31 Oktober 2020
Penulis —  jindarai

Pembantuku Buk El dan Kakaknya Uni Nursusi

selama perjalanan tak terkira kegirangan hatiku… belum lagi di kota jam gadang ini seminggu di temani

2 bidadari bertubuh tinggi dan berpantat besar… di tambah lagi jika pulang nanti aku akan menjadi serumah dengan buk el… karna memang berangkat pagi tak sampai 3 jam kami sudah sampai di kota beriklim sejuk ini… kami berhenti di jam gadang sejenak.. melepas penat dan berfoto2 sebagai kenang2an… aku menjadi fotografer dadakan untuk buk el dan pak amin… ketika giliran ku berfoto dengan buk el.. aku selalu merangkul buk el seperti orang tua sendiri.. pak amin tak keberatan karna mereka sudah mengangap aku sebagai anaknya… dan dari dulu waktu aku sering membantu mereka pak amin juga tak pernah berpikiran jelek tentang aku… sesekali buk el juga memeluk pinggang ku dengan kedua tangannya… memang seperti ibu yang memeluk anaknya… kami tak lagi takut dengan pak amin karna status ku yang sudah berubah sekarang… setelah asik2 berfoto2 ria matahari sudah berada di puncaknya ku bawa lagi mereka ke pasar lereng menuju “los lambuang” orang di kota ini menyebutnya demikian yang berarti

“pasar bagi lambung” di sini makanan terkenal dari kota ini begitu sedap di pandang mata ya “nasi kapau”… setelah kenyang menyantap di “los lambuang” aku mengajak mereka keliling mencari baju2 second yang memang murah2 di area ini… mereka terlihat begitu sangat senang ketika membawa beberapa kantong pakaian2 murah yang juga tak kalah bagus nya dari toko.. bahkan barang2 ber merk juga banyak d jual d sini… ketika hari beranjak sore kami menuju ke rumah buk susi tempat pesta pernikahan nanti akan di langsungkan… udara yang sejuk di kota ini dan penduduk yang ramah membuat begitu nyaman tinggal di kota ini… rumah buk susi tergolong cukup besar dengan 5 kamar, rumah yang bertingkat dan perkarangan depan dan belakang yang lumayan luas..

kami di sambut hangat oleh keluarga buk susi… bahkan dia juga kaget melihat aku datang bersama dengan buk el…

“eh anak bujang ko tibo lo kironyo… ibuk sangko ndak ka datang dika do…(eh anak bujang, juga ikut datang toh.. ibuk pikir dika ga bakalan datang) seraya mengulurkan tangan untuk ku salami…

“iya dong buk masa ga datang, kapan lagi bantu2 ibuk di sini.. sekalian jalan2 buk.. suntuk ngurus kerjaan mulu”.. karna memang sodara2 yang lain belom pada datang jadilah kami orang pertama yang hadir di sini… sore itu buk susi memakai baju daster selutut dan rambut yang di kuncir tinggi.. hingga leher putih itu manampakan keindahannya… karna kalau buk susi datang ke padang berkunjung ke rumah buk el dia selalu menggunakan jilbab.. baru kali ini aku melihat nya tanpa jilbab…

rambut ikal nya sebahu bila di biarkan terlepas… sangat cantik dan serasi dengan wajahnya yang cantik itu… jika di perhatikan lagi dan di lihat dengan seksama buk susi terlihat lebih muda dari buk el yang berusia 2 th di atas buk el… dengan tubuh tinggi dan besar nya, serta gigi yang masih utuh dan terususun rapi serta kulit kuning langsatnya beliau terlihat seperti wanita berumur di awal 40an saja… di tambah tubuh yang terlihat terawat dan sedikit bulu2 halus di kedua lengan beliau sungguh sangat mempesona tubuh janda berusia setengah abad ini… tapi ketika menggunakan daster seperti ini buah dada buk susi seakan2 bersaing dengan buk el.. yang besar dan mengelembung itu.. di tambah dengan buah pantat yang menungging besar itu pesona kecantikannya berpadu dengan kemolekan tubuh berperawakan tinggi besarnya itu… dan jika mengarah ke bawah uuuuhhh… betis bunting padi putih itu sedap di pandang mata… terpikir olehku.. menurut orang2 tua dulu… jika lengan wanita di tumbuhi bulu dan di padu dengan memiliki betis bunting padi seperti ini di katakan eperempan seperti itu memiliki nafsu seks yang besar… teringat waktu dia kekota ku bulan sebelumnya… hanya dengan sedikit rayuan saja sewaktu di berboncengan d atas motor beliau dengan mudah mendekapku seperti itu… perlahan nafsu gila ini bangkit mengingat kejadian waktu itu… aku juga yakin mungkin benar wanita berusia setengah abad ini memiliki nafsu yang cukup besar…

kali ini aku harus berpikir keras bagaimana mencari celah situasi untuk bisa melancarkan SSI lagi dengan buk susi, supaya semakin mengisaratkan aku menginginkan dirinya… aku tak sabar lagi ketika memikirkan moment yang akan datang itu… bisa menikmati kehangatan dari dua kaka beradik ini… sesaat aku sempat melupakan ada bidadari juga yang berdiri tak jauh dariku.. karna saking asiknya menghayal tentang buk susi… kami di persilahkan masuk… saat kami asik mengobrol di ruang tamu beliau sesekali mata ku melirik betis putih nan aduhai itu… ketika beliau berbicara aku selalu senang memperhatikan gerakan bibir yang atasnya tipis tapi tebal di belahan bawah itu serta gigi yang tersusun rapi… akkkkhhhh.. aku ingin merasakan hembusan nafas wanita ini… ingin menciumi tepian bibirnya itu… ohhhh pasti wanita ini memiliki aroma nafas yang sangat segar… hanya itu pikiranku saat memperhatikan beliau berbicara… lagi2 aku lupa akan kehadiran buk el di sana… karna saking asiknya memandangi buk susi ini… saat mata kami beradu pandang aku selalu menajamkan pandanganku seperti lesatan anak panah menuju sasarannya… buk susi mungkin sadar aku selalu memandanginya karna ketika mata kami beradu pandang itu tatapannya selalu bertahan agak lama… seakan menyambut keinginanku… setelah lama mengobrol kami di ajak untuk ke kamar yang akan di tempati.. karna kamar bawah sudah di tempati anaknya dan satunya lagi untuk kamar penganten kami di ajak ke lantai 2

rumahnya.

saat menaiki anak tangga karna aku di belakang buk susi, rasanya semakin tak tahan melihat goyangan pinggul dan pantat buk susi ini… rasanya ingin saja menerkam bongkahan pantat itu membuka cepat celana dalam nya dan menjilati lobang hitam yang tersembunyi di antara kedua bongkahan daging itu… oh buk susi tubuhmu pasti sangat indah di balik daster yang kau gunakan itu… oohhh buk susi pantat mu pasti sangat menggairahkan ketika tak ada satupun benang yang menutupinya… ooohhh buk susi saat ini aku sangat ingin pantat besar mu itu menduduki wajahku ini… menggesek2an lobang taik mu yang hitam itu di seluruh wajahku… ooohhh buk susi seharian pun kau menduduki wajahku dan aku menjilati nya aku akan rela dengan itu… ooohhh pasti bau dari belahan itu sangat2 harum dan menggairahkan saat seharian beraktifitas… otak ku hanya berpikiran seputar itu saat menaiki anak tangga rumah besar buk susi ini…

saat sampai di atas buk el dan pak amin di persilahkan untuk menempati kamar paling depan mendekati tangga… saat pak amin dan buk el sudah memasuki kamarnya tinggalah kami berdua berjalan menuju kamar yang akan ku tempati…

“yang tangah ko kamar sia buk susi?” (yang tengah ini kamar siapa buk susi?)

“iko kamar ibuk ma dika” (ini kamar ibuk dika…) dan aku hanya mengganguk..

sesampainya di kamar paling ujung yang bersebelahan dengan balkonnya…

jadi buk el dan pak amin di kamar depan, buk susi di tengah dan kamar ku posisi paling ujung bersebelahan dengan balkon… wah posisinya bagus nih pikirku…

setelah beberapa saat melepas lelah dan berbaring d kamar, aku keluar dan melihat2 sekitar rumah melalui balkon nya… sore di sini begitu tenang dengan iklim yang sejuk, lagi asik2 memandangi sekitar di temani rokok marlb*ro kesukaan ku buk susi datang membawa segelas kopi panas dan teh untuk beliau…

“ko ha dika, ibuk buek an kopi… kecek si el dika suko kopi kan”(ini dika ibuk bikinkan kopi… si el bilang dika suka kopi kan..)

“eh iya makasi buk… buk el dan pak amin tadi kemana buk..?

“itu mungkin lagi di kamar istirhat… kecapean mungkin abis putar2 seharian…

“baa lai lamak d siko…?(gimana enak ga d sini..?) beliau bertanya sambil menyeruput teh panas nya…

“lai buk… udaro nyo sajuak jo tanang lo di tambaaahhhh…(iya buk… udaranya sejuk dan tenang di tambaahhhh…) aku sengaja menggantung ulasanku…

“di tambah apo dika…? iissshhh mangecek ndak sampai2…(di tambah apa dika…? issshhh ngomng kok ga sampai2…)

“di tambah ngopi di temani ibu2 cantik.. hahahha…

“ealah… ado2 se si dika ko… di kawanan amak2 model ko sanang lo nyo… di kawanan anak gadih baru lamak…(ealah… ada2 aja si dika.. di temani emak2 kek gini malah senang… di temani anak gadis baru enak…)

akupun berjalan mendekatinya…“walau emak2 tapi cantiknya ngalahin yang masih muda” ujarku… dia malah tertawa,

“dasar orang aneh.. tua gini di bilang cantik…”

saat itu kami berdiri bersebelahan… buk susi dengan posisi mengarah ke aras luar balkon.. sedangkan aku bersandar dengan sebelah siku di pagar balkonnya dan badan miring ke arahnya…

aku terus saja memandanginya sambil ngobrol panjang lebar, tak lama kemudian buk susi merubah posisi nya menyandarkan punggungnya ke dinding dan mengarah padaku… kami berbicara panjang lebar sambil berpandangan… ohhh sungguh romantis sore ini… sesekali dia tertawa dengan candaanku… hingga memperlihatkan giginya yang tersusun rapi itu… ohhhh cantiknya wanita ini… perlahan2 obrolan kami mengarah kepada keluarganya… beberapa tahun ini dia merasa kesepian keluhnya kepadaku… d sini dia hanya tinggal berdua dengan anaknya dan satu orang pembantu… sedangkan anaknya asik dengan pacarnya… dia selalu tinggal sendirian dan menghabiskan hari2nya seperti itu…

“kenapa ga cari suami lagi buk susi… ibuk kan masih cantik, jika di sandingkan dengan buk el ibuk terlihat lebih muda… aku berkata jujur padanya… dika yakin pasti banyak kan bapak2 d sekitar yang deketin ibu… cerocosku dengan gaya sok tau…

“iya buk di tambah lagi body ibuk yang aduhai gini… dika jamin pasti banyak laki2 yg ngejar2

ibuk…“saat itu aku berusaha mengungkapkan yang kurasakan padanya melalui kiasan…

dia malah tertawa mendengarnya…

“aduhai apanya dika… dika.. udah tua gini udah mulai keriputan.. udah pada loyo ujarnya, sambil terus tertawa kecil…

“klo cari suami baru ga kepikiran sama ibuk dika… karna ibuk jarang keluar seharian jg d rumah.. tapi… ya itu… saat mengatakan tapi matanya terlihat mengisaratkan sesuatu keinginan yang mendalam… karna penasran aku bertanya…

“tapi apa sih buk… ngomong kok pake tapi…

“ah, gpp dika lupain aja…”

“gpp kok buk ngomong aja k dika, tapi apa ayooo…

dia malah tertawa, hahahha lupain aja dika… lagian anak kecil ga boleh tau, seraya telunjuk nya mendorong pelan kepalaku ke belakang…

aku mengerti maksud kata “tapi” nya tadi… tetapi aku ingin dia yang mengatakan dan mengungkapkan nya sendiri…

akupun mencoba memancingnya dengan obrolan mengarah ke arah yg panas…

“tapi benar lho buk yang dika bilang tadi, body ibuk masih bisa bikin darah pria bergelora klo melihatnya…”

“siapa yang bergelora… dika kali yang merasa gtu” balasnya…

dengan keyakinan pasti aku menganguk semangat

“iya dika emang merasa gtu klo meratiin ibuk” aku mulai melancarkan aksiku…

hahahaha sambil tertawa buk susi sedikit maju dan memutar badan nya untuk sekali ku lihat…“nih lihat, apanya yang aduhai.. apanya yang bikin bergelora, sambil sebelah tangan nya di letak kan di pinggangnya…”

“hmmmmmm semuanya buk… mulai dr wajah ibuk… lekukan tubuh, dada, sampai ke bagian pantat ibuk itu… aku semakin berani merayunya…

“masa sih dika… ama yang gendut gini dika merasa gtu”

“beneran kok buk… lagian ibuk ga gendut kok… bahenol kata orang sekarang hhhmmmmm… sambil tanganku mengisaratkan membuat lekukan…

buk susi terlihat makin senang… tapi aku..? bukan senang lagi, si otong mulai kedat kedut saat melancarkan aski ini…

mungkin saat ini itu kami sama2 memancing obrolan satu sama lain, kenapa aku berpikiran gtu ketika dia berhenti berputar bagian belakang tubuhnya di hadapkan ke arahku… lalu kedua tangannya menempel di atas bongkahan daging di atas paha bagian belakangnya itu… nih liat pantat ibuk aja begini, kan gendut namanya dika… dan bukan hanya diam saja.. tangannya di gesekan dari atas ke bawah bongkahan itu… uuuuhhhh andainya itu tanganku pasti sudah ku remas2… ujarku membatin… aku tak tahan lagi karna merasa mendapat serangan balik, saat kepalanya menoleh ke arahku aku maju perlahan ke arahnya…

happ… tangan ku pertama mendarat di pinggangnya… buk susi malah tak bereaksi hanya memalingkan kepalanya ke depan… aku hanya mengurut pelan pinggiran pinggangnya, agar dia merasa nyaman dengan telapak tanganku di pinggangnya dan dia tidak meraskan risih atas sikapku…

“ini namanya padat buk, pantat dan pinggang ibuk sempurna…”

“hhhmmmmmm” kepala nya kembali melihat ke belakang… posisi ini benar2 membuatku tak tahan… aku ikut memajukan kepalaku ke arah kepalanya… tanganku yang tadi di pinggang nya turun menggengam kedua telapak tangan buk susi yang masih berada di pantatnya… saat kami sama2 berdiri kepala buk susi hanya mencapai hidungku… ketika kepalaku dan kepalanya hanya berjarak beberapa centi dia mengangkat sedikit kepalanya, dan saat dia menghembuskan nafasnya akkkkhhh… segar nafasnya itu terasa jelas di hidungku… sontak saja telapak tanganku meremas kedua telapak tangannya… aku semakin memajukan kepalaku dan sedikit merendahkannya, hingga nafas kami saling bertukar dan mata kami saling menatap dalam… dingin nya kota ini sekarang tak lagi terasa.. rasa hangat perlahan menjalar di seluruh tubuhku…

mungkin dia sadar bahwa kami sedang d balkon rumahnya yang menghadap ke belakang buk susi maju menjauh dan menghadap ke arahku…

“ndeh untuang ndak ado yang lewat td do… kalau ndak bisa gawat td tu dika…(aduuh untung ga ada yang lewat tadi… kalai ga bisa gawat td itu dika)“dia akhirnya tersadar dari hipnotis rayuan ku…

sontak akupun kaget karna jg baru menyadari hal itu… tapi dari yang ku lihat nafas buk susi menjadi tak stabil dadanya naik turun dengan cepat… kami berpandangan lalu tertawa bersamaan… sungguh sore yang gila…

malamnya buk susi mengajak aku buk el dan pak amin keluar untuk menikmati mlm kota jam gadang ini… mlm itu buk el menggunakan daster panjang dengan balutan jaket di atasnya… sedangkan buk susi menggunakan celana legging berwarna hijau.. hingga menonjolkan bongkahan pantatnya… tapi di tutupi dengan jaket yang menutupi hingga bagian bawah pantatnya…

“uni, maso awak kalua uni pakai legging model itu…(uni, masa kita keluar uni pakai legging seperti itu) protes buk el kepada kakak nya..

“ndak baa doh el.. lah lamo uni ndak pakai iko… jadi taragak se… lagian sia lo yang ka maliek urang gaek model iko el..”(gpp el… udah lama uni ga pake ini.. jadi kepengen aja… lagian siapa sih yang mau liat orang udah tua gini) saat buk el kalah debat dia akhirnya mengalah.. tapi saat ku lihat buk susi dia mengedipkan satu matanya ke arahku…

aaahh… sepertinya dia sengaja menggunakan itu untuk memancingku… hanya itu yg terpikirkan olehku…

kami di ajak memutari kota dengan mobilnya dengan aku sebagai sopirnya dan buk susi di sebelahku… sedangkan pak amin dan buk el di kursi belakang… mereka membicarakan banyak hal yang aku tak terlalu menanggapi… hingga akhirnya mobil kembali terparkir kembali di area jam gadang… buk el dan pak amin hanya duduk memperhatikan sekitar dr bawah pohon besar di tengah jam gadang ini… sedangkan buk susi meminta aku untuk mengambil fotonya… karna keasikan pindah2 spot are foto hingga kami menjauh dr buk el pak amin… saat itu buk susi mendekat…

“lai suko dika ibuk pakai sarawa iko…”(dika suka ga ibuk pakai celana ini)

sambil mengacungkan kedua jempolku “mantap buk… hmmmmmm pokoknya the best lah montok.. tok… tok…”

buk susi malah mencubit perut ku… acara foto2 ria kembali di lanjutkan… aku terus berfikir gmna cara ambil kesempatan… dan ya itu.. pakai cara itu ujarku… saat kami berjalan menghampiri buk el dan pak amin aku meminta no tlpnya buk susi… sesampainya d rumah hari sudah jam 10 malam… buk el dan buk susi langsung ke atas, berselang satu jam pak amin juga pamit untuk tidur… aku pun memutuskan untuk naik… sesampainya d kamar dan berbaring menghadap langit2, bayangan buk el dan buk susi muncul di benakku.. yang terbayang goyangan pantat mereka yang aduhai…

iseng ku coba mengirim sms ke no buk susi… setelah 5 menit tak ada balasan aku pasrah… mungkin dia tertidur pikirku… lagi enak2 melamun tiba sms itu masuk… saat ku lihat ternyata buk susi… begini kira2 percakapan kami dan lebih baik percakapannya menggunakan bahasa indonesia.. karna ribet jika harus di translate satu persatu…

BS = buk susi

D = dika

BS - dika… belum tidur kan..?

D - belum buk… ini lagi ngelamun2 indah…

BS - ngelamunan apa sih sampe di bilang indah segala…

D - ngelamunin ibuk pakai legging td… hihihihi

BS - kamu ini ada2 aja, masa itu di jadikan lamunan…

D - abis indah sih bulatan nya hmmmmm… klo mlm di sini dingin banget ya buk…

BS - dasar… iya lah dika wajar namanya juga di daerah pegunungan, kenapa mau yang anget2…?

D - yang anget..? boleh tuh buk… mana dong…

BS - sana tidur d atas kompor pasti anget… hahahahha

D - yeee.. klo itu bukannya anget lg… kirain td ada anget yg lain hihihih

BS - emang dika maunya anget yg mana sih…? yang mana ayooo…

karna merasa buk susi memancing ku sekalian aja ku luruskan niatku…

D - itu lho buk yang waktu di padang… waktu di atas motor hihih

BS - dasar… udah ah ibuk mau k bawah dulu ambil minum… sana tidur besok pagi rencana nya mau nemenin ibuk beli bahan masakan ke pasar kan…

tak berapa lama ku dengar suara pintu di buka… cceklekk… aku pun buru2 membuka pintu dan mengikuti buk susi kebawah… aku tak sanggup lagi membendung birahi yang melimpah ini… saat itu aku hanya berpikir bisa menikmati buk susi, karna dari semua sinyal2 yang di berikan sepertinya dia juga menginginkannya… lampu di ruangan bawah ternyata sudah di matikan semua.. kecuali lampu teras depan dan belakang rumah… aku berjalan mengendap2 ke arah dapur…

ketika aku sampai di depan pintu dapur sungguh mengagetkan… sebuah pemandangan sangat indah sedang di suguhkan di hadapanku… kerongkongan ku serasa kering seketika, kenapa tidak saat itu buk susi menggunakan daster pendek sebatas pahanya dengan posisi menungging dan membungkuk ke arah lemari es… lampu dari dalam lemari es menerawang sebagian tubuh buk susi… dengan posisi seperti itu otomatis daster nya sedikit terangkat hingga paha bagian dalam dapat kunikmati dari belakang… paha besar itu begitu padat berisi dan saling berdempetan, si otong tak sanggup lagi ku tahan… dari balik celana pendek selutut berbahan katun yg kugunakan ini si otong sudah menunjuk keras ke depan.. seperti sadar kalau sarang nya ada di hadapannya… ketika buk susi selesai mengambil air dan berdiri aku sudah berdiri tepat di belakang nya yang hanya berjarak beberapa centi… dan saat itu buk susi masih belum sadar jika aku sudah berada di belakangnya… saat beliau mundur untuk menutup pintu kulkas… saat itu juga tubuh kami bertabrakan… buk susi sedikit kaget dan berteriak tapi dengan cepat tangan kanan ku merangkul perutnya dari belakang sedangkan tangan kiri ku menutup mulutnya… karna masih dalam keadaan terkejut buk susi sedikit meronta melawan…

“buk iko dika buk… dika ko ma…(buk ini dika buk… dika ini)” saat mendengar itu barulah beliau langsung tenang… tapi apa di kata si otong yang sedari sudah tegak lurus menyandar mesra di bongkahan pantat sebelah kanan buk susi… saat dekapan pada mulutnya dan pelukan ku lepaskan buk susi langsung berbalik ke arahku…

“si dika ko buek urang takajuik se… kok tajago si el samo si amin tadi kan di sangko yang indak2

awak…(si dika ini bikin orang kaget aja.. klo seandainya si el dan amin kebangun kan bisa di sangka yang tidak2…) dia sedikit kesal dengan mengecilkan suaranya…

aku hanya tertawa tertahan sambil manggut2…

“iya buk iya maaf udah bikin kaget” secepat itupun cubitan nya melayang ke arah perut ku.. adduuhhh.. sakitnya… buk susi mencubit kesal kali ini…

“manga ka siko (ngapain k sini)” ujarnya..

“dika kan awih lo buk.. jadi dika ikuik an se ibuk dari belakang (dika kan juga haus buk… jadi sekalian dika turun ngikuti ibuk)”

“tu ha ambiak galeh di ateh meja tu ha.. bia ibuk tuangkan..(tuh ambik gelas nya di atas meja.. biar sekalian ibuk tuangkan..)

“ndak usah buk.. dika galeh bekas ibuk se lah.. banyak bana galeh kumuah payah nyuci nyo (ga usah buk.. dika gelas bekas ibuk saja.. terlalu banyak gelas kotor jadi susah nyucinya) dengan senyum nakal ku… memang ini hanya alasan ku saja…

saat pintu kulkas di tutup otomatis ruangan dapur menjadi gelap… hanya samar2 lampu dari teras membayang ke arah dapur.. tapi itu tak cukup untuk menerangi ruangan ini… buk susi berjalan ke samping kulkas dan bersandar pada pinggiran meja… setelah buk susi selesai minum dia memberikan gelas itu padaku dan gantian meminumnya… hmmmmmm maniiiissss hihihihih…

“ka manga wak lai ko dika… bekoh nampak dek si el atau si amin lain lo sangkonyo”(mau ngapain lagi ini dika… nanti keliatan si el dan amin bisa lain prasangka mereka).. ketika pertanyaan mengantung seperti itu terlontar dari mulut nya kembali ku buka sedikit pintu kulkas agar ada sedikit penerangan di dapur ini… tubuh gempal tinggi nya itu hanya berjarak satu hasta dariku… tangan kanan nya yang masih memegang botol berisi air ku ambil perlahan dan ku letakan di meja tempat dia bersandar. kini tangan buk susi di letak kan di atas meja tempat dia bersandar hingga posisi nya seperti tersudut… matanya menatapku dalam dan busungan dada nya semakin menantang dengan posisi seperti ini… melihat buk susi yang sudah pasrah dan menantang seperti ini aku tak mau membuang waktu lg… aku semakin maju mendekatinya hingga tersisa beberapa mili antara aku dan dia… tanganku menggengam tangan buk susi yang sedari tadi bersandar pada meja di belakang nya… nafasnya terasa hangat menerpa wajahku saat kepalanya menengadah ke atas…

dengan sangat perlahan dan penuh perasaan ku cium lembut bibir nya yang sudah tak bergincu itu… hmmmmmfffff buk susi mengendus… ku lepas lagi ciumanku… ku tatap dalam2 matanya… kembali ku kecup lembut bibir tebal bawah nya itu tapi kali ini cukup lama dan hanya ku tempelkan saja. kepala kami sama2 menekan ke depan hingga bibir kami semakin lengket hhhhhmmmmfffff mata kami sama2 terpejam untuk lebih bisa menikmati tiap sentuhan yang di hasilkan bibir kami saat ini… ku lepas kan lagi saat itu bibir buk susi sedikit membuka hhhnnnggggg… matanya mulai sayu nafasnya mulai meninggi, bibir bawahnya yang tebal itu ku hisap perlahan dan lidahku menyapu bibirnya hhhmmmmmffff buk susi semakin meninggi kan badannya saat lidahku menggelitik mesra bibirnya… mulut buk susi semakin terbuka lebar lidahku yang dari tadi hanya bermain di sekitar bibirnya perlahan masuk menerobos rongga mulutnya hingga lidahku menari2 di dalam sana ludah kami sudah bercampur baur, tangan nya yang sedari tadi ku tahan mengeliat2 untuk di lepaskan aku dengan sengaja menahan tangan nya. jadi tanpa bantuan apapun hanya bibir kami yang bergulat penuh gairah… hhmmmmmffff hhhmmmmmfffff hanya itu erengan buk susi yang terdengar… perlahan ciumanku berjalan ke arah pipinya dengan sedikit membasahinya.. hingga pipi buk susi basah oleh liurku… ciuman ku berjalan ke arah telinga kirinya..

“izinkan dika memuaskan ibuk malam ini, izinkan dika menikmati tubuh indah mu ini buk” ucapku lirih saat mencium telinganya.. ha aggghhhh sambil buk susi menggangukan kepalanya rambutnya yang sedari tadi terurai ku sibakkan dengan hidungku… ketika telinganya ku kulum erengan buk susi sedikit menjadi… akkkkkhhhh hhhhhhhhmmmffff dikkhhaaa… ku korek2 lobang telinganya dengan lidahku hingga telinganya ikut basah oleh liur ku… setelah puas dengan telinganya ciuman ku kembali turun ke arah leher nya… ku kecup2 lembut tiap inchi batang lehernya.. aaaakkkkkhhhh kepala buk susi terangkat semakin tinggi… ciumanku berjalan ke sekitar tenggorokannya… kali ini bukan lagi ku kecup tapi lebih kepada menjilati lehernya itu dengan sesekali ku hisap.. aroma tubuh wanita ini sungguh berbeda bau alami yang tidak bercampur dengan parfum aku sangat menyukai aroma yang di pancarkan tubuh buk susi… saat tangan nya kulepas kan dengan cepat tangan kanannya meremas2 rambutku sedangkan tangan kirinya meremas2 punggungku hingga ke pantatku… kepalaku di tekan2 isyarat untuk terus mencumbui batang lehernya.. aaakkkkhhhhh hhhhhhmmmmmffff buk susi mengerang keenakan… saat ciuman kulepaskan dari lehernya kedua tanganku memegangi kepalanya ku angkat sedikit ke atas dan ku hisap dalam2 bibir sensual di depanku ini… hhhhmmmmmmmfffffffff.. hhhhhaaaaahhhhhhh… remasan tangan kirinya pada pantatku semakin kencang… ku pegangi kedua pahanya dengan sedikit mengangkat tubuh gempal ini sekarang buk susi sudah duduk di tepian meja… nafasnya menderu2 menerpa wajahku pandangan kami begitu melekat… tangannya melingkar pada leherku, posisi kepala buk susi lebih tinggi beberapa senti dari kepalaku, saat ku buka mulutku dengan cepat buk susi menyerang dengan ganas dan penuh nafsu… sekarang buk susi yang lebih terlihat seperti singa kelaparan lidahnya membasahi setia celah bibirku menghisap2

dengan cepat seperti orang kesetanan akupun tak mau kalah ikut mengikuti irama permainan nya dengan ganas.. hingga dari hidung sampai dagu kami sama2 basah oleh air liur. nafas kami sama2 memburu seperti nafas petinju yang sudah bertarung 12 ronde… tanganku perlahan menyusup dari samping pahanya menerobos daster buk susi.. paha gempal itu ku remas2 dan ku elus, saat tangan ku masuk lebih jauh buk susi sedikit mengangkat pantatnya sekarang dasternya sudah berada di atas pinggangnya, dengan sedikit menarik tubuh buk susi ke depan kedua kakinya ikut di renggangkan dan membelit erat di sekitar pinggangku… hhhmmmmmmmfffff hhhhhmmmmmfffff hhhggggnnnnnnnhhhh ciuman penuh nafsu kami masih belum mereda, kedua tanganku kini sudah berada pada posisi yang pas… tepat di kedua bongkahan pantatnya yang ku idam2kan itu, ku selipkan tanganku ke dalam cd nya dari samping hingga kini secara langsung kulit tanganku meraba2 bongkahan pantat itu tanpa pembatas apapun… buk susi sesekali menaikan pantat nya saat tanganku meremas bongkahan itu dengan kuat… hhhhhhhhmmmmmfffff tangannya tak mau diam menggapai2

bagian bawah bajuku dan melepaskanya… bertelanjang dadalah sekarang diriku, tangan kanan nya bermain di puting susuku hingga menimbulkan rasa geli nikmat.. aaaaaakkkkkhhhhh akupun menggerang.. akupun tak mau kalah tanganku perlahan masuk dari bawah mencari kaitan bra nya dan kaitan itu ku lepaskan… dinginnya udara kota ini sekarang tak lagi kami rasakan tubuh kami saling menghangatkan satu sama lain, ku angkat ke atas daster yang di pakai wanita setengah baya ini dia ikut membantu dengan meluruskan tangannya ondeh mandeee.. susunya buk susi jauh lebih sekal di banding milik buk el.. ukurannya pun tak kalah jauh dr buk el tapi yang ini tidak terlalu turun melainkan sedikit menantang areolanya coklat dengan puting yang mungkin sama besar dengan buk el… aku berdecak kagum saat dasternya terlepas dari tubuh buk susi… ondddeeehhhh rancak nyo laiiiii gumamku.. buk susi memegangi payudaranya dan menyodorkan padaku tak butuh suruhan lebih lanjut perlahan ku kecup2 pelan onggokan daging berkulit putih itu.. ku kecup2 mesra daging besar beraroma harum itu… gantian kiri dan kanan sesekali ku hisap hingga menimbulkan bunyi… aaakkkkkhhhhh kepala buk susi terangkat dia memegangi kedua belah susunya dengan di depan sementara satu tangan lagi meremas2 rambutku… saat hisapanku mendarat di puting susu sebesar kelingking itu buk susi menggerang tertahan aaaaaaakkkkhhhhhhh lamaaaakkkkhhhhhh… hhhhhhhhaaaaaaahhhh remasan pada rambutku semakin menjadi2

tangan dan mulutku bergantian peran kiri dan kanan habis sudah payudara wanita bertubuh gempal ini ku lahap… aaakkkkhhhh teruussshhhh hisap yang kuathhh dikhhhaaa.. akkkkkhhhhhh ku hisap dalam2 kedua payudaranya… puas bermain di sana ciumanku turun menyusuri perutnya… buk susi mengerti dia memiringkan tubuhnya ke belakang, tangan kiriku menahan pinggangnya lidahku bermain2 di sekitar perut dan pusar nya… memang beda tubuh kakaknya ini, perut buk susi tak begitu padat tapi juga tak begitu berlemak seperti buk el, di tambah aroma khas dari kulitnya… buk susi menahan tubuhnya dengan satu tangan dan satu tangan lagi asik mengobok2 rambutku… hhhhhaaahhhh hhhhhhhaaaahhhh nafas nya seperti orang habis marathon… ciumanku kembali naik ke atas ku ciumi lagi bibirnya.

“akan ku puaskan kau malam ini wanitaku” ucapku lirih di depan wajahnya…

“hu uuuuhhhh pueh an ibuk dika… puehan ibuk malam ko… siraman lubang pepek ibuk jo aia dika sabanyak2nyo… antak2 pepek ibuk sampai wak samo2 kalitak an dika hhhhmmmmffff (hu uuuuhhh puaskan ibuk dika… puaskan ibuk malam ini… siram lubang senggama ibuk dengan air dika sebanyak2nya… tusuk pepek ibuk sampai kita sama2 kelelahan dika hhhhmmmmmfffff).

mendengar kata2 vulgar nya itu semangat dan nafsuku menjadi2… aku mundur dan membuka kulkas selebar2nya hingga dapur kini menjadi terang… bener2 indah tubuh wanita di depanku ini.. sungguh sangat padat walau sudah berusia 50… ku angkat sedikit pantat buk susi dia membantu meninggikan pantat nya ku tarik celana dalam pembungkus lubang kenikmatan itu…

saat cd nya terlepas aku lagi2 di buat melongo bulu2nya tidak tumbuh sembrawutan.. seperti di buat rapi di pinggiran meqinya… di tambah dengan belahan yang menutupi lubangnya… jengger ayam nya tak seperti meqi buk el, yang ini memiliki keindahan berbeda buk susi menumpangkan kaki nya pada pinggiran meja dan membuka lebar pahanya wanita ini dengan sepenuh hati mempersembahkan liang kenikmatannya itu untuk ku… kepalaku perlahan turun ke arah goa dengan seribu kenikmatan itu… hingga berjarak beberapa senti, dengan nafsu yang bergejolak aku mengamati setiap sudut ipam yang indah ini… sepertinya sepulang dari jalan2 tadi buk susi lupa untuk mencuci ipam… bau nya sangat tajam dan tercium aroma pesing dari sana…

tapi memang ini yang ku idam2kan.. bau alami dari meqi seorang wanita paruh baya yang habis beraktifitas.. bau ini ku hirup sedalam2nya ku nikmati dengan tenang sungguh bau meqi yang membuat gairhaku meledak2 bau pesing, keringat dan bau khas organ intim wanita ini sangat ku suka… hidung ku terus bermain di depan goa kenikmatan buk susi ini sesekali ujung hidungku menyentuh kulitnya haaaahhhh hhhhaaaaahhhh hhhhhaaaaaahhh…

“dikkkhhaaaa jan di pandang2 seee… jilek an nak… jilek an pepek ibuk ko haaaa… hhhhmmmmmffff”(dikkkhhaaa jangan hanya di liatin saja… jilatin nak… jilatin pepek ibuk dika..) seraya dia mengangkat pantat nya… tangan ku menelusup ke belakang pahanya lidahku langsung menjulur bermain2 menjilati setiap inchi meqi wanita bertubuh tinggi besar ini…

“terusshh dika jilatin terussshhh akkkkhhhh sudah lama meqi ibhhuuuk tidak di jilati seperti ituuuuu akkkkkhhhh ennnaaaaakkkkk… aduuuhhhh aaakkkkkhhhh dika pinterrrrhhhh dika hebattthhhhh pepek ibuk nikhhhmattttt akkkkkhhhh… teruussshh nakkkkk… tangan nya menekan2 kepala ku sedangkan pantatnya terangkat2 mengejar lidahku…

lidahku berusaha masuk ke dalam liang senggamanya buk susi… lidah ku menari2 dengan indah di liangnya… ondeeeeeehhhhhh lamaaaakkkhhhh akkkkkkkhhhh… pepek ibuk keenakaaannn akkkkkhhhh… ku lepaskan pegangan pada pahanya buk susi… jempol ku membuka lebar belahan meqi nya… jilatan ku berjalan dari batas antara meqi nya dengan duburnya menjilati hingga ujung klentit nya…

saat ku kalukan itu buk susi semakin meracau tak karuan… kini tangannya tak lagi mampu menopang beban nikmat di tubuhnya… buk susi merebahkan tubuhnya di atas meja dapur itu dengan paha yang di buka selebar2nya… akkkkkhhhhh ondeeeehhhh dika pangaan pepek ibhhuukkkkk tuuuhhhh akkkkhhhh lamaaaakkkhhhhh aaakkkkkhhhhhh (ondeeeeehhhh dika apakan meqi ibhhuuukkk aakkkkhhhhh ennnaaakkkkkhhh akkkkkkhhhh) jilatan ku tak putus seperti ada sesuatu yang tak ingin ku tinggalkan saat menjilati meqi wanita bertubuh gempal ini…

pantat nya tak karuan kepalanya tak berhenti bergoyang kiri kanan… akkkkhhhhh ibukk samphhaaaaiiiiiii aaaakkkkhhhh… ennnnaaakkkkkhhhhh iibhhuk nembakkkhhhh akkkkhhhh… tubuh nya terangkat dan pahanya bergetar hebat… aku tak mau melepaskan nya sekarang seperti terlihat aku akan memakan semua meqi nya ku buka mulut selebar2 nya dan meraup pada meqi buk susi…

“ondeh dika.. haaah hhaahh hhhaaahh… hebat dika memuaskan ibuk.. hhhahh hhaaahhh” nafas nya masih belum teratur… aku membiarkan buk susi menikmati puncak kepuasan nya itu… aku berjalan ke samping meja dan memeluknya dari samping… ku cium lembut pipinya…

“dika kan udah bilang bakal memuaskan ibuk malam ini… ini baru awal lho buk… dengan sedikit ku gigit mesra telinganya…”

buk susi memiringkan tubuhnya dan merangkul kepalaku dan mencium2 wajahku…

“makasih ya dika, alah lamo ibuk ndak marasoan iko…”(makasih ya dika. udah lama ibuk ga merasakan ini)

buk susi menarik kepalaku dan berbisik dengan nafas berat…

“antak sapueh2 nyo lubang pepek ibuk ko… antak sadalam2nyo… buek pepek ibuk marasoan lamak manganai dika…”(tusuk sepuas2nya nya lubang pepek ibuk ini dika… tusuk sedalam2nya… buat pepek ibu merasakan enak nya bersetubuh dika)

entah kenapa aku sangat menyukai ketika buk susi berkata2 kotor seperti itu.. berkata2 vulgar membuat birahi ku terpacu… setelah yakin nafas dan tenaga kembali normal aku kembali di posisi antara kangkangan pahanya buk susi… tapi kali ini aku tak ingin meqi nya lagi.. ya itu buah pantat besar dengan lobangnya yang kehitaman dan berbau itu..

“buk.. nungging ya… dika ingin menjilati anus ibuk… “awalnya buk susi tak mau karna dia merasa malu dan jijik ucapnya.. aku meyakinkan kalau kali ini akan lebih enak… dengan sedikit rayuan akhirnya beliau mau… perlahan dia berbalik lutut nya menjadi tumpuan berat tubuh nya… posisinya kini bener2 menggairahkan dengan menungging seperti ini badannya hanya di tumpu oleh lutut kan telapak tangannya…

ku buka lagi lebih lebah paha gempalnya ini… ondeeeehhh mandeeeee… di terangi lampu kulkas yang berwarna kuning dan buk susi membuka selebar2nya pantat itu… aku yang selalu mengidam2kan pantat buk susi dan buk el sekarang kesampaian… dan sungguh indah lobang anus ini… kerkerut kecil dan hitam yang melebar…

karna tak tahan lagi akan nafsuku… ku elus2 bongkahannya dan kuciumi sesenti demi senti.. bahkan wajahku ku gesekkan ke bongkahan pantat buk susi… awalnya dia jengah tapi melihat aku sangat2 menikmati dia ikut menikmati… satu tangan nya menggapai kepalaku dan mengelus2nya… bergantian kiri dan kanan ku ciumi bongkahan besar pantat dari wanita cantik ini…

aku tak mau langsung ke sajian utamanya… lubang itu sajian utama itu akan kunikmati paling terakhir ucapku dalam hati… sekitar 5 menitan puas dengan menciumi menjilati dan menggesek2an wajahku pada pantat nya itu perlahan hidungku turun kelembah hitam yang berkerut itu… ku nikmati setiap aroma waktu mendekati lubangnya itu…

ku susuri arah belahan pantatnya dari atas pinggangnya… menurun dengan perlahan sambil benar2 menikmati moment ini… saat hidungku mendekati kerutan hitam dan sempit itu baunya mulai merasuk ke hidungku… aroma tajam yang susah di jelaskan ini mulai ku dapati… aku sungguh2 sangat tak sabar… tak ingin menikmati moment ini…

saat hidungku benar2 menyentuh bagian hitam lubang anus itu ku hentikan sejenak dan ku hirup sedalam2nya hingga menimbulkan bunyi.. di saat itu juga buk susi kembali menggerang aaakkkkkkhhhh gelliiiiiii… sungguh benar2 tak sabar hidung langsung mencari sumber bau tajam itu, bau yang di timbulkan karna buk susi lupa mencucinya dan bau keringat sesudah beraktifitas serta bau alami dari lubang anus ini…

ketika hidungku tepat berada di sana… kubenamkan sekuat2nya hidung dan wajah ini di sana… serentak ku hirup sedalamny2 bau yang selama ini ku impi2kan dari seorang wanita paruh baya bertubuh gempal ini… sontak buk susi merasakan geli dan nikmat yang tiada tara juga… tubuhnya meliuk seperti serigala yang melolong…

kepalanya terangkat setinggi2nya akkkkkkkkkhhhhhhh… hhhhgggggggnnnn enaaaakkkk… akupun merasakan hal sama tapi dari segi kenikmatan yang berbeda… setelah puas menikmati aromanya lidahku mulai ku julurkan… perlahan menyapu lubang anus buk susi… buk susi yang seumur hidup tak pernah merasakan ini tak sanggup menahan diri…

pantatnya menjadi sangat liar… untung sudah ku tahan kedua pahanya dengan tanganku… akkkkhhhh oooohhhhhhh… aakkkkhhhh… onnddeeeeehhhh laaaammmkkkhhhhh hhhhhnnngggggghhh.. cuma itu erengan beliau.. aku yang dari tempo lambat menjadi semakin cepat menjilati lubang anusnya… sesekali ku cerucupi dan ku hisap dengan kuat lubang nya itu…

ohhhh benar2 sungguh lezat pikirku… ini bener2 tiada tara… mungkin karna buk susi lupa membersihkan nya tadi… sehingga bau yang di timbulkan membuat aku semakin lupa daratan… buk susi tak henti2nya meliuk2 an pantatnya.. ada 15 menit aku bermain2 di sana seperti tak puas2… akhirnya buk susi lah yang mengalah…

“alah dikhaaa… akkkkhhh alaaaahhh maaa naakkkhhhh akkkkkhhh.. capek antak pepek ibukkhhh dika akkkkhhh ibuk nio marasoan godok dikaaaaa aaakkkhhhh…(udah dikkhhaa… akkkhhh udaaaahhhh naaakkkhhh akkkhhh.. cepat tusuk pepek ibuukkhhh dika akkkhhh.. ibuk mau merasakan kontol dikaaa akkkhhh)

mendengar rengekannya ku lepaskan pegangan pada pahanya… buk susi langsung berbalik dan melebarkan pahanya tanpa d komando… dengan cepat ku lepaskan celana pendek berbakan katun ini… si otong sudah mengangguk2 tak terkendali… kumainkan kepala si otong di belahan meqi buk susi… ku gesek2 an atas dan bawah..

hhhhhmmmmmmmffff akkkkkkhhhh “jan d pamainan ibuk dikkhhaaa aakkkhhh.. capekkk masuaaakkk annnnn akkkkhhhh (jangaan di permainkan ibuk dikkhhaa aakkkhhh… cepaattt masukiiinnnn akkkhhhh) ketika kepala otong sudah pada posisi yang sempurna… kudorong dengan sangat perlahan sehingga ketika daging2 kemaluan kami bersentuhan kami bener2 meraskan nikmatnya…

akkkkkhhhh kami sama2 mengerang panjang saat kemaluan kami saling menusuk dan di tusuk… uuugggggghhhhhhhh… dari ujung hingga pangkal kemaluan ku benar2 merasakan kenikmatan ini… kepalaku terangkat ini benar2 nikmat… uuuggggghhh aaaaaaaakkkkkkkhhhhhhhh… tangan buk susi menggapai2 saat si otong menjelajahi liang kenikmatannya…

aaaaaaakkkkhhhhhhhh laaaammmaaaakkkk konttooollll khhhooooooo aaakkkkhhhh… habis sudah si otong di telan meqi buk susi hingga mencapai pangkal paha ku… buk susi sedikit meremas puting payudaranya sendiri dengan tbuh sedikit terangkat… uuugggggghhh.. ennaaakkkkhhhh ucap kami serentak… aku mulai menggoyang perlahan akkkkhhh akkkhhh akkkkhhhh uuugggghhh oooooohhhhh hhhhmmmmm…

buk susi mengerang tak karuan… tangannya menggapai2 tapi tak tau apa yg harus di jangkau… aku menikmati perjalanan si otong keluar masuk liang senggamanya ini benar2 nikmat keluhku… akkkh akkkhhh tidak berapa lama dengan posisi ini ku cabut dengan cepat kemaluanku.. buk susi tersentak… ku tarik tangan nya untuk duduk..

dan ku bawa turun ke lantai… saat dia tiduran di lantai kembali ku masukan kontol ku dengan cepat… tapi dengan posisi kedua telapak tanganku di sebelah lengan buk susi dan mata kami saling beradu pandang berbagi kenikmatan… mulai ku goyang dengan tempo lumayan cepat kemaluan nya… hingga tubuh nya terdorong2…

akkkhhh antaaakk taruihh.. akkkhhh yang dalam dikaaa… akkkkhhh.. terusss.. akkkhhh… antaakk pepek ko yang dalammmmhhh akkkhhh… laamaaakkhh akkkhhh godoookk ko lamaakkkhhh akkkhhh… tangan buk susi meremas kuat lenganku… goayanganku dengan tempo yang teratur.. akkkhhhh… sungguh cantik wanita di bawahku ini ketika sedang di setubuhi…

wajahnya memerah… matanya sayu menatap tajam ke arahku… tangan sebelah kiri kuturunkan dan bertumpu pada siku ku… tangan kanan ku mengelus2 wajah buk susi yang kemerahan… perlahan ku buka lebar rongga mulut nya… nafas nya mengehembus dengan kencang menerpa wajahku… sangat wanggii ku rasakan akkkhhh…

saat mulutnya terbuka lebar kudekatkan kepalaku… ku biarkan mulutku ikut terbuka… dari mulutku turun deras menetes air liur ku memasuki rongga mulut buk susi… hingga sebagian berserakan di wajahnya… karna ikut terbawa suasana begini buk malah merangkul lebih dekat kepala ku dan membuat mulut kami saling berdekatan sangat dekat…

saat itu juga buk susi mengumpulkan liurnya dan memonyongkan mulutnya, sehingga semua air liur yang dia kumpulkan tumpah ruah di sekitar bibir pipi dan dagunya… wanita ini sungguh2 liar pikirku… ku julati setiap lelehan liurnya yang keluar aku seperti orang yang kehausan dan air liur buk susi ini lah pelepas dahagaku…

“ibuk sampai.. akkkhh akkkhh akkhhh uuggghhh.. ibuk samphaai dikhha.. akkkkhhh…” di saat bersamaan aku merasakan sesuatu menjalar di batang si otong… ya puncak kenikmatan ini menghampiriku… kocokan ku semakin cepat dan sangat cepat… buk susi setengah berteriak.. akkkkhhh uugggghhh ooooohhhh yang kencaannggghh akkkhhh… terusss tusuk yang kencannggghh akkkhhh.. karna takut membuat orang terbangun dan menjadi bencana ku sumpal mulut buk susi dengan mulut ku… goayangan ku semakin menjadi2 begitu juga pelukan buk susi semakin erat… dan akkkkhhhhhhhh… aku melepaskan ciuman ku… saat buk susi bergetar sekencang2nya di bawah sana dan mengerang aku juga melolong seperti serigala melepaskan tembakan2 kenikmatan di liang senggama buk susi… uugggghhhh nikmatttttthhhh… akkkkkkkhhhh…

kami sama2 merasakan puncak kenikmatan itu… udara yang dingin dan tiduran di lantai.. tak lagi terasa bagi buk susi dan aku… karna kami sedang asik menikmati candu ini.. candu yang tiada taranya… saat gelombang orgasme mulai mereda aku berguling ke sebelahnya… nafas kami masih belum teratur…

buk susi memiringkan badannya ke arahku… begitu juga diriku menghadap ke arahnya… tanganku memeluk pantat bahenol nya itu… buk susi membenamkan kepalanya ke dadaku… kami tiduran di lantai dingin di udara yang sangat dingin.. tapi kami tak merasakannya… tanganku masih terus meremasi bongkahan pantat itu..

aku tak ingin melepasnya… bongkahan yang menyembunyikan lubang berbau yg ku suka itu… saat kami sudah benar2 tenang, ku angkat sedikit wajah buk susi ku cium lembut mata hidung dan bibirnya.. buk susi menerima dengan sepenuh hatinya… saat akan sama2 berdiri buk susi ingin menggunakan baju kembali..

“jan di pakai buk… bia lah ibuk talanjang malam ko yo… wak lalok di kamar ibuk se malam ko.. dika nio mancium manjilek an lubang lancirik ibuk samalaman ko.. nio ngentotan ibuk sampai pagi…(jangan di pakai buk… biarlah ibuk telanjang malam ini ya… kita tidur di kamar ibuk aja mlm ini… dika ingin menciumi menjilati lobang pantat ibuk semalamam… dika mau ngentotin ibuk sampai pagi)..

mendengar ucapakan ku itu buk susi malah sumringah senang… si otong langsung d genggamnya

“iyo… antak lah pepek ibuk jo kontol iko sampai pueh… bialah kontol iko samalaman maisi lubang pepek ibuk yang lah lamo kosong… (iya.. tusuk lah pepek ibuk sampai puas… biarlah kontol ini semalaman mengisi lobang pepek ibuk, yang udah lama kosong) sambil tangan nya terus mengocok si otong… kami memunguti satu persatu pakaian yang berserakan dan segera menutup pintu kulkas…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu