2 November 2020
Penulis —  bayanghitam

Bapakku Ingin Nyusu Lagi

Lanjutan 3.

To tok tok “Wan bangun dah siang Wan” Ketukan pintu dan suara bapak yang cukup keras membuatku terbangun dari tidurku.

“Iya pak” Balasku. kulihat jam dinding kamarku sudah menunjukan pukul 7.

Lalu aku beranjak dari ranjangku menuju kepintu kamarku, Kulihat kebawah nampak pejuhku tercecer dilantai keramik kamarku, Inginku membersih kan pejuhku namun lagi males, nanti nanti sajalah. pikirku.

Kubuka pintu kamarku lalu aku bergegas ke kamar mandi, setelah sampai dikamar mandi kulihat ibuk keluar dari dalam kamar mandi hanya mengenakan handuk yang panjang cuma setengah paha. benar benar mulus paha ibuk ditambah warna kulitnya yang kuning langsat membuat menjadi konak, lalu pandanganku beralih ke payudara ibuk.

wow susu ibuk nampak mengembung sesak terlilit handuk. Kulihat ibuk nampak malu malu saat kumenatap lekat lekat ketubuhnya, Lalu ibuk berjalan otomatis membuat jarak kami kian dekat dan saat ibuk mau melewatiku tiba tiba kutarik kedua lengan ibuk trus ku pepetkan didinding kamar mandi. Aaoo jerit ibuk ketika kutarik paksa.

Kini posisiku sangat dekat ke ibuk bahkan wajahku sengaja kudekatkan kewajah ibuk dan kulihat ibuk nampak canggung dan tak berani menatap balik ke wajahku. Lalu pandangan beralih ke belahan payudara ibuk, bener bener mulus susunya ibuk, dan tiba tiba tangan ibuk menutupi belahan dadanya, akhirnya aku kembali menatap wajah ibuk dan ternyata ibuk juga menatapku, kami pun saling tatap tatapan mata membuatku canggung juga, namun kutepiskan rasa canggungku dan menatap wajah ibuk tanpa berkedip.

“Kalo ibuk pengen klimaks patuhlah sama Wawan” Ucapku. Lalu ibukku menatapku dengan tatapan tajam.

“Nggak sudi ibuk patuh sama kamu Wan, lepaskan, ibuk mau kekamar” Bentak ibuk. wah masih berani ibukku membentak aku, padahal tadi malam sudah kubuat kentang dia.

“Nggak mau ya udah, tapi jangan harap bisa meraih klimaks, toh kontol bapak yang mungil itu tak dapat bisa muasi ibuk, jadi ya terserah ibuk saja” Ucapku sambil melepas peganganku ke lengan ibuk. Ya aku berani bicara seperti itu karena aku yakin bapak tak bisa muasi ibuk, dan aku tau juga ibuk nggak bakalan selingkuh, klo ibuk selingkuh dan ketauan sama bapak bisa geger entar, apalagi keluarga bapak cukup disegani disini, bisa bisa ibuk diusir dari kampung sini kalo ibuk ketauan selingkuh.

“Ibuk nggak peduli dan jangan harap ibuk akan patuh kepadamu, paham” Ucap ibuk dengan tegas dan galak.

“Buk lihat, hanya dengan kontol ini ibuk bisa puas” Ucapku sambil melorotkan celana boxerku dan otomatis kontolku menjulang dengan gagahnya, kulihat ibuk nampak kaget ketika melihat kontolku, nampak mulut ibuk menganga seakan tak percaya apa yang dilihatnya.

“Lancang kamu ke ibuk, kurang ajar kamu ibuk, dasar anak durhaka kamu” Bentak ibuk lagi lalu beranjak kearah kamarnya dan aku yang dibentak ibuk cuma cengengesan saja. Dan aku merasa yakin ibuk kagum sama kontolku tapi ibuk pandai berpura pura. Lihat saja buk suatu saat nanti ibuk akan bertekuk lutut sama Wawan anakmu ini.

Setelah mandi akupun menuju dapur hendak sarapan, lalu kubuka tudung saji dimeja makan kulihat tak ada lauk dimeja, lalu kubuka lemari yang biasa buat nyimpan lauk, dan lagi lagi tak kosong mlompong. Apa ibuk sengaja nyembunyiin lauk ya, ah ibuk tega masya’ aku cuma makan nasi putih doang sih.

Lalu aku mencari ibuk dan ternyata ibuk lagi nonton tv sendirian berarti bapak sudah berangkat, berarti bapak sudah sarapan tapi masya’ sih bapak makan cuma nasi putih saja, nggak mungkin kayaknya, dan aku yakin ibuk sengaja nyembunyiian lauknya biar aku cuma makan nasi saja, makanya aku mencari ibuk dan mau memprotesnya.

“Buk kok nggak ada lauknya sih buk, Wawan mau makan nih buk” Ucapku yang sudah berdiri didekat ibuk, sementara ibuk lagi duduk dikursi sambil menonton tv dan ibuk tak menyahut ucapanku, apa ibuk marah ya.

“Buk.. mana lauknya buk” Ucapku lagi dan lagi lagi ibuk tak menjawab.

“Buuk.. Wawan mau makan tapi nggak ada lauknya buk” Ucapku lagi dan kembali ibuk tak menyahut dan tetap melihat ketv, akupun jadi emosi lalu merebut remot yang digenggam ibuk lalu mematikan tv, dan kulihat mata ibuk melotot kepadaku.

“Kalo mau makan bikin lauk sendiri” Ucap ibuk membuat ku semakin emosi, dan tiba tiba terbesit dibenakku mau mengerjai ibuk seperti tadi malam, Lalu aku raih tubuh ibuk lalu aku bopong tubuh ibuk kekamarnya. Tentu saja ibuk meronta ronta sambil memukulku, tapi rontaan ibuk tak berarti bagiku. Aku masih membopong tubuh ibuk dan tentunya tubuh ibuk tak membuatku berat tuk membopongnya, secara tubuh ibuk mungil dibandingkan sama tubuhku, lebih lebih tinggi ibukku cuma se pundakku saja.

“Turunin Wan, turunin ibuk Wan, kamu anak b*jing*n Wan” Maki ibuk dengan kasarnya namun aku tak mengubrisnya dan kini aku sudah didekat ranjang ibuk, lalu kurebahkan tubuh setelah itu kutindih tubuh ibukku.

“Kamu mau apa anak b*jing*n” Ucap ibuk dengan kasar sambil mendorong tubuhku namun tak mampu membuat tubuhku menjauhi tubuhnya.

“Ibukku sayang diam ya, Wawan akan memberikan ibuk kenikmatan, kan tadi malam ibuk kentang kan jadi sekarang Wawan akan membuat ibuk kenikmatan” Rayuku, namun aku tak berniat memberikan ibuk klimaks, ya aku akan membuat ibuk kentang lagi.

“Tapi jangan telanjangi ibuk” Ucap ibuk dengan galaknya.

“Iya ibuk, Wawan nggak telanjangi ibuk kok” Ucapku penuh kelembutan.

“Dan jangan pegang pegang ibuk dan satu lagi matamu nggak usah liat va eh milik ibuk, paham” Ucap ibuk lagi dan lagi lagi judes gitu ngomongnya, dan aku tau maksud ibuk kalo aku tak boleh liat tempeknya.

“Ya ya buk, tapi lepas ya celana dalam ibuk” Ucapku.

“Duduk kamu, tubuhmu berat dan merem matamu itu” Ucap ibuk ya biasa lagi lagi dengan judes gitu, Lalu akupun duduk disamping ibuk sambil merem gitu.

“Dah buka matamu” Ucap ibuk dan aku membuka mataku, dan tau tau ibuk melemparku pake cawatnya membuatku melotot kearahnya.

“Mau marah kamu ke ibuk hah, berani kamu marah ke ibuk” Ucap ibuk sinis dan judes.

“Nggak buk, Wawan nggak marah kok” Ucapku mengalah tapi pura pura mengalah biar ibuk nggak cerewet lagi.

“Buka celanamu dan duduk dibawah ibuk, ingat matamu jangan jelalatan” Suruh ibuk dan aku nurut saja, dan kini ku buka celana plus cdku lalu aku duduk diantara kedua paha ibuk yang sudah mengangkang itu dan sempat aku lihat rok ibuk dah berjubel diperutnya dan iseng iseng aku lihat tempek ibuk dan sekilas aku lihat tempek ibuk yang tumbuh jembut yang amat lebat itu.

“Wan jaga matamu Wan” Hardik ibuk sambil menutup tempeknya pake kedua telapak tangannya. dan tanpa berucap aku alihkan pandanganku keatas menatap langit langit kamar ibuk.

“Nah gitu lihat keatas saja” Ucap ibuk dan aku rasakan tangan ibuk memegang kontolku dan diarahkannya tepat dilubang tempeknya.

“Tekan Wan tapi pelan pelan saja” perintah ibuk dan aku tekan kontolku, bles kini kepala kontolku menyeruak masuk ditempek ibuk, dan aku dengar ibuk merintih rintih. sengaja aku diamkan kontolku tak menusukannya lagi dan saat ini hanya kepala kontolku yang masuk ke tempek ibuk dan aku masih melihat keatas.

“Tekan lagi Wan” Suruh ibuk tapi aku tak menurutinya.

“Kamu denger nggak sih Wan, tekan anumu Wan” Suruh ibuk lagi dan aku tetap tak menurutinya.

“Bocah g*blok, tekan g*blok” Suruh ibuk dengan galaknya. Dan aku yang mendengar ibuk ngatai aku g*blok membuat emosi ku memuncak, lalu kutekan sedalam dalamnya kontolku hingga mentog kerahim ibuk.

“Ugh Wan” Rintih ibuk dan aku kini mendiamkan kontolku sesaat dan aku masih melihat keatas.

“Dah Wan gerakin anumu Wan” Suruh ibuk dan akupun menurutinya. ku maju mundurkan kontolku mengocok tempek ibuk dengan pelan pelan, Uhhh rasanya kontolku terjepit dengan eratnya, Semakin lama tusukan kontolku makin lancar saja karena tempek ibuk sudah mengeluarkan cairan cukup banyak, kudengar ibuk merintih rintih mendesah desah meski desahannya sangat lirih namun tetap saja aku bisa mendengarnya.

“kok dicabut Wan, mau seperti tadi malam Wan, katanya tadi kamu ingin buat ibuk ehm ehm” Ucap ibuk. dan ibuk menghentikan Ucapannya dan ya aku tau ibuk gengsi mau bilang klimaks gitu.

“Kecabut buk” Ucapku dan kuarahkan lagi kontolku lubang ibuk, tentu saja kontolku meleset dan menyentuh pahanya lawong aku nggak liat sih dan saat ini aku masih mendongak keatas, pegel sih namun aku tahan biar ibuk seneng. Lalu kurasakan tangan ibuk meraih kontolku dan mengarahkan kelubangnya.

“Tekan Wan” Suruh ibuk dan kutekan kontolku blesss lagi lagi kontolku masuk ke gua ibuk dan kali ini lumayan lancar dan ini disebabkan tempek ibuk sudah basah kuyup oleh lendirnya. Lalu aku hentakan lagi kontolku sedalam dalamnya membuat ibuk kembali merintih rintih dan tanpa babibu aku genjot tempek ibuk dengan cepat.

sudah hampir 5 menit aku genjot ibuk dan lagi lagi kurasakan tempek ibuk berkedut kedut menandakan ibuk mau klimaks lagi dan aku pun mendiamkan kontolku tanpa mencabutnya.

“kok berhenti Wan” dengus ibuk. dan aku yakin ibuk merasa kecewa lagi karena gagal orgasme.

“Wawan capek mendongak terus buk dan ibuk itu egois pengen enaknya sendiri, buk mana ada buk orang lagi ngentot nggak boleh grepe grepe nggak boleh liat, apalagi ibuk masih pake pakean gitu, dah buk mending ibuk minta sama tetangga buat hamili ibuk, Wawan dah males ngentot ibuk” Ucapku sambil mencabut kontolku lalu aku pake celanaku, dan kulihat ibuk terlihat kebingungan.

“Dan satu lagi buk kalo ibuk sudah nggak mau buatin Wawan lauk juga gapapa kok buk, toh Wawan bisa sendiri, dan Wawan takkan meminta ibuk lagi buatin kopi maupun lainnya, lagian ibuk sudah nggak menganggap Wawan anak ibuk lagi kan, dan ibuk sudah menganggap Wawan sebagai anak yang hina, anak yang kurang ajar yang pantas di galakin, dijudesin kan buk” Ucapku dan kulihat ibuk hanya menatapku dengan sorot mata yang sayu.

“Ya Wawan akui Wawan salah sudah meminta ibuk patuh sama Wawan, dan Wawan tau ini sangatlah lancang tapi bisakan ibuk menolaknya dengan halus tanpa membentak bentak, tanpa nada yang ketus dan judes gitu buk, tapi sudahlah buk toh kesalahan Wawan sudah tak terampuni lagi dan Wawan iklas kok Wawan dianggap orang asing oleh ibuk dan Wawan menerimanya kok, dan satu lagi buk, Wawan takkan menyentuhmu lagi buk dan Wawan tau tubuh ibuk amatlah terlarang untuk Wawan sentuh jadi Wawan takkan menyentuhnya” Ucapku dan kulihat ibuk hanya diam saja tanpa berkomentar dan kulihat air mata ibuk menetes membasahi pipinya.

“Oh ya satu lagi bila bapak menyuruhku menghamili ibuk aku akan menolaknya kok buk, jadi ibuk nggak perlu segan gitu ke bapak dan nanti aku akan minta bapak menyuruh orang lain buat menghamili ibuk, pasti deh bapak takkan menolak permintaan dari Wawan, dan ibuk nanti bisa dipuasi sama tetangga” Ucapku sambil beranjak meninggalkan ibuk.

Kini aku sudah didapur dan aku mau menggoreng telur. masya’ mau makan nggak ada lauknya mana enaknya coba, namun sebelum mau menggoreng telur tiba tiba sudah berada didekatku.

“Tak perlu goreng telur, ini ada ayam sama sayur” Ucap ibuk sambil membuka wadah dari aluminium yang biasanya buat nanak nasi pake kayu bakar gitu dan ibuk sudah tak pernah memakainya lagi setelah punya mejikom.

“Nggak perlu repot buk, Wawan bisa mengurus diri Wawan sendiri” Ucapku sambil menyalakan kompor dan kulihat ibu sudah menaruh ayam dan sayur dimeja.

“Maafkan ibuk Wan, ibuk sudah keterlaluan sama kamu” Ucap ibuk sambil menitikkan air mata.

“Ibuk pantas kok keterlaluan sama Wawan, toh Wawan kan anak hina to dan maaf nggak usah lagi mengurusi Wawan, dan anggap saja Wawan sudah mati” Ucapku yang kini sudah selesai menggoreng telur, setelah itu aku ngambil nasi dan ngacir kemeja makan. kulihat ibuk nampak termenung akan ucapanku dan pastinya ibu mewek namun aku sudah nggak peduli padanya, rasa sakit hatiku akan perlakuannya kepadaku membuatku tak lagi mempedulikannya, bah ibu mau mewek seharian, bah mau jungkir walik, bah mau selingkuh sama orang lain dan menghianati bapak aku tak peduli sedikitpun.

Tak lama aku sudah menghabiskan makananku, setelah mencuci piring kotor yang ku pakai tadi akupun beranjak keruang tv. Klik kunyalakan tv dan akupun mencari posisi uenak buat nonton tv, ah kecut nih habis makan tak ngrokok lalu aku ambil rokokku dikamar, setelah itu aku kembali keruang tv.

baru beberapa menit aku liat tv sambil rokok rokoan kulihat ibuk sudah disampingku sambil membawa kopi.

“Ini Wan kopinya” Ucap ibuk sambil meletakan kopi dimeja yang berada didepanku. Dan aku tak menyahut perkataan ibuk, lihat wajahnya pun tak aku lakukan dan fokusku kearah tv, tapi aku tau ibuk saat ini duduk dikursi yang tak begitu jauh dariku dan ikutan nonton tv gitu.

Sudah sekitar 10 menit aku lihat tv, dan kopi buatan ibukku masih utuh dan aku sengaja tak meminumnya, bukannya aku nggak tau rasa berterima kasih sudah dibuatkan kopi ibukku tapi aku sudah terlanjur sakit hati jadi aku enggan minum kopi yang dibuat sama ibuk. Kulihat ibuk mengambil kopi yang masih utuh itu lalu beranjak kedapur dan tak lama ibuk kembali dan membawa kopi lagi dan aku tau kopi itu bukan yang tadi melainkan kopi baru terbukti ada uapnya gitu, dan emang ibuk tau betul tentang aku kalo aku nggak doyan sama kopi yang sudah dingin jadi ibuk buatkan lagi untukku.

“Ini ibuk buatkan yang baru semoga kamu mau meminumnya” Ucap ibuk dengan lemah lembut dan lagi lagi aku tak menyahut ucapan ibuk. kulihat ibuk kini sudah duduk ditempatnya semula setelah menaruh kopi dimeja yang ada didepanku. Dan lagi lagi aku tak meminumnya, sampe dingin pun kopi itu masih utuh dan lagi lagi ibuk mengambil kopi yang masih utuh dan sudah dingin itu lalu kembali kedapur dan lagi lagi kulihat ibuk membawa kopi lagi dan aku tau ibuk buat yang baru lagi untukku.

“Wan.. ibuk mohon Wan sudilah kamu meminum kopi ini Wan” Ucap ibuk dengan nada melas.

“Wawan sudah bilang kan tadi buk, ibuk nggak perlu repot repot mengurusi Wawan, Wawan bisa sendiri” Ucapku sambil beranjak menuju kamarku. Namun baru beberapa langkah aku mendengar ibuk berucap.

“Wan, kamu ingin meminta bapak agar bapak menyuruh orang lain menghamili ibuk ya, kamu pikir bapakmu mau menuruti kemauan kamu, asal tau saja apapun yang bapakmu kerjakan pasti meminta ijin sama ibuk, paham Wan” Ucap ibuk tapi nggak pake marah marah.

“Wawan nggak minta bapak kok, toh nggak punya hak Wawan tuk minta bapak ngelakuin itu, mungkin ibuk sendiri yang minta ke bapak biar bapak nyuruh tetangga menghamilimu, dan siapa tau tetangga bisa membuat ibuk puas” Ucapku lancang, dan sebenarnya aku nggak mau bilang begitu ke ibuk tapi mau bagaimana dah terucap juga.

“Kamu pikir ibukmu ini wanita murahan yang mau maunya disetubuhi sama tetangga karena hanya ingin mencari kenikmatan, Wan ibuk nggak serendah itu” Ucap ibuk dengan notasi biasa saja tanpa marah marah sangat jauh berbeda dari yang sebelum sebelumnya. dan membuatku jadi heran. hem aku kerjain nih ibuk, aku akan berani lebih lancang ke ibuk saat berbicara padanya.

“Ibuk masih ingat kemarin pagi pagi itu saat aku mau nganter mas dar, waktu itu Wawan nguping lo, dan Wawan ingat saat ibuk bilang lebih baik minta ketetangga menghamili ibuk daripada meminta ke Wawan, berarti selama ini ibuk dah selingkuhkan” Ucapku dan kali ini aku begitu yakin kalo ibuk bakal marah.

“Ibuk bilang gitu biar bapakmu mengurungkan niatnya, sekarang mana ada coba seorang ibu dihamili sama anaknya sendiri, mana ada Wan” Ucap ibuk pelan dan lagi lagi ibuk tak marah marah gitu ke aku. kenapa ya dengan ibukku ini.

“Ngaku aja buk ibuk sudah selingkuhkan sama tetangga, buktinya susu ibuk gedhe gini” Ucapku sambil meremas susu ibuk dan ya saat ini aku sudah didepan ibuk dan kami sama sama sambil berdiri gitu dan aku kaget ibuk tak menepis tanganku yang lagi meremas remas payudara dari luar baju yang dipake ibuk, dan saat ini ibuk lagi make daster panjang namun berkancing gitu.

“Sumpah Wan ibuk tak pernah selingkuh Wan, soal payudara ibuk tiap hari bapakmu selalu meremasnya Wan” Ucap ibuk sambil menatapku dan tentunya ibuk mendongak karena ibukku lebih pendek dariku dan akupun masih meremas remas payudara ibuk.

“Tapi Wawan yakin bukan cuma bapak yang ngeremas susumu ini buk” Ucapku.

“Sumpah Wan cuma bapak saja yang ngeremas susu ibuk dan saat ini kamu lelaki kedua yang ngeremas susu ibuk ahhh” Ucap ibuk sambil mendesah ketika ku pilin pilin puting.

“Halah ibuk bohong, jujur saja buk kalo ibuk itu suka selingkuh” Tuduhku ke ibuk.

“Ya ampun Wan ibuk nggak bohong Wan hik hik hik” Ucap ibuk sambil terisak. Dan bukannya aku kasihan ke ibuk malah aku ingin menggodanya.

“Siapa yang tau buk, aku sekolah bapak kesawah, ibuk sendirian dirumah lalu tetangga main kerumah dan akhirnya ngentu kamu kan buk” Ucapku sambil mengambil gunting di meja tv dan setelah itu kuhampiri ibukku lagi.

“Hik hik hik kamu tega menuduh ibuk Wan, kalo ibuk selingkuh tentu ibuk dah hamil Wan” Ucap tersedu sedu. Dan kini aku berlutut di depan ibuk dan krek krek ku potong rok ibuk dan menyisakan 10 cm dari selangkangannya. dan ibuk tak nampak memprotes ulah jahilku padanya.

“ya jelaslah ibuk tak hamil karena tetangga nggak ngeluarin pejuhnya ditempekmu kok buk tapi nyuruh ibuk nelen pejuhnya” Ucapku benar benar terdengar lancang keibukku.

“Nelen pejuh nak” Ucap ibuk seolah olah tak mengerti.

“Iya nelen, pejuhnya diminum buk” Ucapku menjelaskan ke ibuk sambil tanganku melorotkan cdnya sampe lepas. lalu kubaringkan ibukku dilantai keramik ruang tv dan ibuk menurut saja. lalu kulepas celanaku sekaligus cdku dan bles lagi lagi aku ngentu ibukku.

“Aaahhh enaknya sangat dalam masuknya oooohhh” Desah ibukku dan kudiamkan sebentar biar tempek ibuk terbiasa dengan kontolku, lebih tepatnya aku tak mau menyakiti ibuk lagi.

“Ibuk pernah nelan pejuh” Ucapku.

“Nggak pernahlah, jijik” Ucap ibuk sambil membuka kancing dasternya namun kucegah dengan memegang tangannya.

“Nggak usah dilepas buk, toh itu bukan miliknya Wawan jadi Wawan nggak pantes buat melihatnya” Sindirku sambil kusodok sodokan kontolku keluar masuk liang surgawi ibuk.

“Bener nggak mau lihat, ya sudah” Goda ibukku sambil mengerlingkan matanya. plok plok plok benturan selangkanganku keselangkangan ibuk ketika genjotanku semakin kupercepat, dan kini cairan ibuk mulai membanjir membuat tusukan kontolku ketempek ibuk semakin lancar saja.

“Ah ah lagi lagi ahhh ahhh ibuk mau keluar tusuk terus anakku” Desah ibuk. dan aku yang tau ibuk mau klimaks langsung kucabut kontolku dari liang tempek ibuk, dan aku sengaja ingin buat kentang ibuk lagi dan kali ini sudah 3 kali ku buat kentang ibukku.

“Kok dicabut lagi Wan, padahal ibuk mau keluar tadi huh” Protes ibukku mendengus kesal.

“Ntar malam saja diteruskan, Wawan ngantu mo tidur” Ucapku nyantai tapi dalam hati aku tertawa sudah membuat ibukku kentang lagi.

“Benar benar anak kurang ajar kamu Wan, sukanya ngerjain ibuk, bangsat” bentak ibuk dan kali ini ibuk terlihat marah dan aku tak mengubris ibuk dan bergegas menuju kamar, setelah mengunci pintu kamar akupun menuju ranjangku, berbaring lalu tidur dengan lelapnya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu