2 November 2020
Penulis —  kernel

Gairahku

uuuuhhhh?.. kocok yang keras sayang, ibu mau yang keras aaaahhhhhh,?

aku menuruti apa maunya, kusodok sekuat tenaga, kutarik hingga hampir lepas, Bu Siska memundurkan pantatnya seperti tak mau melepaskan penisku, tancap lagi terus begitu berulang-ulang sehingga menimbulkan decakan yang cukup keras, plaak.. plak? plak? plak? sreeepp?.. plaak?. sreeep? crreeekkk?. ada sekitar sepuluh menit kami melakukannya dengan posisi itu sampai ibu bilang lelah berdiri.

Kuminta ia duduk santai dan bersandar di sofa lalu dengan segera kukangkangkan kakinya dan segera menusuk keras dalam posisi setengah berdiri. Tanganku sibuk dengan kedua buah dada besar itu. Sesekali aku menunduk agar dapat menjangkau susunya untuk menyedot. Bu Siska mendesis dan mendesah kegirangan.

Aooooohhhh?. yessshhh?yeeesss?yesss?genjooot yaaang kerasshhh saayaaang,?

ooouuhhh buuu?. iiiibuuuuu?. aaauuhhh ennnnaaaakhhhnyaaaahhh?ssshhhh, saaa yaaa?. hhhhaaaaaahhh haaaammmmpiiirrr ooouuffff???,?

iibuuuu juuuuhhhhhggggaaaaa aaaahhhhh haaampiiirrr saaaaa?.. yyyyaaaaangg?aaahh yyeeeesss?. oooohhhh niiikkkmaaaattttnyyyaaaahhhhh?yeeessss.. yeeesss, ye eesss,?

selama sepuluh menit kemudian akupun mulai tak dapat menahan, sarafku menegang, meluncur ke satu titik di ujung penis, dan?

oooooohhhhhhhhh??.,? aku rebah menimpa ibu dan memeluknya, mengujamkan kemaluanku sejadi-jadinya. Mentok didalam sana hingga dasar liang vagina ibu dan berteriaak panjang.

aaaa???? hhhhhhhh?. yeeeee esssshhhhh??. keluuuu aaaarrrrr??? buuuuuu?.. oooohhhhh? yeeeeshhhhh? oooooo oooooohhhh,? aku berteriak histeris sambil menyemprotkan banyak sekali cairan sperma kedalam vagina Bu Siska. Ia pun demikian. Kakinya menjebit keras, tangannya menjambak rambutku dengan geras, dan giginya mengatup rapat.

hhhhaaaa aaaaaahhhhhh iiiiibuuuuu juuuu gaaaaaaaahhhhhh?keeeellluuuuuaaaarrrr.. laaaaggggii ihooooooohhhhhhhh?yeeeshhhhhh?…?

Ibu mendekapku erat, aku ambruk keatas tubuh montok ibu angkatku itu. Kami sibuk mengatur nafas masing-masing.

Pelan-pelan kulepaskan penisku yang mulai melemas, Bu Siska masih memejamkan mata, kelelahan rupanya.

Luar biasa sayang!!?

Trims Bu, ibu juga luar biasa nikmat?.? aku menciumnya, lalu beranjak memunguti pakaian kami yang berserakan, kutumpuk diatas meja tamu ruangan.

Mau kemana sayang??

mandi, Bu. Penat,?

ibu boleh ikut??

Boleh,? aku mengulurkan tangan dan membimbingnya ke kamar mandi.

Kamu tadi benar-benar hebat,? tak habisnya dia memuji.

Pasti kalau sama Rani, bisa lebih dari itu ya?? seketika Bu Siska menyebut nama istriku, aku jadi tersadar apa yang aku lakukan tadi.

Bu? Please?. jangan sebut nama Rani dulu, saya masih shock,?

Eh iya, maaf?.. Ibu juga nggak ngerti kenapa kita bisa seperti ini ya? Mungkin ibu yang terlalu sayang sama kamu sehingga ibu lupa kalau kamu adalah suami anak ibu,? katanya meralat sambil memberiku ciuman.

Nggak apa-apa Bu, saya juga tadi salah nggak bisa menahan nafsu, bagaimana kalau Rani tahu hal ini?? kami masuk ke bathtube yang sudah terisi air hangat. Sambil berendam dan menyabuni tubuh montok Bu Siska.

ibu mau terus terang sama kamu, Bud. Tapi jangan marah ya? Ibu harap kamu mau memenuhi permintaan ibu ini,? katanya, tangan Bu Siska menggenggam penisku yang menyisakan sedikit ketegangan pasca klimaks tadi. Sementara tanganku asik mempermainkan buahdadanya, bukan menyabuni, tapi meremas-remas. Gemas aku dibuatnya karena bentuk dan ukurannya.

Mana mungkin saya marah sama ibu, ibu kan sudah sedemikian baik sama saya. Apa mungkin saya akan menolak keinginan ibu??

Tapi ibu mau ini datang dari hati kamu tanpa paksaan, Bud.?

Tentang apa sih, Bu??

Tentang kita,?

Maksud ibu??

Bud??,? kini ia meraih tubuhku sehingga posisiku jadi mendudukinya, ibu memangku aku yang bersandar di dada bersusu besar itu. Aku menurut saja.

Sejak ibu punya masalah dengan mantan suami, ibu sangat mendambakan kehadiran pria yang benar-benar menyayangi ibu dengan tulus dan ihlas. Beberapa kali sejak mengetahui sumai ibu berselingkuh dengan wanita lain, ibu juga menjajaki kemungkinan untuk mencari pengganti. Tapi apalah mau dikata, tiga orang yang pernah berkenalan dengan ibu tak satupun memenuhi syarat lelaki yang setia,?

Aku diam saja tak berani memotong. Takut ibu tersinggung.

Dan semenjak mengetahui kamu dan Rani sudah berhubungan jauh layaknya suami istri, ibu jadi semakin merasakan kebutuhan akan pria. Akhirnya ibu mengamati kehidupan kamu. Ibu mempelajari semua celah kehidupan kalian dan menemukan bahwa kamulah tipe lelaki yang paling sempurna di mata ibu.?

Jadi Bu? Apakah ibu akan memisahkan kami?? sergahku.

dengar dulu sayang, ibu tak bermaksud sejauh itu, hanya saja, ibu ingin kamu juga membagi kasih sayang itu sama ibu,? ia mempererat pelukannya. Aku masih terdiam tak bereaksi.

ibu juga tak ingin merusak hubungan kalian atau melukai perasaan anak ibu sendiri,?

lalu apa yang harus saya lakukan Bu??

untuk sementara, sebelum ibu menemukan cara terbaik, kamu mau kan merahasiakan hubungan kita ini dari istrimu??

iya Bu, itu pasti, mana mungkin saya bisa mengatakan hal ini pada Rani, bisa bubaran saya?.,?

itulah sebabnya kenapa ibu mau kamu tinggal di Jakarta menemani ibu, terus terang ibu sangat memerlukan kamu, Bud,?

sesaat kemudian kami terdiam, aku memikirkan hal ini. Aku memang sayang pada Rani, ia cinta pertamaku, orang yang membawaku kedalam dunia kedewasaan dan kami sudah bertekat akan menjalani kehidupan rumah tangga setamat Rani kuliah nanti. Tapi aku juga tak mengelak kenyataan bahwa pesona dan kecantikan calon ibu mertuaku ini begitu hebatnya, saat ini aku bahkan tak mau memikirkan hubunganku dengan Rani.

Yang ada dalam benakku hanyalah mereguk kenikmatan dari Bu Siska seperti ang barusaja kami lakukan, aku bahkan tak ingin ritual nikmat ini berakhir cepat. Betah sekali rasanya berada dalam pelukan wanita paruhbaya ini. Dan yang terpenting adalah, bagaimana lagi aku harus membalas kebaikan Bu Siska yang telah membawaku kedalam kehidupan seperti saat ini.

Saat aku tersadar dari lamunan, tangan bu Siska telah menggenggam batang penisku yang kembali tegang. Barangku yang satu itu memang cepat sekali bangun, apalagi yang menyentuhnya adalah wanita idamanku ini.

ibu mau lagi?? aku menatapnya.

hek eh?.,? ia mengangguk senang.

ngga disisain buat Rani??

hmmm, ibu tahu kamu mampu sampai enam kali sehari, jadi ibu yakin, sesampai di rumah nanti, pasti kamu main lagi sama istrimu, iya kan??

koq ibu tahu sih??

kan sering ngintip kamu ama Rani?…?

haah? Jadi? Ibu lihat apa aja??

banyak, dari gaya kalian, samapai berapa lama dan berapa kali sehari?,?

Gemas juga aku dibuatnya, dengan sekali gerak aku berbalik menghadap ibu dan langsung menyerbu buah dadanya, ibu menjerit, aku tak peduli

aaaampuuun geliii sayaaang, aaauuuhhh??.,?

rasain! Ini untuk ulah orang yang suka ngintip,?

Kukenyot keras buah dadanya bergiliran, kiri, kanan, kiri, kanan terus begitu, sampai menimbulkan bercak merah cupang mulutku. Bu Siska hanya bisa kelonjotan sambl teriak-teriak.

Kupaksa ibu berdiri membungkuk, lau dengan segera setelah kudapati liang vagina merah itu terkuak, langsung kucoblos dan bleeessss?.. aku segera mengocok keras. Bu Siska semakin kelonjotan. Sengaja kubuka kran shower, kami main sambil berdiri ditengah guyuran air. Ahhhh nikmatnya ibu angkatku.

Dan seperti sebelumnya, aku keluar setelah membuatnya orgasme dua kali. Kemudian kami kembali ke ruang kerjanya, setelah mengeringkan badan, dengan mesra aku membantu Bu Siska mengenakan pakaian kerja jas biru tua dan rok bawahan berwarna putih itu. Entah kenapa, ketika hendak membantunya memasang CD, ibu menolak dan langsung membantu memasangkan pakaianku yang tercecer di meja kerjanya.

dasar maniak, lutut ibu rasanya mau patah,? gerutunya dengan wajah lucu.

siapa yang mulai ayo?? jawabku sekenanya sambil meremas buah dadanya.

iiihhhh ngeriiii??,? Ibu menjerit kecil saat tangannya balas menggenggam punyaku.

tahu rasa!!!? aku mengecupnya.

Bu Siska melangkah kedepan cermin lebar dan merias kecil wajahnya disana, kupandangi wanita itu dari belakang. Luar biasa! Tubuh yang kini terbungkus rapi pakaian kerja itu tampak begitu? menghebohkan!?, masih kuat bayangan bagaimana sesaat yang lalu aku menggumulinya, menindihnya, menggoyangnya, menusuk-nusukkan penisku dalam vaginanya yang oh my God, luar biasa nikmat!

Tak sadar bayangan vulgar dibalik gaun itu kembali mengundang gelak birahiku. Niat nakalku muncul, bagaimana sensasinya kalau sekarang kusetubuhi Bu Siska dengan tanpa melepas penutup tubuhnya itu? Ah rasanya pasti lebih nikmat, dan tanpa penetrasipun vaginanya masih becek oleh dua kali tumpahan spermaku yang menyembur sepuluh menit yang lalu?

Buu?…? panggilku

hmmm?? ia menoleh, ah cantik sekali.

Aku mendekat dan memeluknya dari belakang, kutuntun ia berjalan kearah meja kerjanya. Sampai disana ibu masih belum sadar apa yang akan aku perbuat.

apa an sih sayang??

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu