31 Oktober 2020
Penulis —  arimbisinta

Pemuja Ibu

“DALAM DIAMNYA IBUK”

Sesampainya aku disekolah dan menuju ke ruang kelasku seperti biasa teman temanku pada ngobrol, Ntah itu ngobrolin tentang pacar, tentang motor, tentang film bf atau lain2nya, Biasa kan namanya juga sekolah Smk banyakan cowok kalo cewek dikelasku cuma 8 orang, Bisa dibayangin gan 8 cewek lawan 24 cowok apa sanggup berdiri tuh cewek2.

Dan akupun menuju mejaku ikutan ngumpul ama temen2 tapi aku lagi gak mod ikut ngobrol dan aku masih memikirkan tentang ibuk, dan mencoba mencari cara biar ibuk tunduk padaku…”Oh buk kenapa sih pake acara diemin aku”. bathinku, saat aku ngalamun aku dikagetkan sama sohibku Agus namanya…

“kamu kenapa brow pagi pagi dah ngalamun, pacar aja gak punya” tanya Agus sambil meledekku…

Tapi benar juga kata Agus kalo aku memang masih jomblo tapi bukan karena gak ada yang suka padaku aku hanya tak ingin pacaran apalagi sekarang aku menganggumi ibukku… “Gpp brow biasa ada problem.. kalo masalah jomblo taukan aku mau macarin adikmu aja gak boleh” jawabku ke Agus sambil nepukin pundaknya..

“Yo jangan sama adikku lah brow dia kan masih kelas 2smp ntar kamu hamilin bisa berabe ntar, kamu aja liat bodi cewek aja pengen nyaplok aja kamu” jawab Agus dengan fitnahnya itu.

“busyet dah kamu brow kalo gak boleh jangan pake fitnah aku kayak gitu, aku ini lagi gak mood jadi jangan kek gitu ngomongnya” sahutku setengah marah pada Agus..

“Sori brow jangan sensitif gitulah, dan gak biasanya kamu seperti ini brow, emange ada apa sob??” jawab dan tanya Agus,, Sok perhatian banget si Agus ini bathinku”… Itulah sohibku Agus suka ngeledek tapi peduli padaku bahkan dia sering membantuku..

“Gpp brow dan satu lagi jangan nanya2 lagi aku sedang gak mood” balasku dan aku melihat Agus cuma manggut manggut sambil nepuk pundakku, mungkin dia tau kalo aku punya masalah..

Jam demi jam aku lewati, dan para cewek cewek tak membuatku semangat, dan para buguru pun tak mampu mengobati rasa kebosananku disekolah dan aku pengen cepat pulang…

Tet, tet, teeeeet akhirnya bel tanda selesainya pelajaran disekolah, dan aku ingin secepatnya sampai rumah..

15 menit berlalu akupun sampai dirumah, dan kulihat ibuk berada ditoko melayani 5 orang pembeli dan semuanya perempuan setengah baya, dan akupun langsung masuk kerumah, salin baju lalu makan..

Setelah makan akupun ke toko dan hanya ada ibuk disitu oh ternyata dah selesai tadi ngelayani pembeli.

“Buk..” panggilku tapi ibu tetap diam, “Buk apa ibuk masih marah” tanyaku tapi ibuk tetap diam sambil merapikan barang dagangan yang sedikit berantakan..

“maafin Satrio ya buk” ucapku lagi… namun ibuk tetap diam ya akhirnya aku juga diam tapi tetap ditoko membantu ibuk merapiin barang dagangan juga ngebantu ngelayani pembeli, saat ada pembeli cewek seumuranku atau yang udah nikah tapi ditinggal kerja suaminya dikota aku usilin, aku tanya2 in, kadang2 pun aku goda dengan rayuanku tapi mereka hanya tersenyum karena mereka juga mikir kalo aku hanya becanda saja.

Saat aku menggoda pembeli kulihat ibukku hanya diam tak menatap ku malahan lebih sering ngobrol ama pembeli lainnya dan tak mengubrisku.

Dan aku yang tak ingin pembeli tau kalo aku dan ibu marahan cepat2 membantu ibuk melayani pembeli dan ingin pembeli cepat cepat pergi karena aku ingin berduaan saja sa ibu.

Jam 4 sore tiba2 hujan turun lalu aku tutup sebagian pintu toko dan ibuk masih berada dalam toko karena kalo mau kerumah tentu saja badan ibuk basah karena jarak toko dan rumah 5meter dan ibuk kalo kena air hujan pasti langsung demam.

Kudekati ibuk yang lagi duduk dikursi kemudian aku juga duduk disampingnya dan kulihat wajah ibuk tapi ibuk tidak melihatku malah melihat arah didepan..

“Buk” panggilku dan berulang ulang kupanggil namun ibuk hanya diam, aku coba minta maaf namun tiada respon dari ibuk, Aku yang diperlakukan demikian sama ibuk jadi pengen marah dan ingin sekalian kuperkosa ibuk… Namun tak akan kulakukan karena aku takut ibuk lebih marah padaku, dan aku tak ingin ibuk lebih diamin aku, dan aku ingin ibuk pasrah padaku, nurut sama aku dan itulah yang membuatku bingung bagaimana caranya biar ibuk gak diam lagi dan kita bisa ngobrol2 lagi kek dulu lagi, bagaimana bisa aku membuat ibu pasrah sedangkan ibuk hanya diam ketika aku tanya.

dan aku merasa bodoh dan bimbang.

Sudah seminggu aku didiam kan ibuk, aku sudah tidak kuat lagi, dan aku merasa asing dirumah, ya meskipun dalam diam ibuk, ibuk masih menyiapkan makan untukku tp didalam rumah hanya berdua saja tapi tak bertutur kata, didiamkan rasanya seperti dineraka dan Malam ini aku harus berbuat sesuatu untuk perubahan dan aku akan nekat dan aku tak peduli bila aku akan mati..

Dan malam ini tepat jam setengah 9 seperti biasa ibuk dah nutup toko, dan dalam seminggu ini ibuk langsung masuk kamar tapi malam ini sebelum ibuk masuk kamar aku dah berada didepan pintu kamarnya, otomatis ibuk hnya diam berdiri didepanku dan tak bicara sedikitpun, tiba tiba ibuk membalikan badannya hendak berjalan namun ku pegang tangannya otomatis ibuk melihatku dan kita saling berhadapan tapi ibukk hanya diam membisu,, tiba tiba secepatnya tanganku yang memegang silet dan menaruh silet di nadi tangan kiriku dan tergores sedikit dan keluar darah ya walau cuma sedikit terasa perih juga lalu kutatap wajah ibukku dan berkata”

“Jika ibuk masih marah sama Satrio dan masih mendiamkan Satrio lebih baik Satrio mati!!” dan disaat aku berkata silet masih keadaan yang sama tp tiba tiba tangan ibuk memegang tanganku yg memegang silet menjauhkan dari tangan kiriku yang sudah terluka tapi hanya sedikit walau begitu tetap keluar darah, dan ibuk berucap sambil nangis

“Jangan nak tolong jangan lakuin ini lagi nak ibuk mohon, ibuk gak mau kamu mati nak, kalo kamu mati ibuk sama siapa nak, jangan lakukan ini lagi nak, ibuk minta maaf ibuk sudah diamin anak ibuk, dan ibuk sudah maafin kamu nak tapi tolong jangan lakuin ini nak…

Ucapan ibu disela tangisnya membuatku bergetar, begitu tulus kasih sayang ibuk terhadap anaknya dan gak mau anak nya kenapa kenapa walaupun anaknya sudah melakukan kesalahan besar namun ibukku begitu tulus memaafkanku, dan kurasakan tubuhku dipeluk lagi dan aku hanya diam dalam isakan tangisku, dan pelan terdengar suara ibuk lagi suara yang bersamaan dengan suara sesenggukan tangisnya “Tolong nak jangan lakukan ini lagi ibu mahon, ibu tidak mau sendirian lagi nak, hanya kamu nak yang ibu punya”

dan suara itu suara yang membuatku tercekat, begitu tulusnya hatimu buk dan aku merasa bodoh dan berdosa…

“Maafin Satrio buk, Satrio dah salah ama ibuk dan Satrio janji tidak akan lakuin ini lagi buk maafin Satrio buk tapi Satrio gak sanggup hidup bila ibuk marah dan diamin Satrio buk“‘ucapku disela tangisku.

“Ya nak ibu maafin, dan ibuk tidak marah lagi dan diamin Satrio lagi, tapi janji jangan lakukan ini lagi ya nak” Ucap ibuk…

“Ya buk balas singkatku..

“Ya sudah nak kamu tidur sana ibuk mau tidur juga tapi janji jangan mau bunuh diri lagi ya nak” ucap ibuk lagi sambil melepaskan pelukannya dan mengambil silet dari tangan kananku dan tiba tiba ibuk membawa obat merah serta kain dan diobatinya tanganku penuh perhatian disela ibu mengobati tanganku aku membalas ucapannya tadi…

“Ya nak ibuk tidak lagi diamin kamu lagi nak, ya sudah ibuk mau tidur dulu ibu dah benar benar ngantuk nak” ucap ibuk.

“Ya buk Satrio juga dah ngantuk buk” ucapku.

Dan aku menuju kekamar setelah ibuk masuk kamar dan ibuk masih mengunci kamarnya.

Sesampainya aku didalam kamar lalu aku rebahan dan tersenyum dan tersenyum, senyum ini senyum awal dari segalanya, dari perjalanan cinta, birahi, hasrat bersama ibuk,, dan mataku terasa lelah sangat lelah hingga ku tertidur dengan lelapnya..

Dilanjut nanti!!!!

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu