2 November 2020
Penulis —  Kaskusman

Kakakku Patricia dan aku

Seperti biasa. Setelah berciuman, payudara itu selalu menjadi tempat favorites ku. Aku dengan semangat menghisap payudara indah itu dan puting susunya aku mainkan. Desahan demi desahan mengisi sunyinya malam yang dingin itu. Kehangatan cinta kami membuat dingin menjadi tak terasa.

Setelah puas bermain main dengab payudara itu, kepalaku menuju ke vaginanya. Dengan penuh penghayatan aku melihat vagina itu yang nantinya akan segera tidak perawan (dengan catatan tak ada balada kentang untuk 1001x nya).

Aku kemudian menjilati vagina perawan kakakku dan menciumnya seolah tiada hari esok. Kakakku sudah terangsang berat dan kedua tangannya sudah meremas payudaranya sendiri. “Ahhhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH” kakakku mendesah.

Aku kemudian mencium bibirnya lagi. Dia kini jauh menjadi lebih aggresive. Kedua tangannya memeluk punggung dan leherku dengan erat. Nafas kami saling beradu. Sekarang salah 1 tangannya memegang penisku dan dimainkan di vaginanya yang sudah basah itu.

Dengan pelan ujung kepala penisku dimainkan di klitoris vagina itu. Pelan pelan penis itu masuk ke liang peranakan kakakku sampai matanya tiba tiba terbuka dan berteriak karena sakit yang luar biasa. Aku memeluk erat kakakku. Air matanya mengalir deras. Dia menangis terisak isak karena sakit itu.

Beberapa menit kemudian, aku mencium bibirnya dan membelai rambutnya. Kakakku kini berada di atas tubuhku. Dia tampaknya sudah tak peduli dengan rasa sakitnya dan kini mengikuti instingnya. Tubuhnya mulai bergoyang goyang mencari kenikmatan yang sejati dan hakiki.

“Ahhhhhhhhh aahhh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh dek… enak… I love you… ohhhh ahhhhh” teriaknya. Kedua tangannya dinaikan di belakang kepalanya (seperti gaya mengikat rambut) sehingga payudara indah itu semakin menonjol dan tentu saja kedua tanganku langsung menyerbu tempat kesukaanku.

Seperti biasa. Aku memainkan kedua puting susunya dan meremas remas payudaranya. Kakakku semakin terangsang berat dan gerakannya semakin kacau. Tak lama kemudian, dia mendapatkan orgasme asli dari penisku. Aku hanya terpukau diam tak bergerak.

Dia menjatuhkan kedua tangannya di dadaku dan tak lama kemudian… dia merebahkan dirinya di atas tubuhku. Aku membelai rambut dan punggung nya yang halus itu. Dia kemudian menatapku ssmbil tersenyum dan mencium bibirku dengan mesra.

“Dek. Makasih ya sayang. Cece sayang banget sama kamu. Cece dah kasih kehormatan cece. Jangan bikin cece sedih ya sayang. Cece istirahat bentar ya.. nanti kita lanjut lagi sayang” katanya dengan lembut dan mesra.

Aku membiarkan kakakku beristirahat. Dia pasti masih kesakitan. Aku tak sadar meneteskan air mataku. Air mata… bahagia dan juga penyesalan… serta rasa takut. Semua sudah terjadi. Apa yang bisa diperbuat?

Tak lama kemudian dia bangun lagi dan mulai menciumi bibirku. Aku juga membalasnya dengan ciuman mesra. Aku yang dari tadi sudah bernafsu tentu saja mulai menggila. Aku dan kakakku masih berpelukan dan aku membalikan tubuhnya sehingga aku ada di atas tubuh nya.

Kemaluan aku masih bersarang di vagina kakakku. Aku kemudian mulai menggoyangkan tubuhku. Penis itu maju mundur keluar masuk vagina nya yang baru aku perawani. Sungguh mati. Vagina Kakakku sangat menjepit dan legit. Hangat sekali di dalam sana.

Ini pertama kalinya aku bercinta dan tentu saja aku sudah tak perjaka lagi. Karena rasa nikmat dan terangsang, aku tidak dapat menahan diriku lagi dan aku akhirnya mencapai orgasme ku dalam waktu yang singkat itu. Untung saja Aku sudah menarik keluar penisku dari vaginanya.

Malu? Gak tuh. Tadi buktinya kakakku sudah kalah duluan. Jadi anggap saja impas. Penis itu mengeluarkan banyak sperma. Kakakku tersenyum puas. Dia kemudian menjilati penisku dan membersihkannya dengan mulut dan lidahnya.

Aku juga mau membalas budi Kakakku. Jadi kami melakukan posisi 69. Aku di bawah, dia di atas. Setelah saling membersihkan, kami berdua mandi bersama. Aku menuntun kakakku yang masih kesakitan. Setelah kami mandi bersama, kami berdua tiduran di ranjang.

“Sayang. Seru. Enak. Tapi sakit sayyyyyy” kata kakakku yang tadi senyum dan sekarang merengek kesakitan.

“Cece. Aku senang tadi. Jadi gak penasaran lagi. Dari dulu kan cece ngerjain aku terus. Hehehe. Cece istirahat tuh. Aku dah gak penasaran lagi. Kalau cece dah membaik, kita gituan lagi. Hehehe.” Kataku sambil membelai wajah cantiknya.

“Eh nakal. Masih manggil cece. Kita dah kayak suami istri, kamu manggil cece. Gimana sih kamu say?” Kata kakakku sambil tertawa.

“Iya ya say. Tapi di sini aja ngomong say nya. Jangan di luar. Di luar mah kita biasa biasa aja” kataku.

“Bener juga ya dek. Eh say. Ah Suek lah loe. Wkkwkwkwkw.” Kata Kakakku tertawa.

“Ya udah lah. Sesukanya aja. Suek.. hehee” kata kakakku yang mulai agak aneh bicaranya. Mungkin dah dijebol kali ya.. jadi otaknya agak miring

“Ce. Tadi gmn rasanya orgasme make burung beneran? Hhehehe” kataku meledek.

“Nakal. diem ah. Malu tauk. Hehehe.” Kata Kakakku tersipu malu.

“Haaaaaa ntar juga mau lagi” ledekku

“Hiehhhhh nakal kamu say. Hehhehe” ledek kakakku sambil menggenggam tanganku.

Kami akhirnya tertidur. Malam yang indah. Mungkin suatu hari ketika aku menikah… Ntah dengan kakakku sendiri atau dengan Angela (harapan)… Aku sudah tahu seperti apa rasanya bercinta.

Setelah kejadian itu, kami semakin sering bercinta setiap hari. Bahkan kadang 3 x sehari. Vagina dia sudah tidak sakit lagi. Maklum. Dah sering disodok. Dia selalu mendapatkan orgasme nya tiap x kami bercinta. Rasa malu sudah tidak ada lagi. Bercinta bahkan sudah menjadi kewajiban kami.

Hari sabtu ini kami sudah berencana untuk menonton film bersama Angela and Hans. Aku dan Kakakku sudah siap. Kami sudah bersiap siap untuk pergi. Kami berempat pergi menggunakan kendaraan umum seperti kereta dan bis. Kendaraan umum di sini sangat bagus dan senantiasa tepat waktu.

Kami Akhirnya tiba di bioskop dan akan menonton film drama. Bah… Aku secara pribadi tidak suka film semacam itu tapi ya mau gimana lagi. Berlagak bego saja jadinya. Ikut ikut saja. Anggap saja memperdalam bahasa Jerman. Kami akhirnya masuk ke dalam theater dan menonton film itu.

Setelah penderitaan ku berakhir dalam 2 jam, kami memutuskan untuk makan malam bersama. Meski belum lama kenal, kami merasa sangat akrab seperti keluarga. Belum pernah kami merasa bahagia seperti ini. Awal yang bagus untuk memulai kehidupan baru di negara asing.

Setelah makan malam, kami pulang menuju apartment kami, namun sayang, karena malam minggu, ada banyak orang orang mabuk dan gila di jalanan. Kami saling berjaga. Hans tentu menjaga adiknya dan aku menjaga kakakku.

Yang ditakutkan benar terjadi. 4 orang dari timur tengah mengganggu kami. Mereka kemudian menyerang Aku dan Hans karena tidak mungkin mereka mau memperkosa pria. Hans, dengan perawakan tinggi 180 cm+ dan bertubuh lumayan kekar memberikan perlawanan tak terduga.

Dua pukulan telak melayang ke muka bandit itu sampai pingsan. Aku juga melawan dengan memberikan pukulan telak di ulu hati dan tendangan samping ke tulang iga nya. 2 sudah jatuh. 2 lagi yang tersisa. Melihat kedua temannya sudah tumbang, dia mencoba menyerang kakakku.

Patricia dengan sekuat tenaga menendang ulu hati orang itu sampai dia kesakitan memegang perutnya. 1 nya lagi mengeluarkan pisau. Aku menendang pisau itu dan Hans memberikan sebuah pukulan telak ke dagu orang itu. Iya uppercut. 4 orang itu sudah jatuh. Kami berempat lari.

Angela bukan tipikal perempuan yang suka olah raga dan kekerasan (wajar lah), jadi dia terlihat ketakutan. Patricia menggenggam tangan Angela dan Setelah kami berhasil lari dari tkp, kami akhirnya pulang. Bukan akhir yang baik untuk kami berempat tapi tidak ada yang terluka selain Angela yang hanya shock.

Kami berempat berkumpul di unit Angela untuk sementara sampai dia tenang. Patricia menjaga dia sementara aku dan Hans ngobrol di luar bicara tentang apa yang terjadi tadi. Ternyata itu semua sudah lumayan sering terjadi. Jerman tidak aman dan tidak seindah dulu lagi sejak orang orang itu berdatangan.

“Ce. Gila. Untung aja kita sempat belajar bela diri walau cuma sebentar ya. Siapa yang bakal menduga hal hal itu akan terjadi? Gila.” Kata ku agak kesal.

“Ya mau gimana lgi dek. Di dunia ini mah apapun bisa terjadi. Yuk dek. Gak usah bahas lagi. Kita mandi bareng yuk.” Kata kakakku sambil menggenggam tanganku dan menarikku ke kamar mandi untuk mandi bersama.

Setelah saling memandikan, kami berdua langsung salto ke ranjang untuk menjalankan kewajiban suami istri (dalam kasus ini ya, kakak adik). Kami sejenak melupakan kejadian yang mengerikan tadi. Dengan Bercinta, semua masalah hilang seketika.

Bibir kami saling beradu seperti biasa. Lidah kami bertarung dengan sengit. Ciuman kami cepat dan tepat menuju sasaran sehingga tak butuh waktu lama bagi kami untuk mendapatkan rangsangan. Alhasil Aku langsung menuju ke tempat favorite ku.

Seperti sudah tradisi saja. Puting susunya aku mainkan. Payudaranya Aku remas. Desahan dan tawa karena geli menggema di kamar kami. Untung saja kakak adik itu beda tower dengan kami. Kalau berdekatan, gawat tuh kalau terdengar. Aku sangat menyukai payudaranya yang indah itu. Sungguh… aku sangat beruntung bisa menikmati keindahan tubuh kakakku.

Kontolku sudah dipegang oleh kakakku dan dia menggesek gesekan ke vaginanya. Sepertinya dia sudah terangsang berat. Aku bisa merasakan vagina nya yang sudah becek dan… jlebbbb. Masuk sudah penisku ke dalam vaginanya. Aku dengan pelan mengangkat pantatku. Penis Itu keluar masuk dari pelan ke cepat layaknya piston mobil.

Kedua tangan dan kaki Kakakku kini merangkul dan mengunci tubuhku seolah dia minta untuk dibuahi tapi ya itu hanya sesaat aja. Dia mendapatkan orgasmenya setelah aku berjuang dengan keras. Kedua tangan dan kakinya mengunci tubuhku dengan keras. Untung saja Aku tidak tercekik.

Tak lama kemudian, aku melanjutkan goyanganku lagi dan dia semakin berteriak karena nikmat dan geli. “Dekkk.. ahhhh AHHH… sudah… geli dekkkk ahhhhj ohhh ahhh.” teriaknya sambil memohon dan mulai menangis.

“Tahan ya sayang. Tahan… aku sudah mau sampe.. tahan ya cantik… aahhh… arghhh” aku pun mendapatkan orgasme ku dan menarik penisku dengan cepat dari vagina nya. Aku kocok penis itu di depan muka kakakku. Dia menutup matanya dan menyambut semburan sperma ku di wajah cantiknya.

Dia tersenyum dan mulai menjilati sperma yang berceceran di wajahnya. Aku memberikan tissue dan dia membersihkan wajah cantiknya itu. Setelah Itu, dia menggenggam penisku dan dia memasukkannya ke mulut nya.

Oral sex ini juga salah 1 saat saat yang aku tunggu. Aku sangat menyukai saat saat penis aku dijilat dari ujung ke ujung… dibersihkan oleh lidahnya dan dikulum. Nikmat nya tidak ada tandingan. Setelah dia puas membersihkan penisku dengan mulutnya, dia tersenyum dan minta digendong ke kamar mandi. Kami berdua mandi bersama dan saling membersihkan.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu