1 November 2020
Penulis —  Mr_Boy

Menanam Benih di Rahim Ibu dan Adikku

Pagi-pagi sekali sekitar pukul 5:30 kami berdua bangun, karena memang sudah terbiasa bangun pagi untuk bekerja. satu persatu keluarga kami mandi, dari mulai ayah, ibu, saya dan Nita yang terakhir.

Bekas kejadian semalam masih belum kami bereskan, tentunya noda darah bercampur sperma masih membekas disitu.

“Kak, kasur aku jadi berantakan tuhh..”

“Ya udah nanti malam dikasur kakak aja ya tidurnya.. sekarang direndam aja dulu kain sprei nya, kasurnya biarkan dulu supaya kering..”

“Kak, tadi pas aku pipis perih tau! Gegara kakak sihh vagina Nita jadi lebar sekarang lobangnya…”

“Iyaa kakak yang salah, abisnya mau gimana lagi vagina kamu enak banget dek, kakak suka rasanya.”

“Asal kakak harus tanggung jawab nanti kalo terjadi apa-apa..!”

“Iyaa.. kakak pasti tanggung jawab kok..! Bila perlu kamu bakalan kakak jadikan istri dek..”

“Beneran kak..?! Janji?!”

“Iyaa sayang.. kakak janji.. kamu percaya kakak kan??”

“Nita percaya kak Rama, Nita sayang banget sama kakak..”

“Kakak juga sayang banget sama kamu, sekarang kita berangkat kerja lagi yuk..?!”

“Ayok kak..”

Udara pagi memang sangat cocok untuk tidur, tapi bagi kami pagi hari awal yang baik untuk bekerja. Setelah sarapan kami pun berangkat menuju TPA mencari rejeki yang dibagikan tuhan kepada ciptaannya.

Kami merasa bersyukur, walaupun dalam keadaan hidup yang serba sulit, berprofesi sebagai tukang pemulung sampah. Tapi merasa bahagia dan berusaha menikmati hidup dan sebisa mungkin untuk jangan pesimis dan berputus asa, karena pasti banyak dari kami yang lebih sulit hidupnya dalam menjalani kehidupan ini.

Sampah yang berbau busuk menjadi mata pencaharian kami sebagai pemulung sampah, meskipun kotor dan jorok tapi kami bisa makan dari pekerjaan yang halal.

Kami sekeluarga memang kerja di TPA yang sama, hanya saja berbeda tempat tempat pencarian sampahnya. Aku semakin memperhatikan adikku Nita, perhatianku padanya semakin bertambah sayang, karena Nita menyerahkan masa depannya kepadaku. Aku tak tahu bagaimana jika ternyata Nita mengandung anakku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku mendapati putranya menghamili adik kandungnya sendiri?

Sore, kami pulang lebih dulu dari ayah ibu, setelah menyimpan barang bekas dari sampah yang dipungut, kami berdua istirahat sejenak mengeringkan keringat.

“Kak aku mandi dulu ya..?!”

“Ehh.. dek, mandi bareng yuk?!”

“Ihh malu kak, nanti kalo ayah ibu keburu datang gimana?”

“Kakak yakin ayah ibu datangnya masih lama.. makanya kita cepet-cepet mandinya yaa?”

“Ya udah, cepet kita mandi kak..!”

Aku dan Nita pun masuk ke kamar mandi berdua, aku melepaskan semua pakaianku sampai telanjang. Nita pun melepaskan celananya meskipun masih malu-malu dilihat kakaknya, tapi mau gimana lagi kakaknya sudah tahu dan merasakan tubuhnya, jadi sudah tak merasa malu lagi.

Melihat tubuh mulus adikku penisku bangkit dan mengeras, adikku sampai kaget melihat penisku yang sudah bangun.

“Ini nih pelakunya yang bikin vagina Nita sakit dan perih waktu pipis tadi..!” Kata Nita sambil menunjuk penisku.

“Kasian nita maafin penis kakak, lagian kan memang sudah menjadi tempatnya vagina nita tempat bersemayamnya penis kakak.. kamu sayang kakak kan?”

“Iyaa kak, Nita sayang banget sama kakak..”

“Sayangi juga dong penis kakak, kasian lho..!”

“Caranya?!”

“Sabunin badan kakak sama penis kakak, nanti giliran kamu ya..?”

“Iyaa kak.. tadi aku becanda kok kak Rama.. abisnya gegara penis kakak pipisku jadi perih.. maaf ya kakakku sayang..”

“Sini kita saling sabunin bareng..”

Setelah semua tubuh kami basah, kami berdua saling menyabunin tubuh masing-masing, aku menyabuni tubuhnya lalu Nita menyabuni tubuhku dan penisnya juga.

Aku pun membersihkan vaginanya dengan sabun sambil menggosok-gosoknya..Aahh.. suara desahan Nita keluar dari mulutnya. Nita pun menggenggam penisku hingga membuat semakin mengeras tegang maksimal.

Lalu kami pun saling membasuh tubuh masing-masing bergiliran, setelah bersih aku malah memeluk adikku dan menciumnya.

“Mmmm.. kak nanti ada ayah ibu lho..!”

“Sebentar aja yaa sayang..?”

Akhirnya Nita pun membalas ciumanku, birahinya terpancing lalu aku pun mendekap tubuhnya sampai penisku menekan-nekan bagian atas vaginanya.

Ciumanku mulai turun ke leher dan payudaranya, Hmmm… Begitu segar rasanya tubuh adikku. Nita terus melenguh menikmati setiap rangsanganku. Tangan kiriku meraba lalu menggosok-gosok clitorisnya Ugghh!! Nita melenguh ketika jari tengahku masuk mengorek lobang vaginanya. Tangannya pun kini berani mengocok penisku meskipun tidak fokus, karena kocokanku di vaginanya mengalahkan segalanya.

“Dek kulum penis kakak ya sayang.. kayak kak Rama menjilati vagina kamu..”

“Aku belum pernah kak ngulum penis..”

“Dicoba sayang.. kamu pasti suka..”

“Nita coba ya kak..?”

“Iyaa sayang kamu pasti bisa, kamu sayang kakak kan?”

“Iyaa Nita sayang sama kakak..”

Nita pun memberanikan diri menjilati kepala penisku, mengulum kepalanya lalu akhirnya Nita pun mengoral penisku dan mulai terbiasa dengan rasanya. Aku mengusap kepalanya memberikan dukungan dan semangat agar hati Nita tenang dan menikmati proses oral yang berkualitas.

Uugghh!! Nita disedot sayang… Ahhh.. iyaa begitu sayang… Aahhhh… Aaahhh..!! Sedotan mulut Nita benar-benar kuat sampai membuatku terasa ngilu. Aku biarkan Nita berfantasi sendiri, menikmati keindahan sensasi berhubungan seks.

Setelah aku dirasa puas, ku suruh Nita mengangkangkan sebelah kakinya keatas bak mandi lalu aku jilati vaginanya dari depan dengan posisi aku dibawahnya.

Rasanya sungguh nikmat, sampai aku pegang pantatnya ku tekan ke mulutku. Lidahku mengorek-ngorek lobang vaginanya sampai ku rasakan lendir Nita keluar dari dalam vaginanya.

Aku berdiri dibelakangnya, lalu ku arahkan penisku kelobang vaginanya BLESSS!!! masuk semua penisku tanpa hambatan, meskipun masih terasa sempit kurasakan. Aku ciumi bibir Nita sambil memaju mundurkan pantatku menyetubuhi dirinya. Kedua tanganku meremas payudaranya, sampai semua anggota tubuhku tak ada yang menganggur.

Nita menyedot mulutku tatkala dirinya melepaskan orgasmenya, akupun meremas payudaranya menghentakkan sedalam-dalamnya sambil menyemburkan spermaku didalam tubuhnya.

Aaaahhhh…!! Kami berdua melenguh berbarengan ketika aku menyemburkan spermaku dan Nita melepaskan orgasmenya ditambah hawa panas yang ditimbulkan dari semburan spermaku didalam vaginanya.

Lalu aku cabut dari vaginanya dan disusul lelehan sperma berceceran dari lobang vaginanya, sisanya meleleh diantara pahanya sampai kebawah mata kakinya.

Kami pun membersihkan diri dan pergi ke kamar kami berdua, Nita sudah tidak malu lagi memakai baju celananya didepanku. Malah dia sengaja sedikit nungging seperti artis gotik lalu menggoyang-goyangkan pantatnya kepadaku. Karena saking gemasnya, ku colok saja vaginanya dari belakang dengan jari tengahku

Aww!! Adikku kaget lalu ku cabut lagi.

“Ihh.. kakak mah bikin aku kaget aja..!”

“Abisnya kamu ngegemesin sih dek..! Hehee!”

Kedua orang tuaku pun akhirnya datang juga,

“Tuh kan dek! Kata kakak juga pasti aman kan?!”

“Iyaa kak untung aja kita udah selesai..”

Aku membantu ayah menurunkan barang rongsokan dan Nita menyeduh kopi untuk ayah dan teh manis untuk ibu.

“Wah-wah! Anak-anak ibu baik sekali perhatian sama orang tua.. kalian semakin lengket aja keliatannya ibu perhatikan?!”

Kami berdua hanya tersenyum mendengar ibu mengatakan itu.

Ibuku Martini

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu