1 November 2020
Penulis —  Mr_Boy

Menanam Benih di Rahim Ibu dan Adikku

Akhirnya sebelum tengah hari ayah pun berangkat juga pergi ke kota, kini dirumah tinggal aku, ini dan Nita. Kami bertiga senang sekali ditinggal ayah, apalagi ibu.

Ibu pergi ke kamar mandi lama sekali, lalu keluar kembali.

“Abis ngapain Bu, ayah pergi kok malah ke kamar mandi?”

“Ibu abis cukur jembut ibu sayang biar gak terlalu lebat.. hihihi..!”

“Wahh! Beneran bu dicukur? Jadi penasaran gimana rasanya, pasti enak banget dijilatnya..”

“Iyaa dong, kalau mau bersetubuh itu harus totalitas jangan setengah-setengah.. kata ibu juga kan kemarin apa? Kalau ibu lagi serius ingin disetubuhi suka gini lho sayang..”

“Rama suka semangat ibu kalau mau bersetubuh, memang ibu contoh yang baik bagi Rama dan Nita, coba Bu lihat vaginanya sebentar boleh yaa??”

Ibu pun membuka handuknya, “tuh..! Gimana sayang vagina ibu..??” Kata ibu sambil merenggangkan kedua kakinya “rapih kan?” Kata ibu lagi.

“Waaahh..!! Sumpah Bu, Rama suka..” lalu aku tarik kedua bibir vagina ibu kesamping dan ku cium aromanya.. “ohh.. ibu wanginya tempekmu Bu, Bu, sekarang aja yuk udah gak kuat nihh..!”

“Tapi, Rama ini kan masih siang? Nanti ada orang lho..!!”

Kata ibu

Tapi adikku Nita berkata, “Gpp kak, kakak sama ibu duluan aja, biar Nita aja yang jaga ditengah rumah takut nanti ada orang. Tapi kak, nanti malam Nita siap lho di genjot lagi..!! Kuat gak ntar malem?”

“Beneran dek mau jaga? Tuhh Bu ayo bu..?!”

“Nita!, Ibu ke kamar dulu yaa sayang..?”

“Iyaa Bu, ibu sama kakak duluan. Kalau Nita gak kuat mah, Nita pasti nyusul.. hihihi..”

“Iyaa nak betul! Kalau gak kuat mah masuk aja ke kamar, kita siksa kakak kamu ini.. hihihi”

kata ibu, tapi sekarang malah aku yang ditarik ke kamar sama ibu, tadi malu-malu katanya masih siang.

Sebelum ibu rebahan dikasur, ku peluk tubuhnya yang montok berisi itu sambil aku ciumi bibirnya. Ibu membalas ciumanku dan mulai bangkit birahinya menjalar keseluruh tubuh. Aku pun sangat menikmatinya, ketika bibirku bertemu dengan bibir ibu, penisku langsung ngaceng.

Ibu tersenyum kepadaku, sejenak dilepaskannya ciumanku, lalu ibu berkata,“nak, hamili saja ibu sekarang, ibu tak mau menunggu lebih lama lagi untuk mengandung anak dari kamu sayang..” aku terkejut dengan keinginan ibuku ini.

“Tapi, bagaimana nanti dengan ayah Bu? Aku pasti bakalan diusir..?” Kataku sambil memegang kedua pinggulnya ibuku.

“Sayang, kenapa ibu tiba-tiba ingin mengandung anakmu karena ibu percaya sama kamu sayang. Kamu putra ibu di rawat sejak dari dalam kandungan hingga sebesar ini, bukan langsung di usia 23 tahun. Ibu yakin karena kamu akan bertanggung jawab kan? Kalau ibu hamil.” Ibu menatapku serius dan penuh harap mendapatkan jawaban yang diinginkannya.

“Bu, justru Rama merasa tersanjung dikasih kehormatan untuk menghamili ibu. Aku berjanji sama ibu, bahwa Rama akan bertanggung jawab jika ibu hamil. Rama akan bekerja lebih semangat, lebih keras untuk menghidupi ibu dan Nita Bu.” Kataku meyakinkan ibu.

Kulihat ibu berkaca-kaca matanya, dia memandangku seakan aku seperti secercah cahaya dikegelapan yang menerobos kedalam relung jiwanya.

“Oohhh.. putra ibu yang ganteng, kata-kata kamu membuat ibu terasa damai sayang. Nikmatilah tubuh ibu sayang, setubuhi ibu, hamili ibu..” ibuku seakan ingin segera menyatukan tubuhnya denganku.

Ku tarik pinggul ibu kedepan, sehingga selangkanganku merapat dengan ibu. Tubuhku, pikiranku, jiwaku serasa ingin menyatu dengan ibu. Birahiku semakin terasa panas didalam tubuhku, terus mengalir keseluruh tubuhku. Dengan isyarat bahasa tubuh ku tuntun ibu kekasur, ibu mengerti maksudku. Ibu merebahkan dirinya dikasur, lalu aku buka bajuku dan melepaskan celanaku kutindih tubuhnya yang montok itu.

Sensasi menyetubuhi ibu kandung sendiri ada sensasi yang sangat dahsyat ku rasakan, antara perasaan sayang dari anak kepada ibu juga birahi didalam diriku seperti gumpalan hawa nafsu yang semakin besar, ingin sekali aku lepaskan kedalam tubuh ibu.

Setelah aku menciumi ibu, ku lepaskan lilitan handuk ditubuhnya yang montok. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, kini kulihat secara langsung tubuh ibu yang seutuhnya telanjang bulat didepan mataku. Tubuhnya ibu yang selama ini aku ingin sekali menyetubuhinya kini terhampar didepanku.

Mataku fokus ke vaginanya ibuku yang tebal dan tembem itu, jiwa incestku mengalir melalui aliran darahku dan berpusat di penisku. Tubuh ibu yang begitu sempurna dimataku, sampai aku bingung yang mana dulu bagian tubuh ibu yang pertama aku nikmati rasanya itu.

Tapi aku secara naluriah mengarahkan wajahku diatas vagina ibu, ku cium tepat dibelahan vaginanya dan ujung hidungku mengenai klentitnya. Ku hirup aroma vaginanya Ugh! Sungguh aku mencium wangi sabun sirih dan bau khas vagina ibu membuatku semakin sange kepadanya.

Ketika kusentuh permukaan vaginanya, terasa ditelapak tanganku vagina ibu memancarkan aura kehangatan. Dengan masih belum aku lebarkan kakinya, aku ciumi vagina ibu perlahan dengan penuh perasaan sange. Seperti memegang benda keramat yang begitu berharga, aku sangat mengagumi keindahan dari vagina ibu yang terlihat mewah dan berkelas, tempat dimana berbagai macam kenikmatan semuanya ada disitu, vagina ibuku.

Ibu memejamkan matanya mencoba meresapi setiap sentuhan lembut di vaginanya, bahasa tubuhnya tak bisa menahan gejolak jiwanya yang ingin segera aku setubuhi.

Kini kedua kaki ibu aku lebarkan sehingga terlihatlah secara detail vagina ibuku didepan mataku, entah kenapa aku sangat menyukai aroma juga rasa yang benar-benar istimewa dari vagina ibuku. Mungkin beberapa orang akan merasa jijik menjilati, menghisap, bahkan sampai menelan rasanya vagina. Tapi aku menghargai vagina ibuku dengan menjilatinya sambil menghirupnya, bentuknya memang sudah tak sebagus Anita, tapi sensasi rasanya sungguh menggoda.

Setelah aku puas, ku arahkan penisku kearah lobang vaginanya, baru nempel saja sudah membuat tubuhku bergidik karena aura kenikmatan itu sudah terasa meskipun masih berada di pintu gerbang vaginanya. Dengan penuh semangat untuk misi menghamili ibu, aku hentakkan sekaligus penisku sampai tenggelam ke dalam jurang kenikmatan ibu

BLESSS..!! Uugghh..!! Aaahhh..!! Kami berdua melenguh panjang berbarengan. Lalu aku tindih ibuku yang montok itu dengan tubuhku yang sebenarnya kekar dan besar jika sedang bersetubuh dengan Anita. Tapi karena tubuh ibu montok, maka dalam hal badan aku kalah dengan ibu.

Selain aku menyayangi ibuku sebagai orang yang melahirkan aku dulu, aku juga sangat ingin dari rahim ibu tumbuh janin dari persetubuhanku dengannya.

Ketika aku sedang menggenjot ibu, dia senyum sambil sesekali terpejam matanya karena merasakan kenikmatan incest yang begitu luar biasa nikmatnya!

“Sayang.. rasanya.. ibu jatuh cinta.. sama.. kamu sayang… Aahhh… Aaahhh… Ssssshhh…”

“Rama juga Bu.. sayang ibu… Cinta ibu.. yakin ibu ingin mengandung anakku sekarang?”

“Iyyaa sayang.. ibu.. ingin… Punya anak.. dari kamuhhh… Hamili ibu nak…”

“Baik Bu…”

Hujamanku semakin cepat menggenjot vagina ibu, kami berdua sudah tak perduli dengan status keluarga atau dosa, yang kami inginkan hanyalah ingin memiliki anak dari hubungan incest ini.

Ibu sampai menganga sedikit bibirnya ketika vaginanya aku genjot dan payudaranya aku hisap. Ketika sedang menganga itu aku mencoba memberanikan diri meneteskan air ludahku ke mulutnya, dan tak disangka ibu menelannya berkali-kali sampai aku merasa bersalah karena meludahi mulut ibu, aku hisap mulutnya sambil memainkan lidahku didalam mulutnya.

Tentu yang namanya seorang ibu tahu apa yang dipikirkan anaknya, dia pun membiarkanku menikmati seluruh tubuhnya.

Tiba-tiba saja ibu mendekapku erat sambil berkata,“sayaanngg rasanya ibu mau keluaarr… Uugghhh..!! Aaahhh… Aaahh…!!!”

Aku merasakan vaginanya berdenyut meremas kuat penisku, aku pun menciumnya membungkam mulutnya dengan mulutku agar ibu diam. Aku takut nanti ada orang mendengar ibuku berteriak karena mendapatkan orgasmenya.

Perasaan bahagia terpancar dari raut wajah ibuku, sekujur tubuhnya sampai berkeringat banyak setelah ibu melepaskan orgasmenya. Sampai aku merasa becek, licin dan hangat menyelimuti seluruh batang penisku.

Aku pun rasanya sudah tak tahan lagi menahan desakan dari dalam tubuhku yang terasa menggumpal, tubuhku semakin menegang dan genjotanku kepada ibu semakin dipercepat hujamannya. Akhirnya akupun sudah tak tahan lagi dan

CROOOTT.. CRRROOOTTTT… CCRROOOOTTT… CCRROOOOTTT… CCRRROOOOOTTTT… UUuuuggghhhh..!! “Tempek ibu luarrrr biasaa nikmatnyaa..!!! Aaahhhhh…!!” Penisku entah berapa kali memuntahkan isinya, sampai aku tak bisa mengendalikannya menyembur dimulut rahimnya.

Dengan perlahan aku masih menggoyangkan pantatku memastikan tak ada lagi sperma yang tersisa dibatang penisku. Kini spermaku berpindah kedalam rahim ibu, aku dan ibu merasa bahagia akan memiliki anak pertama dari hubungan ini kelak. Seharusnya pasangan kekasih akan merasa panik hamil diluar nikah, tapi kami malah bahagia dari hubungan sedarah ini mengakibatkan ibuku hamil.

Aku menggeletakkan diri disamping ibu sambil berpandangan dan berbalas senyuman.

Setelah ngobrol dengan ibu panjang lebar yang intinya kami senang dari rahim ibu kelak akan ada keluarga baru.

Aku keluar dari kamar ibu yang masih ngangkang ngos-ngosan dalam keadaan bugil, setelah memakai celana, aku tinggalkan ibuku lalu menemui adikku yang sedang duduk melihat anak-anak kecil yang sedang main lari kejar-kejaran.

Nita merasakan keberadaanku disampingnya, lalu menoleh sambil tersenyum, “ehh.. kak Rama, gimana kak ibu puas gak?” Kata Nita mengajakku duduk disisinya.

“Ibu masih tergeletak lemas, sepertinya ibu mau langsung tidur sambil telanjang..” aku melanjutkan “sayang.. sepertinya ibu akan mengandung anak kakak, ibu ingin kak Rama menghamilinya..”

“Lha? Nanti kalau ayah tahu ibu hamil anak kakak gimana kak? Bisa-bisa kak Rama diusir dari rumah kak.. Nita gak mau ditinggalin kak..”

Nita matanya sampai berkaca-kaca membuatku langsung memeluknya.

“Percayalah sayang, kakak tidak akan meninggalkan kamu, kita tunggu bagaimana reaksi ayah jika sudah mengetahui ada janin yang tumbuh di rahim ibu.. Nita jangan pikirkan masalah itu, kakak sanggup menafkahi kamu meskipun dari hasil memulung sampah.”

“Iyaa kak, Nita percaya sama kak Rama..”

lalu Nita memegang tanganku dan menempatkannya diperutnya yang membesar, “lihat kak, anak kita sudah tumbuh. Gak terasa kandungan Nita sudah 5 bulan..”

“Boleh kakak tiduran dipangkuan kamu sayang..?” Kataku.

“Boleh kak..” Nita terlihat senang sekali.

Sambil tiduran dilahunan Nita, aku merenung, bagaimana dengan ayah yang suatu saat nanti tahu ibu mengandung anakku?

Jika ternyata pahitnya saya diusir dari rumah, saya tidak merasa takut. Tapi yang saya pikirkan adalah, saya sudah mengkhianati janjiku kepada ayah bahwa saya disuruh menjaga ibu. Ini malah menyetubuhinya sampai hamil.

Biarlah, saya akan menerima bagaimana nantinya…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu