2 November 2020
Penulis —  Kaskusman

Kakakku Patricia dan aku

Tak tau sudah berapa lama kami berciuman sampai dia merasa lelah. Dia melepaskan ciumannya dan berkata kalau dia sangat mencintaiku dan aku tak tergantikan di hatinya. Aku juga mengatakan kalau dia juga tak akan bisa digantikan oleh siapapun.

Dia mulai meneteskan air mata nya karena terharu dengan ucapan ku tadi dan langsung membaringkan tubuhnya di atasku. Aku pun dengan lembut membelai rambutnya dan kini aku yang menyanyikan lagu love song dan membuatnya tertidur dengan lelap.

Besok paginya dia terbangun dan melihatku belum memejamkan mata. “Dek. Dedek bobo gak? Cece semalam ketiduran. Badan dedek nyaman. Hehehe. Belum lagi dedek semalam nyanyi buat cece. Maaf ya dek. Tapi kan ini hari sabtu. Cece gak kuliah. Dedek gak sekolah. Jadi dedem tidur aja nanti ya sayang.” Katanya sambil mencium bibirku dan membelai rambutku.

Aku hanya mengangguk dan langsung memejamkan mataku karena tak bisa tidur semalaman. Kurang lebih 6 jam kemudian, aku terbangun dan langsung mandi. Kakakku sudah menyiapkan makanan. Setelah mandi, aku makan dan belajar. Ya belajar. Senin udah ujian bro. Masak kelayapan. Stres kali ya…

Aku belajar dari siang sampai malam. Kakakku dengan setia menemani aku. Dia membiarkan cemilan dan teh juga kopi. Cikal bakal kena asam lambung ini, pikirku. Tapi bukan masalah. Ada obat maag yang setia menemaniku juga.

Sekedar info saja. Aku mengambil jurusan ipa. Aku ingin menjadi arsitek nanti karena aku berbakat dalam menggambar dan matematikaku juga termasuk yang terbaik di sekolah bahkan guru ku saja sampai mengaku kalah terhadap kepintaranku.

Ujian akhirnya tiba. Dari senin sampai jumat. Dengan percaya diri aku mengerjakan semua soal soal itu dengan mudah. Setelah ujian selesai, aku dan kakakku pergi berdua jalan jalan alias liburan ke Australia selama 1 minggu.

Selama kami di sana, kami senantiasa berfoto berdua dengan mesra sampai semua teman teman aku yang melihatnya menjadi sangat iri dan cemburu. Tak sedikit siswi perempuan di sekolah itu yang tertarik kepadaku tapi aku tak tertarik dengan mereka karena aku mau mencari perempuan dengan pemikiran dewasa.

Di lain pihak, ada banyak juga mahasiswa yang tergila gila kepada kakakku tapi semua diabaikan olehnya. Kakakku hanya ingin fokus mengejar cita citanya dan selesai kuliah lebih cepat. Dia tak peduli akan kehilangan masa mudanya. Buat dia, hura hura lampu disko itu hanya omong kosong tak berguna. Well…

Kami di sana sudah terlihat seperti sepasang kekasih. Ke mana mana berdua dan selalu bergandengan tangan kecuali ke wc umum. Kami tidur bersama 1 kamar dan 1 ranjang juga. Semua baik baik saja sampai suatu malam, kakakku entah kenapa mengajak aku berendam berdua di bathtub.

Tawaran menarik. Kami masih bisa jaga batas sejauh ini meskipun aku yakin dia juga rela menyerahkan keperawanan nya kepadaku tapi aku juga (untuk saat ini) belum mau mengambilnya. Mencintai tidak sama dengan nafsu yang identik dengan membuka celana. Dengan memberikan perhatian dan kasih sayang itu sudah cukup.

Dia menyuruhku untuk menunggu dengan sabar di kamar sementara dia menyiapkan air panas untuk kami berendam. Dengan sabar aku menunggu sampai kemudian kakakku memanggil aku untuk masuk ke kamar mandi. Dia sendiri sudah berendam tapi tubuhnya tertutup oleh busa busa sehingga tidak terlihat jelas dan sialnya…

Suek! Nanggung bener sih. Bikin kepala atas bawah sakit luar dalam, tapi gak masalah dah. Better than nothing. Akhirnya Aku disuruh melepas semua pakaian ku sampai telanjang.

“Udah dek. Gak usah malu. Kan cece dah pernah lihat semuanya pas cece urus kamu waktu sakit. Yuk sini dek. Masuk pelan pelan.” Kata dia sambil mengulurkan tangan untuk mengajakku berendam berdua dengannya. Aku dengan senang hati meraih tangannya yang lembut dan dia pun tersenyum lebar.

“Dek. Puter balik deh. Cece mau bersihin punggung kamu dulu dek.” Kata dia. Aku memutar tubuhku membelakangi dia dan kakakku dengan kedua tangannya yang lembut menggosok punggungnya dengan lembut dan pelan. Setelah selesai, dia membilasnya sampai bersih dan dia memeluk aku dari belakang sambil berbisik di telingaku, “I love you”.

Aku tersenyum dan memutar tubuhku. Kakakku tersenyum manja dan aku langsung memegang dagunya dan mencium bibirnya dengan mesra. Setelah itu aku juga berkata I love you ke kakakku. Di dalam bathtub itu, dia membersihkan seluruh tubuhku termasuk yang di bawah sana.

Ketika dia memegang kemaluanku, dia tertawa kecil dan berkata, “dedek nakal. Dedek sekarang udah gede. Dulu cece juga pernah mandiin dedek waktu dedek masih bayi. Hehehe. Cuma masih dibantu ama mama. Sekarang cece sendiri yang mandiin dedek. Sini sayang. Cece cium dulu” katanya sambil meledek dan mencium pipiku.

“Dedek Gak usah malu ya sayang. Dedek kan laki laki. Wajar saja lah kalau itunya berdiri” kata kakakku dengan lembut sambil tersenyum.

“Yeh. Cece mah. Dedek malu. Eh cece sebagai wanita emang gak terangsang gitu ce? Hehehe” tanyaku penasaran. “Hmmm tergantung sih dek. Cece mah bisa aja kalau mau. Kita wanita tuh lebih suka dirangsang secara psychology. Dengan kata kata manis dan pujian. Rangsangan fisik mah juga penting. Tapi kita wanita menggunakan perasaan.

Cece gak mungkin tertarik kalau disuruh bercinta dengan orang yang cece gak sayang. Gak akan sekalipun ganteng kayak orang orang korea di film drama itu. Kenapa? Karena cece gak ada perasaan cinta. Beda dengan dedek. Cece ada perasaan cinta dan sayang. Cece bisa saja terangsang. Heheh” jelasnya dengan panjang lebar sambil tersenyum manis.

“Ce. Hmmm…” aku tak melanjutkan kata kataku dan langsung membenamkan wajahku di dadanya. Kakakku langsung membelai rambut dan kepala ku dengan lembut. Wajahku juga dibelai oleh nya dan akhirnya kami berdua berciuman dengan lembut dan mesra.

Kedua tangannya memegang wajahku dan aku memeluk punggungnya sampai dengan tak sengaja aku melepaskan tanduknya. Kakakku mungkin tahu tapi dia tampak tak peduli. Sebagai adik yang baik (hallah. Pantat ayam dasar. Baik palelogede), aku mengambil handuk itu dan menutup tubuhnya lagi.

Dia tersenyum senang saat aku menutupi tubuhnya. Mukanya terlihat sangat riang gembira. Kakakku berkata kalau dia sangat senang dengan sikapku yang sangat gentleman dan sopan.

Dia mencium bibirku dan memeluk dan berbisik, “Dedek. Dedek orang yang pantas untuk melihat tubuh cece. Cece tadi sangat senang dengan sikap dedek. Cece kagum dan salut. 99.9% tidak akan ada laki laki seperti dedek di dunia ini. Cece makin sayang sama dedek”.

Air mata kakakku menetes dan mulai menangis terharu. Aku tidak menduga akan mendapatkan respon seperti ini dari kakakku. Tentunya aku sangat senang. Dia pun meletakan kepalanya di atas dadaku dan aku membelai rambutnya dan mencium kepalanya.

Tak lama kemudian, dia berkata untuk segera mandi alias bilas karena terlalu lama di bathtub tidak bagus untuk kesehatan. Sebelum dia berdiri, dia melepaskan lilitan handuknya dan memegang kedua tanganku untuk berdiri.

Kami berdua berdiri dan aku… melihat seluruh tubuh kakakku yang telanjang bulat. Dia tersenyum malu sambil menundukkan kepalanya. Sesekali dia melihatku dan menunduk lagi.

Muka cantik dan tubuh indah ditambah kulit putih mulus dikali Payudaranya sangat sempurna. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Perut nya sangar rata, rambut kemaluannya hanya ada sedikit dan rapih.

“Dek. Sekarang dedek gak penasaran lagi kan? Hehehe. Cece gak gendut kan dek?” Katanya malu malu dan masih menunduk tak berani menatap mukaku. Aku gemetar tak berani menjawab.

“Dek. Jawab dong dek. Hehe.” Kata kakakku manja. Dia juga melihat kemaluanku yang sudah membesar. Dia mencolek kemaluanku dan berkata kalau aku sudah terangsang berat.

“Ce… cece gak salah? Telanjang di depan dedek. Dedek laki laki loh ce.” Kataku gugup.

“Iya cece tauk. Dedek gak denger tadi cece ngomong apa? Hehhe. Cuma dedek yang pantas melihat tubuh cece.” Kata dia sambil tersenyum dan sudah berani menatapku dengan tatapan juga senyuman nya yang menggoda.

“B.. badan cece sempurna. Seperti bidadari. A… aku… eeeeee” aku tak dapat berkata apa apa karena terbius heroin eh kecantikan kakakku dan tubuhnya yang indah itu. Dia langsung memegang tanganku dan keluar dari bathtub menggandeng tanganku.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu