1 November 2020
Penulis —  99S

SURYO

Matahari terik siang itu memaksa dua anak muda itu berteduh dibawah pohon rindang sambil melihat kebawah sungai yang biasa digunakan untuk mandi dan mengambil air oleh penduduk sekitar saat musim kemarau saat ini.

“Sur… aku mau ke kota, ibu bilang sudah saatnya aku ke kota… mungkin disuruh kerja, tau sendiri kan kamu keadaan keluargaku, ,” Aji membuka obrolan.

“lho… Ji, lha kalo kamu ke kota aq terus gimana, aq gak ada temene, kalo untuk menambah penghasilan kan kita bisa mborong cari kayu bakar, ,”

Suryo kaget bercampur sedih karena kalau sampai Aji jadi ke kota pasti dia gak punya teman sebaya yang bisa diajak bersama sama lagi, yah mereka berdua memang dari kalangan orang yang tak punya, hanya saja Suryo masih lumayan lebih beruntung karena kedua orangtua nya masih ada sedangkan Aji hanya tinggal bersama ibunya, dan teman sebaya yang bisa diajak bersama sama hanya Aji seorang karena sedari kecil mereka tidak sekolah mereka suka malu kalau kebetulan sedang nimbrung ngobrol bersama teman sebaya yang sekolah karena mereka pasti tidak nyambung dengan apa yang teman2 mereka obrolkan

“kamu tak usah khawatir Sur… aku kan ya bisa sebulan sekali pulang, kalo aku dikota dapat kehidupan yang layak kamuorang pertama yang akan aku ajak ke kota setelah ibu…” sambil Aji menepuk nepukbahu Suryo

tak terasa kemasyghulan memenuhi hati mereka, mata mereka berkaca kaca, Suryo sendiri tidak bisa melarang Aji pergi karena semua itu tuntutan hidup dan terlebih itu permintaan ibunya Aji bulek Nur.

“terus selama kamu dikota bulek gimanaJi, pasti sepi karena kamu gak ada…” Suryo balik bertanya

“gak apa2 Sur… ini juga permintaan ibu koq jadi ibu udah siap akan hal itu, cuma aq minta kalau kamu ada waktu tolong kamu tengoklah ibu biar ada temen ngobrol, ,”

“pasti lah ji bulek Nur dan kamu kan ya udah aq anggap keluarga”

Setelah mereka ngobrol panjang lebar tak terasa hari sudah mulai sore maka mereka kemudian berpisah untuk melakukan rutinitas yaitu ke sungai… mengambil air… Suryo kemudian bergegas kerumah, mengambil alat yang biasa digunakan untuk mengambil air… hampir 1 jam Suryo bolak balik dari rumahnya ke sungai, semua gentong dan periuk2 nya sudah terisipenuh, kemudian dia istirahat sebentar sambil merokok SURYA 16 pemberian pak kosim tempo hari…

oh ia punya bude saroh belum aq penuhin bak tampungan nya, , dia membatin

Lalu setelah dia menghabiskan rokoknya dia kemudian ke sungai lagi ambil air untuk budhe Saroh, memang agak lumayan lama karena jarak sungai ketempat bude agak lama dibandingkan kerumah Suryo, hanya saja tempat mandi bude saroh terpisah dari rumah utama bak tampungan sama tempat mandi dibelakang rumah jadi satu, khas orang desa yang berkecukupan, Suryo kemudian membawa pikulan berisi air ketempat bude Saroh, saat Suryo mau masuk ke kamar mandinya budhe, tetapi alangkah terkejut nya dia ketika ternyata budhe Saroh sedang mandi, Suryo tertegun melihat budhe Saroh dalam keadaan telanjang, dia bisa dengan jelas melihat tubuhnya yang masih tergolong montok meskipun sudah tidak kenceng lagi khas wanita 50an, tetek nya budhe yang besar seperti pepaya mengendoy dengan pentilnya yang besar, sedang di remas2 sambil mengguyurkan air, kemudian Suryo bisa melihat liang senggama bude yang menurut Suryo lebih besar dari bibi Ani, hanya saja punya bude tidak ada rambutnya jadi bisa dengan jelas melihat bentuk nya, sampai terlihat pula sesuatu seperti jengger ayam di kemaluan bude saroh… Kejantanan Suryo begitu tegang dengan keras nya, sudah dua kali dia melihat wanita telanjang tepat didepan matanya sendiri, kemudian Suryo bergegas membawa air itu kembali ke sungai… kemudian dia duduk bersandar batu sambil merenung dan membayangkan kejadian kemarin dan baru saja yang dia alami yaitu melihat wanita telanjang tepat didepan matanya… kejantananya bertambah keras saat dia semakin membayangkan nya, tak sengaja telapak tangan nya masuk ke celana karena kemaluannya yang keas agak tertekuk tapi bersamaan dengan itu, ada rasa yang sulit dia bayangkan ada geli2 bercampur nikmat saat kemaluannya yang keras tersentuh tangan…

Budhe saroh sudah selesai mandi dia kemudian kerumah Suryo dan bertemu ibue Suryo “mbak yu… Suryo nya ada?”

dari dapur ibue Suryo agak berlari sambil menjawab” oh budhe… monggo bude pinarak (mempersilahkan duduk untuk tamu yang dianggap special bagi tuan ruma) tadi sehabis ngisi air koq pergi lagi, mungkin ke sungai, apa belum ketempat budhe? “.

“belum mbak yu”

terus ibu e Suryo bergegas mau memanggil kan anak nya.

“udah mbak yu biar aq saja yang memanggil nya”

“oalah geh budhe, wah koq ya ngerepotin saja anakitu, maaf geh budhe”

budhe Saroh kemudian menjawab sambil pamit “gak ngrepoti koq mbak yu, maklumlah anak2 kadang ya terlalu asik maen, ya udah mbak yu tak ke sungai dulu”

sebelum ke sungai bude sempat pulang dulu dalam perjalanan pulang bude melihat ceceran air yang tumpah2 sedikit saat di bawa.

~ lho ini koq ada bekas air, ini Suryo pasti, tapi koq gak sampai rumah, kemana anak itu?~

bude saroh sambil membatin, kemudian budhe tidak jadi pulang dan ambil arah ke sungai, dicari ditempat mandi tidak ketemu kemudian bude mencari ditempat yang biasa untuk ambil air arahnya keatas 10 meteran… setelah hampir sampai bude terkesiap dengan suara yang tidak asing lagi buat wanita seumurnya sambil mengendap endap bude berjalan melewati samping batu, betapa terkejutnya bude tatkala melihat Suryo sedang mendesah sambil memanggil namanya.

“ooooh budhe… ooohhh Suryo pingin emut sus budhe yang besar tadi… ooooh budhe… Suryo pingin megang tempik nya budhe… ooohhh… ooohhh…”

bude saroh sangat kaget, berarti Suryo melihat dia saat mandi…? Oh tidak… batin bude, tapi kekagetan bude tidak sampai disini, saat Suryo mendesah

“bibi… bibi, Suryo pingin emut susu bibi… ooohhh… tempik bibi yang berbulu itu… Suryo pingin ngemutin juga… ooooh…”

bude saroh hampir tak percaya dengan apa yang didengar dari anak itu

~pasti dia sudah melihat jeng ani telanjang, tak mungkin Suryo bisa bilang kemaluan jeng ani berbulu kalau gak melihat sendiri…~batin budhe sambil semakin mendekati anak itu… dan begitu sangat kagetnya ketika Suryo berteriak sambil memanggil namanya dan bi Ani

“budhe Saroh… bibi… bibi suryo mau pipis aaaghhh… budhee bibi…”

kaki budhe Saroh seakan goyah demimelihat kejantanan Suryo yang ternyata begitu besar dan panjang untuk anak seusianya dan yang membuat budhe Saroh sampai membekap mulut nya sendiri saat kemaluan Suryo memancutkan air mainnya seperti air mancur sampai 7 kali pancutan…

ya ampun Suryo… sssssshhh… aaaghhh…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu