2 November 2020
Penulis —  bayanghitam

Bapakku Ingin Nyusu Lagi

Part 17.

kini aku sudah sampai dihalaman rumahku. Setelah memarkirkan motorku, akupun masuk kedalam rumah.

“Ayah dah pulang” Ucap ibuk menyambut kedatanganku sambil ibukku pun salim padaku. Dan aku yang melihat ibuk salim padaku kaget setengah mati, kok ibuk bisa bisanya salim padaku, seharusnya kan aku yang salim ke ibuk ya, kebalik ini namanya ya.

“Kok ibuk salim ke Wawan sih buk, kebalik ya buk, dan satu lagi buk jangan panggil Wawan ayah buk, Wawan aja ya buk” Ucapku. Jujur sih nggak enak dengernya saat ibuk memanggilku ayah, lagian kan aku anaknya masa’ dipanggil ayah sama ibukku sendiri sih. Dan saat ini aku serta ibukku lagi duduk diruang tv, oh ya ibukku saat ini make rok selutut trus atasannya kaos berwarna putih.

“Kan Sari dah jadi istrimu yah, dan Sari ingin selalu memanggil kamu ayah, bolehkan yah” Ucap ibuk dengan manjanya sambil bergelayut dilenganku. Ah kok ibukku tiba tiba jadi manja begini sih, jadi heran.

“Buk… Wawan ini anakmu lo buk bukan suami ibuk, jadi seperti biasanya ya buk” Ucapku. dan tau ibuk pasti kecewa akan perkataanku ini, pasti nih.

“Ih… kemarin kamu ingin ibuk jadi istrimu kok sekarang beda sih Wan, Wan.. ibuk dah benar benar menganggapmu sebagai suami ibuk dan ibuk akan selalu melayanimu bukan sebagai anak ibuk tapi sebagai suami ibuk, jadi ibuk mohon anggaplah ibuk sebagai istrimu bukan lagi sebagai ibukmu Wan” Ucap ibuk sambil memandangku dengan tatapan sayu membuatku jadi terharu dan tak bisa menolak permintaannya.

“Ya ya ibuk istrinya Wawan, tapi Wawan minta ibuk manggil Wawan saja ya buk, dan kalo manggil ayah hanya dikamar saat kita lagi berduaan saja ya buk” Ucapku sambil memencet hidung ibukku.

“Ya deh ibuk nurut, kalo tak nurut nanti takut kualat” Ucap ibukku sambil tersenyum padaku.

“Kebalik ibuk” Ucapku sambil membalas senyuman ibuk.

“Itu dulu sekarang beda kok Wan” Ucap ibuk.

“Bedanya apa” Godaku ke ibuk.

“Dulu ibuk ini ibukmu nak dan sekarang dah jadi istrimu” Ucap ibukku.

“Oh ya buk, kayaknya bulek dah curiga kalo Wawan sudah ngentu kamu buk” Ucapku sambil mengelus ngelus kepala ibukku yang kini ibuk lagi rebahan dipangkuanku.

“Kok bisa Wan, tapi menurut ibuk gapapa kalo bulekmu tau Wan” Ucap ibukku.

“Janganlah buk, Wawan nggak mau kalo bulek tau buk” Ucapku yang masih mengelus kepala ibukku.

“Ibuk nurut saja” Ucap ibukku.

“Ya ibuk harus nurutlah, eh ibuk dandan ya, mana pake lipstik lagi, emangnya ibuk mau kemana sih” Ucapku sambil memonyongkan bibir ibuk dan Cuuuuup ku sosor bibir ibuk yang bergincu itu.

“Ya biar kamu tak bosen ke ibuk jadi ibuk dandan, kamu suka kan Wan kalo ibuk dandan begini” Ucap ibukku sehabis ciumanku lepas dibibirnya.

“Suka buk, oh ya ibuk mau awet muda kan” Ucapku.

“Mau lah Wan” Ucap ibukku.

“Nah kalo ibuk pengen awet muda, ibuk tiap pagi nelen pejuhnya Wawan ya” Ucapku sambil meremas payudara ibukku yang besar itu.

“Iya ibuk tiap pagi bakal nelen pejuhmu Wan, ehm sekarang pun ibuk mau kok” Ucap ibukku sambil bangkit lalu bersimpuh dibawahku.

“Dah nanti saja buk, Soalnya Wawan mau mandi dulu buk, oh iya ibuk kekamar gih” Ucapku.

“Baik ayah, ayaaah Sari ke kamar ya, cuuuuuup” Ucap ibuk dengan manjanya lalu mencium bibirku setelah itu ibukpun bergegas menuju kamar, Sementara aku kini melangkah menuju kekamar mandi.

Tak butuh lama akupun menyelesaikan acara mandiku, Lalu aku bergegas menuju kamarku eh kamar ibukku, Namun sebelum masuk tiba tiba aku dipanggil bapak.

“Wan kesini bentar” Ucap bapak yang lagi duduk diruang tv. Lalu akupun menghampiri bapak lalu duduk didekat bapak.

“Wan, apa kamu kerja ditempatnya bulekmu ya” Tanya bapak.

“Iya pak” Ucapku sambil melihat tv.

“Dah kamu berhenti saja, ngapain pake kerja segala, bapak itu malu kalau kamu kerja ditempat bulekmu, kesannya bapak nggak bisa ngasih uang ke kamu saja” Ucap bapak yang juga sambil liat tv.

“Ya ya pak, Wawan bakal berhenti kok, tapi ya nggak bisa langsung gitu, musti ngomong dulu sama bulek pak” Balasku.

“Ditelpon kan bisa to Wan” Ucap bapak lagi.

“Ya gak enak lah pak, rasanya ndak sopan gitu pak kalo lewat telfon, besok Wawan kerja dulu sehari baru itu ngomong ke bulek pak” Jawabku.

“Terserah kamu Wan, yang penting kamu nggak usah kerja lagi, dah bapak mau kekamar” Ucap bapak dan bapak kini menuju kekamarnya yang dimana dulu itu kamarku. Sedangkan aku juga bergegas kekamar dan tentunya ingin berduaan sama ibukku yang kini dah kuanggap sebagai istriku. Tapi jujur sih sebenarnya aku tak mau menganggap ibuk istriku melainkan tetap sebagai ibukku, dan yang kuinginkan itu ibuk nurut dan patuh kepadaku saja tanpa harus menganggap ibuk sebagai istriku.

Kini aku sudah masuk kekamar dan aku melihat ibuk kini sudah telanjang bulat sambil tiduran gitu.

“Kok ibuk telanjang sih, nggak malu apa dilihat anaknya” Ejekku sambil menghampiri ibuk dan ibukpun kini berposisi duduk.

“Ayah Sari bukan ibukmu lagi ya, tapi sudah jadi istrinya ayah jadi jangan lagi anggap Sari ini ibukmu lagi ya ayah” Ucap ibuk sambil memandangku.

“Buk, dulu Wawan lahir dari tempekmu ini, jadi Wawan tetap anaknya ibuk dong” Ucapku sambil merabai vagina ibukku yang mana kini paha ibuk terbuka lebar lebar jadi aku bisa bebas mainin vaginanya ibukku.

“Ya dulu emang ayah anaknya Sari, ayah lahir dari tempeknya Sari ini, lalu ayah nenen dipayudara Sari ini, ayah juga harus patuh dan hormat ke Sari, tapi itu dah berganti ayah, dan sekarang Sari sudah jadi istrinya ayah jadi giliran Sari yang harus patuh dan hormat ke ayah” Ucap ibukku membuatku jadi terheran heran dan herannya aku kok ibukku pinter banget ya ngomongnya, lancar gitu padahal ucapan ibuk ini tak seharusnya terucap ke aku yang mana aku ini adalah anaknya, dan jujur sih aku senang mendengar pengakuan ibukku ini namun tetap saja aku masih merasa aneh saja dan risih saat dipanggil ayah sama ibukku.

“Buk udah dong jangan panggil ayah ayah lagi ke Wawan buk, risih tau nggak dengarnya dan 1 lagi jangan Sari Sari lagi deh buk” Ucapku yang masih merabai vagina ibukku.

“Tapi kan Yah, Sari ini dah jadi istrimu jadi Sari tak berani lancang memanggil Wawan lagi ke ayah, kalo ayah nggak mau dipanggil ayah gimana kalo Sari manggil mas ke ayah” Tawar ibukku. eh kok malah mas sih nggak enak banget didengernya.

“Katanya ibuk patuh ke Wawan, kok ngeyel sih” Ucapku yang mana kini aku melepas baju dan celanaku otomatis kontolku yang sudah ngaceng jadi bebas terangguk angguk didepan wajah ibuk yang mana aku kini sedang berdiri didepan ibuk yang lagi duduk dibawahku.

“Ya sudahlah Sari eh ibuk nurut sama ayah eh sama Wawan, tapi ibuk benar benar merasa bersalah karena lancang memanggil suami ibuk ini dengan namanya saja, padahal ibuk ingin dimanja sama suami kedua ibuk ini, tapi apa dayaku suami ibuk ini tak mau memanjakan istrinya” Ucap ibuk seolah olah menyindirku dan kulihat ibuk lagi mendongak menatapku dan kulihat air mata ibuk berlinang.

“Ya sudah Sari boleh manggil ayah, tapi hanya dikamar saja ya Sari” Ucapku dan sengaja aku memanggil ibuk hanya namanya saja biar ibuk merasa senang dan terbukti ibuk kini tersenyum mengembang tanda merasa bahagia gitu.

“Makasih ya ayah, Sari seneng deh” Ucap ibukku sambil mengocok kontolku.

“Buk, Wawan pengen ngentu tempekmu buk, sekarang ibuk telentang gih” Suruhku ke ibuk dan dengan patuhnya ibuk langsung rebah telentang sambil membuka lebar lebar kedua pahanya, Sementara aku kini sudah menindih tubuh ibukku.

“Ayah tekan kontol ayah, masuki tempek Sari ayah” Ucap ibuk sambil menuntun kontolku menuju kecelah vaginanya, lalu aku pun menekan kontolku, Sleb sleb blessss kepala kontolku menyeruak masuk keliang vagina ibuk dan kuhentakan lagi kontolku blessssss akhirnya kepala kontolku mentog dirahim ibukku.

“Uuuuhhhhh ayaaaaahhh mentog yaaaaaah” Rintih ibuk sambil mengernyitkan dahinya, sementara aku mendiamkan sesaat kontolku lalu perlahan lahan kugenjotkan kontolku menusuk nusuk tempek ibuk, namun baru beberapa genjotan aku mendengar ketokan dipintu depan serta suara seseorang memanggil manggil nama ibukku.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu