1 November 2020
Penulis —  Mr_Boy

Menanam Benih di Rahim Ibu dan Adikku

Beberapa hari kemudian adikku Anita melahirkan seorang bayi perempuan cantik, sesuai perkataan dokter dulu, ketika Nita mengandung bahwa anak kami perempuan.

Kami sekeluarga sangat senang, ayah ibu menangis bahagia. Kini rumah ini ada keluarga baru yang mengisi rumah sederhana kami. Aku bersyukur karena persalinan berjalan normal dan tidak ada hambatan atau keanehan.

Selama seminggu aku fokuskan memperhatikan kebutuhan adikku, mulai dari makannya, menyediakan air dibaskom untuk mengelap anakku, sampai mencuci bekas kotoran anakku. Tidur pun kini aku bertiga dengan anakku, aku merasa menjadi manusia yang paling beruntung, memiliki keluarga dari keluarga ayah dan ibuku sendiri.

Apalagi ayahku sangat memperhatikan cucu pertamanya, perhatiannya sampai tercurahkan ke cucunya itu. Sampai-sampai selalu mengingatkanku kebutuhan apa saja yang harus disediakan untuk cucunya itu dan yang lebih utama adalah

“Anak kamu jangan kamu setubuhi juga, Rama” aku hanya menjawab*“iyaa ayah..”* tapi dalam hati kecilku tak mungkin aku menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati tubuh anakku jika sudah dewasa nanti.

Sejak usaha ayah maju, kini dirumah kami ada sebuah TV diruang tengah. Rejeki terus berdatangan begitu pesatnya, sampai ayah mengira sejak aku menghamili adik juga ibuku usahanya jadi lancar.

Ketika aku sedang ngobrol diruang tengah bersama ayah dan ibu, ayah berkata kepadaku, “Rama, adik kamu selama 40 hari tidak bisa kamu setubuhi. Mengisi kekosongan waktu pake saja ibu kamu, padahal udah ayah setubuhi ibu kamu tapi selalu merasa tidak puas, ayah lelah melayaninya.”

“Ibu boleh dipake yah? Kebetulan banget udah semingguan lebih aku udah gak bersetubuh..”

“Bukannya ayah sudah mengijinkan kamu menyetubuhi ibu kamu Rama? Kasian ibu kamu menggesek-gesek memek terus nyebut nama kamu lagi..”

“Bapak.. ihh bikin malu ibu aja.. Rama jadi tahu tuh kann?!”

“Biar Rama tahu Bu, ini ayah lakukan karena ayah sayang ibu. Lagian kalian kan sudah suka sama suka, malahan udah hamil lagi. Jadi intinya Rama ibu, kalian bersetubuh saja. Jangan malu-malu jangan dibikin pusing.”

“Baik yah, terima kasih atas pengertiannya. Aku senang sekali bisa ngentot ibu secara terang-terangan begini. Sungguh kebahagiaan ini patut disyukuri.”

“Apalagi ibu, Rama. Memek ibu selalu merindukan kontol kamu itu sayang. Ibu gak bisa menenangkannya, sungguh ibu gak kuat Rama menahan birahi ibu sama kamu..”

Tuhh kan! Kata ayah juga apa.. akhirnya ibu ngaku juga gak kuat. Hahaha!”

“Daripada ibu gak kuat nahannya pak, akhirnya ibu ngaku juga deh..”

Obrolan pun selesai, ayah pergi masuk ke kamar karena sudah mengantuk. Kini tinggal aku dan ibu diruang tengah, ketika aku dekati ibu, kulihat ibu tersenyum mungkin ibu tahu bahwa sebentar lagi dirinya akan di setubuhi olehku.

“Bu, tadi ibu dengar kan kata ayah tadi?”

“Dengar apa sayang?”

“Ibu boleh aku entot Bu, bagaimana menurut ibu? Ibu senang?”

“Sayang, bagaimana ibu gak senang bisa dientot oleh anak ibu yang ibu cintai, tau gak sayang.. memek ibu selalu merindukan kontol kamu.. termasuk ibu juga kangen hangatnya tubuh kamu sayang..”

“Rama juga Bu, kangen banget rasanya memek ibu.. ngentot yuk Bu? Sama-sama kita lepaskan kerinduan terpendam kita dengan memasukan kontolku kedalam memek ibu ya sayang…?”

“Iyaa sayang, ayoo entot ibu sekarang juga sayang… Jujur ibu sehari pun tidak tahan menahan gejolah nafsu ibu untuk seharipun tak dientot kamu.. kasihani ibu sayang…”

“Uuhh.. ibuku malah kasihan sekali gak dientot Rama sampai menderita begini.. nih Bu sebelum ibu ku entot sepong dulu ya kontol Rama.. nanti giliran Rama mengobrak-abrik memek ibu yaa sayangku..?”

“Iyaa sayang ibu mau… Sini ibu bukain celana kamu ya sayang..?”

Ku biarkan ibu melepaskan celanaku, aku tak canggung atau malu lagi berbicara yang tak selayaknya diucapkan oleh seorang anak kepada ibuku. Karena aku dan ibu sedari awal sudah sepakat, ibu atau aku boleh berkata cabul sebagaimana pun perkataan itu tak selayaknya diucapkan oleh seorang anak kepada orang tua.

Selain diluar bersetubuh, aku masih menghormati kedua orang tuaku sebagaimana aku menjadi anak yang taat.

Kini ibu sudah melepaskan celanaku, didepannya sudah terlihat batang penisku yang gagah berani siap mengacak-acak dirinya. Ibu terlihat senang sekali melihat penisku kini digenggam kedua tangannya, bukan karena besarnya padahal satu tangan pun bisa. Tapi karena ibu sangat menghargai penisku, mengusapnya bahkan menciuminya seakan penisku seperti piala Champions yang sudah digenggaman tangannya.

Dengan penuh semangat ibu membuka mulutnya dan membiarkan mulutnya menampung batang penisku, betapa gembiranya ibu kulihat menikmati penisku ini. Tak kusangka ibuku begitu tergila-gila dengan diriku, bukan?! Tapi kenikmatan incest itulah yang membuat aku dan ibu juga Anita adikku, sangat menikmati hubungan terlarang ini.

Sambil ibu mengoral penisku, ku buka bajuku sehingga aku telanjang bulat didepan ibu. Ibu begitu menggairahkan dengan baju dasternya, sampai-sampai aku menekankan kepala ibuku agar masuk semuanya lalu aku lepaskan lagi.

“Sudah Buu.. Aaahhh.. nanti muncrat loh..” Ibu pun melepaskannya.

“Ibu lupa sayang karena saking menikmatinya, abisnya enak banget..” ku lihat mulut ibu sampai belepotan.

“Sini ibu mendekat ku bersihkan mulut ibu”

ibu mendekatiku lalu aku ciumi ibuku dengan penuh perasaan sayang yang bercampur dengan rasa ingin ngentot ibuku.

Setelah ku ciumi ibu kulepaskan dasternya, ibu pun melepaskan bh juga cd-nya. Ibu tiduran disofa dengan kedua kakinya mengangkang kuhirup kujilati vaginanya. Hhmmm.. sungguh mantap sekali rasanya! Otakku seperti menikmati sebuah candu ternikmat sampai tak bisa membedakan rasa vagina ibu benar-benar enak atau hanya sensasiku saja?

Puas menikmati vaginanya, ku arahkan penisku ke lobang vagina ibu. Lalu aku tekan secara perlahan sampai ibuku memejamkan matanya dengan mulutnya sedikit terbuka

Aaahhh…!! Uuuggghhh!!! Kami melenguh berbarengan ketika penisku masuk seluruhnya tenggelam sampai kedasar vaginanya. Perasaan nyaman, hangat dan damai terasa menyelimuti kami berdua.

Ku tindih ibuku sambil menggenjotnya perlahan, sambil ku hisap kedua payudaranya. Begitu nikmatnya menyetubuhi ibu kandung sendiri, yang dulu melahirkan aku kini sedang aku setubuhi. Menggenjot sambil menikmati kedua susunya sungguh anugerah yang luar biasa.

Ayah merelakan istrinya disetubuhi olehku karena rasa sayangnya pada istrinya, melihat istrinya bahagia disetubuhi olehku menjadi kebahagiaan buatnya. Aku pun disamping ingin melanjutkan keturunanku melalui benih hangatku yang kutitipkan dirahim ibu, sudah menjadi hadiah terindah buat ayah dan ibuku.

Setelah menikmati kedua payudaranya, ku ciumi ibuku dengan penuh nafsu birahi. Hawa dan sensasi incest menyelimuti rumah ini, ibuku dan adikku menjadi ladang untukku untuk melanjutkan keturunanku dan secara tidak langsung melanjutkan keturunan ayah yang kini telah divonis mandul, untuk itulah ayah begitu senangnya ibu dan adikku dihamili olehku.

Aaahhhh… Aaahhh.. Ramaaa… Rasa-rasanya.. ibu mau kellluaarr.. sayang… Entoottt terussss ibumu… Ini Rama.. kalau kamu meemmang berbakti.. sama ayah ibumu… Uuugghhhh…!!!!” “Ouhh! Ibbbuu memek ibu enak banget! Sumpah!!” Karena hisapan dan denyutan yang begitu kuat aku jebol juga “CROOOTTT… CROOOTTT… CCRRROOOOTTT… CCRROOOOTTTT!!! UUuugghhh!!! Aaggghhhhh…!!! ”

Spermaku berhamburan didalam memek ibuku tak tahu berapa banyak yang keluar, begitu deras! Kuat! Sampai bola mata ibu mendelik keatas karena saking nikmatnya hubungan incest ini. Ku ciumi ibuku kuberikan air ludahku bersamaan dengan menyemburnya spermaku yang berhamburan didalam memeknya.

Ibu memelukku erat sambil menangis bahagia, tapi aku tetap menahan badanku dengan tanganku yang aku tekuk agar perutnya tak terlalu tertindih oleh badanku.

Kubiarkan vagina ibuku mengemut penisku, sambil sesekali penisku mengeluarkan sisa spermaku didalam vaginanya.

“Bu, aku sungguh jatuh cinta sama ibu.. memek ibu luar biasa nikmatnya!”

“Ibu juga sangat sangaattt mencintaimu Rama, teruslah entot ibumu ini jika kamu sayang ayah dan ibumu..”

“Baik Bu, demi rasa ingin ngentotku sama ibu juga taat dan baktiku sama ayah. Akan aku entot ibu sampai ibu mengandung dan melahirkan banyak anak..”

“Makasih sayang, ibu bahagia sekali mendengarnya..”

Lalu ketika aku sedang menindih ibu, tiba-tiba ayah keluar dari kamarnya dan melihatku secara langsung sedang menyetubuhi ibu.

Aku kagum dengan kata-kata ayah, dia berkata sambil berdiri disamping kami, “Ayah senang melihat keluarga ini bahagia, rama, lanjutkan nak buat ibumu bahagia. Karena ayah juga bahagia melihat kalian bahagia..”

“Pak mau kemana?”

Kata ibu dengan penisku masih didalam memeknya.

“Mau ke dapur Bu haus..”

Aku dan ibu saling berpandangan, perasaanku juga perasaan ibu seakan tersalurkan melalui persetubuhan ini.

“Bu, Rama cobain anus ibu ya?”

“Iyaa sayang ibu hampir lupa, anus ibu belum kamu rasakan..”

Kucabut penisku dan begitu banyaknya spermaku berjatuhan, lalu ibu bangkit dan nungging diatas sofa yang baru seminggu dibeli. Ketika aku menjilati vagina ibuku yang berlumuran sperma, ayahku kembali dari dapur melihatku menjilati vagina ibu sampai terperangah.

Astaga Rama, kamu gak jijik? Kotor lho itu?”

“Nggak ayah enak ko..”

kataku dengan mulutku belepotan lendir, ayahku sampai bergidik melihatnya lalu masuk lagi kekamar.

Padahal aku gak menjilati anusnya ibu hanya vaginanya saja, setelah puas dan bersih vaginanya kujilati. Aku berdiri kuludahi anus ibuku dari atas lalu ku tekan penisku perlahan sampai terkuak anusnya

JLEBB! Masuklah kepalanya. Ughh..!! Ibu melenguh dengan punggungnya sedikit melengkung, sampai vaginanya terlihat jelas dari belakang.

“Sakit gak Bu?”

“Iyaa sayang, tapi gpp ibu masih kuat kok..”

“Kalau sakit bilang ya Bu? Aku akan pelan-pelan masukinnya..”

Sedikit demi sedikit ku hentakkan dan kutarik pelan-pelan sampai setengahnya masuk, lalu ku hentakkan sekaligus

BLESSS!!! Aaahhhh…!!! Eeemmmhhhhh…!!! Aku dan ibu benar-benar merasakan kenikmatan diatas kenikmatan, kulit sofa yang ibu pegang sampai diremasnya karena kenikmatan yang luar biasa.

“Gimana Bu?”

“Enak banget sayang, terus sayang…”

Dengan kecepatan yang luar biasa ku genjot anus ibu sampai menimbulkan suara merdu antara perusku dengan pantat bahenol ibu

PLOK! PLOK! PLOK! Ohh.. suara yang sangat indah.

Ku pegang pinggulnya agar ibu tak terdorong ke depan, terlihat mulut anusnya sampai ketarik keluar dan kebawa kedalam mengikuti irama penisku yang aku mainkan.

Sekitar 20 menitan ibu memberitahu mau keluar dan aku berusaha untuk orgasme berbarengan dengan ibu, ketika ibu keluar aku percepat hujamanku hingga akhirnya

Ccrooottt… Ccrrrooootttt… CRRrrooootttt…!! Uuuuggghhh…!! Aaahhhhh…!!! Aku seperti terbang ke awang-awang terasa nge-fly pikiranku ini, ibuku pun bereaksi dengan menekan tubuhnya kebelakang sehingga penisku terhujam sedalam-dalamnya mengoyak memenuhi lobang anusnya.

Hingga akhirnya aku terkulai lemas, ku tepuk-tepuk pantatnya ibu PLAK! PLAK! PLAK! Sampai membekas tanda merah cap stempel tanganku dipantat ibu.

Lalu ibu tiduran disofa dengan mata menerawang keatas, aku duduk didekat ibu dengan kakinya numpang diatas pahaku. Kami berdua telanjang bulat dan penuh keringat.

“Bu, ibu kapok gak dientot Rama Bu?”

“Pertanyaan apa itu Rama, tau gini di entot tiga lobang sekaligus, mulut memek sama anus ibu, kayaknya ibu ketagihan sayang disiksa seperti ini. Luar biasa!”

“Makasih bu, memek ibu enak banget…”

“Kontol kamu juga sayang, ibu suka. Sungguh ibu tak menyesal sama sekali dientot kamu sayang.. ya sudah, ibu mau ke kamar bapakmu dulu bantu ibu bangun sayang.. lihat anak kamu takut nanti ketimpa ibunya..”

“Iyaa Bu..”

Kulihat sperma sampai berceceran dimana-mana mengikuti langkah ibu kekamar ayah. Rupanya ibu akan tidur sambil telanjang bulat. Lalu aku bersihkan bekas persetubuhanku di ruang tengah sampai bersih dan rapih kembali seperti sediakala dan pergi kekamar tempat anak dan istriku Anita yang lagi tidur pulas.

***

Beberapa bulan berlalu aku semakin gencar menyetubuhi ibuku tanpa merasa canggung didepan ayah, yang lebih parah ketika ayah dan Nita sedang nonton tv. Aku dan ibu bersetubuh didepan mereka, kadang mata mereka melihatku kadang melihat ke tv.

Akhirnya yang dinanti-nantikan tiba juga, ibu melahirkan seorang bayi perempuan cantik yang kuberi nama AMELIA dan dari adikku yang belum aku sebutkan namanya adalah INDAH. Ayah ibu bahkan seisi rumah sangat senang menyambut kelahiran anakku juga cucu mereka, aku malah lebih bahagia karena dari rahim mereka akan lahirlah anak-anakku keturunanku.

Tamat

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu