1 November 2020
Penulis —  Antingmama

Perampokan Berbuah Manis

Teriakan panik Bi Ira dan Pak Udin membangunkan kami pagi hari itu. Kami beritahukan kalau kami berdua kemarin dirampok dan menyuruh mereka untuk tidak panik apalagi lapor polisi. Dengan wajah jengah, dua orang itu membantu melepas ikatan kami, mama segera berlari ke lantai atas menuju kamarnya, sementara aku tanpa mempedulikan kondisiku yang telanjang berlari ke dapur menuju kulkas, haus ini tiada terkira sehingga satu botol besar air kemasan kureguk habis hingga tumpah membasahi dadaku, lalu kuambil satu botol lain dan berlari menyusul mama.

Di dalam kamar mandi mama tengah mengeramas rambutnya, kusodori botol minuman tersebut dan segera disambut mama setelah terlebih dulu membilas rambutnya hingga tiada lagi busa di kepalanya lalu mereguk isi botol tersebut sampai habis. “Kamu juga mandi sini Yan,” perintah mama sambil menarik lenganku.

Tanpa di suruh kuambil sabun dan mulai menyabuni punggung mama sampai pantatnya yang montok itu terus hingga betis, lalu bagian depan tubuh mama, bahu, payudaranya yang besar dan masih menantang itu dan kali ini dengan nakal kuremas-remas dan mama sama sekali tidak protes, terus ke perutnya yang putih mulus dan sedikit membuncit sexy sampai ke bagian bawah pusarnya yang berbulu lebat itu, lama kusabuni daerah tersebut dan perlahan mama membuka pahanya, dengan sengaja kuselipkan satu jariku mencoba menggali liang memeknya, dan ketika kutarik keluar maka lelehan demi lelehan spermaku berjatuhan ke lantai bath tub, aku tak menyangka sedemikian banyak produksiku tadi malam.

Mama merintih pelan, “Aduh banyak banget sperma kamu nak,” ujar mama dengan wajah serius. “Ryan mama lupa kalo bulan kemaren mama udah lepas spiral, mama takut hamil anak kamu,” ujarnya lagi sambil khawatir dengan isak tangisnya yang pelan. Aku pun menjawab “maafkan aku ma, mungkin ini sudah jadi takdir kita, tapi yang jelas kalo mama beneran hamil aku bakal bertanggung jawab kok” kataku sambil menenangkannya.

“Tapi kan kamu belum lulus kuliah nak” ujar mama. Aku berujar “sebentar lagi kan skripsian aku selesai, setelah lulus nanti aku bakalan cari kerja untuk bahagiain mama”. Mendengar itu, mama pun langsung memelukku dengan erat dan bilang “makasih ya nak, kamu memang anak yang berbakti sama mama” ujarnya lembut.

setelah itu mama melepas pelukannya dan kembali kusabuni vagina mama dan sengaja berlama-lama mempermainkan klitorisnya, mama kembali merintih.. “udah, jangan nakal kamu, terus ke bawah,” ujarnya lagi. Lalu aku mulai menyabuni paha hingga betis mama, kini ganti aku yang disabuni mama, mulai dari mengeramasi rambutku, kemudian menyabuni bahu, dada, tangan, perut sampai …

alat kelaminku. Mama melakukannya dengan lembut, jari jemarinya mengeramasi bulu-bulu kemaluanku, menyabuni biji pelirku sambil meremas-remasnya pelan, lalu batang kontolku pun disabuninya sambil dipijit-pijit pelan sehingga tak menunggu lama kembali tegak mengeras menjulang… “dasar anak muda,” ujar mama sambil menyunggingkan senyuman manis.

Lalu mulai mengocok-ngocoknya pelan dengan genggaman erat jari jemarinya. “Punyamu lebih besar dari punya papamu,” ujar mama sambil menatapku… “ahhss… mama, gak tahan nih” erangku. Mama membilas tubuhku dengan siraman shower, usai bebas dari busa mama kembali memegang dan mengocok pelan batang kontolku, lalu membelakangiku dan satu kakinya diangkat diatas tepi bath tub, mengarahkan kepala penisku ke belahan pantatnya yang montok itu, dengan surprise aku segera paham apa yang mama inginkan, kuarahkan batang kontolku ke rongga memek mama, dan perlahan mulai memasukinya dimana wajah mama mengerinyit ketika proses infiltrasi itu terjadi, persetubuhan haram dengan gaya doggy style pun berlangsung dahsyat di bawah siraman air hangat.

Kali ini atas permintaan mama yang juga mulai menampakan karakter aslinya dari wanita sopan santun menjadi wanita liar ketika berhubungan seks, erangannya sangat ribut sehingga kerap kubekap mulutnya takut terdengar bi Ira atau pak Udin di lantai bawah meski aku tahu itu tak munkin. Lalu kami berpindah ke toilet, dalam posisi duduk kembali lubang vagina mama kugali dalam-dalam hingga ke ujungnya, hingga akhirnya mama tiba-tiba memelukku erat-erat dan menggigit bahuku, tak perlu jadi jenius untuk memahami kalau mama tengah orgasme.

Dan pagi itu paling tidak 3 kali aku membuat mama menggapai puncak kepuasan sampai akhirnya kubaringkan ia di lantai kamar mandi hingga aku rebah di sampingnya usai memberikan semprotan spermaku di atas payudaranya. Batas hubungan ibu dan anak telah kami langgar dengan sengaja. Kembali kami mandi dan akhirnya kembali ke kamar masing-masing setelah saling berjanji bahwa apa yang terjadi dari kemarin hingga pagi itu menjadi rahasia kami berdua.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu