31 Oktober 2020
Penulis —  jindarai

Pembantuku Buk El dan Kakaknya Uni Nursusi

memang kebiasaan sih klo lagi di kamar pintu jarang ku kunci dan hanya di tutup rapat dengan sedikit terbuka di karenakan selama ini cuma hidup sendirian, dan itupun terbawa sampai ke sini.. ketika asik2nya handukan dan keliling2 kamar ngambil baju dan yang lain serta dalam posisi berbugil ria aku ga merasa aneh dengan keadaan pintu terbuka begitu, ketika asik2nya mengusap2 kepala dengan handuk terlihat dari sudut mataku ada seseorang yang sedang mengamati dari pintu yang tak tertutup rapat, aku berpura2 ga menyadarinya dan perlahan kepalaku menoleh sedikit ke arah pintu yakinlah kalau memang ada yang mengamatiku dan terlihat jelas itu uni wati dengan keadaan kaget memperhatikan ku…

dengan kepala masih tertutup handuk tangan ku dengan sengaja mengelus2 dan menarik2 pelan si otong agar bangkit, ketika si otong sudah dalam posisi setengah tegang kembali seperti orang mencari sesuatu aku berputar2 di sekitar kamar sambil menggoyang2kan si otong.. biar tau rasa ini uni wati sange pagi2 ngeliatin gw ujar ku dalam hati, berjalan membelakangi pintu dan ku turunkan tubuhku serendah mungkin dengan posisi menungging hingga pantat ku terlihat sempurna dan si otong ikut menjuntai ke bawah, saat ku lirik uni wati terlihat dia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.

kepalang tanggung ujarku, ku ambil posisi menyamping dari pintu hingga dalam posisi ini uni wati sangat bebas bisa melihat si otongku.. kembali si otong ku kocok2 hingga tegang maksimal dengan helm nya yang gagah mengkilat dan sedikit mendesah.. sssssshhhhhhh.. setelah ku rasakan tegang maksimal aku berjalan lagi menuju kasur masih dalam keadaan seolah2 tak ada orang yg memperhatikan.. aku berbaring dengan posisi sempurna hingga kontolku menjulang tinggi ke atas dengan gagahnya, kembali ku kocok2 si otong dengan perlahan sambil menutup mata…

mungkin ada sekitar 15x kocokan ku buka sedikit mataku lalu melirik ke arah pintu, barulah sosok uni wati yang asik memperhatikan tadi tak terlihat lagi di sana.. aku tersenyum bangga merasakan kemenangan bisa bikin uni wati menyaksikan si otongku yang dalam posisi tegang sempurna begini.. mungkin dia lari karna ga sanggup lagi menahan gairah nya sendiri melihat tingkahku yang dengan sengaja memancingnya…

sesampainya di bawah tak terlihat uni wati di ruang tamu rumah ini. tapi ketika aku berjalan ke arah dapur ingin membuat kopi terlihat uni wati keluar dari kamar mandi dengan wajah penuh keceriaan, ketika lagi menyeduh kopi uni wati berjalan mendekati dari belakang.

“yo kareh nampak nyo ma dika… sakareh2nyo..” (iya keras keliatan nya

dika.. sekeras2nya..)

ujarnya berbisik di belakangku..

“haaa, apo tu ni yang sakareh2nyo…?” (haaa, apa tuh ni yang sekeras2nya..) ujarku belagak bego…

“yo yang itu..” (iya yang itu) ujarnya sambil mengedipkan sebelah matanya dengan senyum genit. lalu berjalan ke arah ruang tamu. aku semakin merasakan kemenangan telak dengan terpancingnya uni wati seperti ini… tapi terpikirkan tak mungkin bisa melampiaskan nafsu ku ini padanya di karenakan dia tinggal jauh di luar kota sana..

jadilah mulai pagi ini hingga menjelang siang ketika tatapanku dan uni wati beradu dia selalu tersenyum genit serta menggigit bibir bagian bawahnya.. uuuhhh dengan wajah binal seperti itu serta gayanya yang sekarang membuat darah mudaku mendidih setiap saat… belum lagi ketika melihat goyangan pinggul ibunya serta buk susi pagi ini keadaan seperti ini bener2 menyiksa si otong yang selalu saja mengeliat tak terkendali.

ketika aku berselisih jlan dengan uni wati tiba2 kata2 yang tak ku duga terdengar lirih dari bibir indah uni wati.

“bilo yo bisa marasoan yang kareh jo yang lamak tu…” (kapan ya bisa merasakan yang keras dan yang enak itu…) sambil berlalu cuek seakan tak terjadi apa2…

aku yang akan membalas tak mendapat kesempatan itu karna buk el dan buk susi keburu mendekat ke mobil untuk melepas kepergian anak mereka kembali ke kota nya. saat itu aku berpikir keras bagaimana bisa melanjutkan SSI ke uni wati.. tapi ternyata memang otak ku pagi ini mendadak buntu untuk ide2 seperti itu, yang bisa ku lakukan hanya berdiri menatap kepergian keluarga kecil itu sampai menghilang di balik gang…

“dika awak bisuak se pulang yo, masalah nyo bekoh mlm urang ka anta marapulai ka mari jadi harus ado persiapan lo.. kan lai nak baa do..?”

(dika kita pulang nya besok aja ya, masalahnya nanti malam pengantin pria bakal datang dengan rombongannya jadi mesti ada persiapan untuk itu.. gpp kan…?) ujar buk el ketika kami sudah berkumpul di ruang tamu.

“yo ndak baa doh buk, lagian cuti alah dika papanjang mah…” (ya gpp buk, lagian cuti kerja dika udah di perpanjang kok..)

hingga sore hari kami hanya bersantai sambil mengobrol, karna memang acara nanti malam tak terlalu sibuk pengantin pria hanya datang bersama beberapa teman2nya yang mengantarkan untuk malam pertama.. ya begitulah adat di daerah ku ini, teman2 si pengantin pria yang belum berkeluarga akan mengantarkan nya ke rumah pengantin wanita untuk belah duren hahahaha.

dan jika memakai adat para orang tua dulu setelah kedua pengantin melakukan malam pertamanya si laki2 akan menyelipkan duit di bawah bantal, itu sebagai tanda kalau duit yang di tinggalkan adalah jumlah uang harian untuk si wanita sampai seterusnya. walau memang seiring waktu berjalan jumlah nya tak akan pernah sama, jadilah itu hanya sebagai simbol…

akhirnya malam pun tiba sekitar jam 8 malam pengantin pria datang di antarkan 5 orang teman laki2nya, setelah acara makan selesai dan teman si pengantin pria sudah berpantun maka kedua mempelai di perbolehkan masuk ke dalam kamar pengantin.. tinggalah kami kaum laki2 di ruang tamu melonggo2 seperti satpam menjaga orang yang lagi belah duren di dalam kamar pengantin hahahahha..

sekitar jam 1 malam beberapa orang d ruang tamu sudah terlihat mengantuk begitu juga pak amin yang sudah membaringkan badannya di ruangan ini di ikuti beberapa orang teman2 si pengantin pria tadi, sekarang hanya aku dan 2 orang lagi yang masih berjaga2 jika saja si pengantin pria tidak sanggup melakukan tugasnya dan minta bergantian shift..

“uda, pindahlah ka ateh da bialah si dika mangawanan anak2 ko di siko” (uda, pindahlah ke atas da biarlah si dika yang nemenin anak2 ini..) tiba2 terdengar suara buk el dari ujung tangga.

“ndak baa do el bialah uda di siko se, lah lamo lo indak batanggang model iko” (gpp el biarlah uda d sini aja, udah lama ga begadang seperti ini) ujar pak amin tanpa membalik kan badan nya…

terlihat buk el mengikuti ucapan suami nya dan naik lagi ke lt 2. tak berapa lama buk el kembali turun dan membawa beberapa buah selimut serta bantal untuk kami di sini. tapi ternyata ucapan dan kenyataan dari pak amin jauh berbeda tak berapa lama kepalanya terhempas di atas bantal suara dengkuran sudah mulai terdengar menderu2 dari tenggorokan beliau, dan 2 orang yang masih terjaga bersama ku tadi juga sudah mulai merebahkan badannya..

segera ku tutup pintu depan dan ikut membaringkan tubuh di seblah pak amin, tapi ternyata dingin malam kota ini menaikan libido kelelakian ku… dan setelah memastikan betul pak amin sudah terbang ke alam mimpinya perlahan aku bangkit dan menyusuri satu persatu anak tangga yang mengarah ke lt 2 rumah ini.

tok.. tok.. tok.. aku mengetuk pelan pintu pertama di lt 2 ini… tak ada jawaban dari dalam sana, tok.. tok.. tok… ku ulangi lagi tapi hanya ketukan tanpa memanggil orang yang ada di dalam..

“yo tunggu..” (ya tunggu..) suara itu tiba2 memecah keheningan lt 2 rumah ini ketika pintu di buka buk el sedikit kaget melihat aku yang ada di depan kamar nya ini, tanpa membuang waktu aku menerobos masuk ke dalam kamar gelap itu… cklak… suara pintu kamar yang ku tutup tiba2 tapi dengan penuh kehati2an.. dalam keadaan gelap begini aku memang tak bisa melihat rupa bidadari di depanku ini tapi aku bisa membayangkan dengan pasti kenikmatan yang akan di berikan nya malam ini..

“ondeh dika manga ka mari.. bekoh jago uda amin tu ha… dapek cilako awak dek nyo di kamar baduo2 model iko..”

(ondeh dika ngapain ke sini.. bagaimana kalau uda amin kebangun.. bisa celaka kita di kamar berdua2an begini..) terlihat sedikit rasa cemas di nada bicara buk el.. tapi tak ku hiraukan bahkan dalam kegelapan ini ku coba memeluk tubuh tinggi besar nan aduhai di depan ku ini.

“dikkaaaa…” ujar nya meperingati ku..

“tanang se lah el, alah dika cek tadi pak amin alah gadang karuahnyo di bawah” (tenang aja el, udah di cek tadi di bawah pak amin udah tidur lelap) ujarku meyakinkan buk el akan keadaan yang aman begini…

tangan ku coba meraba2 dinding di belakang ku untuk mencari tombol lampu.. klik seketika kamar menjadi terang dan sesosok bidadari dengan rambut yang masih sedikit berantakan menggunakan baju daster tanpa lengan hingga terlihat beberapa helai bulu mengintip dari belahan ketiaknya. nafsu ku yang sudah di ubun sedari tadi langsung memeluk erat tubuh gempal itu…

“ndak nio si amin lalok di ateh, bialah bini nyo di lalok an si dika malam ko…” (klo si amin ga mau tidur di atas, biarlah istrinya di tiduri si dika malam ini…) ujarku di telinganya..

buk el seperti menjadi ikut berani membalas pelukan ku tangannya membelai2 punggungku dan kepalanya menelusup ke arah leherku. hingga nafas hangat nya membuat bulu2 kudukku merinding kegelian tak mau kalah kedua tangan ku turun menyusuri punggung lebarnya dan bertengger tepat di kedua belah bongkahan pantat semoknya hhhmmmmmffff deru nafas buk el di leher ku…

perlahan ku melangkah ke depan menuju tempat tidur dan di ikuti buk el yang berjalan mundur perlahan posisi kami masih dalam keadaan berpelukan dan saling meremas, aroma tubuhnya begitu kental di puncak hidungku aku sungguh suka wangi walami wanita seperti ini. ketika langkah kami terhenti di ujung tempat tidurnya aku melepas pelukan ku begitu juga buk el..

dengan menopang punggungnya ku rebahkan dengan sangat pelan tubuhnya untuk berbaring di atas kasur dalam keadaan mata kami saling bertatapan. hangat mejalar dengan cepat di tubuh kami melalui tatapan itu saat tubuhnya berbaring ku angkat kedua belah tanganya hingga bulu ketiak yang lumayan tebal itu terhampar di depan ku..

ku pandangi lagi wajah bidadari ku ini dia menganguk kecil mengijinkan aku untuk mencumbui ketiak nya itu. hidungku menyusuri pinggiran ketiak buk el sambil ku kecup2 kecil, terasa sedikit asin dan mengeluarkan bau wangi tubuh buk el bercampur keringat. saat hidungku menelusup ke dalam rimbunan lebat nya itu terasa sedikit basah dan bau nya semakin menajam membuat aku tak tahan hingga membenamkan sejadi2nya hidung beserta mulutku di sana ku cium2 dan ku jilati ketiak buk el dengan sangat rakus.

aaaakkkkhhhh desahan nya mulai terdengar.. tangan buk el mulai membelai2 kepalaku dan meremasi rambut2ku mengikuti jilatan ku pada ketiaknya.. uuuuuuggggghhhhh tangannya menjambak kuat rambutku serta menekan kepalaku ke arah ketiak nya sedangkan ketiaknya di angkat maju ke arah kepalaku, ketika ketiak itu ku beri cupangan dan mengenyot nya dengan kuat…

setelah kedua belah ketiak itu basah oleh liur ku ciumanku perlahan berjalan menuju bibirnya… tak langsung bibirnya ku ciumi melainkan ujung hidungku mengendus2 tepian2 bibir dan sela2 bibirnya.. uuuuuugggggghhhh aku melenguh nikmat ketika hidungku menemui bau yang begitu menggoda bau nafas buk el yang nikmat itu, yang terbangun karna ulahku, puas hidungku membaui nya perlahan bibirku membasahi dagu buk el berjalan ke atas hingga bibir tebal bagian bawahnya,, kami langsung dengan cepat berciuman dengan penuh nafsu lidah kami saling bergulat hebat sesekali bibir bawah yang tebal nya ku sedot2 kuat..

sesekali buk el yang berbuat begitu, buih2 keringat mulai keluar dari pori2 kulit kami ludah kami sudah bercampur baur hmmmmmmffffff.. ciumanku turun menuju leher nya kepalaku kemabali di remas2 buk el hhhhhmmmmmffff dikaaaa… tanganku merangsak ke bawah dan menarik daster buk el ke atas dan buk el membantu dengan mengangkat tangannya ke atas hingga telanjang lah tubuh gempal nan tinggi ini hanya tersisa celana dalam yang menutupi tubuhnya..

uuuuhhhhhhhh… aaaaakkkkkhhhh dikkkhhhaaaaa… ku cium2i puting susunya ku remas2 gemas onggokan daging besar ini

“hhhhmmmmmffff dikkkhhhhaaaaa isok putiang nyo yang kareh sayaaannngggghhh…” (hhhmmmmmfff dikkhhhhhhhaa isap puting nya yang keras sayangggghhh) crrrupp… crruuupp… crruuuppp.. puting itu ku hisap kuat sambil ku tarik2 puting coklat sebesar ujung kelingking ini… rasanya benar nikmat di multku.. ssrrruuuppp.. bunyi puting itu ku hisap kuat… ciumanku perlahan turun menuju perutnya… tiap inci kulit perut itu kubasahi dengan ludahku… ujung daguku menyentuh rimbunan kasar di bawah sana..

“oouuugggggghhhhh pepek ibuk lamak dikkkhhaaa… akkkkkhhhh” (oooouuuuuugggghhh pepek ibuk enak dikkhhhaa… aaakkkkhhh) kepalaku di remas makin keras dan di tekan2 ke arah kemaluannya sendiri.. kedua tanganku mengangkat paha nya tinggi2 hingga lobang dubur nya dapat ku capai dengan lidahku.. sssrrrrruuuuuuupppppp… sejadi2 nya lobang nan bau itu ku hisap aaaaaakkkkkkhhhhhhhh bu el terpekik cukup keras dan tubuh nya terangkat…

“ondeeehh dikkkhhhaaaa lamaaaakkkkhhh uuuugggggghhhhh” tangan buk el menaggapai2 seprai2 alas kasur ini

“uuugggghhh taruih dikkaaa… isok lubang lancirik ibuk taruih sayaannggghhh baa kok salamk iko koooo…”

(uuuugghhh terus dikkaaa… isap lobang dubur ibuk terus sayaaannggghhh kenapa bisa seenak iniii…) ceracau buk el tak menentu…

lidahku mulai menari2 mengorek2 lobang duburnya itu di bantu dengan jempol yang membuat lobang itu semakin terbuka lebar.. lidahku menusuk2 lebih dalam hingga terasa pori2 kasar nya mengelitiki lidahku… uuuuuugggghhhhhh tubuh buk el terangkat2 cukup tinggi saat lidah ku menyentuh bagian dalam lobang pantatnya…

kusapukan lidahku dari lobang dubur nya hingga ujung kelntit buk el… perut nya melentik ke atas merasakan sensasi nikmat permainan lidahku… dengan cepat ku buka baju dan celana ku hingga antara kami tak ada lg yang memisahkan. kembali ku tindih tubuh gempal ini dan ku ciumi seluruh wajah nya… hingga basah oleh liur ku.

“hhhhhhmmmmfff godok gadang ko ka masuak lai el… (hhhhhhmmmmmfff kontol gede ini mau masuk el…) ucapku lirih menahan gesekan di pintu kemaluan nya..

“iyoo da… masuak an lah godok ko lai.. antak2an ka pepek el uda… ndak bosan2 el di antak godok gadang ko rasonyo do… godok uda lamakkkk…”

(iyoo da, masukan lah kontol uda… tusuk2 pepek el uda… ga bosan el di tusuk kontol gede ini rasanya… kontol uda enakk..) ucapnya dengan mata setengah tertutup..

blesss… aaaaaakkkkkkkkkhhhhhhhhh kami sama2 terpekik saat kontol ku dengan cepat melesat ke lobang senggama nya buk el.. tangan buk langsung memeluk punggung ku dengan erat

“ondeeehh pepek kau ell… yo bana lamak… ngilu godok uda dek nyo el…” (ondeeeh pepek kau el… bener enak.. ngilu kontol uda rasanya el…)

“iyo da goyang da… jan baranti… antak pepek ko udaaaaa… uuuuuuuggggggghhhhhhhh.. ugggh uuggghh uuuggghhh hhhmmmm…”

(iyo da goyang da… jangan berenti… tusuk pepek el udaa… uuuuuuuugggghhh uggghh uugghh hhhmmm) ceracau buk el saat kontol ku mulai keluar masuk mengobok2 liang senggamanya..

tubuhnya ikut tergoncang akibat sodokan ku yang keras.. kedua tangan nya mengangkatkepalaku hingga memberi jarak antara kepalaku dan kepalanya…

“hhhhmmm ndak awihh uda jilek ko ha… minum ko ha…” (hhhmmm ga haus uda jilat ini uda… minum ini…) seraya buk el memonyongkan bibrnya dan liur nya tampak mengkilat keluar dari ujung2 bibirnya… ssrrruuuppppp… dengan cepat ku jilat dan hisap bibir beserta liurnya itu…

uuggghhh uuuggghh uuuggghh enak udaaa… hingga ku tusuk kan sedalam2nya kontol ku sampai terasa ujung kontol ku menyentuh sesuatu di dalam sana.. uuuuuggggghhhhh

“el ganti posisi lah sayang… el di ateh lai yo…” (el ganti posisi yuk sayang… el di atas ya..) ucapku sambil membenamkan kontol ku sedalam2nya.. buk langsung mengangkangi tubuhku dan bleesss.. tanpa aba2 buk el mendudukan kontolku dengan sangat cepat hingga terbenam semua tanpa tersisa…

“ondeeeehhhhh udaaa.. sampai ka ulu hati rasonyo godok koooo.. aaaaaakkkkkkkhhhhh godok ang lamak dikkhhhaaaa…”

(ondeeehh udaaa… sampai ke ujung perut rasanya ontol udaaa… aaaaaaaakkkkkkkkkhhh godok ang lamak dikkkhaaaa)

aku sedikit kaget dia mulai berani berkata menggunakan kata2 “ang” saat itu.. tapi sekaligus senang dia mulai terbiasa menggunakan kata2 kotor saat bersenggama.. uuggghh uughggghh aakkkkhh ondeeeehhh aaakkkkkkkhhh hanya itu desahan2 nikmat kami yang terdengar memenuhi kamar berukuran sedang ini..

plokk.. plookk.. plookk.. plokkk buk el menghantam2 dengan keras pantat nya ke bawah hingga suara nyaring itu mengalun merdu menemani persetubuhan terlarang kami ini… uuggghhh ku tarik kepalanya hingga sejajar dengan kepalaku.. buk el mengerti mulai membuka mulut nya sambil pantat nya tak berhenti bergoyang…

aakkkhhhhh pantat nya terdiam menekan selangkanganku.. hhaa hhaaahhh hhhaaahhh… el litak uda… ku gulingkan badannya ke samping dan mulai ku goyang dengan posisi biasa.. plok.. plokkk… ploookk.. suara hantaman kontol ku menembus liang senggaamanya.. uuggghh uuuggghh terusshhh teruussshhh… 10 menit kemudian buk el memeluk ku dengan sangat erat..

“ondeehhh pepek el ka nembak dikhhaa… pepek den nio manembhhhaaakkkkhh… aaakkkhh aaakkhhh uuuuggggggghhhh…

(ondeeeehh pepek el mau nembak dikahhaa.. pepek den mau nembbhhaaaakkkkkkhhh… aakkkkhh akkkhh uuuuuggggghhhh) tangan nya memeluk ku erat tubuhnya bergetar dan nafas nya terdengar tersendat.. uugghhhhhhhh

“el nembbhhhaaaakkkk… oooooohhhhhh…”

ku berikan waktu buk el untuk merasakan puncak kenimkmatan itu, hhuuuuuufffff haaah hhaaahhh hhhaahhhh lamak udaaa…

setelah gelombang kenikmatan nya mereda kembali ku goyang dengan cepat kontol ku mengaduk2 kemaluannya.. uugghh uuggghhh lamak udaaa… lamaaakkkkhhh… selang beberapa menit kepala kontolku terasa di aliri listrik yang dahsyat uuuuggggggggghhhhhhhhh… ke hantam dengan sangat keras pepek buk el hingga selangkangan kami menyatu dengan sangat erat…

kami berpelukan sangat erat bercampur dengan keringat kami yang menyatu… ada sekitar 5 menit lebih kami hanya berpelukan dan saling meraba2 satu sama lain.. binar2 kepuasan terpancar di muka buk el hingga membuat wajahnya menjadi semakin manis.

tokkk.. tokkk.. tokk… ell.. elll… suara pintu di gedor dari luar.. astagaaa… mampus gww… ucapku.. kami sama kaget setengah mati rasa itu tiba2 hilang berganti rasa takut yang amat sangat mendegar orang mengetuk pintu dari luar..

el… el… tok.. tok.. tok… iko uni el.. ma si dika nyo… ndak ado inyo nampak di bawah do… setelah ku amati itu suara buk susi.. dada yang tdi sesk ketakutan menjadi lebih tenang ketika tau yang mengetuk ternyata buk susi… tapi tidak dengan buk el.. dia sangat ketakutan hingga raut2 wajah nya menjadi tegang..

“baa ko dika.. ondehh uni tu ha… mati lah lai..” (gmna ini dika.. ondeeeh uni tu ha… bisa mati kita..) ucap buk el ketakutan…

“ndak baa do el.. bukak an se pintu tu kalua el capek bia dika nyuruak di siko dulu…” (gpp el.. buka kan aja pintunya trus el langsung keluar dika sembunyi dulu di sini..) ucapku memberi dia ide..

aku tau ini tak akan menjadi masalah karna buk susi dari awal memang sudah tau perbuatan kami ini…

“ndak tau el do uni… di bawah mungkin nyo nak.. alah uni liek di bawah” (ga tau el uni.. di bawah dia mungkin.. emang udah uni liat d bawah..)

“alun lai do el.. cubo lah el liek an nyo ka bawah lah, sekalian liek urang2 tu alah lalok atau alun el..” (belum lagi el.. coba lah el yang tengok ke bawah. sekalian liat orang2 itu udah pada tidur belum.) aku yang mendengar obrolan mereka dari balik pintu…

ketika terdengar langkah buk el menuju ke bawah dan menurutku buk susi juga sudah masuk ke kamar nya langsung dengan cepat ku buka pintu dan jreeeennnngggg.. buk susi berdiri menghadap pintu dengan kedua tangan nya di pinggang… lagi2 tertangkap basah oleh wanita yang satu ini pikirku…

masih dengan gaya yang sama jempol nya menunjukan isarat ok mengacung ke arahku..

“hebat ang yo dika…” (hebat lu ya dika…)

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu