1 November 2020
Penulis —  Mr_Boy

Menanam Benih di Rahim Ibu dan Adikku

Perut Anita adikku semakin membesar, dan sudah berusia 9 bulan. Pantat dan payudaranya semakin berisi dan terlihat padat. Aku tak menyangka bahwa sebentar lagi akan menjadi seorang ayah buat adikku.

Sedangkan ibu kini usia kandungannya sudah hampir 3 bulan, anehnya! Ayah tidak curiga dengan kehamilan ibu. Bahkan terlihat biasa-biasa saja. Apa mungkin ayah mengira itu anaknya? Itu masih jadi pertanyaan besar buatku. Tapi aku biarkan saja semuanya berjalan sesuai rencanaku sejak awal, jika ayah marah lalu mengusirku, aku sudah siap secara mental maupun materi untuk pergi dari rumah tercinta ini.

Suatu hari, ketika matahari sudah tenggelam ditelan malam. Kami berempat duduk didepan rumah sambil menikmati suasana malam dengan secangkir kopi, kami melihat anak-anak kecil berlari-lari dijalan yang berdebu bermain-main dengan anak lainnya.

Ketika sedang bersenda gurau dengan mereka, tiba-tiba ayah mengeluh sakit di testisnya. Ibu yang disamping ayah pun terkejut! dengan ayah yang tiba-tiba saja mengeluh kesakitan.

“Pak? Kenapa pak?”

“Sshh aduh! Sakit sekali testis ayah Bu..!”

“Udah diperiksakan ke dokter pak? Udah lama sakitnya?”

“Udah setahun lebih Bu..”

“Apa pak? Setahun?! Kok bapak gak bilang-bilang sih sama ibu..?”

“Soalnya dulu gak sesakit ini Bu, kirain ayah penyakit biasa. Makanya ayah tak kasih tahu ibu.. aduhh..!”

“Kedalam yuk pak istirahat didalam..”

“Gak apa-apa Bu, nanti juga hilang sakitnya.. lagian bapak udah biasa nahan sakitnya.”

Tidak berapa lama sakitnya ayah hilang, rada mendingan.

“Aduhh! Sakitnya testis ayah tadi..”

“Sudah ke dokter pak?” Kataku.

“Sudah dua bulan yang lalu Rama..”

“Terus kata dokter yang meriksa ayah kenapa yah?” kataku.

“Berat sebenarnya ayah ngomongnya Rama, ibu, Nita.. tapi, ayah harus menceritakannya kepada kalian (semua serius mendengarkan ayah mau bicara) kata dokter, ayah sudah di vonis mandul dan sejak setahun itulah ayah sudah menderita gejala itu. Jadi, ayah sudah tidak bisa memberi keturunan lagi.”

Kami semua terkejut mendengar cerita ayah, terutama ibu dan aku. Jika sudah sejak setahun yang lalu, berarti ayah sudah tahu bahwa yang ada didalam rahim ibu sekarang bukanlah anaknya, lalu, kenapa ayah diam.

“Rama, ibu. Ayah tahu apa yang kalian pikirkan” kata ayah sambil melihat kami. Lalu dilanjutkan oleh ayah, “di rahim ibu sekarang bapak yakin memanglah bukan anak ayah, ibu tahu kan? Ayah sudah dua bulan tak memberi nafkah batin kepada ibu. Apalagi sudah setahun yang lalu ayah sebenarnya sudah mandul.”

“Jadi… ayah.. sudah tahu dirahim ibu bukan anak ayah??”

Kataku agak gugup. Ibu dan Anita menunduk alamat kiamat dikeluarga ini akan segera terjadi.

“Ayah sudah tahu kamu dan ibu kamu melakukan persetubuhan dibelakang ayah, ayah tak sengaja pernah memergoki kalian sedang bersetubuh tapi ayah membiarkannya. Sebenarnya ayah ingin sekali marah, tapi melihat ibu kamu bahagia ketika disetubuhi kamu, ayah tak sanggup membuat ibumu malu. Ditambah lagi ibu kamu ternyata positif hamil, ayah ingin sekali menendangmu dari rumah ini. Lagi-lagi ayah mengurungkan niat ayah karena ibu kamu begitu bahagia ketika tahu dirinya hamil. Tapi, ingat Rama! Jika kamu menyia-nyiakan ibu dan adik kamu! ayah tak segan-segan mengusir kamu dari rumah ini! Paham kamu Rama?!”

“Iyaa ayah, Rama mengerti. Jadi ayah tidak marah aku menghamili ibu yah?”

Ibu dan Nita menatap ayah. Rupanya tatapan ibu dan Anita kepada ayah membuat hati ayah luluh.

“Bagaimana ayah akan marah, melihat ibu kamu begitu senang mengandung lagi. Ayah sudah bertahun-tahun hidup menyusahkan ibu kamu juga kalian berdua. Biarlah ibu kalian bahagia dihari tuanya..” kata ayah.

Lalu ibu berkata sambil menangis, “pak, maafkan ibu ya.. dibelakang bapak, ibu bersetubuh dengan Rama putraku sendiri. Kalau bapak nanti merasa malu, ibu dan Rama akan meninggalkan rumah ini.”

“Ibu, jangan begitu Bu… Tadi kan ayah sudah bilang tidak akan marah sama kalian. Lagian ayah sekarang tidak bisa memberi keturunan lagi, kepunyaan ayah juga sudah loyo. Ayah rela kok Bu, kalian berdua bersetubuh. Asal Rama mau bertanggung jawab dan tidak menyia-nyiakan ibu, ayah mengijinkannya.”

“Jadi Rama boleh menyetubuhi ibu yah?”

“Iyaa, tapi ingat! Kamu harus bertanggung jawab karena telah membuat ibu kamu hamil.. kedepannya ayah akan fokus mengurus usaha ini, sejak kalian berdua hamil itulah rejeki keluarga kita terasa lancar.. bila perlu hamili lagi aja ibu kamu itu, semakin banyak semakin ramai rumah ini.”

“Terimakasih yah.. aku senang mendengar kabar berita bagus ini.”

“Tapi Rama, ingat kan janji kamu?”

“Iyaa yah Rama akan menepati janji Rama kepada ayah..”

Akhirnya, masalah yang sedang kami hadapi dan kami takutkan itu menemukan titik terang, solusi pun didapatkan. Ayah membolehkanku menyetubuhi ibu secara terang-terangan dan ayah rela selama ibu senang dan merasa bahagia. Ku lihat ibu tersenyum kepadaku, Nita pun bersender kepadaku memelukku.

Tak terasa hari pun sudah malam, aku menuntun Nita yang sedang hamil tua ke kamarku. Tapi ibu masih bersama ayah diluar bercanda dan ngobrol santai.

Melihat Nita yang hamil tua, dengan pantatnya yang bahenol dan payudaranya juga yang besar, membuat birahiku bangkit. Rupanya Nita menyadari tatapan mesumku kepadanya, dia tersenyum sambil berkata.

“kak Rama lagi pengen yaa?? Hihihi”

“Iyaa sayang, lihat kamu yang lagi hamil kayaknya enak banget dientot sayang..”

“Nita juga lagi sange sebenarnya kak, tapi jangan ditindih yaa kak? Kasian Dede nya…”

“Iyaa dong sayang.. masa kakak tega sih nindih kamu, kan sambil duduk juga bisa.. sambil nungging pun bisa…”

Ku peluk Nita dari belakang, ku remas-remas payudaranya.

“Aaahh kak.. enak banget… Geli-geli ngilu.. aahhh…” Lehernya sambil aku cium.

“Susu kamu jadi gede banget sihh… Kakak buka yaa dasternya…”

“Ihh kakak, ini juga kan gara-gara kakak..”

kata Nita sambil ikut membantu melepaskan dasternya, lanjut adikku,“Nita tahu yang kita lakukan ini salah kak.. tapi… Nita mau gimana lagi… soalnya.. Nita sangat mencintai kakak…”

“Iyaa gara-gara kakak ngentot kamu jadi hamil begini.. kakak juga tau kita sudah salah sayang.. Nita ngerasain gak kalau kita lagi ngentot enak banget..? Kayak ada sensasi gimanaaa gtu…!”

“Sama, Nita juga ngerasain. Sungguh di entot kakak, Nita merasakan kebahagiaan juga gairah hidup. Uuggghh…!!” Kucium lehernya dari samping, ku kecup-kecup sampai tengkuknya lalu kedua pundaknya.

“Sayang, kakak lepas ya bhnya..?” Nita mengangguk pelan, lalu ku lepas pengaitnya. Sambil ku ciumi perutnya ku usap-usap “ugh! Anak kita udah besar sayang, udah gak sabar rasanya pengen jadi ayah..” Nita ku ajak untuk tiduran dikasur dan aku melepaskan celanaku. Kini aku telanjang bulat dengan penisku mengacung kearah Nita.

Aku naik ke atas kasur lalu ku sedot payudaranya adikku yang montok, ku remas dan ku mainkan lidahku menari-nari mengelilingi puting susunya. Setelah aku puas memainkan payudaranya, ku lebarkan kedua kakinya ku jilati vaginanya, merasakan aromanya, rasanya juga sensasinya sungguh luar biasa.

Tidak berlama-lama aku arahkan penisku ke lobang kenikmatannya milik adikku BLESSS!! Uugghhh!!! “Enak sekali memekmu dek..” “Nita juga suka banget di entot kak Rama, kenapa gak dari dulu kak, kak Rama entotin Nita?”

“Kakak juga gak tau.. kalau kamu juga mau di entot kakak sayang… Uugghhh…!!”

Hantaman penisku terus bertubi-tubi menghajar lobang vaginanya, sampai ku lihat mulut vaginanya ikut ketarik keluar dan masuk kedalam. Saking bahagianya aku yang sebentar lagi akan menjadi ayah, ku elus-elus perut Nita yang sudah membesar.

Nita tersenyum, mungkin adikku tahu bahwa aku sangat menyayangi dirinya juga anaknya. Secara refleks Nita semakin melebarkan kedua kakinya sebagai wujud keridhoannya bahwa dia pun sama menyayangiku.

Tidak berapa lama Nita pun mendapatkan orgasmenya, kulihat penisku ketika ku tarik basah kuyup oleh cairan orgasmenya. Kurasakan kedutan otot vaginanya seakan membelai lembut seluruh batang penisku.

Aku pun sudah tak kuat lagi perasaan ngilu dan nikmat semakin kurasakan dipenisku, semakin ku percepat genjotanku ke lobang vaginanya yang kurasakan semakin licin dan hangat, beberapa detik sebelum keluar ku hentakan penisku sedalam-dalamnya dan ku biarkan sampai akhirnya

CROOTTT… CRROOOTTTT… CRROOOOOTTTT… sekitar 6 kali penisku menyemburkan lahar panasnya deras sekali dan sisanya entah berapa kali spermaku menyembur didalam vaginanya, sampai aku pun memejamkan mataku karena saking luar biasa nikmatnya memek adikku ini.

Setelah tak ada lagi spermaku yang keluar, ku cabut perlahan sampai ku lihat ketika kepala penisku keluar dari lobang vaginanya, diiringi lelehan spermaku yang ikut keluar.

Ku ambil kain ku lap vaginanya, lalu aku tiduran saling berhadapan dengan tanpa sehelai baju pun menutupi kami berdua.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu