2 November 2020
Penulis —  Ahnduk

Guru Ngaji Ryan

Tangan pak handoko melambai pelan dan hinggap juga pada dada ibu cantik dina. Dengan semangat ia meremas remas dada yang selalu membuatnya ereksi akhir akhir minggu ini.

Dina menjadi sedikit terangsang melihat kelakukan pak handoko. Pasalnya perlakukan awalnya begitu enak dan tenang tidak seperti pak war atau pak rizieq. Semua demi memenuhi wasiat.

“Ahh uhmm uhmm, bapak kok nakal sih menantunya di mesumin”

“Habisnya dina, lihat video videomu di hp bikin bapak sange berat”

“Kamu sudah main sama berapa lelaki?”

Dina berfikir dan menimbang-nimbang. Ia tidak tahu persis berapa jumlahnya karena di setiap kesempatan orang mau melecahkannya dina selalu melayaninya dengan baik.

“Ahh lupahh pakhh” kata dina mendesahh lebar karena pak handoko mengobok vaginanya

“Yasudahh, ini tolong kontol bapak kedingingan.”

Dina yang sudah horny menurut saja. Lalu menuju ke tonjolan yang sedari tadi membuat risih dirinya. Pertama ia elus elus tonjolan tersebut lalu ia remas pelan. Pak handoko hanya bisa batuk-batuk karena servis tangan dina begitu enak.

Kemudian dina membuka celana tidur mertua dan mengeluarkan isinya.

“Astagfirullah pakk”

Kontol pak handoko besar sekali. Mungkin tidak lebih besar dari pak war namun lebih berurat dan tebal. Ada rasa jengah yang muncul dari dalam dirinya. Namun karena sudah terlanjur. Akhirnya dina mengurut urut penis tersebut.

“Akhh dinaa nakal sekali kamuu” kata pak handoko

“Iyaa pakk biar bapak kalau sudah gak ada. Gak kepikiran”

Dina memutar mutar kontol berurat tersebut sambil sesekali meremas kantungnya. Entah mengapa dina menjadi seperti ini mungkin karena sering diperkosa dan melayani lelaki akhirnya instingnya bergerak sendiri.

“Uhh uhh uhh ahh” kata pak handoko tak bisa berkata kata

Dengan nakal ia ingin sekali menyepongnya. Biar cepat selesai katanya.

“Hmm, boleh saya hisap?” Kata dina dengan muka memerah

“Silahkan sayangkuuu”

Blupp.

Memang hanya setengahnya namun pak handoko sudah terbang ke surga. Mulut dina benar benar enak. Istrinya pun tak akan membawa sensasi seperti yang diberikan dina. Ya dia menantunya.

Slurpp slurpp slurpp slurppp. Hisapan hisapan dina begitu telaten dan penuh pengalaman. Dina sudah menyerah. Ia sudah benar benar kotor dan hina buat apa kembali lagi. Tidak bisa, kontrak aset tersebut mengikatnya seumur hidup.

Bila ada lelaki yang menginginkannya ia rela untuk ditiduri. Ia rela untuk merasa diperkosa bila rekuesnya demikian. Ia rela diapakan saja oleh lelaki mesum di penjuru kota.

Asal

Hendra tak tahu

Slurpphhh. Ketika akan mencapai klimaks. Pak handoko tiba tiba sangat bertenaga dan menidurkan dina dengan keras. Secepat kilat rok panjang dan celana dalam dina disobek. Beruntung rok panjangnya bisa dipakai untuk pulang. Ia mengarahkan kontolnya ke memek dina

“Ughhh pakkk” desah dina manja

“Aku entoti kamu menantuku”

Bagai kuda jantan. Tenaga menghentak pak handoko begitu liar dan cepat. Seperti selama ingin menuntaskan nafsu yang terkungkung. Dengan liar kontol tersebut masuk dan keluar dengan cepat. Dina hanya bertahan akan sakitnya diawal namun menjadi nafsu ke belakang.

“Auhh ahh auhh ahh dasar menantu nakal”

“Enggakkhh pakk aku bukann”

“Ah ahh ahhhhhhjhhh”

Hampir keluar

Hampir keluar

Hampir keluar

“Ahh ahh bapak suka sekali kamu dinaa”

“Ahhh ahhh iya saya juga sukaaahh”

Crottt

Crettt

Mereka klimaksi bersamaan. Pak handoko jatuh menimpa dina yang terlentang. Raut kepuasan nampak dari wajah mereka berdua. Dengan sisa tenaga pak handoko mencoba mencium pipi dina.

“Din, mau nanya”

“Njeh apa pak”

“Apakah hendra tahu kamu jadi begini”

Dina lalu menutup mulut pak handoko dengan telunjuknya

“Sstt pakk ia gak boleh tahu”

Pak handoko hanya tersenyum lalu mereka bergumul satu ronde lagi

---

“Fiuhh akhirnya selesai” kata dina merentangkan tangan

Hari ini memang melelahkan karena habis beres beres. Setelah kejadian di rumah sakit entah mengapa dina menjadi lega dan sedikit lelah. Tinggal menunggu waktu saja pak handoko dijemput ajalnya

Suara hp bergetar. Dina lalu melihatnya. Oo dari suaminya ternyata. Ada kabar apa sampai ia menelpon begini. Apa pendidikannya ada masalah?

“Assalamualaikum maa”

“Walaikumsalm pahh, ada apaa?”

“Mau kasih kabar bahagia mama”

“Ada apa sayang”

“Gini setelah beberapa hari ini keadaan bapak semakin lama semakin sehatt. Dokternya juga bingung bapak pulih cepat sekali. O ya dan bapak bisa keluar rumah sakit akhir akhir ini”

Dina kaget setengah mati. Ia terdiam beberapa saat. Ternyata wasiat itu hanya akal - akalan pak handoko. Kalau ia sembuh pasti dina akan diperbudak lagi. Semua pemikiran itu membuat memeknya menjadi basah.

“Maa.. maama halo kok diam?”

“Alhamdulillah kalau gitu paa”

“Yasudah kalau gitu”

Dari dalam sudut terdalam dina. Ia berkata “dasar orang tua mesum”

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu