2 November 2020
Penulis —  Ahnduk

Guru Ngaji Ryan

Muka dina sangat malu. Wajahnya memerah bagaikan udang rebus yang telah masak. Sangat malu hatinya karena dia menjajahkan susunya yang sedikit berkerut namun kenyal pada tukang nasi goreng langganan kantin kampusnya. Dina ingin menyudahi hal itu tapi seperti ada rangsangan dalam hatinya yang membuatnya tambah semangat untuk mempertontonkan segala kemolekan tubuhnya ke orang orang.

Pak sardi yang mendapat rezeki nomplok tersebut ya ngaceng ngaceng saja melihat dengan seksama ketika ibu dina yang terhormat melacurkan tubuhnya demi nasi goreng. Suasana kantin yang sepi dan pak war yang mengawasi membuat diatas angin sehingga ingin segera menyantap istri dari pak hendra yang dihormati juga di kampus tersebut.

Kemeja dina terbuka lebar. Akses ke payudara, perut dan pusar terbuka lebar. Sekali lagi dina harus menanggung malu karena payudaranya mengacung tegak padahal belum diapa apain pak sardi. Tubuhnya menjadi aneh semenjak menjadi lonte aset pak war. Sepertinya tubuhnya binal walau sedikit hatinya menolak.

Pak sardi yang tak sabar memeluk dina keras dan menempelkan susu empuk dina ke dadanya. Pak sardi menyeringai karena tahu dina sedang terangsang dan membuang muka. Bau tubuh pak sardi memang bau daging dan bau bawang maklum orang pasar dan jarang mandi. Dengan perasaan berkuasa diciumnya pipi dina yang sedang kebingungan tapi nafsu

“Uuhhh pakkk sabar dongg” kata dina

“Maniss tubuh ibu dinaa saya suka, slurpp”

“Iuhh pakk jorokk jangan pakai lidah”

Pak sardi menjilat jilat dan mencucuk wajah dina bagai permen. Emang nafsuin wajah dina saat itu dengan make up biasa aja tapi memancarkan wajah cantik STW nya. Pak war puas melihat dina dijilat jilat oleh buruk rupa seperti sardi. Tak terasa ngaceng juga lihat dina dieksploitasi

“Pak sardi saya mau nanya”

“Iyaa pakk apaa?”

“Bu dina kalau beli nasi goreng suka utang gak pak?” Kata pak war sambil mengedipkan mata

“Oo iyaa lonte ini nakal banget suka utang, kemaren saja gak bayar”

Dina paham maksud pak sardi tersebut. Tapi bagi dina itu sungguh keterlaluan karena dina waktu itu tidak bawa dompet dan memang tidak bisa membayar namun kata pak sardi mengikhlaskannya. Eh ternyata malah alasan tersebut yang dimanfaatkan. Sungguh bejat

“Ihh kan katanya ikhlas pak”

Plakkk

Ternyata pak war menampar dina keras sekali sampai dina terdorong. Dina tidak menyangka pak war kasar sekali hari ini. Dina sampai mau menangis

“Dasar ibu lonte gak tahu diuntung, udah memeknya dibikin enak, dibayar masih aja ngutang. Dasar pecun sombong. Mulai sekarang bersikap sopanlah sama pak sardi. Turuti dia. Layani dia seperti hendramu yang sombong itu” kata pak war bengis

Dina mengangguk saja sambil menangis. Dia sekali lagi dipermalukan oleh pak war

“Pak sardi kalau sampai lonte ini gak mau bayar. Langsung entot saja kalau perlu samperin ke rumahnya. Kalau gak mau hubungi saya saja” tambah pak war

“Hehe siap pak” pak sardi tertawa mesum

“Sekarang ayo kita hukum lonte ini buat nasgor kemaren”

Dina sangat ketakutan. Dina akan melayani dua orang sekaligus semenjak peristiwa di bus dia sangat trauma di gang bang apalagi kontol pak war yang tahan lama. Dina pasti tersiksa. Pak war mendekat ke mangsa yang tidak berkutik. Dia angkat tubuh dina dan ia kunci tubuhnya dari belakang sehingga dadanya membusung.

Duarrr arhhhhhhh

Dina merasakan sensasi luar biasa. Mulut berkumis pak sardi justu sangat enak dan nyaman menari nari di tubuhnya dan bokongnya seperti membuka agar kontol pak war bisa masuk. Kenapa dina bisa sebinal ini? Hendra pun tak pernah menyentuh atau menggesek bokong sekalipun.

Tapi enakk sekali bagi dina dan kedua lelaki tuna susila tersebut. Apa nasi goreng tadi diberi obat perangsang?

Aksi mesum pun berlanjut pak war membuka sempak dina sebagai pertahanan terakhirnya. Dia mengangkat dina dan mengarahkan kontolnya ke pantat dina dengan posisi dipangku sedangkan pak sardi mengarahkan kontol ke memek dina yang tercukur rapi tersebut. Dina paham dia akan diserang dari dua arah dia menggelengkan kepala dengan keras karena pasti sangat menyakitkan

“Jangannn pakhh jangannn”

Tapi blesss

Anus isi kontol

Memek juga isi kontol

Dina menjerit kesakitan karena dua lubang belum terlumasi

“Ahhhhhh sakitttt”

Pak war lalu menutup mulut dina rapat dan mulai menggenjot sedangkan pak sardi tetap menjilat jilat tubuh dina. Sodokan demi sodokan membuat lama kelamaan dina rileks dan justru malah keenakan. Dina seperti pelacur berjilbab yang diserang dua pria renta dimana setiap lubang kenikmatannya haus akan kontol

Sodokan demi sodokan berlanjut

Pak war dan pak sardi juga merasakan keeenakan dan puas. Lalu sampai tibalah mereka orgasme dannn

Crottttt

Croottt

Sperma tumpah ke anus dan memek dina. Ia tergelepar dan pak war pak sardi tertawa terbahak bahak

.. mmhahhhh…

BERSAMBUNG

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu