tentang kamera kecilnya dan koleksi videonya yang makin banyak. Rahasia anaknya akan Munah jaga sebagai ucapan terima kasih karena anaknya bisa menyimpan rahasianya.

Munah mulai merasakan hasrat terhadap anaknya. Munah bahkan penasaran apakah anaknya memiliki perasaan yang sama. Munah mulai ingin berbagi semuanya dengan anaknya hingga menembus batas. Munah mulai lebih berani terhadap anaknya. Apalagi menyadari kalau anaknya akan berpura - pura tak tahu apa - apa.

Pertamakali Munah membiarkan tubuh telanjangnya dikonsumsi langsung mata anaknya adalah saat Munah selesai mandi. Munah membalut tubuhnya dengan handuk, namun pantat dan memeknya bisa terlihat dengan jelas. Munah melangkah ke dapur di mana anaknya sedang duduk. Munah pura - pura tak tahu kalau handuknya terlalu tinggi lantas berlaku seperti biasa.

Munah mendengar anaknya hampir tersedak saaat makan. Munah pun tersenyum sendiri. Lantas Munah mendekati anaknya dan menepuk pundaknya, “makanya kalau makan hati - hati!”

“Iya mah.”

Munah penasaran apakah anaknya bisa melihat memeknya. Munah pun mengelus punggungnya, “kamu gak apa - apa kan?”

“Iya mah.”

“Ya udah,” Munah mengambil apel dari meja. Lantas melangkah pelan, agar pantatnya dapat dilihat anaknya.

Keajaiban tingginya handuk yang dipakai mama menjadi hal biasa di rumah. Beni tak menyadari kalau tragedi handuk hanya terjadi saat ayahnya gak ada di rumah.

Akhirnya Munah mulai membiarkan pintu kamarnya terbuka saat dia masturbasi dan atau dikawini anjingnya. Munah tahu anaknya bakal setia di depan monitor menjadi pemirsa satu - satunya, tanpa menyadari keanehan betapa kamar mamanya terbuka. Munah mulai berharap anaknya berjalan memasuki kamarnya.

Detik - detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti. Hari - hari pun terus berganti, dua bulan pun berlalu. Munah tak tahu mengapa anaknya kuat menahan keinginan memperkosa dirinya, mamanya sendiri. Munah tiap hari menggodanya. Bahkan Munah pura - pura tertarik dengan permainan video gamenya.

Sebelum anaknya bereaksi, Munah lantas duduk dipangkuannya. Saat itu Munah hanya memakai celana piyama tanpa cd, serta tanktop. Sedang anaknya hanya memakai celana basket. Munah mulai bertanya tentang permaiannya saat dia rasakan kontol anaknya mulai bangun di bawah pantatnya. Namun Munah pura - pura tak merasakannya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan