1 November 2020
Penulis —  Mr_Boy

Menanam Benih di Rahim Ibu dan Adikku

Paginya seperti biasanya bangun pagi, aku pergi ke kamar mandi dan secara tidak sengaja berpapasan dengan ibu di dapur. Ku lihat rambut ibu basah dengan tubuhnya yang montok dan putih berbalut handuk ditubuhnya, rupanya ibu baru saja mandi.

Aku pun tersenyum kepada ibu dan menyapanya, “wah! Ibu cantik sekali kalau abis mandi.. lanjut lagi sama ayah ya Bu?”

“Rama! Jangan kencang-kencang ngomongnya.. siapa yang lanjut iihh?! pas semalam ibu mencuci vagina lalu masuk ke kamar, ayah kamu gak minta tuh! Malah langsung tidur… Untuuung-untung!”

“Kok untung sih Bu?” Kataku heran.

“Ya iyalah! Abisnya sperma kamu masih aja tetep keluar.. coba kalau ayah kamu pas lagi pake ibu tahu didalam vagina ibu ada sperma kamu? Ibu mau jawab apa coba?!”

“Bilang aja ibu abis coli Bu… Hehehehe!.

“Ihh kamu yahh! Ibu gak pernah lho ngelakuin hal kayak gitu?”

“Yakin nihh bu?! Kalau bohong gak aku kasih ini lho..!” kata aku kepada ibu sambil mengeluarkan penisku didepan ibu.

Melihat penisku ibu tiba-tiba berkata, “iyaa pernah sihh ibu, tapi cuman gesek-gesek vagina doang gak ibu colok kok..” ku masukin lagi penisku.

Aku hanya senyum-senyum saja melihat mulut ibu yang seksi nyerocos kepadaku.

“Ibu benar-benar terlihat cantik dan bercahaya bu, kelihatannya ibu sekarang lebih fresh gtu!”

“Masa sih nak?!”

“Iyaa Buu, emang ibu gak percaya sama rama anak sendiri?”

“Ibu percaya kok.. ya udah mandi sana… Pasti penis kamu gak dicuci tuh bekas semalem? Jorok dasar..?!”

“Ahh biarin..! Tapi ibu suka kann? Hehee..!”

“Ihh nggak yaa.. penis kamu mah penghancur vagina..”

“Kok penghancur vagina sihh?!”

“Ya iya! Soalnya sampai hari ini rasa itu masih terasa. Sampai-sampai ibu perih tadi pas kencing.. kok si Nita bisa tahan ya?”

“Awalnya juga emang begitu Buu..!, tapi kalau udah terbiasa dan beradaptasi pasti nyaman Bu.. apa ibu menyerah?”

“Yeyy!! Siapa juga yang menyerah? Ibu kuat kok. Kamu belum tahu aja sifat ibu yang sesungguhnya kalau lagi serius ngentot.. astaga.. ibu keceplosan! Udah kamu mandi sana..!”

“Tunggu sebentar Bu..”

ku peluk ibu lalu aku raba vaginanya dari bawah. Akhirnya dapat juga.

“Rama! Nanti ada ayah kamu.. Ahhh…” ibu melenguh ketika vaginanya ku sentuh.

_“Sebentar aja Bu pengen tau rasanya vagina ibu kalau abis mandi..”_ku colok lobang vaginanya lalu aku korek-korek isinya. Sekitar 30 detik aku cabut lagi lalu aku emut jari tengahku

_“hmmm enak Bu..”ku colok lagi lobang vaginanya, terus ku cabut lagi“cobain Bu..”_Sambil aku sodorkan jari tengahku ke bibir ibu. Ibu pun membuka mulutnya dan mengoral jari tengahku sambil memegang tanganku. Memang benar, ibu langsung terasa bergairah.

“Bener kan Bu? Kalau bersetubuh sama Rama pasti puas dan membuat ibu bergairah. Beban ibu pun pasti hilang, percayalah Bu.. lepaskan belenggu keraguan itu, percayakan sama rama, Rama akan bantu ibu..”

“Iyaa sayang, ibu percaya. Karena ibu juga merasakannya langsung. Tolong ibu ya nak, nanti setubuhi ibu lagi..”

“Baik Bu, makasih sudah mempercayai Rama, Rama berjanji akan membantu ibu.. Rama mandi dulu ya Bu.. oiya Bu, maaf barusan Rama berbuat tak senonoh sama ibu. Rama gak bermaksud merendahkan ibu. Bu, Rama sayang ibu.. maafkan Rama ya Bu?”

“Iyaa sayang, ibu gak menganggap itu sebuah penghinaan terhadap ibu. Jujur, ibu juga sebenarnya suka disetubuhi oleh kamu Rama, meskipun ibu tahu perbuatan kita itu dilarang agama, bahkan tabu didalam masyarakat. tapi justru karena terlarang dan tabu itulah ibu malah terbawa arus yang ibu buat sendiri…”

Masih aku peluk ibuku yang memekai handuknya

“Bu, nanti kita bersetubuh lagi ya Bu? Ibu juga mau kan?” Meskipun ibu sudah ngomong ingin disetubuhi, aku yakinkan lagi.

“Iya sayang ibu juga mau, tapi jangan terang-terangan ya? Gawat kalau ketahuan sama bapak kamu. Sudah ya mandi dulu sana! malah kita ngobrol lagi.. gak mandi-mandi kamu kalau ngobrol terus..”

“Iyaa ibuku sayang… Sini Bu mana pipinya..”

*Cupcupcup* kucium pipi ibuku.

Lalu aku pun mandi membersihkan badan, termasuk otongku yang yang sudah menikmati dua lobang vagina sekaligus dalam semalam.

Setelah semuanya pada mandi, saya masih tetap mencari sampah pergi ke TPA sendiri saja tanpa ditemani adikku Nita. Karena melihat perutnya yang sudah mulai ada perubahan, membuat aku tak tega dan kusuruh Nita menemani ibu menyortir barang rongsokan di belakang rumah. Sedangkan ayah sejak jadi pengepul lebih sering keluar rumah baik itu siang atau malamnya.

Menyalurkan nafsu seksualku penting, tapi mencari nafkah untuk makan pun lebih penting. Karena untuk ngeseks pun juga perlu tenaga dan nutrisi yang cukup. Belum lagi adikku yang sedang mengandung anakku, membuat pikiranku merasa terbuka agar masa depanku kelak bersama anakku tak sepahit ini.

Ayahku orangnya tegas, penyayang dan blak-blakan tidak mau menutupi masalah atau apa yang sedang dirasakan oleh hatinya pasti dikeluarkan. Keutuhan rumah tangganya lebih ia utamakan, daripada membuat rumah tangganya hancur oleh masalah yang sepele.

Sejak aku ketahuan menghamili adikku itulah seisi rumah ini menjadi lebih mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan. Rejeki kami, usaha kami menjadi pengepul barang perlahan-lahan terus meningkat secara signifikan.

Kalaulah tahu ayah punya sifat seperti itu, yaitu lebih mengutamakan keutuhan rumah tangganya. Mungkin dari dulu aku setubuhi adikku. Lalu, kalau aku menghamili ibu apakah ayah akan marah juga? Aku tak berani sampai kesitu meskipun berharap ingin membuat ibuku mengandung anakku.

Meskipun sedang hamil, aku sering menyetubuhi adikku setiap malam, aku pun heran darimana datangnya kekuatan itu sehingga aku merasa kuat menyetubuhi adikku setiap hari, dan anehnya ada saja sperma yang keluar dari dalam tubuhku banyak sekali.

Ibu sebenarnya ingin disetubuhi tubuhnya olehku, tapi dia pernah berkata ketika aku dan ibu sedang didapur, ayah diluar.

Sambil mengaduk sayur asem ibu curhat kepadaku yang aku sendiri sedang menemaninya memotong tahu tempe untuk di goreng.

“Ibu sanggup memikul beban sekarung sampah dari TPA kerumah nak, tapi ibu sungguh tak sanggup menahan gejolak nafsu ibu sama kamu. Sejak disetubuhi sama kamu malam itu, ibu selalu kepikiran kamu terus. Padahal ibu rajin sembahyang, dan ibu sadar bahwa perbuatan itu tabu.”

“Bu, sebelum aku setubuhi ibu sebenarnya dari dulu Rama sudah punya hasrat seksual untuk menyetubuhi ibu, tapi bukan hanya sekedar pelampiasan saja. Aku ingin memiliki ibu seutuhnya serta berharap dari ibulah Rama memiliki keturunan.”

Ibu menoleh kepadaku yang sedang memotong tempe,“kamu ingin ibu mengandung anakmu nak? Ibu tak yakin ayahmu setuju.”

“Lalu bagaimana dengan ibu? Apa ibu bersedia mengandung anakku Bu?”

Ibu terdiam sambil mengaduk-aduk sayur asem. Lalu menarik nafas panjang sambil merenung.

“Kalau ibu sih mau aja nak, mengandung anak dari kamu. Tidak ada salahnya kali ya hamil dari anak sendiri?”

Aku langsung menjawab pertanyaan ibu dengan mantap dan percaya diri.

“Iya Bu, memang gak ada salahnya dicoba!. Tapi kita bersetubuh aja dulu ya Bu? Nanti kita lihat situasinya Bu, disaat yang pas biarkan aku menghamili ibu, hentikan minum pil KB nya..”

“Iyaa sayang, ibu mau..!!”

ibu begitu antusias ingin aku menghamilinya.

“Untuk saat ini masih rawan untuk bersetubuh Bu, tapi boleh kan kalau aku meraba tubuh ibu?”

“Hmmm.. boleh aja sayang, tapi itu enakan dikamu dong?! Meraba-raba tubuh ibu?”

“Iya, gini aja. Kalau ayah keluar meskipun hanya sebentar, aku akan menjilati vagina ibu sampai ibu keluar. Gimana?”

“Wah! Boleh juga tuh! Iya deh gpp, ibu mau..”

Akhirnya solusi pun didapatkan, aku dan ibu sepakat melakukan instan sex jika ada kesempatan.

Sayur asem pun matang beserta lauk pauknya yang lain, kami pun makan dengan lahapnya berempat diruang tengah. Tertawa bercanda menghiasi isi rumah ini, kesusahan yang dulu kini kebutuhan kami mulai tercukupi.

Jika ayah sedang diluar ngobrol sama tetangga, aku kedalam rumah. Dirasa aman aku ciumi bibir ibu sambil meremas vaginanya, ibu pun sudah tahu, jika aku menciumnya atau meraba-raba tubuhnya berarti rumah aman dari keberadaan ayah. Padahal ketika aku menggerayangi dan menciumi ibu, disitu ada Anita menyaksikanku sambil tersenyum melihat kami berdua sangat akur dengan ibu.

“Kak Rama, ajakin aku dong..! Ihh.. Nita juga pengen ikutan, Bu? boleh yaa Nita ikutan juga?”

“Iyaa sayang boleh, asal kakakmu kuat aja ngimbangin kita. hehehee..!!.

“Wahh! Nantangin ini mah. Akan Rama buat ibu dan anita tergeletak lemas, kehabisan tenaga. Liat aja..!! Heheee..”

ketika ngomong begitu, tanganku menelusup kedalam celana dalam ibu lewat bagian depan atas celananya. Lalu aku gesek-gesek belahan vaginanya, ku korek-korek lobangnya, aku cabut dan ku emut jari tengahku. Sisanya aku berikan kepada ibu mengemut sisanya.

“Ibu gak jijik? bekas jilatanku lho itu!.”

“Nggak tuh! malahan ibu jadi sange tauu!! Ihh..!! Ibu mah gak kuat sayang… Bisa-bisa ibu nekat perkosa kamu kalau begini terus..!! Kapan sih kamu setubuhi ibu?! Bapak kamu kapan perginya sihh?! Kessell ibu ini Rama?! Tuhh! Vagina ibu udah uring-uringan lho..!! ”

Ibuku cemberut manja, seakan seperti ABG yang lagi ngambek.

“Sabar yaa ibuku sayang.. nanti juga pasti bakalan ada kesempatan untuk ibu, Rama setubuhi..”

Tiba-tiba ayah datang dari luar,“ada apa sih?! Kalian ngeributin apa Bu Rama nita?!” Kata ayah sambil menyalakan rokok kretek.

“Nggak ada apa-apa yah, biasa kami berdua sedang candain ibu..”

“Ooh.. kirain apa.. Rama, bantuin ayah nyortir barang ya? Besok siang mau dikirim. Oiya Bu, besok ayah sama pak Karman mau ke kota sekitar semingguan, dan kamu Rama tolong jaga ibu ya selama ayah dikota?”

“Baik yah, ibu akan Rama jagain..”

“Besok pak berangkatnya? Emang Karman siapa pak?”

Kata ibu.

“Itu Bu teman lama ayah, sekarang dia kerja dikota, kerja di tempat penampungan barang rongsokan juga. Oiya ayah hampir lupa, kamu kalau masalah kerjaan, ayah sudah percaya sama kamu. Kamu sudah pasti bisa mengurusnya.”

“Iya yah kalo masalah itu mah gampang.. ya udah Rama ke belakang dulu yah nyortir barang..”

sebelum kebelakang aku mau nyeduh kopi dulu, kulihat wajah ibu kelihatan girang banget! Sampai-sampai ibu memperlihatkan kepadaku, ekspresi cewek ketika lagi sange berat menggigit bibir bawahnya, jujur saja melihat ekspresi bibir ibu seperti ibu membuat perasaanku ‘berantakan’ gemes banget!

Aku sampai mengernyitkan dahi sambil memberi kode dengan mataku kepada ibu, bahwa ada ayah, gimna kalau ayah lihat ibu pas lagi ekspresi seperti itu. Aduhh…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu