2 November 2020
Penulis —  Kaskusman

Kakakku Patricia dan aku

“Tapi apa ce?” Tanyaku sambil tersenyum.

“Hmm… ya udah.. sini… telanjang… habis itu tiduran ya… make tangan. Hehehe.”, kata kakakku..

Aku? Ya mau gak mau dah. Daripada mendekam merana tuh sperma yang sebentar lagi akan terbuang sia sia di dunia fana ini. Aku pun melepas semua pakaianku sampai telanjang.

“Nah. Dedek kecilku sudah telanjang. Burungnya sudah tegang. Sini cece mainin dulu ya dek… Heheh… cok kocok kocok. Heheh. Dedek manis. Cium ya burungnya… muach” kata kakakku yang membuatku langsung terangsang dengan cepat.

Sial dia tidak telanjang. Ini sih kesenjangan sosial namanya. Gak ada toleransi nya nih. Hallah. “Duuh dedek sayang. Senang kan burung nya cece main mainkan? Hehehe. Pasti dedek mau lihat cece telanjang… eit. Gak boleh. Ehehhe… kok cece jadi ingin punya dedek baru ya? Hhehehe” kata kakakku.

“Ce.. cece curang. Aku doang yang telanjang sih. Cece juga dong…” kataku memelas

“Hush. Anak anak banyak protest. Hehe. Pas dedek sakit aja… cece yang mandiin. Seneng pula dedek. Ehehhe” katanya meledek.

Tangan lembutnya mulai menyentuh penis ku dan memijat dengan lembut. Bagian kepalanya dipegang dan ditahan dengan tangan kiri sementara tangan kanannya mulai mengurut semua batang penisku. Aku mendesah dengan kencang karena rangsangan.

“Ih dedek berisik ah. Bentar ya.” Katanya.

Dia menyuruhku berbaring di pengakuannya. Pantatku diletakannya dj atas paha nya. Tangan kirinya menutup mulut ku dan tangan kanannya langsung mengocok penisku. Aku tetap mendesah tapi karena mulutnya ditutup oleh tangannya, tak banyak suara yang terdengar.

Kocokan itu sangat nikmat dan sebentar saja, aku mendapatkan orgasme ku. Cairan cairan sperma itu langsung dibersihkan oleh… mulutnya. Dia menjilati semua cairan sperma yang berantakan di tubuhku.

“Hmmm.. nikmat juga air mani kamu dek. Gini rasanya ya air mani perjaka. Hehehe. Cepet banget Dedek keluarnya. Dah terangsang berat ya?” Kata kakakku.

Aku yang kini berbaring terlentang di atas ranjang dalam keadaan berdaya malah mendapat kejutan maut dari kakakku. Dia mengambil baby oil dan mengoleskan cairan keparat itu di seluruh penisku dan mulai… mengelitiki kepala penis ku yang super sensitif saat itu.

“Ce… ampun ce. Geli… ampun… jangan… geli… ampun ce… ampun… jangan. Stop ce… geli… aaaaaa” aku berteriak meminta kakakku berhenti.

“Ini hukuman buat dedek nakal. Hehehe. Nakal ya… hehehe.. kena deh ama cece dikerjain. Tadi kuping cece ditiup. Hehehe. Balas dendam” katanya.

Dia akhirnya menghentikan kegilaannya. Aku akhirnya dibawa ke kamar mandi Dah dibersihkan oleh kakakku. Setelah aku dimandikan, aku berpakaian dan kami berdua kembali berbaring di ranjang.

“Dek. Kuping dedek mau cece bersihkan gak? Sini dek. Tiduran di paha cece. Cece bersihin. Heheh. Jangan ketiduran ya” katanya dengan senyum manisnya.

Aku merangkak mendekatinya dan langsung meletakan kepalaku di pangkuannya. Kakakku sudah menyiapkan cotton bud nya. Dengan pelan dia membersihkan telingaku dan sesekali meniup nya. Geli sih gak cuma ya agak geli aja. sesekali dia membelai rambutku.

Omongannya terbukti. Aku kemudian tertidur di pangkuannya. Dia kemudian membangunkan ku dengan lembut dan dibantu ciuman di bibir juga. Akupun terbangun dan tertidur lagi. Setelah dia membersihkan kupingku… dia tidak membangunkan ku lagi.

Aku kemudian terbangun disambut oleh senyumnya dan matanya yang lelah. “Eh ce. Aku… ketiduran ya? Maaf ce…” kataku malu.

“Udah gak masalah dek. Nyaman kan di paha cece? Hehehe. Mau lanjut bobok lagi?” Tanya nya

“Nggak lah ce. Kasihan cece. Dah pegel. Kurang tidur juga. Maaf ce. Yuk ce. Kita bobok lagi” kataku sambil membaringkan kakakku yang sudah sangat lelah. Kami berdua pun tertidur lagi sampai besok pagi.

Besoknya, kami berdua langsung membereskan dan membersihkan kamar kakakku yang dia sulap menjadj kamar pengantin (Lagian cari penyakit aja). Tommy akan datang dalam waktu 2 jam kan kami tidak membuang waktu untuk omong kosong. 30 menit sudah cukup untuk membereskan kamar kakakku dan kami kemudian mandi berdua seperti biasa.

Kami setelah mandi, langsung memesan makanan. Pizza saja dah. Buat si satpam alias Tommy. Bentar lagi tuh orang datang. Umurnya hanya 17 tahun (tak ada adegan seks dengan Tommy. Dia hanya figuran iseng lewat. Sekali lagi! Tommy tidak terlibat dalam aktivitas seksual).

Pizza sudah datang dan 2 menit kemudian, sepupu kami yang ganteng ini datang. Mungkin aja supir taksi nya mengikuti si tukang pizza. Mana tau kan? Nah alhasil setelah Tommy masuk dan membereskan barang barang nya, kami makan bersama dan setelah makan, kami akan mengajak dia keliling kota. Ya maklum, dari luar kota.

Tommy biar anak berduit juga tetap rendah hati dan tidak sombong. Kami menghabiskan waktu dua hari untuknya agar dia terbiasa dan bisa mengenal tempat tempat makan dsb. Kami juga mengantarnya ke kampus baru dia untuk urusan ini itu dan.

Tommy sering kali keluar meenggunakan motor kakakku. Dasar bandit. Ngomong kek sama empu nya. Jadi kami berdua kadang menggunakan mobil atau kalau dekat ya… sepeda pun jadi

Waktu yang semakin dekat ini kami gunakan untuk belajar alias memperdalam bahasa Jerman kami dan ilmu beladiri alias kickboxing yang sebenarnya dipakai untuk kesehatan belaka, bukan untuk mencari nafkah apalagi balas dendam. Halah… balas dendam.. dikira film silat kaki 5?

Kami hanya menghitung hari menuju Jerman. Tommy sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya karena bantuan kami berdua. Dia juga sudah menemukan komunitasnya sendiri dan sebentar lagi dia berulang tahun ke 18. Biasa, dia akan menggila dengan kegilaannya meski dia tidak segila orang gila.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu