1 November 2020
Penulis —  Antingmama

Perampokan Berbuah Manis

Kemudian mereka menyuruh kami berjalan keluar ke halaman samping rumah, agak sulit kami berjalan dengan kondisi seperti itu dan beberapa kali nyaris terjatuh namun dua perampok jahanam itu membantu memapah kami, dan setibanya di teras mereka membaringkan kami, memutar piringan CD di ruang tamu dengan volume yang cukup keras lalu kemudian pergi.

Tinggal kami berbaring dengan posisi menyamping pasrah, keringat mulai bercucuran membasahi tubuhku dan mama, apalagi perlahan matahari mulai menyinari kami. Sempat aku berdiskusi dengan mama agar berteriak minta tolong, namun suara musik akan meredam suara teriakan kami ditambah kamipun merasa malu jika orang-orang mendapati posisi kami seperti ini.

“kita tunggu Pak Udin dan Bi Ira aja sampai besok pagi, biarlah kita sabar nungguin, tembok pagar rumah kita kan tinggi jadi mustahil ada tetangga yang liat”, ujar mama. Dan sepertinya kami tak punya pilihan lain selain menunggu sepasang suami isteri paruh baya yang bekerja sebagai tukang kebun dan tukang cuci kami yang biasa bekerja dari pagi hingga siang hari.

Hanya mereka berdua lah harapan kami karena papa masih berada di luar negeri sementara adik-adikku tengah berlibur dengan neneknya. “Mama kita harus bergerak biar gak kepanasan dan dehidrasi,” ujarku. “iya Yan, tapi bagaimana? ”, tanya mama. Hmmm… iya juga pikirku. Keringat kian membanjiri tubuh kami hingga akhirnya terlintas ide, “ma…

kita berguling aja ya sampai bisa masuk ke dalam”, ujarku. Mama mengangguk setuju, lalu dengan susah payah akhirnya kami bisa berguling sekali, dua kali, terus hingga mendekati pintu. Namun kini muncul hal lain, gerakan tadi kembali memicu ereksi batang kontolku dan perlahan memanjang dan mengeras mendesak lubang kewanitaan mama, “maafin aku ma,” ujarku lirih.

”, gak pa-pa Yan, udah gak usah minta maaf, ini bukan salah kamu, ”, jawab mama mencoba menenangkanku. Kami beristirahat sebentar dengan posisi kembali menyamping, dan kunikmati jepitan erat liang senggama mama walau tak bergerak. Setidaknya posisi kami aman dari terpaan sinar terik matahari. Persoalan adalah bagaimana memasuki pintu ke ruangan dalam tersebut.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu