1 November 2020
Penulis —  Antingmama

Perampokan Berbuah Manis

Selama satu minggu kemudian, ketelanjangan di antara kami menjadi hal lumrah. Mama tak lagi menutup pintu kamar ketika berganti pakaian dan keluar kamar mandi tanpa sehelai benangpun kecuali handuk yang melilit di kepala. Masih satu hari lagi week end ini usai dan aku harus kembali ke kampus. Malamnya kami menonton tv bersama di ruang keluarga tanpa mengucap sepatah katapun, tenggelam dalam pikiran masing-masing mengenang kejadian memalukan namun juga erotis kemarin.

“kapan kamu balik Yan? ”, mama membuka percakapan. “Besok pagi ma, kalau siangan dikit keburu macet,” jawabku. “ya udah, malam ini kamu tidur di kamar mama ya?” pinta mama. Aku sedikit terkejut namun merasa pucuk dicinta ulam pun tiba. Malam itu hingga menjelang pagi kuhabiskan sisa-sisa spermaku di lubang tempat aku lahir, mama entah berapa kali melonjak-lonjak menikmati orgasmenya sampai tenaga kami habis dan kami bangun kesiangan, saling berpelukan… telanjang.

Keesokan siangnya ketika akan pamit ke Bandung untuk melanjutkan skripsiku, sebagai tanda perpisahan aku pun melayangkan ciuman ke seluruh bagian wajahnya seperti kening, pipi, bibir, dan tidak lupa sepasang anting-anting emas cantik di kedua telinganya juga tidak luput dari ciumanku. Aku berjanji pada mama akan pulang setelah urusan akademik kuliahku selesai.

POV Ratna

Setelah perampokan tragis itu hingga menjelang kembalinya Ryan ke Bandung untuk menyelesaikan studinya seminggu kemudian, selama satu minggu kami berdua terus melakukan hubungan seks layaknya pasangan suami istri. Pada awalnya aku merasa sangat bersalah dan berdosa karena melakukan hubungan incest dengan anakku.

Namun karena kenikmatan yang diberikan Ryan jauh lebih hebat dari papanya ditambah lagi dengan usianya yang masih 21 tahun dimana tenaganya yang masih sangat kuat dan spermanya begitu banyak dan kental membuat diriku tak bisa menahan diri untuk menikmati cinta terlarang ini. Hal ini ditambah dengan suamiku yang masih berada di luar negeri sedangkan Sergi dan Natasha masih berada di rumah neneknya membuat kami berdua lebih bebas melakukan hubungan intim terutama pada malam hari karena waktu pagi sampai sore ada Pak Udin dan Bi Ira yang bekerja di rumahku, selebihnya kami bebas berhubungan seks.

Sebenarnya jauh di dalam lubuk hatiku aku merasakan ketakutan yang mendalam mengingat aku telah melepas KB Spiral dan parahnya setiap kali berhubungan Ryan selalu mengeluarkan spermanya di dalam rahimku. Pada awalnya aku memintanya untuk mengeluarkan spermanya di luar namun rupanya anakku kesulitan menahan gejolak birahinya sehingga permintaanku tidak pernah diturutinya, lagipula belakangan aku juga merasakan kenikmatan yang amat sangat ketika dia menyemburkan spermanya yang kental ke dalam rahimku sehingga aku pun seakan-akan lupa bahwa hubungan seks ini sangat beresiko karena aku sudah tidak memakai pengaman apapun lagi.

Ada satu kebiasaan unik dari anakku Ryan, setiap kali akan memulai ataupun selesai berhubungan intim, dia suka sekali mencium dan memegang anting-anting emasku seperti layaknya anak kecil yang mendapat mainan baru. Di sewaktu malam sehabis berhubungan seks aku pun bertanya padanya “Ryan kenapa kamu suka banget cium-cium sama pegang-pegang anting mama?

“Ryan menjawab “Karena mama cantik banget kalo pake anting, mama keliatan lebih muda”. “Yang bener kamu?” ujarku. “Sebenarnya ma sewaktu peristiwa perampokan pas kita diikat erat sama dua penjahat itu, di saat tubuh kita menyatu dengan erat, sewaktu bisa ngeliat anting mama dari dekat lalu mulai saat itu aku sadar kalo mama memang cantik banget kalo pake anting ini” ujarnya seraya memegang dan mencium antingku.

Sambil tertawa aku “Mama tau kamu sebenarnya ngeres kan liat mama pakai anting ini bukan karena suka? kataku tersenyum. Ryan pun hanya tertunduk malu tak menjawab. “Ma, aku janji setelah selesai skripsi dan dapat pekerjaan aku bakalan nabung buat ganti perhiasan mama yang dirampok kemaren dan beliin mama anting emas yang lebih bagus dari yang mama pakai sekarang” kata Ryan.

“Memangnya kamu punya uang berapa? Kan perhiasan itu harganya lumayan mahal nak?” tanyaku. “Mama gak usah bingung, intinya aku bakalan kerja keras dan nabung buat kumpulin uang sebanyak itu karena aku sebenarnya udah jatuh cinta sama mama semenjak peristiwa perampokan itu” ujar Ryan sambil mencium dan menggerayangi tubuhku.

Setelah Ryan kembali ke Bandung aku pun melanjutkan aktivitasku sebagai ibu rumah tangga. Kedua anakku yang lain Sergi dan Natasha juga sudah kembali dari rumah neneknya kecuali suamiku yang masih berada di luar negeri. Walaupun kedua anakku sudah pulang kau tetap merasakan kesepian karena mereka berdua sibuk dengan urusannya masing-masing.

Sergi mahasiswa kedokteran di Perguruan Tinggi Negeri di Salemba Jakarta Pusat lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya untuk bermain dan mengerjakan tugas sehingga seringkali dia baru pulang pada larut malam. Sedangkan Natasha adalah siswa SMA kelas 3 yang sedang mempersiapkan diri untuk UN SMA dan SBMPTN karena itulah dia lebih sering menghabiskan waktunya belajar intensif di tempat bimbingan belajar swasta yang kupilih dengan kualitas terbaik agar dia berhasil UN SMA dan SBMPTN.

Namun, sebulan setelah kejadian tragis itu hal yang kutakutkan pun terjadi. Aku terlambat datang bulan dan mulai merasa pusing, mual, dan muntah-muntah. Sebagai ibu yang telah memiliki tiga anak aku cukup hafal bahwa ada gejala kehamilan pada diriku. Aku pun membeli 3 buah testpack dari apotik yang berada di dekat rumahku untuk mengecek apakah aku hamil atau tidak.

Sesampainya di rumah aku pun mengecek sampel urineku memakai tiga testpack yang aku beli di apotik tadi. Hasil mengejutkan, AKU POSITIF HAMIL! sudah dua bulan aku tidak berhubungan intim dengan suamiku, terakhir kali kami berhubungan intim ketika ulang tahun pernikahan kami yang ke 22 dan saat itu aku belum melepas KB Spiralku dan besoknya setelah perayaan tersebut dia langsung pergi tugas ke luar negeri.

Untuk lebih meyakinkan, keesokan harinya aku pun pergi ke dokter kandungan untuk mengecek kondisiku. Jawaban dokter kandungan pun sama dengan hasil testpack, aku positif hamil, dan bayi yang kukandung adalah kembar. Dokter pun memberikanku ucapan selamat dan memintaku untuk menjaga kondisi kesehatan mengingat usiaku yang sudah tidak muda lagi.

Sampai dirumah, aku shock dan menangis. tidak kusangka hubungan seks yang kulakukan bersama anakku Ryan sebulan yang lalu sanggup menghasilkan janin kembar yang mendekam di rahimku saat ini. Ingin rasanya aku memberi tahu Ryan perihal kehamilanku ini karena bagaimanapun dia adalah ayah dari anak yang kukandung ini, namun aku berpikir jika aku memberitahukannya sekarang itu akan mengganggu skripsinya yang sebentar lagi akan selesai.

Aku pun mengurungkan niatku untuk memberitahunya dan akan menunggu sampai Ryan pulang baru aku akan mengatakan padanya. Di tengah kebingunganku, untungnya dua hari kemudian setelah tes kehamilan dari dokter suamiku pulang ke rumah. Aku pun memanfaatkan ini untuk mengelabuinya dengan mengajaknya berhubungan intim di kamar kami, setelah selesai berhubungan intim ronde pertama suamiku pun dengan agak heran bertanya “Mama kok keliatan lebih ganas sih setelah papa pulang”.

Aku membalasnya dengan manja “Soalnya papa kan udah 2 bulan gak gituin mama, kan mama jadinya kangen berat sama papa”. Suamiku pun tersenyum dan kami bermain sampai 3 ronde pada malam itu dan tentu saja sperma suamiku sudah tidak berpengaruh apa-apa karena sudah ada benih dari Ryan yang mendekam di rahimku.

Kemudian sebulan kemudian baru aku memberitahukan kehamilanku kepada suami dan kedua anakku yang lain Sergi dan Natasha. mereka semua pun merespon dengan senang perihal kehamilanku karena bakal ada anggota baru di keluarga kami. Aku pun senang mereka tidak curiga bahwa kehamilan ini sebenarnya dari Ryan anak sulungku yang sedang kuliah di Bandung.

Selama masa kehamilanku aku selalu mengidam masakan kesukaan Ryan seperti rendang, ayam goreng, buah melon, buah mangga dll. Seringkali ketika tidak ada orang dirumah aku menyelinap ke kamar Ryan yang kosong sembari merapikan barang-barang pribadinya yang ada di kamar itu. Setelah merapikan kamarnya aku selalu menyempatkan diri untuk mengambil dan memegang foto Ryan yang ada di kamar tersebut lalu aku mencium dan menaruhnya di perutku sambil berkata “Ryan, anak kamu sekarang udah ada di rahim mama cepat pulang ya sayang mama udah kangen banget sama kamu” kataku sambil menangis menitikkan air mata karena memendam rindu padanya.

Anehnya, setiap kali aku melakukan hal tersebut, janin kembar yg ada di rahimku selalu bereaksi menendang-nendang perutku secara pelan seakan-akan mengerti kerinduan yang aku rasakan terhadap “kakak sekaligus ayahnya” yg sedang berkuliah di Bandung. Hal tersebut selalu aku lakukan hingga akhirnya Ryan berhasil menyelesaikan skripsinya dan pulang ke rumah.

POV Ryan

8 bulan kemudian setelah menyelesaikan skripsi dan mendaftar wisuda aku pun pulang ke rumah sembari menunggu giliran panggilan wisuda dari kampusku. Aku yang sudah memendam rindu yang teramat sangat terhadap mama terutama dengan ingatan kejadian perampokan tragis itu sudah tidak sabar untuk menginjakkan kaki di rumahku itu.

pada hari sabtu pagi, setelah memencet bel dan mengucap salam, akhinya pintu rumahku pun terbuka. Aku melihat mamaku membuka pintu dengan senyuman manisnya sambil memegang perutnya yang telah membesar. Aku pun kaget dan memeluknya dengan erat lalu mamaku dengan tersenyum mengajakku ke kamarnya karena ada hal yang ingin disampaikan mamaku.

Di kamar aku pun bertanya pada mama “Mama kenapa gak bilang sama aku kalo mama sekarang lagi hamil dan sebenarnya siapa ayah dari anak yang mama kandung ini”. Mama pun menjawab “sebelumnya mama mau minta maaf sama kamu karena gak ngasih tau soal kehamilan mama ini karena mama takut mengganggu skripsimu nak, mama gak mau kabar kehamilan mama ini ngebuat kamu gak fokus nyelesain skripsimu yang akhirnya bisa ngebuat skripsimu nanti berantakan” ujar mama.

Aku pun terharu dan menangis mendengar pengertian mamaku yang begitu dalam saking tidak ingin anaknya gagal dalam menyelesaikan skripsi sanggup menyembunyikan berita kehamilannya dan baru memberitahukannya ketika aku pulang ke rumah. aku pun menghadiahinya dengan pelukan yang erat sambil menciumi wajahnya.

“Oh ya jadi begini Yan”. mama melanjutkan obrolannya setelah melepaskan pelukanku “Sebulan setelah kejadian naas tersebut mama mulai merasa mual dan muntah-muntah nak, setelah mama periksa ke dokter ternyata mama positif hamil dan mama hamilnya kembar laki-laki nak, dan selama sebulan setelah kejadian itu mama gak pernah berhubungan intim dengan papa kamu makanya anak yang mama kandung ini murni dari benihmu”.

ujar mamaku. “Tapi apa papa gak curiga dengan kehamilan mama ini?” tanyaku. “Enggak sayang, mama ngasih tau papa kamu satu bulan setelah mama dinyatakan hamil oleh dokter dan biar papa gak curiga mama pun melakukan sempat melakukan hubungan intim dengan papa kamu untuk mengakalinya agar dia percaya kalo ini anaknya”.

Mendengar hal tersebut, sontak aku pun senang bukan main karena aku akan menjadi “Papa sekaligus kakak” dari bayi kembar di kandungan mama. Gairahku pun meninggi mendengar hal itu dan aku langsung menindih mama di ranjang kamarnya. Kubuka bajunya, kujilati payudaranya dan tidak lupa kucium anting-anting emas indah miliknya yang mengingatkanku pada kejadian naas tersebut dan mulai menggenjot vaginanya secara perlahan mengingat kondisinya yang sedang hamil.

Kuhabiskan waktuku mulai sabtu pagi hingga malam minggu untuk bercinta dengan mamaku sepuasnya sampai spermaku tumpah ruah dari dalam rahimnya yang telah terisi anak kembarku. keesokan harinya di hari minggu kamipun bercinta hanya sampai sore mengingat papaku akan kembali pada malam harinya. Saat makan malam, papaku Rudi yang baru pulang mengingatkan padaku untuk menjaga mama yang sedang hamil mengingat dirinya yang sering ada proyek ke luar kota dan menasihatiku untuk cepat mencari kerja demi masa depanku.

Sekitar sebulan lebih setelah aku kembali ke rumah. Akhirnya mamaku di usianya ke 44 tahun berhasil melahirkan bayi kembar laki-laki hasil hubungannya denganku. Aku pun menciumi anak tersebut begitu juga dengan papa. Kami berlima berembuk dan akhirnya memberi nama mereka Ivan dan Igor. saat papa pergi keluar ruangan untuk menerima telfon dari rekan bisnisnya, aku berucap pada mama yang tengah terbaring sehabis melahirkan “Ma makasih ya udah ngelahirin anakku”.

“Kalo kamu mau, mama mau kok punya anak lagi dari kamu tapi kamu harus dapet kerja dulu ya biar nanti bisa ngebiayain “adik-adik” kamu, kan kamu tau sendiri papamu juga udah mau pensiun makanya kamu yang sekarang biayain mereka” kata mama. “Iya ma nanti aku cari kerja biar bisa biayain sekolah mereka” ujarku.

Dua bulan kemudian ketika aku wisuda di bandung. Papa, mama, Sergi, Natasha dan beserta “kedua adikku” Igor dan Ivan yang masih bayi hadir meramaikan wisudaku. aku begitu senang melihat mereka semua hadir di hari yang paling membahagiakan bagiku ini. Igor dan Ivan ditaruh di dalam kereta bayi oleh papa dan mama, mereka berdua terlihat sangat tampan, berkulit putih, berhidung mancung dan bermata kebiruan karena perpaduan darah Jerman-Sunda dari papaku darah Arab-Jawa dari mamaku.

Ketika papaku sedang pamit keluar sebentar menerima telfon dari rekannya dan kedua adikku sibuk berselfie ria, aku mengangkat Igor dari kereta bayi untuk menggendongnya lengkap dengan pakaian wisudaku sementara mama juga melakukan hal yang sama pada Ivan yaitu mengangkatnya dari kereta bayi untuk menggendongnya, ia pun berbisik padaku “Yan jangan lupa sama janjimu, kalo nanti udah kerja nanti kita nambah anak lagi ya” kata mama sambil tersenyum manis.

Begitulah kisahku, berawal dari perampokan tragis sampai akhirnya berbuah manis dengan lahirnya anak kembar dari rahim mamaku.

Sekian dan terima kasih.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu