2 November 2020
Penulis —  bayanghitam

Bapakku Ingin Nyusu Lagi

Lanjutan 5.

Kini aku dan ibukku sudah didalam kamar ibukku. Kulihat ibukku mau naik keranjangnya, namun sebelum naik aku tahan ibuk. jadi kini aku dan ibukku berdiri saling berhadap hadapan. Dan sengaja aku mempermainkan ibukku biar ibukku semakin terbakar birahinya.

“Kok nahan ibuk Wan, ibuk ingin tidur lo” Ucap ibuk sambil memandangku.

“Tidur apa tidur buk” Godaku ke ibuk.

“Ya mau tidurlah nak, mau ngapain lagi” Ucap ibukku.

“Ya sudah ibuk tidur sana” Ucapku sambil jariku memilin itil ibuk.

“Ibuk nggak mau tidur aahh” Ucap ibuk sambil mendesahmendesah, keenakan kali ya ibukku ini saat itilnya aku pilin pilin.

“Lo katanya tadi mau buk kok sekarang nggak sih, dah ibuk tidur ya sayang” Ucapku menggoda ibuk dan jariku masih memilin milin itil ibuk.

“Ah ah.. ibuk nggak aihh nggak mau tidur Wan, Wan aih enak Wan” Ucap ibuk sambil mendesah desah.

“Buk.. tempekmu dah basah kuyup buk” Ucapku sambil memasukan 2 jariku kelubang tempek ibuk dan crak crak crak ku tusukan 2 jariku keluar masuk mengocok tempek ibuk dengan cepat.

“Aih nak agh agh dasar anak nakal vagina ibuk e dikocok kocok pake jari ah ah kurang ajar kamu nak aih” Ucap Racau ibuk sambil mengerang erang keenakan, dan aku terus mengocok tempek ibuk dengan cepat dan kurasakan tempek ibuk berkedut kedut ingin klimaks dan langsung saja kucabut jariku dan tentu saja membuat ibuk kecewa karena gagal lagi meraih klimaks.

“Kamu benar benar anak b*jingan kamu Wan hik hik, sukanya mempermainkan ibuk hik hik, Tega kamu Wan ke ibuk hik hik hik, dasar anak kuraang ajar” Ucap ibuk penuh kekesalan disertai tangisannya sambil memukul mukul dadaku.

“Ibuk sange ya, pengen klimaks ya” Godaku tak mengubris kekesalannya padaku.

“Tega kamu Wan ke ibuk, kamu sukanya mempermainkan ibuk hik hik hik” Ucap ibuk yang masih menangis dan masih memukul pelan dadaku, sambil mendongak menatapku.

“Cup cup cup jangan nangis ya ibukku sayang, Tenang nanti Wawan kasih ibuk klimaks kok, Tapi Wawan ingin buat ibuk klimaks pake kontol Wawan bukan dengan jari Wawan buk” Ucapku menenangkan ibuk sambil kuseka air mata ibuk.

“Bohong, pasti kamu mau ngerjain ibuk lagi iyakan” Ucap ibuk sambil menatapku dengan tatapan sayu.

“Nggak bohong ibuk sayang, tapi Wawan ingin ibuk patuh dan nurut ke Wawan” Ucapku sambil memainkan itil ibuk lagi.

“Ibuk kurang nurut dan patuh apalagi Wan, kamu motong daster ibuk ibuk diam kan, kamu nyuruh ibuk nyukur rambut kemaluan ibuk ibuk turuti, kamu grepe grepe ibuk ibuk diam saja, kurang nurut apalagi sih nak ibuk ke kamu, bahkan kepatuhan ibuk sama kamu melebihi kepatuhan ibuk ke bapakmu Wan, masih kurang patuh kah ibuk padamu Wan” Ucap ibukku sambil menatapku sayu.

“Masihlah buk” Ucapku dan jariku masih memilin itil ibuk.

“Katakanlah Wan pasti ibuk turuti kemauan kamu asal kamu nggak lagi mempermainkan ibuk” Ucap ibukku.

“Ibuk kurang jorok aja ngomongnya, jadi Wawan mau ibuk nggak usah malu malu lagi bilang yang jorok jorok ke Wawan” Ucapku.

“Maksudnya apa Wan, ibuk nggak paham” Ucap ibuk dengan raut wajah kebingungan.

“ini namanya apa buk” Ucapku sambil mengobel ngobel tempek ibuk.

“kemaluan ibuk atau vagina Wan” Ucap ibuk.

“Ini tempek buk dan punya Wawan kontol, tapi kalo punya bapak titit karena punya bapak mungil, kalo punya Wawan gedhe jadi kontol namanya, nah ibuk harus sering sering bilang kontol dan tempek saat kita lagi berduaan, paham ibukku sayang” Ucapku sambil menepuk nepuk tempek ibuk.

“Ya ibuk paham, kamu benar benar anak kurang ajar ya Wan, minta ibuknya patuh sama anaknya sendiri” Ucap ibuk sambil tersenyum nakal.

“La ibuk mau nggak patuh sama Wawan” Godaku sambil menjepit hidung ibuk lalu kugoyang kekanan kekiri saking gemasnya ke ibuk.

“Sakiiit Wan tega bener ke ibuk” Ucap ibuk sambil memegang hidungnya yang kupencet tadi.

“Jawablah buk, atau Wawan pencet lagi nih hidung ibuk” Ucapku setengah mengancam tapi dengan pelan.

“Mau nggak mau, suka nggak suka ya akhirnya ibuk patuhlah sama kamu Wan, kalo nggak patuh ntar ujung ujungnya kamu mempermainkan ibuk” Ucap ibuk.

“Kenapa ibuk nggak ngelawan saat Wawan mau ngentu ibuk dengan paksa” Ucapku.

“Ibuk bisa apa, tenaga ibuk kalah sama kamu, ya akhirnya ibuk hanya bisa pasrah saat diewe sama kamu dan yaah ujung ujungnya kamu ninggalin ibuk saat ibuk mau klimaks, tega kamu Wan ke ibuk” Ucap ibukku membuatku merasa bersalah sudah membuat ibukku kentang menahan hasratnya yang tak terlepaskan.

“Maafin Wawan ya buk dah bikin ibuk tak bisa klimaks” Ucapku sambil mendudukan ibuk ditepi ranjang sedangkan aku berdiri dihadapannya.

“Kalo kamu seneng ngerjain ibuk, ya ibuk bisa apa” Ucap ibuk terdengar pasrah sambil menundukan wajahnya.

“Ntar Wawan akan bikin klimaks ibuk kok” Ucapku sambil mengangkat wajah ibuk menghadapku.

“Bener Wan, ntar bohong lagi ke ibuk, dan ujung ujungnya ngerjain ibuk” Ucap ibuk sambil memandangku sayu.

“Buk boleh Wawan nyium bibirmu buk” Ucapku. Dan sengaja aku meminta izin ke ibuk biar ibuk merasa dihargai.

“Bo bo boleh nak” Jawab ibuk tergagap, mungkin merasa canggung kali. Lalu bibirku pun mengecup bibir ibuk, Lalu melumat bibir ibuk, sementara ibuk cuma diam saja tanpa membalas ciumanku, mungkin ibuk nol kali ya dalam hal ciuman, namun aku tak mempedulikannya, Dan bibirku masih melumat bibir ibuk, sementara tanganku meraba payudara ibuk yang masih tertutupi dasternya.

“Buk.. Wawan lepas ya daster ibuk biar ibuk bugil” Ucapku yang setelah tak melumat bibir ibuk.

“Iya nak lepas saja daster ibuk, telanjangi tubuh ibukmu ini, karena tubuh ibuk dah jadi milikmu nak, jadi tak perlu minta ijin nak” Ucap ibuk dan aku yang mendengarnya jadi senang karena ibuk dah menyerahkan tubuhnya kepadaku, tapi aku juga merasa ibuk belum sepenuhnya menyerahkan tubuhnya tuk jadi milikku, ada kebimbangan dalam ucapannya tadi.

“Apa ibuk benar benar yakin akan ucapan ibuk tadi” Ucapku sambil menatap wajah ibuk lekat lekat.

“Ya yakin nak” Ucap ibuk terlihat penuh kebimbangan.

“Buk.. sudahlah buk, jujurlah ke Wawan buk” Ucapku.

“Ya ibuk jujur, maaf Wan soal ibuk harus patuh padamu mungkin ibuk belum bisa nak, maaf nak ibuk belum bisa” Ucap ibuk penuh keibuan sambil tangannya mengelus rambutku.

“Mungkin ibuk ini seorang ibuk yang hina, demi bapakmu ibuk rela dihamili anaknya, ya ibuk tau ibuk sudah hina dimata kamu Wan, karena ibuk sudah kamu gauli dan itu tak sepantasnya dilakukan seorang ibuk dan anaknya, meskipun ibuk sudah kamu gauli seperti seorang istri akan tetapi ibuk tetaplah ibukmu yang sudah mengandung dan juga melahirkanmu, jadi ibuk benar benar nggak bisa untuk patuh sama kamu Wan, ya meski kamu sudah memberikan ibuk kenikmatan yang tak pernah ibuk rasakan sebelumnya, tapi maaf Wan ibuk belum bisa” Ucap ibuk terasa menyanyat hati, dan aku yang mendengarnya menjadi treyuh dan iba ke ibukku, dan aku benar benar merasa sangat bersalah sudah meminta sesuatu yang sangat tabu ke ibuknya.

“Ya ibuk benar, tak sepantasnya seorang ibuk patuh ke anaknya, yang ada seoarang anak patuh ke ibuknya, jadi maafin Wawan ya buk sudah meminta ibuk patuh ke Wawan” Ucapku sambil menyalakan senter lalu mematikan lampu, dan akupun kembali keranjang ibuk.

“Kok matikan Wan” Ucap ibuk.

“Tugasku hanya menghamili ibuk tak ada yang lain buk, lancang rasanya bila Wawan melihat tubuh dan menjamah tubuh ibuk” Ucapku sambil menatap wajah ibuk diantara cahaya redup dikamar ibuk, tentu aku tak begitu jelas melihat keseluruhan tubuh ibuk yang masih memakai daster pendeknya.

“Kamu marah sama ibuk Wan” Ucap ibuk.

“Nggak buk, Wawan nggak marah, benar kata ibuk Wawan bukanlah suami ibuk jadi Wawan sangat tak pantas menjamah maupun lihat tubuh ibuk, bahkan Wawan menggauli ibuk amatlah terlarang buk, tapi ini sudah permintaan dari bapak jadi mau tak mau kita harus melakukannya demi kebahagiaan bapak” Ucapku yang juga duduk ditepi ranjang sama ibuk.

“Buk berbaringlah seperti kemarin, nggak usah buka daster buk segala buk” Ucapku dan kulihat ibuk dah berbaring.

“Maaf buk, boleh Wawan memasukan anu Wawan ke miliknya ibuk” Ucapku sesopan mungkin setelah kuposisikan diriku ditengah paha ibuk yang terbuka dan tentu saja aku sudah melepas celanaku sehingga kontolku terangguk bebas.

“Ya Wan boleh kok” Ucap ibuk dan kini kontolku sudah menyentuh liang kemaluan milik ibukku, Lalu dengan perlahan lahan kutekan kontolku hingga amblas ditempek ibuk, sungguh masih rapet tempek ibuk menjepit kontolku.

“Ougghh sangat dalam, diamkan dulu ya Wan biar punya ibuk terbiasa dengan ko ko kontolmu” Ucap ibuk dan tentu saja kaget mendengar ibuk mengucap kontol meski masih dengan keterpaksaan.

“Ya buk, dan ibuk nggak perlu mengatakannya buk, seperti biasanya ya buk” Ucapku sambil mendiamkan kontolku didalam tempek ibuk.

“Ibuk ingin menyenangkanmu saja nak” Ucap ibuk.

“sudahlah buk nggak usah dipaksain, Wawan bisa bersetubuh dengan ibuk saja Wawan dah senang kok buk” Ucapku. Ya saat ini aku mengalah dulu dan aku yakin suatu saat nanti ibuk bisa aku taklukan.

“Terima kasih ya nak sudah ngertiin ibuk” Ucap ibuk.

“Ya buk, buk Wawan em genjot ya” Ucapku sesopan mungkin, ya kali aku kan bersikap sopan ke ibuk tapi lihat saja ntar ibuk lah yang harus sopan padaku.

“Ya nak genjotlah” Ucap ibuk dan akupun menggenjotkan kontolku perlahan lahan ketempek ibuk, plok plok plok benturan selangkanganku dan selangkangan ibuk membuat persetubuhan terlarang ini semakin syahdu, Sodokan kontolku ketempek kupercepat dan kini kontolku menggasak tempek ibuk.

“Ah ah aouh nak ibuk mau keluar nak” Ucap ibuk disertai desahannya, dan akupun makin mempercepat genjotanku dan sesaat kemudian kurasakan kontolku tersiram cairan hangat milik ibuk.

“Ibuk keluaaaaarrrrgggghhhh” Jerit ibuk dan tubuh ibuk pun bergetar, kelonjotan lalu terhempas.

“Hah hah hah hah akhirnya ibuk meraih klimaks hah hah hah, makasih ya nak” Ucap ibuk sambil terengah engah.

“Ya buk sama sama” Ucapku sambil menghentikan genjotanku memberi waktu tuk menikmati orgasmenya. Setelah cukup lama aku pun menggenjot tempek ibuk lagi dan setelah beberapa menit aku pun ngecrot dan benihku tertanam di rahim ibuk, sementara ibuk juga klimaks kedua kalinya. Setelah itu ku keluarkan kontolku dari tempek ibuk, dan akupun memakai celanaku setelah itu kuselimuti tubuh ibuk.

“Buk.. Wawan kekamar dulu ya, dan Wawan rasa tak pantas jika Wawan tidur bareng ibuk, jadi baiknya Wawan tidur dikamar Wawan sendiri, Wawan ke kamar ya buk” Ucapku sambil menyalakan lampu, dan kulihat ibuk terlihat lemas tak berdaya.

“Eh iya, tapi sekali lagi maafin ibuk ya nak, ibuk belum bisa menuruti kemauan kamu Wan” Ucap ibuk sambil menatapku sayu.

“Ya buk” Ucapku lalu aku pun keluar kamar ibukku, setelah keluar kamar kulihat bapak masih tidur di kursi panjang, lalu aku menghampiri bapak.

“Pak pak bangun pak” Ucapku sambil menggoyang goyang tubuh bapak.

“Oooaaahhmm, Apa sudah pagi Wan” Ucap bapak.

“Belum pak, bapak pindah kekamar saja temani ibuk” Ucapku.

“Lo bukannya kamu mau tidur dikamar bareng ibukmu Wan” Ucap bapak.

“Nggaklah pak, Ya sudah Wawan kekamar dan bapak pindah kekamar juga mana enak tidur disini pak” Ucapku sambil berlalu menuju ke kamarku.

Kini kubaringkan tubuhku diranjang kamarku, kutatap langit langit rumahku sambil mengingat kejadian bersama ibuk, dan aku masih memikirkan cara agar ibukku mau patuh kepadaku dan kumau ibuk patuh padaku atas kemauannya sendiri. Apa yang harus aku lakukan??? Ya aku tau, aku tau, kan ibuk sudah merasakan nikmat bersetubuh denganku, jadi sementara waktu takkan ku jamah tubuh ibuk, dan aku yakin pasti ibuk akan meminta kediriku tuk mengentunya, hem ide cemerlang sangat cemerlang.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu