2 November 2020
Penulis —  Kaskusman

Kakakku Patricia dan aku

Germany. Here we come. Besok adalah hari terakhir kami di rumah. Kami berdua akan ke Jerman. Tommy akan menjadi satpam selama kami pergi sampai rumah itu (mungkin) jadi hak miliknya. Sompret emang. Enak aja.

Persiapan sudah hampir siap. Kami hanya menyisakan beberapa potong pakaian saja. Sisanya sudah mendekam di koper. Tommy meskipun pendiam, ternyata bisa liar juga. Mungkin terlalu dikekang orang tuanya jadi sampai sini kayak orang kesetanan juga. Peduli setan Dah dengan dia. Toh bukan urusan kami.

Setelah mengadakan pesta kecil bersama Tommy, kami langsung beristirahat karena kami harus ke airport menuju Jerman di siang hari. Tommy mengantar kepergian kami. Setelah itu, kami berpisah dan masuk ke dalam airport.

Akhirnya setelah 1001 formalitas omong kosong dan lainnya termasuk menunggu, kami masuk ke pesawat menuju Singapore. Ya transit dulu lah. Tak sampai 2 jam, kami tiba di negara anti permen karet itu dan menunggu lagi selama 2 jam untuk menuju ke Frankfurt.

Belasan jam merana di dalam pesawat, kami akhirnya tiba di Frankfurt. Untung saja kami membeli tiket VIP. Lumayan tidak bosan. Bayangkan saja kalau fasilitas kosong seperti angkot. Jaminan pendek umur. Kami yang pernah ke sini tentu sudah tidak asing lagi dengan kotanya.

Setelah mengambil semua barang kami alias bagasi, kami langsung menuju ke apartement kami yang sudah kami incar dari dahulu kala. Setelah acara tanda tangan kontrak dengan induk semang alias ibu kos alias pemilik apartement dan serah terima kunci, kami langsung membereskan barang barang kami.

Syukurlah apartment ini fully furnished. Kami tak perlu membeli banyak perlengkapan seperti meja dsb. Semua sudah asa kecuali mau beli lagi ya silahkan. Kami besoknya harus ke bank membuka rekening di sana dengan Deutsche bank.

Aku dan kakakku besok mau ke kampus untuk mengurus kuliah kami. Dia akan melanjutkan jurus spesialis kandungan. Ya cocok lah buat dia. Pasien nya pasti wanita semua. Mana ada suaminya mau macam macam sama dia saat istrinya sedang hamil.

Aku akan mengambil jurusan arsitektur. Aku suka matematika dan suka menggambar. Ya cocok juga lah. Hobi dan dibayar (kalau sudah dapat kerja). Setelah membereskan barang barang, kami pergi keluar mencari makan. Musim dingin saat ini.

Setelah makan malam, kami juga mau belanja pakaian musim dingin. Ya sesekali tampil keren napa sih. Masak pake jaket kulit mulu. Kakakku yang memilih pakaian musim dingin. Dia sebagai wanita ya tentu sana tahu tentang fashion. Gak heran lah.

Setelah berbelanja, kami pulang untuk beristirahat. Dinginnya tak tahan dah. Di dalam pikiran hanya bisa membayangkan kebakaran hutan saja biar hangat. Kami tiba di rumah dan kemudian… kami mandi bersama. Ya melepas rindu sejak tuh monyet datang kan gak bisa lagi berduaan. Kalau dia mau ikutan kan gawat..

“Ce. Sejak Tommy datang. Susah ya berduaan aja. Untung kita sudah bebas sekarang. Bisa berduaan kayak dulu lagi.” Kataku sambil tersenyum.

“Iya dek. Cece kangen tauk. Lama banget gak kayak gini. Tiap hari kita mandi bareng. Dia datang… bubar dah acara.. hehehe. Sekarang dah aman” kata kakakku yang sambil menyabuni tubuhku dengan lembut.

“Tapi ce. Kita selalu tinggal bersama terus kan ce? Kalau dedek nanti diajak temen tinggal bareng, dedek gak mau. Dedek mau sama cece aja dah berdua terus.. hehe” kataku yang sekarang membersihkan punggung kakakku.

“Cece gak akan meninggalkan kamu dek. Kita akan selalu berdua. Selalu bersama terus. Kita kalau pindah juga akan bersama” katanya yang sedang membersihkan kemaluanku.

“Uh… eh.. ce. Jangan… eh. Geli. Eh… tinggalin… dedek ya… eh” kataku geli geli nikmat.

“Iya dedek. Hehee. Udah. Tenang aja. Geli ya disabunin sama cece… Heheh.. kelitikin ah… hehehe hihihihi” katanya sambil menggelitik penisku..

“Ah cece geli.. hehehe.. tiup juga nih kuping.” Kataku sambil memeluknya dan meniup kupingnya. “Dedek. Ampun.. ihhh geli tauk… ihhhh. Nakal.. dedekkkkkkkk” kakakku berteriak. Kami pun tertawa bersama dan diakhiri dengan ciuman mesra di bawah pancuran air panas.

Setelah membersihkan dan mengeringkan badan, kami kembali berpakaian dan langsung beristirahat di atas ranjang. “Ce. Capek Ya. Musim dingin gak seenak yang aku bayangkan kayak di film” kataku sambil tersenyum.

“Yeh. Dedek mah. Coba dedek masuk kulkas. Dingin gak tuh? Hehehe. Nanti lama lama akan terbiasa kok dek” Kata kakakku.

“Iya sih. Ce. Kangen berduaan sama cece” kataku sambil memeluknya.

“Iya dek. Cece juga kangen banget sama dedek.” Katanya yang memeluku dan membelai rambutku. Terbawa suasana, kami berciuman dengan mesra. Kakakku mulai mendesah dan aku pun semakin bernafsu menciumi bibirnya.

Kami berhenti berciuman dan saling bertatapan. “Dek. Dedek nakal yang cece sayang. Yuk bobok. Besok banyak yang harus kita kerjakan dek” katanya sambil tersenyum nakal.

“Huuuh cece. Php mulu. Hehehe. Ok ce. Yuk bobo. Dedek juga dah ngantuk. Bzzzzt.” kataku sambil mengecup bibirnya.

“Ngapain make Bzzzzt segala? Hehehee. Kayak lebah” ledek kakakku.

“Iya. Dedek jadi lebah. Menyengat cece. Cup” jawabku sambil mencium bibirnya dan kamipun tidur sambil berpelukan. Musim dingin terasa hangat. Mungkin saja salju sudah meleleh di luar sana karena kehangatan cinta kita. Halaaahhh pret.

Besoknya kami pergi mengurus urusan kami berdua dari bank sampai kampus, untungnya, meski jadwal sangat padat, kami mampu menyelesaikan semuanya tepat waktu. Serasa orang kerja. Dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore gerak sana sini tak ada stop kecuali makan siang.

Di kampus, aku berkenalan dengan seorang perempuan lokal bernama Angela. Dia orang Jerman asli. Tinggi nya hanya beberapa cm lebih dariku dan berambut pirang. Dia sangat cantik. Kakakku juga berkenalan dengannya dan bahkan mereka berdua bisa langsung akrab.

Angela juga memiliki kakak laki laki. Mereka berdua juga sangat dekat. Ya… mirip seperti kita cuma bagian eksekusi sih belum ada ngomong untuk saat ini. Namanya juga baru kenal. Dia berusia 18 tahun juga. Ya seumur denganku. Tubuhnya juga bagus. Sama persis seperti kakakku.

Sementara itu, Tommy juga sedang mempersiapkan diri untuk kuliah (gak sama kami) juga. Dia bilang semuanya sejauh ini baik baik saja. Kami mengizinkan dia melakukan apapun yang dia mau selama tidak ada tindakan kriminal dan melakukan pengrusakan.

Setelah mengurus semuanya, kami berdua pulang ke apartement. Sungguh hari yang melelahkan. Setelah beristirahat sejenak, kami berdua memutuskan untuk makan malam. Sementara waktu, kami memutuskan untuk memasang pizza. Cuaca sangat dingin. Kami malas keluar. Gak percaya? Coba sendiri sana..

Setelah makan, kami menonton tv, itung itung memperdalam kemampuan bahasa kami juga. 2 jam berlalu, kini sudah pukul 8.30 malam. Kami akhirnya mandi bersama seperti biasa.

“Ce. Capek banget ya hari ini. Urus ini itu. Semoga semuanya lancar lancar aja ce.” Kataku sambil disabunin oleh kakakku.

“Iya Dek. Kita harus belajar keras. Nanti dedek di kampus jangan pacaran dulu ya. Fokus belajar dek. Cece juga gak mau mikir laki laki dulu sementara waktu. Gak ada waktu untuk itu” kata kakakku yang kini membersihkan punggungku.

“Iya ce. Cece tenang saja. Aku cuma sayang cece. Hehe. Berat rasanya mencintai perempuan lain selain cece. Cece juga jangan kecantol bule. Hehee” kataku sambil membersihkan dan memainkan payudara nya.

Kulitnya sungguh mulus seperti sutra. Putih seperti salju di luar sana. Aku tak tahan lagi dengan apa yang aku lihat. Aku mainkan saja payudaranya. Puting payudara nya aku pijat pijat dan aku putar putar. Sungguh gemas aku melihatnya.

“Eh. Dedek ah. Nakal. Jangan ah. Geli. AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH dek. Stop” katanya memohon kepadaku.

“Hehehe. Kan kemarin cece dah ngerjain aku. Gantian. Hehehe” kataku yang sekarang mulai membersihkan kemaluannya.

“Dedek nakal. Hehehe. Cece makin sayang sama kamu. Ahhh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh. Dek. Itunya dek. Stoppp” kata kakakku setengah berteriak sambil tertawa karena geli.

“Dedek makin nakal. Hehehe. Tapi makin cece sayang. Sini cium dulu.” Katanya sambil memegang wajahku dan dia mulai mencium bibirku.

Kami berdua kembali berciuman lagi. Setelah selesai mandi, kami langsung beristirahat. Untung saja ada penghangat ruangan. Kalau tidak.. susah tidur deh. Aku kemudian merangkul kakakku. “Ce. Sekarang cuma kita berdua. Bebas. Gak ada siapa siapa. Lantai kita juga gak banyak orang. Sebelah saja belum ada penghuni.

“Iya Dek. Cece deg deg an. Rasanya beda sama rumah. Di sini sendirian. Apa apa harus sendirian. Dek. Dedek kangen rumah gak? Cece sih dah mulai kangen” katanya dengan lembut.

“Aku sih belum gimana kangen ce. Lama lama kita akan terbiasa juga. Bukan tak mungkin kita akan betah dan gak mau balik. Hehee” kataku dengan santai.

“Dek. Cece kedinginan.” Katanya manja.

“Sini ce. Aku peluk. Biar hangat. Hehehe. Bilang aja minta dipeluk. Make acara kedinginan segala” kataku sambil mencolek hidungnya.

“Yeh dedek mah. Hehe. Wajar dong. Perempuan emang suka begini. Hehehe” katanya dengan manja dan tersenyum. Aku sudah memeluknya dengan erat dan mencium keningnya.

Malam itu memang sangat dingin. Aku dan kakakku kembali berciuman di balik selimut. Tangannya membelai wajahku dan aku membelai rambutnya yang panjang itu. Nafsu kami semakin membara di tengah dinginnya malam itu.

Nafsu dan cinta mengalahkan rasa lelah. Gairah semakin membesar seperti api yang membara di tengah dinginnya musim dingin. Kehangatan cinta terlarang sedang dilakukan oleh kedua insan. Sentuhan mesra membuat dingin menjadi hangat sampai pakaian kami lepas.

Hembusan nafas nya membuat diriku semakin hangat. Suara desahannya begitu merdu di telingaku. Tatapannya dalam penuh makna. Cinta terlarang tanpa memandang status dan hubungan meskipun sedarah.

Kecupan demi kecupan disusul dengan ciuman yang sangat mesra di awal dan semakin binal dan buas. Bibirku kini turun ke leher kakakku dan mulai mencium leher jenjang nya yang indah itu. Kedua tangannya kini memegang kepalaku dan dia mengecup keningku..

Payudara indah itu kini menjadi sasaran berikutnya. Jujur payudara itu terlalu sayang untuk dilewati. Indah, montok dan berwarna pink. Aku kini menyusu ke kakakku dan dia sangat senang melihatku begitu lahap menyusu di payudaranya.

Meskipun tidak ada asi di payudaranya karena kakakku belum mengandung anakku. Eh gila ya… ya pokoknya dia belum hamil, aku tetap sangat menikmati kedua payudara indah ini. Kakakku dengan sabar membiarkan aku menyusu di payudara nya sambil membelai rambutku. Sikapnya sungguh sangat keibuan.

Dia menatapku dengan pandangan yang lembut dan senyuman manisnya yang membuatku meleleh seperti lilin yang dibakar oleh api las. Dia kemudian memegang wajahku dan menciumi bibirku lagi. Penisku kini sudah di genggaman nya.

Penis yang sudah tegang itu kini dimainkan dan diarahkan ke Klitoris nya. Kakakku kini sudah memejamkan matanya dan mulutnya semakin terbuka dan mendesah. “Ohhh ohh ooohhh ahhh AHHH” lidah nya juga menjilati bibir nya. Dia terlihat sangat nakal dan binal malam itu… apakah malam ini kami akan melakukannya?

Kalau benar kakakku hanya iseng saja sih… aku gak heran.. cuma ya.. siapa tahu saja… toh ujung ujungnya dapat nikmat juga kok cuma caranya beda aja.. aku dapat merasakan vagina nya yang mulai basah… aku berharap kali ini tidak ada lelucon. Kelihatannya semua akan lancar jaya sampai tiba tiba kakakku berteriak kaget…

“TOMMY!!! KOK?????” Kata kakakku dengan kencang.

Aku yang mendengar nya langsung lari telanjang ke kamar mandi. Aku bersembunyi dan menutup mataku di dalam kamar mandi. Tak lama kemudian aku mendengar suara Kakakku tertawa.

“Hiya hiya hiya. Ada yang kena tipu untuk ke sekian kalinya. Mana mungkin tuh pantat ayam menyusul kita, dedek sayang? Ahahahhaa. Dedek lucu banget. Sumpah mati. Sini dek.. cece mau kasih kamu jatah. Hehehe” kata kakakku yang masih tertawa.

Akupun marah tapi ikut tertawa. Kesal, aku peluk kakakku dan meniup kupingnya sampai dia teriak teriak tertawa seperti orang gila. Aku akhirnya berhenti menyiksa nya.. “dedek. Sabar ya. Cece tahu kok dedek dah gak tahan. Suatu hari dek. Dalam waktu dekat ini. Cece mau persiapkan segalanya. Tunggu saja pas dedek lagi kuliah dan cece lagi libur.

Dia seolah mencoba untuk membuatku penasaran dengan janji janji anehnya itu. Tak masalah. Kapan lagi bisa seperti ini. Dia menyuruhku duduk di pangkuannya dan menyusu seperti biasa. Tangannya akan memberikan aku kenikmatan.

Sambil mengocok dan melihat penisku, dia masih bicara. “Dedek. Sabar ya. Maaf ya tadi dek. Bikin dedek kaget. Cece minta maaf. Dek. Cece janji akan kasih keperawanan cece. Sebentar lagi kita kuliah. 2 minggu lagi. Kita masih ada waktu. Nah sabar ya dedek sayang.”

Aku tidak menjawab dan hanya bisa mendesah saja karena kenikmatan. “Duh Dedek. Terangsang berat. Kasihan si kecil ini. Bentar ya… cece ambil tissue.. dah mau keluar kayaknya nih. Hehehe” katanya sambil tertawa.

Benar saja aku mendapatkan orgasme setelah dikerjai oleh kakakku. Dia dengan senyum manisnya dan sabar membersihkan air spermaku. Aku kemudian dituntun ke kamar mandi oleh kakakku untuk dibersihkan dan dia juga membersihkan dirinya sendiri.

2 minggu lagi memang kami akan memulai kuliah. Kami masih ada waktu untuk berkeliling dan mempelajari hal hal baru di sini. Kami sempat berpikir untuk membeli seekor anjing tapi karena kuliah kami yang mungkin sangat sibuk dan padat, kami batalkan niat kami.

Suatu malam, kakakku melihat lihat gaun pengantin di situs bridal. Dia kemudian bertanya mana yang paling cantik. Aku jawab kalau dia selalu cantik dalam pakaian apapun. Dia hanya tersenyum saja. “Ngapain cece lihat lihat gaun pengantin? Emang cece dah mau nikah?” Kataku agak cemas.

“Gak dek. Heheh. Cece senang aja. Dek. Besok cece mau jalan jalan sendiri dulu ya. Dedek jalan sendiri dulu aja. Nanti cece mau kasih kejutan. Hehee” katanya sambil tertawa. Cece mau beli barang barang… khusus perempuan. Cowok gak boleh ikut. Dari pada dedek bosan, di bawah ada gym sama studio music.

Pergi menemani wanita belanja tuh cuma bikin darah mendidih saja. Mending olah raga saja dah. Sehat Iya… gak sakit hati pula. Tiba tiba kakakku memanggilku.

“Dèk Dek. Sini dek. Dedek ada tugas.” Katanya

“Tugas apa ce?” Tanyaku penasaran.

Dia kemudian membuka semua pakaiannya sampai telanjang bulat.

“Cece belum dijatah sama dedek. Nah sekarang dedek harus bikin cece kencing nikmat. Gantian dong. Dedek gak boleh buka baju ya. Biar cece aja telanjang. Ok?” Katanya menggoda sambil mengangkat kedua alisnya.

“Ok ce. Kerjaan sepele.” Kataku dengan penuh semangat. “Nah cece sekarang tiduran telentang ya. Sisanya serahkan sama aku”

Dia tak banyak bicara selain tersenyum langsung tidur terlentang dan merentangkan kedua tangan dan kakinya seperti bintang laut. Aku langsung naik ke ranjang dan melakukan tugasku.

Lidah ku dan kedua tanganku bekerja keras di payudara indah itu. Pastinya Lah. Rugi kalau kelewatan tuh. Aku remas kedua payudaranya dengan kedua tanganku. Puting susu itu diputar putar oleh jari jariku. Tangannya mulai meremas bantal dan dia mulai mendesah.

Kedua matanya sudah tertutup. Ketiak putih mulus itu aku cium dengan lembut. Dia malah mendesah lebih kencang entah kenapa. Setelah kedua tanganku pegal dengan 2 onggok daging yang entah kenapa bisa membuat pria jadi gila, aku langsung turun ke vagina nya.

Aku mencoba cara baru meski agak berat. Aku turun ke vagina nya dan 1 tangan ku masih memainkan payudaranya. Berat tapi ya kenapa tidak. Terbukti kakakku malah semakin menggila dan terangsang. Klitoris nya aku mainkan dengan ujung lidah itu.

Kakakku yang beberapa hari belum orgasme tentu saja sudah lama menahan kenikmatan ini. Beberapa menit setelah lidah ini bekerja keras dibantu oleh kedua tanganku, akhirnya dia mendapatkan kencing nikmat itu.

“Aaahhhh” teriaknya panjang. Cairan itu menyembur dengan kencang mengenai mukaku. Sial. Untung saja bukan air seni beneran. Setelah aku membersihkan mukaku seadanya, aku berbaring di sampingnya dan merangkulnya.

“Cieee cece. Dah lama… sekali dapat.. tsunami dah. Hehehhe” kataku meledeknya.

Aku pun menciumnya dan memeluknya. Beberapa menit kemudian, dia menyuruhku membersihkan diriku yang tadi terkena semburan naga terbang. Setelah bersih bersih, aku kembali berbaring di sebelah nya dan dia berkata, “dek. Makasih ya.. enak banget tadi. Hehehe… I love you” katanya sambil mencium bibirku.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu