2 November 2020
Penulis —  bayanghitam

Bapakku Ingin Nyusu Lagi

Lanjutan 12.

Setelah aku tau ibuk hendak membuka pintu akupun langsung mencegah ibuk.

“Buk.. sini dulu” Ucapku dan ibukpun dengan patuhnya menghampiriku dan tak jadi membuka pintu.

“Ada apa Wan, ibuk mau menemui bude mu Wan” Ucap ibukku yang lagi berdiri dihadapanku sambil telanjang bulat membuatku ingin menyetubuhinya lagi.

“Dah ibuk duduk dulu masa’ berdiri sambil telanjang gitu apa ndak malu sama Wawan buk” Ucapku nyindir ibuk.

“Kenapa malu toh ibuk sudah jadi istrimu” Ucap ibuk membuatku yang mendengarnya jadi inget kalo ibukku dah jadi istriku ah kok aku jadi lupa gini ya dan saat ini ibuk dengan patuhnya duduk disampingku.

“Gini buk, Wawan tak mau status kita diketahui sama orang lain buk, biar status kita jadi rahasia buk dan hanya aku, ibuk dan bapak aja yang tau buk, gimana ibuk setuju nggak buk” Ucapku ke ibuk sambil membuka paha ibuk lebar lebar dan kini 3 jariku mengobok obok tempek ibukku.

“Aiiiisshhhh aaaahhhh, emmhhh ya nak ibuk nurut saja aihhh terus nak kocok tempek ibuk dengan 3 jarimu nak” Ucap ibuk sambil terengah engah saat 3 jariku dengan gencar mengobok obok tempek ibukku dan tak lama berselang tubuh ibuk menggelepar ternyata ibuk meraih klimaks membuat 3 jariku basah kuyup oleh cairan nikmat milik ibuk.

“Yah ibuk baru dikocok dah ngecret saja” ledekku ke ibuk yang kini terlihat lunglai rebah diranjangnya dan ibuk nampak terengah engah nafasnya. Lalu aku jejalkan 3 jariku yang basah kuyup kecipratan lendir milik ibuk ke mulut ibuk dan ibukpun dengan rakusnya menghisap hisap jariku dan ibukpun menikmati rasa lendirnya sendiri membuatku merasa kalo ibuk sudah benar benar berubah jadi binal dan menurutku ibuk sudah mirip seperti pelacur murahan saja.

“Buk.. ibuk pake daster panjang dan ibuk temui bu Isna dan bilang kalo ibuk benar benar menganggap bu Isna sudah jadi menantumu… ngerti buk” Ucapku sambil mengeluarkan jariku dari mulut ibuk.

“Ya Wan ibuk nurut tapi ibuk tetap jadi istrimu kan Wan” Ucap ibuk yang masih dalam keadaan tiduran, em mungkin masih lemes kali ya ibukku kan ibukku baru klimaks tadi.

“Buk cepet pake dastermu, ntar bu Isna kelamaan lo nunggunya” Ucapku ke ibuk sambil menyerahkan daster panjang milik ibuk.

“Ya ya Wan tak sabaran amat sih, lihat ibuk masih lemes nak, habis kamu kerjain tadi” Ucap ibukku dan kulihat emang ibuk terlihat masih lemes.

“Ntar bu Isna curiga lo buk, cepetan gih pake dastermu buk” Ucapku tak sabaran saat lihat ibuk masih terbaring lemah dan tentunya aku tak mau bu Isna kelamaan nunggu lalu mengintip dan kalo hal itu terjadi pasti bisa berabe nih dan aku tak tau apa yang bakal terjadi kalo bu Isna melihat ibuk telanjang bulat sementara aku berada didekat ibuk, pasti bu Isna mikirnya macem macem ke ibuk dan takutnya bu Isna melabrak gitu jadi aku tak mau itu terjadi.

“Iya iya Wan, bawel banget sih jadi anak” Ucap ibuk terdengar judes kali ini. Dan aku pun yang mendengarnya jadi kaget kok ibuk jadi judes lagi apa ibuk lupa ya kalo ibukku kini dah jadi istriku, tapi gapapa deh aku tak mencoba memprotesnya toh aku juga kangen dijudesin ibukku lagi, namun aku ingin menyindir ibuk apa ibuk langsung minta maaf padaku atau tidak yang berani beraninya judes kepadaku.

“Ibuk kok judes sih ke Wawan, ibuk lupa ya kalo Wawan ini sudah dianggap suami ibuk lo” Sindirku ke ibuk.

“Eh iya maaf ya Wan, habisnya kamu tak sabaran sih kan ibuk masih lemes Wan, maaf ya Wan ibuk minta maaf dah judesin suami ibuk ini, maafkan Sari ya Wan dan berani judesin kamu tadi” Ucap ibuk memohon sambil menciumi tanganku. ehm jadi ibuk benar benar dah menganggapku sebagai suaminya, kalo nggak mana mungkin ibuk merasa bersalah gitu ke aku yang nota bene aku adalah anaknya yang dulunya suka dijudesin sama ibukku ini eh sekarang ibuk malah mohon mohon dimaafin gitu.

“Dah gapapa buk, toh Wawan juga kangen sama judesnya ibuk kok” Ucapku sambil mendudukan ibuk setelah ibuk duduk kupake kan daster panjangnya ke tubuh telanjangnya.

“Ibuk moh ahh judes lagi takut kualat sama suami ibuk ini” Ucap ibuk manja sambil memeluk tubuhku.

“Kebalik buk” Ucapku sambil membalas pelukan ibuk.

“Itu dulu tapi sekarang nggak lagi kan kamu sekarang suami ibuk jadi kalo berani kw ibuk nggak bakal kualat tapi kalo ibuk berani sama kamu ibuk bakal kualat nak, jadi ibuk nggak mau berani sama kamu lagi takut kualat ntar” Ucap ibukku sambil kepalanya direbahkan didadaku dan akupun mengelus elus kepala ibukku.

“Ya sudah sana temuin mbak yu itu buk, dan mulai sekarang anggaplah mbak yu mu itu sebagai menantumu buk” Ucapku yang masih membelai belai rambut milik ibukku.

“Ya deh Sari temui mbak yu Isna dulu ya ayah” Ucap ibuk terdengar muanja ditelingaku, lalu ibuk salim kepadaku setelah itu ibuk beranjak menemui bu Isna eh Isna nding kan dah jadi istriku. Oh ya saat aku lihat ibuk bertingkah kayak kecil bikin aku punya ide untuk menyuruh ibukku sesekali bertingkah kayak anak kecil, semoja saja ibuk mau.

Setelah aku lihat ibuk sudah keluar kamar akupun menyusul ibuk kekamarku, namun aku tak ingin ikut masuk hanya ingin mengintip dan menguping obrolan ibuk sama Isna bude ku. Dan kini ibuk sudah duduk disamping bu Isna yang kini sudah telanjang bulat dan kulihat bu Isna terlihat kikuk didekat ibuk lalu bu Isna pun mengambil selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya itu.

“Mbak yu apa benar mbak yu mau hamil sama Wawan” Ucap ibuk sambil menatap ke bu Isna.

“Mbak ingin punya anak Sari dan kamu tau dah puluhan tahun mbak nggak hamil hamil jadi mbak ingin hamil meski itu dengan Wawan anakmu dan mbak nggak peduli tentang penilaianmu terhadap mbak, yang terpenting mbak ingin punya anak” Ucap bu Isna tak berani menatap balik ke ibuk dan kini bu Isna lagi menundukkan wajahnya.

“Sari sih tidak keberatan kalo mbak yu pengen hamil sama Wawan, tapi Sari harap mbak yu bisa jaga rahasia walau bagaimanapun ini hal yang tabu toh tak sepantasnya budhe dihamili sama keponakannya sendiri” Ucap Sari ibukku.

“ealah ibuk kok bisa bilang gitu ke bu Isna, padahal kalo bu Isna tau kalo ibuk lebih parah dari bu Isna pastinya ibuk bakal diledek habis habisan sama bu Isna, ahh ibuk nggak sadar diri” Gumamku dalam hati saat mendengar ucapan ibuk ke bu isna.

“pastilah mbak akan jaga rahasia, yang mbak takutin malah kamu ntar kamu malah bilang ke suamimu juga ketetangga” Balas bu Isna kini sudah berani menatap balik ke ibuk.

“Mana mungkin mbak, kalo Sari bilang tentu Wawan kena masalah, dan Sari nggak mau itu terjadi” Ucap Sari ibukku.

“Ya sukur deh kalo gitu dan terima kasih ya sudah mau mengerti keadaan mbak” Ucap isna budheku. Dan aku belum beranjak dari tempat mengintipku.

“Berarti anak mbak cucu Sari dong dan ya bisa dibilang mbak jadi menantunya Sari” Ucap Sari ibukku. Nah itu dia kata kata yang aku tunggu tunggu dari ibuk dan aku jadi penasaran apa yang dikatakan sama bu Isna.

“Eh iya iya berarti anakku juga cucumu ya Sari, berarti mbak jadi menantumu sekarang ya Sari” Ucap Isna budheku. ehm jawaban bu Isna belum membuatku puas nih. aku inginnya bu Isna terang terangan mau jadi menantunya ibukku bukannya malah balik nanyak ke ibuk dan kuharap ibuk bakal langsung menjawab ya gitu tanpa menunda nunda lagi, jadi nggak sabar nih.

“Kalo anak mbak cucuku berarti mbak jadi menantunya Sari, dan Sari nggak nyangka kalo Sari jadi mertuanya mbak meski nggak secara terang terangan” Ucap Sari ibukku mantab dan inilah yang aku tunggu tunggu dan akupun senang mendengarnya. Dan dipikir pikir aneh ya kalo mbak jadi menantu dari adik sepupunya ya meski nggak secara terang terangan sih tapi tentu saja terdengar aneh.

“Iya iya kamu jadi mertuaku sekarang, jadi mbak manggil kamu ibuk dong sekarang dan kamu manggil mbak hanya Isna to” Ucap Isna budheku.

“Terserah saja, dah ya mbak, Sari mau balik kekamar semoga mbak cepat hamil” Ucap ibukku Sari sambil berdiri.

“Iya, dan mbak terima kasih sudah diijinkan tuk bisa hamil oleh anakmu” Ucap budheku Isna.

“Iya sama sama mbak yu” Ucap ibukku Sari sambil melangkah menuju pintu kamarku dan kini ibuk sudah keluar kamar sambil menatapku.

“Ibuk sudah bilang ke budhemu jadi kamu bebas ngentu budhe mu Wan” Ucap ibukku sambil melangkah menjauhiku. ah nggak sopan nih ibukku. Lalu aku membututi ibuk dan menahan tangan ibuk.

“Maksud ibuk apa ngomong gitu buk” Ucapku yang tak begitu mengerti yang dikatakan ibukku dan aku mikir apa ibuk nggak rela aku ngentu yang lain ya.

“Tak ada maksud apa apa kok Wan, dah kamu masuk sana gih budhemu dah nunggu lo” Ucap ibuk sambil melangkah kekamarnya, Sementara aku menuju ke bu Isna dan kini aku sudah duduk didekat bu Isna.

“Bu isna, kalo Wawan ngentu ibuk gimana ya” Ucapku dan sengaja aku bilang ke bu Isna begitu dan aku ingin tau reaksinya bu Isna.

“Ha kamu ingin ngentu ibukmu Wan” Ucap bu Isna terlihat kaget.

“Emang kenapa bu Isna toh ibuk juga masih cantik lagian malah cantikan ibuk dibanding bu Isna” Ucapku dan jujur sih dibanding bu Isna lebih cantik ibukku, jangankan bu Isna bulek Santi saja kalah cantik sama ibukku yang nota bene bulek Santi adalah adik kandung ibukku.

“Iya sih ibukmu cantik, kalo menurut Isna sih terserah kamu Wan, tapi apa ibukmu mau Wan” Ucap bu Isna.

“Nggak tau, eh gini saja coba bu Isna bujuk ibuk gimana” Ucapku boong ke bu Isna padahal ibuk dah takluk sama aku he he he.

“Sekarang Wan” Ucap bu Isna.

“Ya sekarang, ntar ya Wawan panggilin ibuk” Ucapku dan kulihat bu Isna mengangguk saja, sengaja sih aku tak menyuruh bu isna mendatangi ibuk karena aku takut kalo bu Isna tau kalo ibukku lagi telanjang dikamarnya, pasti bu Isna menyangka ibuk yang nggak nggak. Kini aku menuju kekamar ibuk dan benar ibuk lagi telanjang sekarang.

“Buk cepetan pake dastermu, bu Isna mau ngomong ke ibuk, penting” Suruhku ke ibuk.

“Mau ngomong apa lagi sih Wan” Ucap ibukku sambil memakai dasternya kembali.

“Nggak tau buk, dah sana cepetan” Ucapku boong ke ibuk padahal aku tau he he he.

“Iya iya ayah bawel ahhh” Ucap ibuk terdengar menggoda ditelingaku dan kulihat ibuk menuju kekamar menemui bu Isna. Nguping lagi ah.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu