2 November 2020
Penulis —  Ahnduk

Guru Ngaji Ryan

Dina telah duduk di kursi meja makannya. Setelah menaruh sayur dan lauk, ia lalu mengambilkan nasi untuk suami dan anaknya yang masih kecil. Makan bersama memang sudah menjadi tradisi di keluarga dina sekeluarga. Tempat biasanya keluarga bercerita dan mengeluarkan keluh kesahnya. Di momen seperti inilah dina akan mengutarakan niatannya agar bisa menjauhkan pak rizieq dari keluarganya.

“Tadi ngajinya gimana sayang” kata hendra

“Sukaa yah aku suka pak rizieq soalnya lucu orangnya”

Saat anak bungsunya menyebut kata pak rizieq batin dina menjerit jerit karena orang tersebutlah yang menjerumuskan dina ke lubang zina yang begitu kotor, gelap dan berdosa. Dina sebetulnya sungkan mengatakannya terlebih ia takut salah kata apalagi anaknya begitu menyukainya. Dengan segenap keteguhan hati dina mencoba memberanikan diri

“Sayang apa gak mau ganti guru ngaji, temennya kak rania juga lucu loh” kata dina penuh harap

“Gak mau mamaaa, ryan suka pak rizieq gak suka ganti ganti”

Melihat gelagat istrinya yang menolak kehadiran pak rizieq. Hendra angkat biacara

“Mama kenapa sih kok gak suka pak rizieq?” Keluh hendra

Dina bingung bicara apa Pasalnya pembicaraan pergantian guru ngaji ryan sudah dibicarakan pertemuan sebelumnya. Hendra jelas menolaknya karena rasa berutang budi yang tinggi. Pria itu benci bila mentornya tidak dimuliakan. Bukankah memuliakan guru adalah ibadah begitu batinnya. Dina akhirnya mulai bicara.

“Bukan begitu pa, cuman pak rizieq kan sakit apa sebaiknya gak diganti sementara dulu” kata dina mencari alasan

“Pak rizieqnya itu bilang sanggup ya sanggup ma. Udah gak usah banyak alasan”

“Iyaa maa jangan ganti pak rizieq” pinta anaknya

Dengan perasaan kalah. Ia akhirnya menurut kepada kehendak suami dan anak anaknya. Dina yang murung pun melanjutkan makan malamnya.

“O iya ma besok kan syukuran kehamilannya risa, papa pengen ada kultum. Kita panggil pak rizieq saja ya ma” kata hendra

Dina tersedak dan batuk batuk. Kalimat terakhir berhasil membuat jantung dina berdebar debar

“Biar mama akur sama pak rizieq, mama aja yang menghubungi deh” lanjut hendra

“Tapi pa” kata dina yang terlanjur bersuara

“Udah biar kalian akur, aku heran ada apa sih dengan kalian”

Dina mengangguk saja agar hendra tak menyelidiki lebih jauh. Sayur dan lauk terasa sangat hambar di mulut dina. Karena ia akan menelpon orang yang sangat dibencinya.

---

Tutt

Tuttt

Tuttt

Ctangg

Suara panggilan ditolak

Dina berharap harap cemas sambil memegang smartphonenya. Dengan langkah gemulai ia bergerak kesana kemari untuk menghilangkan kegelisahannya. Dina berharap pak rizieq tidak pernah mengangkat telfonnya sama sekali. Dina sangat malu setelah diperkosa justru dina malah yang menelpon orang bejat tersebut.

Dasar bodoh batin dina berkata. Bisa bisanya hendra menyuruhnya menelpon pak rizieq. Bagi hendra pak rizieq adalah orang baik tapi bagi dina semua itu hanya ilusi semu.

Dina akhirnya pasrah dan tidak mencoba menelfon kembali. Sampai hp nya berbunyi dan nama yang menelpon membuat jantung dina meloncat.

“Assalamualaikum” kata dina merdu

“Suara kamu merdu sekali manis, ada apa? Kamu minta lagi” kata pak rizieq dengan nada melecehkan

“Jangan gila pak” kata dina marah namun mengecilkan suaranya karena suaminya ada di belakangnya

“Aku cuma bilang besok mas hendra besok butuh bantuanmu”

“Bantuan? Bantuan apaa? Kalau bantuan ngentoti istri dan anak anaknya aku mau hehehe” goda pak rizieq

Dina sangat kesal dan sangat ingin menampar orang tersebut. Namun ia harus berusaha sopan agar suaminya tidak curiga

“Sudahlah pak hentikan, bapak pasti tahu besok”

“Oh yaa kalau begitu aku besok kamu mau pakai pakaian muslimah yang cantik, ketat dan jangan pakai bh sama celdam ya”

“A-pa bes-sok jangan pak besok itu syukurannya risaa dan bapak gak berhak mendikte pakaian saya, cuman hendra yang berhak” kata dina ketakutan

“oo syukurannya anakmu yang lagi hamil itu, menarik sekali. Kalau kamu tidak mau tidak papa, asal jangan salahkan aku ketika pulang nanti anakmu bernasib sama sepertimu heheh. Semua tergantung kamu nduk”

Dina menitihkan air mata. Ancaman pak rizieq begitu nyata dan mengintimidasi. Dia tahu bahwa ia akan diperbudak seperti ini. Harga dirinya hilang ditelan takut dan nafsu yang akan didapat

Dengan satu desahan pelan dina berkata

“Baiklah pak, akan saya lakukan”

“Nahh gitu dong baru pintar, yasudah aku pergi tidur dulu assalamualaikum” kata pak rizieq

Dina segera mengelap air matanya agar tidak ketahuan suaminya dan anaknya. Saat akan tidur. Hp nya berdering lagi. Ternyata pak rizieq telfon lagi. Dengan sigap dina mengangkatnya sambil suara agak tinggi

“Ada apa lagi pak”

“Ndukk tolong pap Tetekmu ya, bapak pengen coli dulu sebelum tidur. Kirim lewat Wa aja”

Dina mendengus kesal

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu