2 November 2020
Penulis —  Ahnduk

Guru Ngaji Ryan

Narto garuk garuk kepala karena bingung di satu sisi dina hanya diam terpaku dan enggan memulai aksi yang telah diperintahkan pak war tadi. Pak war ikut kesal lalu ikut menjelaskan

“Jadi gini mas narto, kekurangan pembayaran korannya diganti sama mas narto boleh mencium, mengelus dan meremas tubuh bu dina selama 1 menit”

Narto orang kampung tersebut terperanjat kaget. Antara ragu campur sange bercampur jadi satu. Saat pertama kali datang ke kediaman hendra. Dia sangat mengaggumi kecantikan luar dalam yang dimiliki oleh dina. Selain sikap yang ramah tubuh dina juga sangat seksi di mata narto dan semua itu masih ditambah dengan payudara bulat sempurna yang terlihat karena jilbab sedikit tersingkap sangat jauh dibanding istri narto di rumah.

“Y-yang benner pak” kata narto tergagap

“Iyaa bener kamu tahu gak soal asset terkenal di kota itu, ya ibu dina salah satunya”

Dina sangat sakit hati pada pak war karena dengan mudah membocorkan pekerjaan rahasia dina. Dia memang sengaja menjual murah harga diri dina ke orang orang sekota agar bisa dicicipi tubuhnya. Mau bagaimana lagi bila tidak dilakukan. Pak war dengan anak buahnya bisa mencelakai dirinya.

Selain sakit hati, dina juga merasa risih karena narto sempat curi curi pandang ke arahnya. Bahkan dina melihat gundukan di celana narto yang sudah mulai membesar. Dina tahu kalau narto adalah pria kampung yang baik namun malu juga kalau harus bercumbu dengannya walau 1 menit. Dina berharap narto menolak tawaran pak war dan mengikhlaskan korannya

Nafsu dan nurani sedang berperang di hati narto. Baginya ini pengalaman sekali seumur hidup walaupun tidak ngentot tapi meremas tetek dan mencium bibir sensual bu dina itu sudah cukup. Apalagi kalau membayangkan bu dina adalah asset. Wahh berapa laki-laki sudah menidurinya. Kontolnya semakin keras karena menimbang nimbang.

“Gimana mas narto?”

“Saya mau bu dina” kata narto tegas dan jelas

Pak war hanya tersenyum saja melihat narto. Memang siapa yang menolak kalau dikasih kesempatan seperti ini. Dina hanya menunduk kecewa dan duduknya ia dekatkan ke mas narto.

“Dinaa ayoo dong INISIATIF, mas narto itu mau mainin susu kamu masak kamu pakai baju gitu. Buka dong bajunya”

Dengan ragu dina membuka bajunya. Dia melihat mata narto sudah melotot melihat gundukan indah tersebut. Dia sangat kecewa ternyata orang yang ia anggap baik, punya nafsu terkutuk pada dirinya. Satu persatu kancing dina terbuka, narto memperhatikan dengan sangat khusuk pakaian dina tersebut. Sungguh pertunjukkan indah dan merangsang birahi.

Seluruh kancing telah terbuka. Liur narto tak pernah berhenti menetes melihat perut rata dan payudara sentosa tersebut, masih terbungkus BH pink saja sudah seperti ingin di remas apalagi kalau terbuka. Dina berusaha tegar dan mengatakan hal memalukan dalam hidupnya

“Mass ini susu saya” kata dina

Dina menyerahkan tubuhnya ke loper koran untuk dijamah jamah!!!. Tangan narto naik ragu ragu. Dina berharap narto mengurungkan aksinya. Toh walau tangan narto naik ragu ragu sampai juga di payudara dina

“Ahhhhh mass” desah dina terkena hangatnya tangan narto. Tubuh dina sangat sensitif akhir akhir ini. Libido dina mulai naik di saat bersamaan tangan narto bergerak meremas lembut payudara dina. Sensasinya luar biasa bagi narto. Bagi narto enak sekali meremas susu dina karena kenyal padat dan pas di tangannya.

Dina mulai ikut terbawa birahi juga lama kelamaan mendesah karena permainan tangan narto yang membawa kenyamanan. Karena malu mengeluarkan desahan berirama. Dina memalingkan wajahnya agar tak menatap narto langsung

Pak war ikut senang melihat dina sudah mulai binal dengan sendirinya. Tak terasa melihat pemandangan erotis tersebut pak war mulai mengocok kontolnya lembut dibalik celana, melihat kedua insan berbeda status sosial tersebut saling menikmati satu sama lain, ia berkata.

“Gimana susunya bu dina mas narto, enak”

“Enakk pak lembut dan kenyal” kata narto sangat antusias

“Mulai sekarang mas narto ga usah takut, kalau ada bu dina lewat sini langsung sikat saja. Saya yang akan menjamin kalau bu dina berontak”

Mendengar persetujuan dari pak war. Narto langsung beringas. Ia menyosorkan bibirnya langsung ke mulut dina. Dina sangat tidak siap dengan serangan dadakan tersebut. Dina hanya bisa pasrah saat mulut bau rokok tersebut sedang merajai mulutnya. Apalagi lidahnya seperti ingin dikaitkan dengan lidah dina.

Tangan narto tidak tinggal diam. Ia membuka bh dina dan meremas pentil yang tak berproteksi tersebut. Narto senang karena payudaranya mencuat tanda bahwa dina terangsang.

“20 detik lagi mas narto” kata pak war sambil melihat jam

Narto yang tergupuh menyudahi ciuman mesranya. Dina kini bisa sedikit bernafas lega. Kemudina narto menciumi tubuh dina dari leher sampai turun menuruni perut. Tubuh dina bergetar karena foreplay narto begitu enak namun ia malu mengaukinya

“Hmmpphhhmhpphh” desah dina tertahan

“10 detik lagi narto”

Narto langsung melakukan gerakan terakhirnya. Walau tak dapat memek, setidaknya ini juga menjadi impian terbesarnya. Dia langsung menyusu pada payudara dina yang tak terproteksi. Dina mengeluh keras karena nafsu birahi. Mulut hangat narto benar benar mengoles oles payudaranya yang mengeras dengan sempurna.

Narto juga keasyikan menyusu ternyata dina masih mengeluarkan asi. Mungkin jamu mahal khusus orang kaya lah yang membuatnya jadi begitu. Sungguh manis dan menyenangkan. Bila narto tahu kalau dina juga basah. Maka entah dimana lagi harga dirinya

“Waktu habis” kata pak war

Seketika narto dan dina saling berjauhan. Dina lalu menutup ketelanjangannya dengan bajunya. Narto dan dina sama sama seperti habis lari marathon walau ac mobil sudah disetel paling dingin tetap saja mereka berkeringat.

“Sekarang mas narto boleh pulang dan ini uang buat mas narto” kata pak war

Dina begitu kesal dijaili pak war. Kalau punya uang kenapa tidak dari tadi diberikan. Pak war sengaja agar dina dan narto saling bercumbu. Narto pun keluar dari mobil lalu pak war melanjutkan perjalanan ke kampus. Saat melihat wajah dina yang masih lemas karena birahi yang belum tuntas. Pak war mulai berkata

“Dina kalau kamu saya kasih kesempatan ngentot sama narto kamu mau?”

“Mohon maaf pak saya bukan pelacur”

“Hahahahaha, itu baru mahasisiwi bispakku”

Mahasiswi bispak bernama dina

---

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu