2 November 2020
Penulis —  Kaskusman

Kakakku Patricia dan aku

Pagi hari, aku memutuskan untuk pergi olah raga di bawah. Kakakku sudah siap jalan jalan alias pergi belanja kebutuhan yang dia butuhkan. Kali ini dia memakai pakaian simple. Celana legging dan kaos ditambah jaket dan sepatu olah raga.

Dia kemudian pergi berbelanja dan aku berolah raga. Semua berjalan baik baik saja. 2 jam kemudian setelah berolah raga, aku mandi dan dengan iseng iseng aku menghubungi Angela. Ya gpp dong. Org blum ada pasangan ini.

L: hiya hiya Angela. Apa kabar? Lagi sibuk kah?

A: hai. Apa kabar? Gak kok. Kan kita masih liburan. Aku lagi santai saja sama kakakku. Dia juga ambil spesialis loh ternyata cuma bukan kandungan pastinya. Dia ambil spesialis bedah.

L: wah keren. Kamu sendiri ambil jurusan apa?

A: aku mau ambil jurusan teknik kimia. Aku suka saja dengan kimia. Entah kenapa. Kayak seru gitu deh. Kamu ambil jurusan apa?

L: aku sih arsitektur. Aku suka matematika dan menggambar. Ya cocok deh. Kamu tinggal jauh dari kampus?

A: nggak kok. Kami tinggal di apartemen juga. Gak jauh. Jalan kaki juga sampai. Kami aslinya dari Munich.

L: eh kami berdua juga di apartemen. Jangan jangan 1 komplek apartement kita?

A: emang iya kok. Kan Patricia ada bilang ke aku. Hehehe. Kakak kamu orangnya seru. Dia ramah, sopan dan baik banget. Ingin rasanya punya kakak perempuan kayak dia. Eh kamu belum kenal sama kakak laki laki ku kan?

L: eh kamu ada Kakak laki laki? Gak pernah tahu.

A: iya lah. Kan aku sudah ngobrol panjang lebar sama kakak kamu. Hehehe. Dia 1 tahun lebih tua dari kakak kamu. Dia ada bilang kalau Patricia sangat cantik.

L: haha. Pastinya dong. Kamu juga cantik. Kakak kamu yang laki laki pasti gantent juga.

A: Patricia sih bilang gitu. Dia bilang kakak ku ganteng. Hehehe. Kamu sedang sibuk? Mau ketemu di cafe gak? Di bawah ada cafe. Kalau lagi gak sibuk, ke bawah aja yuk

L: boleh. Tunggu setengah jam lagi ya. Nanti aku ke sana. Sampai jumpa

A: ok deh. Sampai jumpa.

Kami berdua akhirnya berjumpa di bawah. Kami ngobrol sambil minum kopi. Lumayan untuk menghangatkan badan meski kopi itu akhirnya dingin juga dalam hitungan detik. Percayakan kami berdua sangat menyenangkan. Ya seperti kebanyakan orang yang sedang pdkt.

Angela memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kakak nya. Ya persis seperti aku dan Patricia. Dia berkata kalau dia mau mengajak aku dan Patricia pergi nonton bareng. Ya aku sih ok ok aja… Patricia? Tau dah dia gimana.

Kedua orang tua mereka adalah dokter. Tak heran darah science mengalir deras di nadi mereka. Angela menyarankan aku untuk menjadi warga negara sini karena lapangan kerja untukku dan Patricia sangat terbuka lebar. Bukan mustahil karena kami mengambil jurusan science (dokter dan arsitek).

Setelah ngobrol dalam waktu yang cukup lama, kami berpisah dan aku kembali ke kamarku dan tidur siang karena lelah. Tak terasa aku tidur cukup lama. Waktu menunjukan pukul 6 sore tapi kakakku belum datang.

Pov: Patricia

Aku dari tadi belanja kebutuhan pribadiku seperti pakaian dalam dan ada 1 benda yang ingin aku cari. Gaun pengantin. Iya. Aku akan menyerahkan mahkotaku ke adikku dalam waktu dekat ini. Hans, kakak si Angela sungguh tampan. Aku jujur saja langsung kepincut. Tapi ya… soal kepribadian siapa yang tahu.

Kenapa harus gaun pengantin? Ya seolah kan ada malam pertamanya. Hehe. Tak masalah. Hanya sewa ini. Bukan beli. Aku berusaha agar dia tidak tahu tentang ini. Toh gaunnya juga bukan gaun mewah seperti acara pernikahan asli.

Aku sudah mendapatkan semua yang aku butuhkan. Waktu sudah hampir malam. Semua lancar dan baik baik saja sampai ketika aku sedang berjalan di jalan kecil, ada 2 laki laki yang menggodanya dengan kata kata tak pantas. Mereka lebih mirip orang timur tengah, kemungkinan pengungsi dari timur tengah. Ada banyak di sini karena perang di negaranya, mereka mengungsi.

Kasus pemerkosaan, serangan dengan senjata tajam dan api sudah tidak asing lagi disini sejak mereka datang. Entah kenapa pemerintah Jerman tidak terlalu peduli akan ini. Kasus demi kasus sudah sering terjadi. Bukan ide jelek belajar beladiri saat sebelum tiba di sini.

Aku tahu ini akan terjadi tapi bukan masalah. Aku tidak takut. Awalnya aku tidak mempedulikan mereka sampai mereka mau mendekatiku. Selama mereka belum menyentuh, aku tak akan bertindak. Harapanku adalah mereka menjauh tapi tidak…

Salah 1 dari mereka memegang tanganku. Aku menepis tangannya dan mulai lari tapi mereka malah mengejar aku. Aku tak mau jadi korban, memberi perlawanan. Aku menggunakan kakiku untuk menendang salah 1 dari mereka. Kena telak ke mukanya sampai dia pingsan.

Beruntung aku menggunakan celana legging yang mempermudah gerakanku. 1 lagi terlihat sangat marah dan mau menyerang. Dengan cepat aku gunakan sikut untuk menyerang dagunya dengan sepenuh tenaga. Aku bisa melihat darah keluar dari mulutnya.

Dia tidak pingsan tapi masih berbaring kesakitan. Aku tak mau kena masalah, langsung lari menuju keramaian. Aku pulang menggunakan taksi ke apartement. Jujur saja, aku sangat takut tapi aku tak mau jadi korban pelecehan, jadi ya dengan terpaksa aku harus menggunakan kekerasan untuk membela diri.

Aku akhirnya sampai menuju apartement ku. Aku juga ragu untuk menceritakan ini ke Lawrence. Aku tak mau dia cemas dan sedih. Aku tidak terluka tapi trauma kejadian itu membuatku cemas dan takut. Setelah menenangkan diriku sebentar, aku langsung naik ke atas.

Lawrence sedang memasak makan malam begitu aku datang. Bisa masak apa tuh anak? Tapi siapa tahu kan? Aku kemudian langsung mandi dan setelah itu kami berdua makan malam. Khusus malam ini saja kami tidak mandi berdua. Ya waktunya mepet. Mau gimana lagi?

Pov: Lawrence

Kami berdua kemudian berbaring di ranjang sambil menonton tv. “Ce. Cece. Cece cece cece.” Kataku sambil menggoyang goyangkan tangannya.

“Napa Dek? Kayak anak kecil aja dedek ah. Hehee. Ada apa, dedek ku sayang?” Kata nya sambil tersenyum.

“Ce. Tadi aku ketemu sama si Angela. Orangnya baik juga. Ramah. Cantik pula. Hehe. Cece dah ketemu sama Hans belum?” Tanyaku.

“Cieee dia kecantol sama bule. Hehehe. Sudah lihat foto doang. Ganteng gila tuh orang. Sumpah deh Heheheeh. dek. Dedek emang suka ama Angela? Heehhe. Dia cantik banget kan?” Tanya kakakku.

“Iya ce. Tapi emang dia mau ama aku ya?” Tanyaku.. “Yeh. Emang cece ini Angela apa? Heheh. Lagian ingat… kuliah lebih penting. Pacaran nanti saja. Kalau jodoh gak ke mana mana kok.” Kata kakakku.

“Eh bener juga ya. Ce. Besok olah raga bareng yuk. Cece besok ada urusan apa? Gak ada lagi kan?” Tanyaku. “Gak dek. Urusan dah beres. Hehe. Boleh. Yuk olah raga bareng. Oh iya dek. Sabtu si Angela ngajak nonton. Mau ikut gak?” Tanya nya…

“Yeh. Dia dah bilang cece duluan. Padahal dia yang ngajakin aku duluan ce..” kataku..

“Halllah. Prettt. Cece dah diajak 2 hari lalu. Hehehe. Kalah cepat kamu dek.” Kata dia sambil tertawa.

“Haiz ciahhhh. Kecolongan duluan. Hehehe.. ok ce. Sabtu ce. Masih ada 1 minggu lebih sebelum kuliah” kataku.

“Dek. Bobo yuk. Cece capek banget.” Kata dia sambil mencium pipiku. “Ok ce.”

Kami berdua langsung tidur bersama karena sama sama lelah. Besok paginya kami olah raga bersama dan Setelah itu, kami berdua berjumpa dengan Angela dan Hans. Kami berempat ngobrol ngobrol dan langsung cepat akrab. Hans sendiri sudah menunjukan ketertarikannya kepada Patricia.

Kami berempat kemudian makan siang bersama. Setelah makan siang, kami berpisah. Aku dan Patricia kembali ke apartement kami. “Ce. Si Hans kayaknya suka ama cece tuh. Hehehe. Kalian berdua cocok loh.” Kataku.

“Eh Dedek. Cece belum mau pacaran. Ganteng sih ganteng… cuma… ya… fokus belajar dulu ah. Hehehe” katanya tertawa kecil.

“Dek. Dedek juga mending jangan pacaran dulu. Kita gak tahu apa yang terjadi. Ingat dek. Jodoh gak ke mana mana. Hehe. Ingat. Belajar lebih penting. Kalau dedek dah sukses nanti juga wanita yang cari dedek. Percaya deh” katanya kepadaku sambil membelai kepalaku.

“Oh iya dek. Malam ini cece ada kejutan. Tunggu ya. Cece mandi dulu. Habis itu dedek mandi ya.” Kata dia.

“Ok ce” kataku.

Dia kemudian mandi. 15 menanti akhirnya dia keluar. Aku tak pakai lama, langsung mandi juga. 10 menit kemudian aku keluar dan aku melihat kakakku yang sudah berubah.

Dia menggunakan gaun pengantin. Ya tidak mewah tapi cocok dan cantik saja. Aku tak percaya dengan apa yang aku lihat. Sungguh dia cantik sekali malam itu.

“Nah gimana Dek. Cece cantik gak dek?” Tanya dia sambil menggoyangkan tubuhnya memamerkan gaun itu.

“Teramat sangat cantik sekali ce” kataku sambil melongo dan melotot tak percaya seolah dia berubah menjadi dewi venus.

“Dek. Ini malam pertama kita. Dan cece janji gak ada KENTANG lagi. Dedek dah siap?” Tanya dia yang mulai mendekatiku. Aku sendiri belum berpakaian alias masih telanjang. Aku sih sudah gak kaget kalau ada kentang lagi. Kalau dia sudah serius seperti itu mah… pasti serius. Tampaknya malam ini akan menjadi malam yang tak terlupakan.

Dia sudah duduk mengulurkan tangannya yang dibalut sarung tangan putih itu. Aku menyambutnya dengan tanganku tapi dia dengan resehnya malah memindahkan tangannya ke penisku dan menariknya dengan lembut. Aku kini duduk di sampingnya.

Dia yang masih menggunakan gaun pengantin, aku masih atau sudah telanjang. Pemandangan yang tidak adil. Dia kemudian menyuruhku duduk di pangkuan nya.

“Dek. Dedek dah siap? Cece rasa ini malam sudah waktunya…” kata Kakakku dengan lembut.

Aku mengangguk tanda siap. Kami berdua kini berbaring dan berciuman. Dengan sigap aku lepaskan gaun pengantin itu dia kini sudah telanjang. Kami berciuman dengan mesra dan lembut. Diiringi nafsu manusiawi, ciuman kami bertambah dahsyat dan aku kini berbaring di atas tubuh kakakku.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu