2 November 2020
Penulis —  qsanta

Keluarga Maemunah

Sedari awal, Munah tak pernah menatap langsung ke kamera. Namun kini, dia duduk dan menatap langsung ke arah kamera. Tentu Munah tak melambai pertanda menyerah dari godaan setan. Munah tersenyum.

“Mama tahu nak. Mama sudah tahu sejak berbulan - bulan lalu.

“Mama tahu setiap kamu menatap tubuh mama.

“Mama menyadari setiap kamu memeluk mama, menyentuh mama, menghirup tubuh mama, membelai mama.

“Mama hanya pura - pura tak mengetahuinya.

“Karena mama sangat menyukai tiap momennya.

“Mama tak ingin membuatmu merasa malu.

“Mama hanya tak tahu caranya… caranya…”

Munah memalingkan kepala sejenak, lantas kembali menatap kamera.

“Sayang. Mama tahu kamulah yang ada di garasi dulu, saat kita kedatangan teman - teman papa.

“Mama mencintai kamu. Tapi mama tak bisa langsung bilang kalau mama membutuhkan kamu.

“Mama tak mau mengambil resiko merusak hubungan kita.

“Nak, mama mencintaimu. Lebih dari cinta seorang ibu kepada anaknya.

“Mama mencintaimu layaknya seorang wanita mencintai pria. Pria yang mempunyai selera.

“Mama tahu rasa cinta mama tidak sepantasnya dan dilarang agama serta undang - undang.

“Tapi mama tak peduli.

“Mama pun tahu kamu juga mencintai mama layaknya mama mencintai kamu.”

Munah menyeka air mata yang mulai mengalir di pipinya.

“Di awal pernikahan mama dan papamu, mama pernah menyinggung soal keinginan mama tentang hal - hal unik soal seks. Namun papamu merespon negatif. Papamu tak menyukai hal itu, apalagi soal seks dengan anjing. Maka dari itu mama tak pernah menyinggung itu lagi dengan papamu.

“Tapi mama tak bisa menahan diri. Tak bisa menipu diri tentang diri mama apa adanya. Mama menyukai apa yang mama lakukan, dan mama ingin berbagi tentang semua hal yang mama suka kepada seseorang.

“Setelah papamu merasa jijik dengan ide mama soal keunikan seksual, mama merasa mama ditakdirkan untuk sendiri. Untuk tak pernah membicarakan dan atau berbagi soal itu lagi.

“Hingga saat…”

Munah menoleh ke pintu kamar takut suaminya datang, namun tiada yang terjadi.

“Saat pertama mama lihat film yang kamu rekam di komputermu, mama marah. Namun kemudian segala rasa bercampur di hati mama.

“Mama senang saat akhirnya ada yang tahu rahasia kelam mama. Meski tahu rahasia mama, namun tetap menyayangi mama.

“Melihat jumlah video yang ada, mama pun tahu betapa orang itu pun menyukainya.

“Nak, mama tak pernah seterbuka ini kepada orang lain kecuali kepada dirimu.

“Bagaimana bisa kita pecaya seratus persen kepada seseorang, di sisi lain orang itu merasa jijik terhadap kita apa adanya.

“Mama memang mencintai papamu. Tapi kami tak pernah berbagi hal sedalam ini.

“Kamu paham gak. Mama juga telah menyimpan rahasiamu selama ini. Mama tahu kamu suka hal - hal yang tak biasa soal seks.

“Mama tahu kamu suka saat kontol kamu mama sepong dan peju kamu mama telen. Saat kamu cium mama. Saat kamu remas susu mama. Saat kamu masukan jemari ke memek mama.”

Munah meraih kamera dan mengarahkannya ke selangkangan dimana jemari Munah sedang mengorek memeknya.

“Bahkan mama tahu kamu sering berfantasi di sepong mama sementara mama sedang dikawini si Oni.

“Juga kamu ingin mama mengawini kamu di atas sementara susu mama bergerak bebas di atasmu.

“Kamu tahu kenapa mama bisa tahu? Karena mama juga memfantasikan itu.”

Lantas Munah mencium kamera di jam itu.

“Mama mencintaimu Nak.”

Puas mencurahkan isi hati, Munah lantas mandi. Sambil mandi Munah bertanya - tanya reaksi anaknya saat dia melihat rekaman tersebut. Ingin rasanya Munah menghapus videonya, namun tak terlaksana jua.

Munah sedang duduk di sofa, bermesraan dengan suaminya setelah dia menyepong kontolnya. Pintu terbuka dan Beni datang. Munah bangkit dan berlari mendekatinya. Setelah itu anaknya dipeluk munah. Namun suaminya tak beranjak dari sofa.

“Hai nak,” teriak suami Munah dari sofa.

“Mama kangen sama kamu sayang,” kata Munah sambil wajahnya menempel di dada anaknya. Munah merasakan kontol anaknya agak bangun. Lantas tersadar kalau anaknya belum melihat video terbarunya.

“Beni juga kangen sama mama.”

Munah tak ingin melepas pelukannya, tapi Munah juga ingin agar anaknya lekas melihat videonya. Akhirnya Munah lepas pelukan anaknya dan kembali duduk di sofa. Perut Munah serasa diaduk mengetahui anaknya akan segera melihat videonya.

Malamnya Munah tak melihat anaknya. Rupanya Beni sedang mengurung diri di kamarnya menyiapkan untuk esok sekolah. Pun paginya Munah sibuk beraktivitas saat anaknya akan sekolah. Jadi Munah belum memiliki waktu ngobrol lagi dengan anaknya.

Munah merasa gundah, perutnya tak henti seperti teraduk. Sepuluh menit lagi anaknya pulang, namun rasanya lama sekali. Akhirnya Munah memilih untuk melakukan aktivitas sehari - hari. Munah memanggil Oni dan bergegas ke kamarnya.

Munah berbaring dan membiarkan anjingnya menjilati selangkangannya yang masih berbalut cd. Setelah dirasa cukup, Munah lepas celana dalamnya itu. Kini jilatan lidah Oni mencoba masuk lebih dalam. Hidungnya menyentuh itil Munah membuatnya menggeliat dengan mata tetutup. Hingga kemudian Munah merasakan kehadiran seseorang.

Munah tersipu malu. Nalurinya mengatakan untuk mengusir Oni, menyelimuti diri dan lari ke kamar mandi. Namun tak Munah lakukan.

“Mah,” kata Beni sambil tersenyum.

Munah menggigit bibir bawahnya. Gemetar. Cemas. Meski sudah seringkali dia biarkan anaknya melihat, namun baru kali ini anaknya menyapa. Butuh sekedar dari naluri seorang ibu agar Munah tak melepaskan kepala Oni dan merapatkan kakinya.

Beni menunduk dan terlihat gelisah, “maafin Beni soal kameranya mah.”

Munah masih terkejut. Oni tetap menjilati. Munah melihat saat Beni mulai mengangkat kepala dan kini melihat ke tubuhnya. Beni menatap matanya beberapa kali, seolah ingin meyakinkan kalau kehadirannya, tatapannya sungguh tak membuat mamanya marah.

“Kamu suka nonton mama sayang?”

Beni melihat selangkangan mama yang sedang dijilati Oni. Lantas menatap mamanya dan menjawab, “iya mah. Beni suka.”

“Meski saat mama melakukan hal yang terlarang dengan anjing?”

Munah menyadari dengusan nafas anaknya yang mulai tak stabil dan tatapan mata anaknya yang mulai dipengaruhi nafsu.

“Apalagi itu mah.”

Hati Munah berbunga - bunga akibat mendengar jawaban anaknya, “kamu suka liat lidah si Oni jilati memek mama?”

“Ya.”

“Kamu juga suka lihat saat si Oni ngawini mama?”

“Iya mah. Iya.”

Munah hampir orgasme oleh lidah anjing, namun Munah tak mau itu kali ini. Dia singkirkan kepala anjing hingga menjauh. Tangan Munah lantas meraih anaknya dan membuatnya berbaring di kasurnya.

“Mama sangat mencintaimu nak.”

“Beni juga mencintai mama.”

Munah memiringkan kepala hingga bibirnya menyentuh bibir anaknya. Beni diam saja pada awalnya. Namun akhirnya membuak mulut membuat lidah mereka saling berpagutan. Tangan Munah berusaha melepas kemeja anaknya sambil tetap berciuman.

Beni melepas ciumannya, “gimana dengan ayah?”

“Ya dia harus berbagi. Lagian, apa yang tidak dia ketahui tentu takkan menyakitinya.”

“Apa mama gak mencintai papa?”

“Tentu saja mama juga mencintai papamu. Tapi mama juga mencintaimu dengan cara yang lain, yang tak pernah mama berikan kepada orang lain.”

Beni tampak mulai memikirkan kata - kata mamanya. Munah tak peduli dan tetap menghisap bibir anaknya. Beberapa saat kemudian Munah rasakan pantatnya diremas anaknya. Munah lantas bangkit dan melepas busana yang terpasang di tubuh anaknya hingga telanjang. Setelah itu Munah lepas juga semua pakaiannya hingga keduanya telanjang.

Tangan Beni kini meremas susu mama sedang Munah memainkan jari di perut anaknya. Munah ingin memegang dan menyepong kontol anaknya, tapi Munah tak ingin anaknya cepat keluar.

“Kamu tau betapa indahnya kontolmu nak?”

Tangan Munah mengelus wajah anaknya, sedang pahanya dibuka lebar hingga memeknya ada di perut anaknya. Munah mencium Beni, lantas berbisik di telinganya, “kamu juga liar, seliar mama. Iya kan?”

“Iya mah.”

“Kamu suka melihat mama sendiri mengtot dan nyepong anjing?”

“Iya,” erang Beni.

“Terus, kini kamu ingin kontol kamu di memek mama?”

“Oh.”

“Hmm?” bisik Munah. “Kamu ingin ngentot mamamu sendiri?”

“Iya mah,” kata beni hampir berteriak.

Munah menggigit telinga anaknya. Lantas mencium pipinya. Lantas mencium bibirnya. Puas berciuman, Munah duduk di perut anaknya. Setelah itu lantas Munah berlutut di atas anaknya.

“Arahkan kontolmu ke tempat yang kamu mau!”

Beni memegang kontolnya dan Munah perlahan menurunkan selangkangannya. Helm kontolnya perlahan memasuki memeknya.

Sensasi persetubuhan terlarang, hangat dan kerasnya kontol anaknya, serta perasaan penuh cinta bergemuruh di hati Munah. Tubuhnya mengejang dan kepalanya seperti tertarik ke belakang saat orgasmenya datang. Lantas Munah membungkuk hingga berbaring di dada anaknya. Tangannya memegang dada anaknya, Munah puas akan sensasi orgasme yang ia rasakan.

Munah menatap anaknya sambil tersenyum. Mata anaknya tertutup, kepalanya seperti ditekan ke bantal. Sepertinya Beni sedang menahan diri agar tak orgasme cepat - cepat. Lantas Munah mendiamkan pinggulnya hingga kontolnya diam terkubur di memeknya. Tangan Munah bergerilya dari dada anaknya hingga ke rambutnya.

Beni membuka mata dan menatap mamanya, Munah merasakan orgasmenya membuat dinding memeknya serasa mencengkram kontol anaknya.

“Terasa gak nak? Ini yang terjadi kalau kamu buat wanita keluar atau orgasme. Mama langsung keluar saat kontolmu masuk memek mama. Kamu bisa rasakan cengkramannya gak nak?”

Beni menggangguk cepat.

“Normal itu. Untuk membuat kontolmu mengeluarkan peju.”

Munah tersenyum, meraih tangan anaknya dan menempatakn di susunya dan meremas tangan anaknya agar tangan anaknya meremas susunya. “Mama ingin kamu semprotkan pejumu di memek mama nak.” Munah menatap mata anaknya saat dia angkat pinggulnya, lantas dibenamkan lagi. Munah mulai memompa memeknya lagi. “Mama ingin pejumu.

Munah melihat anaknya seperti meringis saat merasakan semburan peju anaknya di memeknya. Beni menghempaskan kepala ke bantal dan berteriak saat orgasme. Semburan peju di memek membuat Munah kembali orgasme. Munah kembali teriak saat pinggulnya bergetar tak karuan.

Keduanya terengah - engah saat mulai tenang kembali. Tubuh Munah berbaring di atas tubuh anaknya. Denyutan kontol anaknya masih dirasakan oleh memek Munah. Telinganya merasakan detak jantung anaknya. Munah bahagia. Munah merasa kepingan dirinya yang selama ini hilang kini telah kembali membuatnya utuh.

Munah mengelus dada anaknya. Munah mengerang saat tubuhnya juga dielus oleh anaknya.

“Beni cinta sama mama.”

Baru kali ini Munah merasakan kedekatan yang sangat amat dalam dengan seseorang. Hubungan terlarang ini bahkan membuat Munah merasa makin dekat lagi dengan anaknya, cintanya. Kerahasiaan ini membuat hubungan keduanya makin erat, yang mungkin takkan dimengerti oleh sebagian besar umat manusia.

Kontol anaknya akhrinya lepas dari memeknya. Digantikan dengan remasan halus tangan anaknya di susunya. Munah bangkit dan mencium bibir anaknya yang langsung dibalas.

Keduanya sedang bermesraan di ranjang saat Munah mendengar suara pintu depan terbuka. Munah hanya bisa tersenyum melihat anaknya panik, mengambil pakaian dan lari dari kamarnya. Sedang pakaian Munah diambil dan ditaruhnya di tempat cucian. Munah berusaha bertingkah senormal mungkin, meski memeknya masih merasakan kenikmatan sisa - sisa orgasme.

Beberapa hari ke depan, Munah dan anaknya mulai memakai istilah ‘happy hour,’ yaitu saat mereka berduaan di rumah sebelum suami Munah pulang. Saat happy hour itu, Munah sibuk kawin, baik dengan anaknya maupun dengan anjingnya.

Ajaibnya, suami Munah tak pernah menyadari apa yang terjadi. Saat dia bersenggama, di memek Munah masih terdapat sisa - sisa peju anaknya.

Namun kemudian, ‘happy hour’ tak lagi mereka rasakan cukup. Munah mulai merasakan keberanian anaknya muncul. Saat suaminya di rumah, terkadang sambil jalan, tangan anaknya meremas tubuh Munah. Terkadang rok Munah disingkap ke atas sementara suaminya sedang duduk minum kopi di sofa. Bahkan saat malam, anaknya menyelinap sementara suaminya tidur di sebelahnya.

Kini, Munah mengganti kasur di kamar anaknya. Dari yang tadinya kasur single menjadi kasur double, atau dua kali ukuran sebelumnya. Untungnya Munah tahu, suaminya kalau sudah tidur susah dibangunkan. Maka dari itu, setiap anaknya datang, Munah langsung beranjak ke kamar anaknya untuk dikawini anaknya.

Munah tahu, kawin sama anaknya di saat suaminya ada di rumah sungguh beresiko. Tapi Munah justru menikmati sensasi penuh resiko itu. Dan juga Munah tak dapat menolak tubuh anaknya yang sangat menarik perhatiannya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu