2 November 2020
Penulis —  Kaskusman

Kakakku Patricia dan aku

Aku sangat terkejut saat mendengar kata kakakku tadi. “Hah??? Cece mau ikut aku? Lah yang jaga rumah siapa?” Kataku.

“Ah mama papa jarang di rumah. Biarkan saja mereka. Paling tinggal suruh siapa kek yang jaga. Kalau gak suruh Tommy saja. Dia kan nanti mau kuliah di kota. Nah, suruh dia nginap di sana aja.” Kata kakakku.

“Hmmm… nanti kita bahas lagi aja ce. Sementara waktu Aku belajar bahasa Jerman dulu agar semakin fasih. Jadi sampai sini gak usah belajar bahasa lagi. Langsung kuliah. Aku penasaran. Aku mau tahu sedalam apa ilmu aku. Kalaupun cece mau ikut Aku, baik. Aku dengan senang hati jaga cece di sini. Nanti kita berdua belajar bahasa ini bersama sama ce” Kataku dengan semangat

“Nah gitu dong. Itu baru dedek. My sweet little brother. I love u” katanya sambil mencium kedua pipiku. Aku juga mencium bibir kakakku dengan mesra dan kemudian meraih kedua tangannya dan berputar putar seperti Jack dan rose di film titanium eh salah titanic.

Kami berdua kemudian berciuman lagi dengan mesra. Bibir dengan bibir saling beradu dan aku menggendong kakakku ke atas ranjang membaringkan tubuhnya. Kedua matanya menatapku dengan pandangan merayu dan menggoda. Aku pun menjawabnya dengan mencium bibirnya.

Kedua tangannya langsung merangkul leherku dan dia menutup kedua matanya sambil berciuman dengan penuh penghayatan. Aku pun menghentikan ciuman itu dan menggendong kakakku ke sofa dan meletakkannya di pangkuan ku. Kedua tangan nya tak pernah melepaskan leherku dan bibirnya juga setia bersamaku. Dia sangat nyaman saat berada di pangkuanku.

Kami kemudian menghentikan ciuman kami dan saling menatap serta tersenyum. Dengan manja dia berkata kalau rasanya sangat berat baginya untuk menjalani hidup tanpa diriku di sampingnya. Aku pun berkata kalau aku akan senantiasa di sampingnya setiap saat.

Aku membelai dan melepaskan ikat rambutnya sehingga rambutnya tergerai dengan indah. Dia kemudian mengajakku mandi bersama lagi. Dengan senang hati aku membawanya ke kamar mandi untuk mandi bersama.

Dia dengan hati hati membersihkan rambutku dan wajahku sambil tertawa. “Dedek. Lucu. Imut. Persis kayak waktu kecil pas cece mandiin. Heheh. Sekarang dedek dah gede. Masih cece mandiin. Hehehe.” Katanya sambil tertawa dan mencium bibirku setelah dia membersihkan wajahku.

Tak lama kemudian dia membersihkan pantat dan penisku sengan pelan dan teliti. Penisku yang sudah disunat itu kepalanya dipijat dan dimainkan sampai aku merasa geli. Dia tertawa dan berhenti memainkan penisku. Kakakku berkata kalau benda ini sekarang bukan cuma buat pipis aja, tapi bisa membuat nasib wanita berubah drastis.

Akupun tersenyum manja. Dia kemudian lanjut memandikan aku sampai bersih dan kini giliran aku memandikan dia. “Nah sekarang gantian dedek membersihkan cece. Membalas budi apa yang cece lakukan waktu itu. Hehehe. Sini ce. Dedek bersihin dulu punggungnya. Muter dong. Syuut syuut…” kataku sambil memutarkan jari telunjuk ku menyuruhnya berbalik.

Dia pun berbalik dan memperlihakan punggung nya yang indah, putih mulus. Aku dengan lembut dan pelan membersihkan punggungnya dan lehernya. Kemudian Aku membersihkan pantatnya dan vagina nya. Dia tertawa geli dan mulai loncat loncat.

Aku pun berhenti membersihkan bagian pantat dan vagina nya. Dia kemudian memutar tubuhnya dan berkata, “kok berhenti…? Nakal. Weeek…” kata kakakku agak cemberut dan kemudian tersenyum menggoda manja. Dia kemudian membalikan tubuhnya lagi dan aku tahu maksud kakakku.

Aku melanjutkan membersihkan pantat dan vagina nya dengan tangan kiriku dan tangan kananku memeluk tubuhnya dari belakang. Dia kemudian memutar kepalanya dan menciumi bibirku. Aku berhenti membersihkan vagina dan pantat nya dan kini sibuk berciuman dengan kakakku dengan mesra di bawah pancuran shower.

Setelah saling memandikan, kami keluar dan berpakaian. Kakakku menggunakan gaun malamnya yang berwarna putih, tanpa bra dan ditutupi kimono. Setelah dia mengeringkan rambutnya, dia berbaring di sampingku dan mencium pipiku.

Akupun membalasnya dengan mencium pipinya dan bibirnya. “Dek. Kalau nanti cece ikut dedek, kita sewa apartement studio saja dek. Gimana Dek? Nanti cece bangun pagi, memasak buat dedek. Pas dedek masih bobo, bisa langsung bangun mencium masakan cece. Hehehe” kata kakakku.

“Aku sih gak masalah ce. Tapi apa muat untuk barang kita berdua? Mending kita sewa apartement 2 kamar saja ce. Menurut cece gmn?” Tanyaku kepada dia.

“Hmm. Benar juga katamu dek. Coba besok kita lihat lihat apartment yuk sekalian kita jalan jalan di taman bunga. Ada taman bunga yang bagus di sana. Cece suka bunga. Besok kita ke sana ya” kata kakakku dengan semangat.

“Pasti ce. Asal cece senang. Aku senang. Hehehe. Lagian bahasa Jerman aku dah lumayan kan? Belum 1 tahun belajar nih. Hehe” kataku.

“Iya. Dedek cepat belajar banyak hal baru termasuk bahasa. Oh iya dek. Cece juga harus belajar bahasa Jerman. 2 tahun deh paling lama, cece dah pasti fasih. Hehehe” kata kakakku seolah menantangku.

“Boleh. Coba aja aja ce. Hehehe. Ce. Bobok yuk. Dah malam.” Kataku.

“Yuk dek bobo. Mau cece nyanyi lagi gak de? Biar dedek bobok nya cepet. Hehe” kata kakakku.

“Pastinya ce. Gimana gak nyenyak bobonya kalau ada suara bidadari” kataku sambil tersenyum.

Dia kemudian memelukku dan membenamkan wajahku di dadanya dan membelai rambutku serta mulai bernyanyi dengan lembut. Dalam hitungan detik saja… Aku tidur…

Besok paginya kami bangun dan langsung melihat lihat apartement di pusat kota dan dekat dengan kampus nanti. Setelah melanglang buana ke sana sini, kami akhirnya menemukan yang kami rasa nyaman dan cocok. Lokasi nya juga tidak begitu jauh dari kampus ku tapi ya kami belum membuat deal dsb. Berharap saja semoga masih ada tempat kosong nanti di sana.

Setelah itu kami kemudian makan siang dan beristirahat sejenak sebelum menuju ke taman bunga. Setelah beristirahat, kami menuju taman bunga. Sungguh mati. Tempat itu sangat indah seperti surga.

Kami berdua berjalan dan bergandengan tangan. Aku memetik sekuntum bunga mawar dan meletakkannya di telinga kakakku seraya berkata, “ini untuk cece tersayang. Perempuan paling cantik dan baik yang pernah kumiliki dalam hidupku.”

Dia tersenyum mesra dan merangkul leherku. Kamipun berciuman dengan mesra sambil berpelukan. Kami berfoto berdua dan meng upload foto foto kami di media sosial. Banyak yang memuji kecantikan kakakku dan tak sedikit teman teman perempuan kakakku yang berkata kalau aku sangat tampan.

Setelah menghabiskan waktu di sana, kami pulang dan beristirahat. Besok kami segera pulang ke rumah, jadi malam ini adalah malam terakhir kami di Jerman. Kami berbincang bincang sebelum mandi.

“Ce. Kayaknya negara ini tempat yang bagus. Aku akan betah di sini. Apalagi kalau ada cece bersamaku. Aku ingin segera memulai hidup baru di sini bersama cece.” Kataku dengan semangat.

“Iya Dek. Cece akan segera mengurus surat surat dan semua dokumen yang dibutuhkan. Tapi dedek nanti kangen gak dengan temen temen dedek?” Tanya kakakku.

“Peduli amat. Teman seperti uang di dompet kita ce. Mereka datang dan pergi. Mereka yang pergi belum tentu kembali dan nanti akan ada yang baru dan datang menggantikan mereka yang pergi. Itulah hidup ce. Tak ada yang abadi kecuali cece yang selalu abadi di hatiku.” Kataku..

Kakakku terharu dan sangat kagum dengan perkataan dan caraku berpikir yang jauh sangat dewasa untuk pemuda seusiaku. Dia kemudian mendekatiku dan menciumi bibirku dengan mesra.

“Cece belum pernah bertemu dengan laki kali seperti dedek. Kalau saja kita tak sedarah, cece mau menikah sama kamu dek.” Kata kakakku yang menatap mataku dengan dalam dan mesra.

“Aku juga begitu ce. Cintaku ke cece tak akan bisa tergantikan oleh siapapun.” Kataku sambil mendekatkan wajahku dan mencium bibirnya dengan lembut dan mesra. Di malam yang dingin itu, aku dapat merasakan kehangatan yang luar biasa dari kakakku.

Aku menghentikan ciumanku. Jujur saja. Aku sangat menikmati apa yang kulakukan tadi tapi aku masih menjaga sikap dan harus bisa menahan diri. Dia kakakku. Aku harus melindunginya. Kami berdua kemudian tertidur sambil berpegangan tangan.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu