1 November 2020
Penulis —  Mr_Boy

Menanam Benih di Rahim Ibu dan Adikku

Aku tidak langsung menjilati klentitnya karena akan membuat ibuku terkejut dan menjadi hilang kegairahannya. Tapi aku ciumi perlahan dengan penuh kelembutan setiap pinggiran bibir vaginanya, lalu lobangnya juga terakhir baru mencium klentitnya.

Bau dari aroma vagina ibu semakin membuat nafsu ingin menyetubuhi ibuku semakin kuat, tapi aku tak tahu apakah ibu mau aku setubuhi? Belum lagi aku tak tahu kapan ayah akan pulang kerumah.

Aahhh… Aaahhh.. Eeemmmhhh.. desahan ibu keluar dari mulutnya tatkala aku mulai menikmati bagian dalam vaginanya dengan kujilati sampai lidahku masuk mengorek lobang vaginanya. Eeemm.. 🤤 sungguh enak sekali rasanya vagina ibuku ini. Sensasinya begitu kuat! Berbeda sekali dengan rasa juga sensasinya ketika menjilati vagina Nita.

Sedikit demi sedikit cairan lubrikasi dari lobang vagina ibu keluar dan aku jilati. Posisi ibu yang mengangkang seperti mau melahirkan, membuat penisku mengeras sangat hebat! Ingin sekali aku merasakan dari kehangatan dan kelembutan vagina ibuku ini.

Aku benar-benar sangat menikmati dari rasa juga aromanya vagina ibuku yang penuh sensasi, paha juga pinggulnya ketika ku pegang sudah mengeluarkan keringat yang banyak. Tiba-tiba tubuh ibu mulai menampakkan kegelisahan, kepalanya bergerak kekiri kekanan bahkan sampai menekan kepalanya ke bantal.

“Aaahhh… Ramaaa… Ibuu.. mmmaaauu… Kellluuuaaarr…!! Terussshhh sayaaanngg..” Mumpung ibu sedang mau menampakkan gejala akan orgasme, aku buru-buru merobah posisi dari menjilati vaginanya, kini langsung aku arahkan penisku yang besar ini kearah lobang vaginanya, dengan sekali hentakkan

BLEESSS!!! UUuugg!! Oohh.. sungguh sungguh vagina ibu tempat ternyaman didunia bagi penisku, bentuknya yang sudah melebar menjadi tak berarti jika sudah sensasi yang aku rasakan.

Ibu sampai terkejut karena secara refleks aku memasukan penis ku kedalam vaginanya yang hampir akan orgasme, tapi ibu tidak melarangnya ketika penisku sudah berada didalam tubuhnya.

Ku terus menggenjot tubuh ibuku sambil kedua kakinya diletakkan dikedua pundakku, sehingga dengan sangat dalamnya penisku menghujani terus menerus mengoyak bagian dalam vagina ibu.

Plok! Plok! Plok! Terdengar kembali suara merdu itu, dua selangkangan saling beradu sehingga menimbulkan suara yang begitu merdu. Suara dari persetubuhan ibu dan anak kandung, ibu tidak memprotes atau melarangku, malahan ibu mengelus bagian kepala belakangku sambil memandangku dengan perasaan penuh kasih sayang.

Tidak berapa lama ibu mulai mendesah dan terlihat gelisah, mulutnya sampai menganga sehingga dengan reflek aku malah mencium bibirnya. Kini aku menggunakan gaya misionaris dengan kedua kaki ibu disilangkan di pantatku. Ibu terus memelukku erat sambil ku teteskan sedikit demi sedikit air liurku kedalam mulutnya.

Aku terkejut! Ternyata ibu mau menelan air ludahku sambil berciuman. Tiba-tiba vagina ibu berdenyut keras sampai meremas batang penisku diiringi muncratan cairan orgasmenya yang membuat lobang vaginanya menjadi semakin licin dan hangat.

Ibu tadinya mau berteriak karena begitu dahsyatnya! rasa orgasme itu. Tapi buru-buru aku bungkam mulutnya dengan mulutku, dan ku tenangkan ia dengan air ludahku dimulutnya. Tidak berapa lama pertahananku jebol juga, ku tekan sedalam-dalamnya penisku hingga mentok dimulut rahimnya dan dengan sekuat tenaga terlepaslah benih-benihku yang banyak sekali menyembur kuat!

CROTT..!! CRROOOTTT..!! CCRROOOOTTTT…!!! Berkali-kali penisku memuntahkan sperma yang begitu derasnya membanjiri lobang vagina ibuku.

Setelah itu kami pun sama-sama terdiam sambil ngos-ngosan, lalu ku peluk ibuku.

“Maafkan Rama Bu, barusan Rama mengeluarkannya didalam. Ibu gak marah kan?”

Ibu mengusap kepalaku seperti anak kecil,“tidak nak, ibu tidak marah. Akhirnya ibu bisa merasakan kembali rasa yang begitu nikmat itu malam ini. Makasih ya sayang.. sekarang cabut penis kamu, nanti ayah kamu keburu datang. Ibu mau bersihin vagina ibu, pasti basah kuyup oleh sperma kamu itu..”

Ku cabut penisku dari dalam vagina ibu, diiringi aliran kental spermaku mengalir kelobang anusnya lalu membasahi kain spreiku.

“Sebentar Bu..” aku menunduk ke vagina ibu, lalu menjilati vaginanya sampai bersih slrrrpp.. sllrrrppp… Suara sedotanku divagina ibu sedang menjilati vaginanya. Bagi orang lain itu jorok atau jijik, lain halnya denganku, aku malah menganggap vagina ibu pantas mendapatkan kehormatan dari servisan mulutku. Karena berkat vagina ibulah aku mendapat kenikmatan yang sebenarnya.

“Nak, kasih tahu juga Anita jangan kasih tahu ayah kamu ya?!”

“Tenang Bu, itu mah masalah gampang. Yang penting niat kita hanya saling membantu Bu, kita saling menyayangi kan? Bukan terpaksa? Kalau tadi aku memaksa ibu berarti aku berdosa Bu, tapi karena ibu suka aku suka ya tidak apa-apa soalnya niat kita dari awal saling membantu Bu..”

Ibuku tersenyum mendengar ceramah sesatku, dia lalu berbisik,“kontol kamu luar biasa sayang..“._Aku pun membalas bisikan ibu,“memek ibu juga luar biasa cengkeramannya.. lain kali lagi yaa sayang..“_

Lalu ibu ngomong seperti biasa lagi,_“nggak mau ahh! Bisa-bisa vagina ibu rusak sama penis kamu itu.. hihihi..”

“Rama akan selalu menunggu ibu.. kapanpun..“_

Ibu tidak membalas kata-kataku, dia hanya tersenyum sambil kembali pergi dari kamar dengan tubuhnya yang telanjang.

Kini aku kembali ke adikku yang sudah tidur, ku peluk dia.

“Udah beres kak?”

“Iyaa sayang udah, kamu gak marah kan kakak menyetubuhi ibu?”

“Gak kak, malah Nita senang beban ibu akhirnya terlepaskan..”

“Makasih yaa.. aku sayang kamu istriku..”

“Nita juga sayang kamu suamiku..”

Kami pun saling berpelukan tidur dengan penuh kedamaian.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu