31 Oktober 2020
Penulis —  arimbisinta

Pemuja Ibu

Penantian Yang Telah Tiba

Tak terasa sudah 4 jam aku berada diwarnet, Sebaiknya aku pulang, aku sangat rindu sama ibuk, ingin ngobrol, menjahili ibuk, bercanda ria apalagi ibuk kan dah jadi istriku memang hubungan ini sungguh sangat terlarang bahkan semua orang akan melaknat hubungan ini, namun aku tak peduli toh yang tahu cuma aku dan ibuk saja.

Bu lek Dewi kenapa sih pake datang segala pake acara nginep lagi kan aku jadi gak bisa dong kenthuan ama ibuk.

Emang sih bodi bulek Dewi boleh juga gak kalah ama ibuk apalagi susunya yang gedhe itu pengen aku remas remas saja, dan ingn juga aku setubuhi bulek, tapi takutnya ibu marah.

Sebenarnya pun semarahnya ibuk aku pasti bisa menakluk kannya namun kalau ibuk sakit hati dan pindah sama orang lain akunya yang rugi, masalah bulek nanti saja dulu, yang terpenting sama ibuk.

Bagaimana ya dengan masalah Agus dan ibuknya apa aku ceritakan ke ibuk, Ahhh mungkin jangan dulu aku ceritain takutnya ibu akan shok, Soalnya ibuk sangat kenal sama ibuknya Agus dan ibuk juga tahu kalo ibuknya Agus seorang yang alim, memang sebaiknya takkan aku ceritakan dulu.

Masalah Agus apa dia curiga gak ya, kalau curiga bisa gawat dah..

Ah kenapa juga aku pikirkan, semoga saja baik baik saja.

Kini aku telah tiba didepan rumahku dan kulihat kulihat ibuk sedang sibuk melayani pembeli dan bulek Dewi gak ada ditoko apa mungkin didalam rumah.

Kini aku dah masuk rumah dan bulek Dewi gak ada, didapur juga gak ada, dikamar mandi pintu kamar mandi terbuka,, kemana ya bulek, ehmmmm apa dikamar ibuk ya tadi kan pintu kamar ibuk juga terbuka dan bulek Dewi juga tak ada sebaiknya aku tanyakan ke ibuk.

Tak lama berselang aku dah ganti baju dan secepat mungkin aku habiskan nasi dan kawannya ingin segera aku temui ibuk.

Sesampainya Ditoko…

Aku: “Buk, bulek kok gak ada buk???”

Ibuk: “bulekmu dah pulang nak.

Aku: “Lo la kok bisa buk kan bulek lagi marahan buk.

Ibuk: “Tadi Suaminya bulekmu kesini sama orang tuanya nak ingin bulek pulang, bulekmu sih sempat nolak nak tapi lama lama ikut juga"" (kini lagi sepi pembeli dan ibuk duduk dan aku berdiri dibelakang sambil meremas susu ibuk)

Aku: Bukannya masalahnya berat buk, dan bulek juga mau nyerain suaminya buk?? (aku masih meremas meremas susu ibu bahkan aku pilin pilin puting ibuk meski dari luar bajunya, oh ya sekarang ibuk pake rok dibawah lutut dan juga kaos berkerah dan berkancing)

Ibu: ah ah oh nak oh nak kok susu ibuk diremas sih nak ntar ada pembeli nak (ibuk tak menolak bahkan tangan ibuk tak menepis tanganku dan malahan ibuk mulai terangsang dan mendesah kecil)

Aku: “Tak bakal tau buk, kalaupun ada pembeli pasti aku melihat buk, oh ya buk payudara ibuk harus sering diremas biar lebih montok dan juga gedhe buk, ibuk gak marah to bila payudara ibuk aku remas remas sesering mungkin..” (Aku masih terus meremas susu ibu bahkan tanganku langsung bersentuhan dengan kulit payudara ibuk, tanganku menyelinap masuk dari bawah baju ibu)

Ibuk:""Boleh nak boleh ohhhhh nak enak e susu ibuk diremas ohhh nak puting ibuk nak terasa enak, terus nak.(wah gawat nih kalo racauan ibu dan desahan ibuk didengar tetangga ya meskipun pelan tapi ya takut juga)

Aku: “Buk tokonya ditutup ya lagian juga mau hujan buk tuh dah gerimis (aku menyudahi meremas susu ibuk)

Ibuk: Ya nak ditutup saja lagian tadi lumayan rame nak.

Lalu aku menutup toko dan ternyata benar tiba tiba saja turun hujan, aku dan ibukku langsung masuk rumah dan menguncinya.

“Nak ibuk mau mandi dulu nak dar pagi ibuk belum mandi lengket semua badan ibuk nak” ucap ibuk sambil mengambil handuk yang dijemur dekat dapur.

“Ya buk, sekalian ibuk tak mandiin, dulu ibuk mandiin Satrio sekarang Satrio yang mandiin ibuk, toh ibukkan sekarang jadi istrinya Satrio” Ucapku sambil meremas gundukan susu ibuk.

“Iya ayah Sulis mau dimandiin sama Ayah aghhhh yah enak yah” Ucap ibuk sambil mendesah keenakan.

“Buk panggilannya tetap ibuk dan nak saja buk, jangan pake ayah juga ibuk nyebutin nama ibuk takutnya nanti jadi kebiasaan buk, ibuk gak mau kan tetangga curiga sama kita buk, meski kita panggilannya ibu dan nak ibuk tetap istriku buk” Ucapku sambil membopong ibuk dan bibir ibuk aku cium.

“Ya nak ibuk juga gak mau kita ketauan nak, selamanya ibuk tetap jadi istrimu nak dan ibuk siap mengabdi sama kamu nak” ucap ibuk dan terlihat ibuk terlihat bahagia, senyumnya yang tulus membuat dadaku berdetak kencang apakah ini namanya cinta, tak pernah aku mengalami seperti ini meskipun sama teman sebayaku…

Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi untung dulu alm bapak membangun kamar mandi tidak diluar rumah jadi gak harus keluar rumah tentunya, meski aku membopong ibuk tapi tak merasa berat, dan berat tubuh ibuk mungkin hanya 45 kg saja sedangkan aku hampir 60 kg jadi aku tak merasa berat membopong ibuk.

sesampainya didalam kamar mandi…

“Buk, pakean ibu Satrio lepas semua ya buk” ucapku setelah menurunkan ibuk.

“i i i iya nak” jawab ibuk malu malu sambil menundukan wajahnya dan memainkan rambutnya.

Lalu aku lepas baju ibu, bh ibuk, rok ibuk, terakhir penutup dari kemaluan ibuk yang seharusnya tabu dan terlarang terlihat oleh anaknya, Namun kini perlahan lahan cd warna putih telah terlepas dari tempatnya dan kulihat rimbun rambut kemaluan ibuk menutupi lubang kenikmatan ibuk dan tiba tiba saja saat aku melihat kemaluan ibuk tangan ibuk bergerak kebawah menutupi kemaluannya..

“malu nak jangan diliat terus nak” Ucap ibu lirih dan raut wajah ibuk terlihat kemerah merahan.

“Lo la tempek ibuk kan dah jadi punyaku kan buk, jadi terserah aku kan buk, mau aku lihat, aku jilat, aku kenthu ya terserah aku kan buk” jawabku sambil menggeser tangan ibuk dan ibuk hanya diam tanpa menolak.

“Ya nak dah punyamu nak tapi ibuk malu bahkan bapakmu dulu tak pernah liat langsung nak, kalau lagi kawin ya ibuk tuntun penis bapakmu nak” jawab ibuk.

“Sekarang ibuk tak perlu malu lagi buk bahkan kalo dikamar ibuk harus bugil buk gak boleh berpakaian tapi ya cuma dikamar tok buk, oh ya buk mulainsekarang Satrio tidur dikamar ibuk ya” Ucapku sambil meremas susu ibuk lagi bahkan setelah aku ngomong aku langsung netek dan aku sedot puting ibuk dan satunya aku remas juga aku pilin pilin puting ibuk.

“Ohhhh nak ah ah ohh nak i i i ya nak mulai sekarang kita tidur bareng dikamar ibuk nak, aaaahhh nak enak e nak susu ibuk nak terus sedot nak aaaaahhhh” ucap dan desah ibu dan tangannya meremasi rambutku.

Lalu aku menyudahi acara netekku, aku inget aku mau mencukur jembut ibuk.

“Buk jembutmu aku cukur ya biar gundul, biar tempek ibu sama seperti tempek nya anak kecil, lagian Satrio gak suka kalo tempek ibuk berjembut” Ucapku dan tanganku masih mempermainkan payudara ibuk.

“Ya nak silahkan nak cukur rambut bawah ibu nak” jawab ibuk dan ibuk masih belum mau bicara jorok.

“Buk, ibuk harus terbiasa ngomong jorok buk tapi hanya ke Satrio saja, ya jangan malu lagi ngucapin kontol, tempek, jembut, ngenthu je Satrio buk, coba ibuk ngomong jorok buk” ucapku.

“ko kontol, je jembut, te tempek, nge ngenthu” ucap ibuk masih setengah malu.

“Gapapa buk sekarang ibuk masih malu malu ngucapinnya tapi ibuk harus sering bilang gitu ke Satrio biar terbiasa, ya udah sekarang lebarin sedikit kaki ibuk Satrio mau nyukur jembut ibuk” Ucapku dan perintah ku ke ibuk, dan ibuk hanya nurut saja lalu aku ambil gunting dan pencukur jenggot yang sudah aku siapin, biasanya gunting dan pencukur ini sering kugunakan buat motong bulu ketekku dan juga ibuk biasanya nyukur bulu keteknya dan kulihat ketek ibu terlihat bersih.

Tak pake lama tempek ibuk sekarang benar benar gundul, tak ada sehelai bulu pun disitu, dan terlihat seperti tempeknya anak kecil hanya bentuknya saja berbeda.

“nah buk baguskan tempek ibuk kalo gundul” Ucapku

“Ya nak kayak punyanya anak kecil tak berjem jembut” Ucap ibu masih malu malu..

Setelah selesai mencukur dan. meletakan gunting dan pencukur jenggot aku langsung jongkok dan mulai menjilati lubang tempek ibuk, itilnya aku usap usap dan itu membuat ibuk terperajat dan kakinya bergemeteran.

“Oh nak tem tempek ibuk kotor nak jang oh oh ah ah jangan nak” tolak ibuk sambil mendesah desah dan tangannya menarik kepalaku biar tak memainkan tempeknya namun langsung aku pegang tanganya..

“ibuk diam saja dan nikmatilah buk, nikmati yang selama ini belum pernah alami” Ucapku dan langsung menjilati lipatan tempek ibuk dan tangan ibuk sudah tak menarik kepalaku malah mengelusi rambutku.

“oooooooohhh nak aghhhh aghhhh nak enak e tem tempek ibu nak, oh nak baru kali ini nak tem tempek ibuk diginiin aghhhh aagghh nak” ucap dan desahan ibuk dan pahanya makin menghimpit kepalaku dan aku mulai memasukan 2 jariku dan mengobok obok lubang tempek ibu pelan pelan lalu perlahan lahan semakin cepat kocokan 2 jariku ini, dan terasa makin banjir saja lubang ibuk cairan bening mulai merembes keluar dari celah tempek ibuk.

“ougghh nak ah ah ohhh nak ibuk mau pipis nak ibuk pipis nak aaaahhhhhhhh ibuk pipis tapi nikmat nak ibu lemes oooooohhhhh nak” lenguhan ibuk pertanda ibuk sudah orgasme.

Dan aku menghentikan kocokanku dan kaki ibuk gemeteran dan ibuk langsung terduduk menyender dan kakinya terpentang lebar, nafas ibuk ngos ngosan, mata ibuk terpejam dan aku mendekati wajah ibuk dan kucium keningnya dan ku belai rambutnya, dan perlahan lahan nafas ibuk mulai normal dan perlahan lahan matanya membuka, lalu kucium bibirnya dan…

“Itu bukan pipis buk itu orgasme atau ngencrit buk,, yang keluar bukan air kencing melainkan cairan mani ibuk tapi mani ibuk bening” penjelasanku ke ibuk.

“jadi bukan pipis nak, makanya ibu keenakan juga terasa lemes nak, ibuk baru kali ini mengalami nak” Ucap ibu polos..

“‘Ibuk mau lagi gak Satrio bikin ibuk orgasme lagi” tanyaku sambil mengecup bibir ibuk..

“emmm emmm… maulah nak soalnya nikmat sih nak, kalo ibuk ketagihan gimana nak” Ucap ibu.

“Ya tinggal minta ke Satrio lah buk, tapi awas hanya ke Satrio jangan yang lain” ucap dan ancamku.

“Ya nggak mungkinlah nak ibuk minta sama orang lain” jawab ibuk sedikit ketakutan sambil menundukan wajahnya.

Lalu tegak kan wajah ibu kucium bibirnya aku tersenyum ibu ikut tersenyum kuangkat ibuk biar berdiri lalu kumandiin ibu dan beberapa lama aku sudah selesai mandiin ibuk lalu kukeringkan badannya dan aku bopong ibuk menuju kamar kami dan sesampainya kamar aku tutup dan aku kunci pintu kamar kami lalu aku rebahkan ibuk dan langsung aku rangsang ibuk, paayudaranya tak luput dari remasanku, putingnya aku sedot sedot bahkan lubang tempeknya aku kobok kobok sekarang pake 3 jariku, aku sengaja pake 3 jari biar nanti kontolku yang gedhe ini bisa masuk tanpa terlalu menyakiti ibuk, dan kudengar desahan ibu dan tubuhnya menggelinjang tak karuan, tempek ibuk sudah basah kuyup..

“oh oh em em ah ah nak oh terus nak rangsang ibu nak” lenguhan dan desahan ibuk tak henti henti.

“Buk sekarang tuntun kontol anakmu ini, kontol anakmu ini mau masuk kelubang kemaluan mu, ketempek buk” suruhku ke ibuk, dan ibuk langsung menggenggam kontolku dan mengarahkan kelubanganya.

“nak tekan ko kontolmu nak, te tempek ibuk hanya milikmu nak, tekan pelan pelan nak ko kontolmu gedhe nak berbeda jauh dari punyanya bapakmu dulu nak, aduuuh nak sakit pelan pelan nak” ucap ibu sambil menahan sakit saat kontolku sudah masuk bahkan lebih dalam dari kemarin dan mulai aku tekan sedikit sedikit sampai setengah kontolku.

“uugghh nak sakit, jangan tekan dulu nak, biarkan dulu nak biarkan lubang tem tempek ibuk terbiasa dengan ukuran ko kontolmu yang jumbo itu nak” ucap ibu sambil meringis kesakitan.

Aku yang melihat ibuk kesakitan aku diamkan kontolku dan mulai menjilati putingnya, aku sedot dan beberapa saat kemudian kudengar desahan dari mulut ibuk.

“Ya nak begitu nak aahh aahh nak sedot susu ibuk nak ohh tekan lagi,, aaarrrrggggg sakit nak dalem banget nak ko kontolmu nak masuknya hingga mentog ke rahim ibu nak, diam kan dulu nak” ucap ibu dan rintihan kesakitan ibuk saat aku menekan kontolku jauh kedalam hingga mentog tapi panjang kontolku belum semuanya terbenam, aku terus rangsang ibuk dan kulihat ibuk mulai menikmati, dan cairan pelumas ibuk semakin banyak keluar dan perlahan lahan aku kocok kontolku dan suara kecipak menandakan tempek ibuk benar benar sudah basah dan semakin cepat aku pompa kontolku ke tempek ibukku.

“oh nak ah ah nak ibuk mau keluar nak ibuk keluar nak oooohhhhhhhhh aaaaaaagggggghhhhhhh ibuk keluar” lenguhan dan desahan ibu saat ibuk orgasme, tubuh ibuk kejang kejang mulutnya terbuka dan matanya terlihat putihnya saja, nafasnya yang memburu tersengal sengal dan aku yang tau kalo ibuk sudah keluar aku diamkan kontolku, dan setelah ibu mulai normal aku genjot lagi dan lagi lagi ibu mulai kenikmatan tak berselang lama ibuk mulai orgasme lagi, lubang tempeknya berkedut kedut meremas kontolku.

“aaaagggggggghhhhhhhhh nak ibuk keluar lagi” jerit ibu yang sedang orgasme dan tiba tiba “Satrio juga keluar bukk oooooooohhhhh bukk Sperma Satrio keluar aaaaagggghhhhhh”.

Aku dan ibuk sama sama mengalami orgasme hebat membuat aku dan ibuk kelelahan dan kulihat ibuk sudah tertidur desah nafasnya yang tenang membuatku damai setelah aku merebahkan tubuhku disamping ibuk dan mencium keningnya perlahan lahan aku tertidur dengan pulasnya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu