1 November 2020
Penulis —  99S

SURYO

Suryo mengendap endap mendekat kearah suara desahan wanita tadi dia begitu penasaran Siapa yang sedang mendesah di kebon kenapa tidak di sungai apa dikamar mandi pikir suryo.

“Ssshhh… aaaakh… terus terus mmmmhhh… ooohhh… enak banget uuugghh… yang keraasshh… ssssshh… aakkh…” desahan wanita itu semakin jelas di telinga Suryo, ternyata ada di bilik sekatan gubuk tempat menaruh kayu, kalau dari arah suryo berjalan tidak akan terlihat siapa yang lewat dan siapa yang ada di dalamnya

Kemudian Suryo agak serong sedikit menuju ke arah depan gubuk itu agar bisa melihatnya dari depan meskipun agak menjauhi gubuk agar tidak ketahuan

“Uuugghh… sayang ayo ayo aakkh… cepetin lagi… ooohhh… ooohhh… aaaa… kkuuuhh gaaakk tahan pingin keluar…” kaki wanita itu membelit punggung lelaki diatasnya yang sedang mengaduk liang senggama nya agar semakin dalam

Lelaki itu semakin mempercepat goyangannya membuat wanita dibawah nya semakin keenakan

“Ooooh… terus… terus… emut pentilkuuh… ooohhh, aaa.. akkkuu gak tahan lagi… oooohhhh.. aaa.. aaakkuuuh… kell…”

Tiba tiba wanita itu badannya kaku… matanya terbelalak.. bibirnya tak kuasa meneruskan katanya… saat dengan jelas nya dia melihat seorang anak muda sudah ada didepan gubuk itu sambil menatapnya tajam, bukan puncak klimaks yang dia dapat, malah tubuhnya seakan mati rasa, hatinya seakan tersayat ribuan pisau, bibir nya kelu.

Dia… dia…

hanya itu yang ada di pikirannya tidak bisa melewati kerongkongan maupun bibir nya suara wanita itu, lelaki diatasnya tidak bisa merasakan perubahan pada wanita yang di senggamaainya atau pun merasakan kedatangan seorang pemuda tepat di depan gubuk itu karena lelaki itu sedang mencapai puncak kenikmatan nya

Dengan segera tanpa menciptakan bunyi kaki, Suryo meninggalkan gubuk mesum itu, pikiran nya bercampur aduk antara Dendam, benci, jijik dan Nafsu menjadi satu, dia mempercepat langkah menuju rumah nya

Sesampainya di rumah Suryo langsung ke belakang rumah mengambil peralatan yang biasa digunakan untuk mengambil air, kemudian dia ke sungai dengan masih kepikiran kemesuman di gubuk tadi sampai2 Suryo tidak begitu sadar kalau dia disapa bibi Ani

“Suryo, sesiang hari ini koq bibi gak lihat kamu…” bi Ani menyapa nya, padahal kalau seandainya Suryo sadar pasti dia langsung terangsang karena bi Ani menggunakan baju tanpa lengan dan dia membuka dua kancing bajunya sehingga payudara nya kelihatan kalau dilihat dengan jarak antara keduanya saat ini

Akan tetapi jangankan menjawab melihat kearah nya saja suryo tidak, Suryo dengan Ekspresi yang sulit digambarkan berlalu saja turun kearah Sungai pikiran Suryo sangat kalut saat itu.

Kamu kenapa Sur.. kenapa kamu tidak menjawab sapaan bibi ataupun paling tidak melihat ku… apakah bibi sudah tidak pantas kau lihat lagi.. timbul lah kesedihan bibi Ani karena dia dari rumah sudah merencanakan untuk ketemu Suryo dengan pakaian yang belum pernah sekalipun dipakainya diluar rumah, hanya semata mata agar dilihat oleh suryo, karena bi Ani tau bude saroh sedang ke pasar

Bi Ani kemudian pulang dengan perasaan hati yang sedih karena apa yang diharapkan jauh dari kenyataan nya Suryo seperti tidak menganggapnya

“Suryo…” panggil nya lirih saat melangkah pulang ada setitik air di kedua sudut matanya

Suryo dengan cekatan mengambil air dari sungai sehingga lebih cepat dari biasanya sudah selesai, dirumah dan ditempat budhe Saroh sudah terisi semuanya

Sehabis maghrib suryo sudah masuk ke kamarnya, dia tiba2 merasa sangat lelah tanpa hitungan menit matanya sudah terpejam dan jiwa nya sudah melanglang alam mimpi

Sementara disebuah rumah yang tergolong mewah di dusun itu di kamar utama nya, seorang wanita setengah baya sedang merutuki diri nya sendiri atas apa yang dialami nya tadi di gubuk kayu pinggiran desa sebelah ketika dia sedang Asyik masyuk memadu birahi dengan tiba2 ada seorang pemuda yang melihat nya ditengah tengah akan datang nya puncak klimaks nya, matanya berkaca kaca karena menahan gejolak perasaannya antara takut, terhina, sedih menjadi satu…

“kenapa harus dia yang melihat…” gumam nya lirih…” sambil dia mengusap wajahnya dengan kedua tangan nya

Kemudian tiba tiba dia agak menyeringai kecil…

~bukan aku namanya kalau tidak bisa membuat mu tutup mulut atas kejadian tadi ~batin wanita itu dengan kerlingan dan sesungging senyuman birahi…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu