2 November 2020
Penulis —  Ahnduk

Guru Ngaji Ryan

pak handoko

Dina mundur dua langkah sambil menutup mulutnya agar tidak teriak. Ia kaget dan marah karena bapak mertua yang ia hormati ternyata memiliki nafsu hewan kepadanya. Terlebih lagi itu dilakukannya saat ia sakit keras. Nalar dina berjalan. Beliau berbeda dengan pak war atau pak rizieq karena setahu dina beliau bukan tipe mertua yang jahat walau suka usil.

“Bapak.. wasiatnya kok gitu sih, bapak apa tidak salah ucap?”

“Enggak din bapak gak ngantuk atau ngelantur. Bapak masih sadar walau uhukk uhukk. Bapak tahu ini sudah mendekati waktunya, bapak harus tahu rasanya din biar bapak tenang”

Lutut dina lemas mendengar hal tersebut. Dari sorot matanya dina tahu sekali kalau ayah mertuanya itu serius. Seketika jantung dina berdegup kencang semenjak menjadi asset pak war. Dina suka membayangkan hal terlalu jauh bila ada laki laki selain suami yang suka atau ingin menidurinya. Dina kesal sekali sama tubuhnya waktu itu walau hatinya masih milik hendra tapi nampaknya tubuhnya juga penasaran akan penis mertua.

“Dosa loh pak, kunci hati tenang itu ibadah pak. Lagipula saya istri anak bapak hendra saya tidak bisa menghianatinya”

Pak handoko nampak kecewa karena ditolak dina

“Yasudah kalau kamu tidak mau. Ternyata baktimu kepada orang tua suamimu cuman segitu segitu saja. Aku kini tidak peduli mau hidup atau tidak. Aku hanya bilang kepada hendra kalau kamu masih tidak punya sikap baik kepada keluarga”

Mata dina melotot kepada orang tua tidak tahu diri itu. Setiap kata yang ia keluarkan menusuk dan meresap hati dina. Sebenarnya kasihan juga dina melihat ayah mertuanya cemberut seperti itu. Nampaknya dia benar benar pengen ngentot dengannya. Toh dina sudah kotor dan bentar lagi tidak akan bertemu beliau.

Di saat yang bersamaan ia juga jengkel. Ia juga takut diadukan kepada hendra. Suaminya sangat benci orang yang tidak sayang keluarga

Setelah menimbang nimbang akhirnya keputusan pun tiba

“Bapak serius ingin menyetubuhi saya?”

Mata pak handoko bersinar nampaknya taktiknya berhasil.

“Tentu saja dina, saya serius, uhukkk uhukk”

“Apa bapak bisa jaga rahasia dari hendra”

“Kalau itu siap sedia. Lagipula aku tidak tahu bertahan berapa lama lagi uhukkk uhukk”

“Tapi tapii, pikirkan lagi pak dosa yang bapak tanggung. pikirkan perasaan anak bapak ketika istrinya digauli bapaknya” kata dina malu malu saat kata “bapak”

“Lagi pula saya mau jadi nenek pak. Apa menariknya tubuh saya ini”

“Udah kamu gak usah pikir dosa. Aku tahu resikonya biar bapak yang tanggung. Aku juga yakin hendra akan lebih marah kalau istrinya tidak berbakti pada ayahnya” kata pak handoko

“Bapak sejujurnya penasaran sama inimu dinaa kok tambah besar” kata pak handoko sambil tangannya merayap di dada dina kemudian meremasnya

“Ahh pak, cukup” kata dina melepaskan

“Jadi gimana jawabanmu?” Kata pak handoko

Dina berfikir sejenak sekitar 2-3 menit. Mempertimbangkan baik dan buruknya atau lebih tepatnya senonoh atau tidaknya perbuatan mereka kelak. Nampaknya pak handoko menang kali itu. Dina yang menarik nafas panjang lalu bicara

“Baiklah saya akan melayani bapak tapi tunggu sampai semua sanak keluarga yang menunggu di luar pulang semua ya pak”

“Baiklah menantuku yang pengertian hehe” kata pak handoko mencolek dagu dina

“Ishh pak” kesal dina

Dina lalu keluar ke ruang tunggu. Disana banyak sanak saudara yang telah menunggu. Khawatir akan kondisi sang pasien dan juga penasaran wejangan apa yang diberikan ke keluarga tersebut. Tentu saja dina tak cerita sejujurnya karena bisa skandal. Lama kelamaan sanak familiy sudah pulang. Dina meminta izin suster untuk menjaga ayah mertuanya sehingga bisa tinggal di rumah sakit.

“Memang anda menantu hebat bu” celetuk seorang suster

Dina hanya menjawab sekenanya. Suster itu tidak tahu bahwa titel menantu hebat tersebut membebani pikiran dina. Jawabnya simpel. Menantu mana yang rela memasukkan kontol mertua dalam dalam ke memeknya. Sungguh hina

Dina berjalan pelan menuju kamar tersebut. Ia masuk lalu mengunci pintu agar orang tidak bisa masuk dan menghentikan adegan di dalamnya

Dina yang tegang lalu berucap

“Bapak sudah siap?”

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu