2 November 2020
Penulis —  Kaskusman

Kakakku Patricia dan aku

Maaf kalau keributan nya terkesan murahan

“Dek. Tadi pas kita mandi bareng kok dedek kayaknya cemberut mulu? Ada yang salah dek? Apa dedek kecewa?” Tanya kakakku.

Aku berkata kalau apa yang kulakukan tadi sangat salah. “Ce. Maaf ce. Tadi dedek sudah terbawa nafsu. Tak sepantasnya kita berbuat hal hal seperti ini” kataku.

“Ah dedek mah. Dedek juga seneng aja tuh. Hehee. Santai saja dek.” Katanya sambil tertawa.

“Tapi ce. Aku jujur aja takut. Merasa bersalah” kataku sambil menunduk.

“Kalau dedek merasa bersalah, kenapa dedek maju terus aja dari kemarin kemarin? Itu maksudnya apa?! Jangan munafik. Kamu kira cece ini apaan? Jangan ngomong sayang kalau munafik!!” Kata kakakku mulai marah

“Habis. Dedek juga… senang tapi …”

“Tapi apa Dek! Ngomong yang jelas! Jangan kayak gt!”

“Ce… dedek tuh sebenarnya… sayang banget sama cece.. dedek juga ingin menikmati tubuh cece tp kita kakak adik. Ini kan terlarang ce… dedek mikir kalau… biarlah fantasi menjadi fantasi saja.. kalau jadi kenyataan malah menyakitkan” kataku mulai menangis..

”… ok. Cece paham sekarang. Dek. Cece sendiri sih juga berpikiran sama dengan dedek. Cece dah tahu resiko ini semua. Tapi kalau dedek gak mau lagi… BUKAN BEGINI CARANYA!!!” Katanya sambil menangis dan berteriak.

“Ce… Aku gak ada maksud begitu ce.. tolong jangan salah paham.” Kataku sambil menyentuh tangannya.

“JANGAN PEGANG!” Katanya membentak.

“Ce. Aku senang banget bisa begini dekat. Dedek mengatakan ini karena dedek sayang banget sama cece. Bukan cuma mau macam macam.. dedek dah buat cece sedih. Kalau cece sedih karena dedek, mending… dedek mati aja dah.. dedek gak tahan lihat cece nangis…” kataku sambil menangis dan berlari keluar.

“Dek tunggu!!!” Kata kakakku mengejarku dari belakang menuju dapur. Aku sudah memegang pisau itu mau memotong nadiku.

“Dek jangan!!!” Katanya sambil memeluku dari belakang.

Dia menangis tersedu sedu. “Dek… jangan dek. Maaf dek tadi cece marah marah dek. Cece gak bermaksud seperti itu dek. Maafin cece ya dek” katanya sambil menangis dan membenamkan wajahnya di punggungku.

Tanganku sudah memegang pisau dan aku meletakkannya kembali. Aku pun berbalik dan memeluk kakakku. “Ce. Cece tenang. Dedek tadi emosi sesaat. Asal cece dah gak sedih lagi, dedek juga dah tenang ce.” Kataku sambil mencium dahinya.

“Dek. Lain kali tolong jangan begitu ya dek. Cece gak bisa hidup tanpa dedek. Kalaupun kita harus mati, kita harus berurutan dek. Kalau cece menguburkan tubuh dedek, cece dah gagal menjaga dedek.” Katanya kepadaku.

Perkataannya sangat menyakitkan. Kakakku benar. Eh ada sesuatu tak terduga. Dia kemudian menatapku dengan tajam dan menampar pipiku. Lucunya… setelah itu dia… malah mencium bibirku. Apaan coba dah nih orang. Dasar stress kayak robot konslet.

“Dek. Tadi sakit ya.. maaf ya dek. Tadi cece kesal aja… soalnya dedek nekad macam itu. Lain kali dedek gak boleh kayak gitu ya. Jangan bunuh diri. Kalau dedek sayang banget sama cece, dedek gak boleh nakal. Cece selalu sayang dedek. Cece tadi bentak bentak dedek. Cece juga minta maaf ya dek…” katanya sambil mengusap pipiku yang baru kena jurus telapak kasih sayang dewi venus.

Aku kembali mencium kakakku. “Ce. Dedek minta maaf. Tadi dedek cuma mau bilang saja apa yang dedek rasakan. Aku Sekarang merasa lega dan lebih nyaman. Aku selalu sayang cece. Aku juga senang berduaan terus sama cece. Anggap aja tadi dedek gak ngomong apa apa ce. Dedek sudah gak merasa takut lagi. Apa yang kita lakukan ini ya…

“Dek. Dedek harus menebus kesalahan dedek sekarang.” Katanya dengan tersenyum manja dan menggoda.

“Apa yang dedek harus perbuat ce?” Tanyaku.

“Gendong cece ke ranjang.” Katanya tersenyum dan merangkul leherku.

“Gampang ce. Dengan senang hati” jawabku sambil tersenyum.

Aku pun menggendong kakakku kembali ke kamarnya dan ke ranjang pengantin itu. Dengan lembut kubaringkan tubuhnya yang indah itu dan kukecup Bibir nya.

“Ce. Dedek Sekarang merasa sangat beruntung karena impian dedek selama ini menjadi nyata. Dedek akan selalu jaga cece selama dedek masih bernafas”. Kataku dengan lembut.

“Dek. Cece melakukan ini semua karena cece tahu dedek adalah orang yang layak dan pantas untuk mendapatkannya. Cece tidak pernah sekalipun menyesal. Cece senang dan sangat sayang sama dedek.” Katanya terharu sambil meneteskan air matanya.

Kamipun kembali berciuman dengan mesra. Aku kemudian berbaring di sampingnya dan memeluknya dengan erat membuat dinginnya malam menjadi begitu hangat dan indah.

“Ce. Besok Tommy datang jam 2 siang. Nanti dah ada dia mah gak bisa lagi berduaan deh ce” kataku.

“Perasaan ya Dek. Tadi ada orang yang ngomong kalau dia merasa bersalah. Siapa ya? Habis itu, dia lari ke dapur mau bunuh diri karena sudah membuat cecenya menangis…” ledek kakakku.

Kesal diledek. Aku tiup kuping nya dengan kekuatan angin puting susu, eh puting beliung. Dia berteriak. Wanita lemah di telinga, pria lemah di mana… wanita berdandan.. pria menggombal. Sudah seperti itu jalannya. Kami kemudian tertawa tapi karena hal yang berbeda.

Aku tertawa karena senang melihat kakakku geli. Dia tertawa karena… geli. Stress Emang. Aku kembali menatap matanya dengan dalam.

“Ini Dedek nakal pasti mau usil lagi. Lihat aja. Dasar dedek nakal. Hiya hiya. Kalau nakal bisa kena gigit cece nanti. Hehehehe.” Kata kakakku dengan senyum usilnya..

“Ce. Tadi cece kan sudah terangsang. Cece gak mau lanjut?” Tanya ku sambil menatap matanya dengan dalam dan menggoda.

“Hmmm… lanjut gak yah? Hehehe.. kamu kan masih mendidih di bawah sana… hehe… tapi…” katanya menggoda.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu