31 Oktober 2020
Penulis —  jindarai

Pembantuku Buk El dan Kakaknya Uni Nursusi

33.46.71.5.12

21.22.78.90.64

87.1.4.16.15

3.79.70.45.32

80.54.66.23.11

cocoooookkk…(suara pendendang mengakhiri acara kim kali ini) para tamu2 yang lain yang juga coki akan kartu2 mereka bersorak riuh tanda kecewa tidak mendapatkan hadiah utama acara KIM mlm ini…

sebagai tuan rumah buk susi naik ke atas pentas memberikan hadiah utama berupa TV LED

33 inc kepada tamu yang beruntung membawa pulang… tak sampai 1 jam are perkarangan rumah buk susi sudah bersih… bersih dari para tamu, bukan dengan kebersihan dari sampah.. ya sampah bukan main berserakan di setiap sudut rumah ini.. bahkan di luar pagarnya pun begitu… jadilah kami dan seisi rumah sibuk membersihkan semuanya guna mempersiapkan untuk esok pagi yang acara pesta baru akan dimulai..1 jam berlalu sampah2 sudah terkumpul semua begitu juga dengan keletihan kami seisi rumah.. salah seorang kemenakan buk susi membuat secerek teh dan kopi.. serta membawa beberapa piring gorengan ke ruang tamu rumah ini. semua sodara yang hadir berkumpul sekedar melapas letih, menuangkan segelas kopi dan mengambil beberapa potong gorengan aku lebih memilih untuk duduk di atas pentas sambil menikmati udara dingin menusuk tulang kota jam gadang ini.

tak berapa lama ku lihat buk susi dan buk el serta beberapa orang sodara nya pindah ke teras dan duduk di kursi depan. dari sini aku tak bisa mendengar apa yang mereka obrolkan jadi aku kembali asik dengan lamunanku dan segelas kopi yng dengan cepat dingin di suhu udara seperti ini… tak berapa lama buk el berdiri, aku berpikir bahwa dia akan masuk ke dalam untuk istirahat, ternyata tidak beliau ikut duduk dengan ku di pentas tepat di sebelah kiriku. mungkin hanya dengan jarak beberapa centi saja dari ku dan mulai mengajak ku ngobrol tentang bagaimana besok pulang ke padang apakah langsung tinggal d rumah nya atau tidak… aku yang lagi asik ngobrol dengan buk awal nya tak terlalu sadar sampai di saat aku melihat ke arah buk susi dan beliau menatap kami dengan wajah penuh tanda tanya. mungkin dia berpikir tentang apa yang kami obrolkan. leih dari setengah jam aku dan buk el hanya ngobrol berdua di atas pentas dengan mata tajam mengawasi gerak gerik kami dari depan teras… ku lihat sodara2 buk susi mulai berberes2 mengangkati gelas2 tempat mereka minum tadi. dan buk susi juga kulihat sudah masuk ke dalam rumah mentap ku dengan wajah jutek yang selama ini tak pernah tergambar di wajahnya.. ternyata tak berapa lama beliau keluar lagi dan berjalan ke arah kami…

“lamak bana ota anak jo mande angkek ko mah… alah kompak se bantuaknyo yo…”(enak bener obrolan ibu dan anak angkat ini… udah keliatan bgt kekompakannya ya..) ujar buk susi memulai pembicaraan saat mendekati kami…

“yo klo anak jo mande kan harus kompak uni… bia bantuak anak sorang jadinyo…”(ya klo ibu dan anak kan emang harus kompak uni… biar keliatan seperti anak kandung sendiri jdinya..) jawab buk el ketika uni susi berdiri di sebelah nya tapi tak mengambil posisi duduk…

“hahah iyo nak, apolagi bisuak kalian ka tingga basamo lai.. tu samakin lengket mah.. manga2 baduo kama2 baduo… tapi asalkan jan lalok baduo se lah hihihihi…”(hahaha iyo ya, apalagi besok kalian udah tinggal bersama ya. tentunya semakin lengeket dong.. apa2 berdua kemana2 pun berdua… tapi asalkan jan lalok baduo se lah.. hihihih) cerocos buk susi menyindir kami sambil tertawa dan ku lihat matanya seperti melototiku ketika mengucapkan itu…

buk el yang mendengar itu seperti terkaget dan dengan gugup menjawab omongan buk susi…

“e.. ehh… u. uni ko lai… maso iyo ka lalok baduo… yang iyo2 se lah, ndak ka mungkin itu rasonyo…”(e. ehh… u. uni ada2 aja… masa iya tiduran berdua.. yang bener2 aja lah uni.. ndak ka mungkin rasonyo…) jawab buk el dengan gugup tanpa melihat wajah teman biacaranya… sedangkan buk susi ku lihat tersenyum senang melihat adik nya betingkah begitu. karna memang dia sudah tau apa yang terjadi antara aku dan adiknya itu…

“hahahahha indak lah el, uni bagarah se nyo.. maso iyo anak jo mande ka lalok2

baduo… kecuali kalau anak nyo gata nak el…”(hahahha ga lah el, uni cuma becanda aja.. masa iya anak sama ibu nya mau tidur2an berdua… kecuali kalau anak nyo gata nak el..) dia mengarahkan kata2 sindiran itu kepadaku sekarang. saat ku elihat ke arah buk susi dia cepat2 membuang muka seolah2 tak terjadi apa2…

aku yang merasa menjadi sasaran sindiran buk susi membalas tak mau kalah…

“tapi batua juo kecek buk susi ko nak buk… dari ketek kan dika ndak pernah lalok jo ibuk bantuak anak2 yg lain, jadi kan ndak salah klo sebagai anak nio lalok baduo jo mande nyo.. hahahaha”(tapi bener juga apa yg di bilang buk susi ini buk.. dari kecil kan dika ga pernak tidur bareng ibuk seperti anak2 yg lain, jadi ga salah kan klo sebagai anak pengen tiduran dengan ibunya… hahahaha) aku menyambut semangat sindiran buk el tadi seolah2 sebuah candaan…

dengan serentak kedua kakak beradik ini mengambil tindakan yang sama buk el yang langsung mencubit ku karna gemes sedangkan buk susi melempariku dengan sesuatu yang di genggam nya sedari tadi…

“dasar anak ketek gata..”(dasar anak kecil gatal) ungkap buk susi dan buk el berbarengan…

“hahahahahahahahahah kompak ni yeee…“aku hanya tertawa lepas sambil meledek kakak beradik ini…

lalu buk susi berjalan ke sebelah kanan ku dengan cepat ku pindahkan kopi dan bungkusan rokok yang berada di sbelah kanan ku agar buk susi mendapat ruang untuk ikutan duduk, tapi buk susi seperti tak mau kalah dengan adiknya ikutan duduk di sampingku dengan hanya mengambil jarak beberapa centi saja… hmmmmm… jadilah saat itu aku duduk di apit oleh kedua bidadari ku ini.. bagai kan seorang raja yang di dampingi dayang2nya, aku seolah2 menjadi orang paling bahagia di dunia sat itu.

“bisuak sasudah baralek hari terakhir kalian lalok di siko.. senin alah baliak ka padang baliak.. tinggalah ambo sorang d siko baliak, bantuak hari2 sabalunnyo…”(besok sesudah pesta hari terakhir kalian tidur di sini… senin udah kembali lagi ke padang.. kembali di tinggal sendirian di sini, seperti hari2 sebelumnya) sambil memandang jauh buk susi berkata dengan lembut tapi tersirat bahwa dia takut menghadapi kesepian yang bakal datang menghampirinya…

“ndak lah uni kan anak uni jo laki nyo masih tingga di siko…”(ga lah uni. kan anak uni dan suaminya masih tinggal di sini) ucap buk susi membalasnya aku yang ikut merasakan kesepain buk susi, aku genggam tanggan nya dan tangan buk el sekaligus dan ku letak kan di pahaku…

“buk el kini lah jadi amak bagi dika, otomatis buk susi lah jadi etek lo dek dika.. kalau ibuk maraso langgang jo bosan d siko pai lah ka padang…”(buk el sekarang sudah jadi orang tua dika.. otomatis buk susi sudah jadi tante buat dika.. kalau ibuk merasa sepi dan bosan d sini datanglah ke padang..) ucapku menatapnya dan meyakinkan kalau dia tak lagi sendirian

“iyo kan buk…“aku menoleh ke arah buk el.

“iyo batua kecek si dika ma uni… padang jo bukik kan ndak terlalu jauah… acok2 lah main2 ka rumah.. bia ndak maraso sorang juo uni…”(iya bener yang di bilang si dika uni.. padang bukit kan ga terlalu jauh… sering2 lah main k rumah.. biar uni ga merasa kesepian lagi) ujar buk el ikut menenangkan kegalauan hati buk susi… terlihat senyum tipis keluar dari pinggiran bibirnya…

untuk lebih mencairkan suasana ini dengan cepat kedua genggaman tangan buk susi dan buk el ku angkat dan ku cium masing2 punggung tangan mereka… buk el dan buk susi hanya kaget menerima perlakuan ku yang tiba2 begitu…

“dasar anak ketek gata, nyium2 tangan urang sumbarangan se…”(dasar anak kecil gatal, nyium2 tangan orang sembarangan) ucap buk susi sambil terenyum… dan ku lihat buk el hanya tertawa kecil melihat ulahku…

setengah jam sudah kami di luar dingin mulai terasa lebih ganas menyerang kami lalu beranjak ke dalam rumah untuk melepas penat malam ini dan bersiap menghadapi hari besar esok hari…

karna sodara buk susi banyak yang datang sebagian dari mereka merebahkan diri di depan pelaminan ruang tamu ini dan sebagian harus tidur di lt atas berjejer seperti ikan sarden di lantai…

hanya tidur beberapa jam kami dan seisi rumah sudah terbangun ketika adzan subuh berkumandang.. aku masih bermasalan di lt atas rumah ini dan duduk merokok di balkon atas.. kulihat semua yang tidur d lt atas juga sudah pada bangun dan turun ke bawah aku yang awal nya hendak turun kebawah melihat langkah gontai buk susi akan naik ke lantai atas..

terlihat jelas dia baru bangun dan masih belum sadar sepenuhnya.. ku undur niat untuk turun dan menanti bidadari yang baru bangun tidur ini naik perlahan ke atas, dia masih belum sadar jika aku juga masih d atas dan ketika pintu kamar nya di buka dengan cepat aku ikut masuk menyusul buk dan menutup pintu kamarnya..

hmmmmmmm ucap buk susi sambil senyum… aku memandangi wajah perempuan betubuh gempal dan tinggi dengan seksama.. wajah yang baru beberapa menit yang lalu bangun dari tidurnya… ketika ku dekat kan wajah untuk menciumnya buk susi memalingkan wajah menandakan menolah ciumanku…

“susi alun gosok gigi lai ha… hmmmmmm sinan lah dlu dika… susi nio ka wc dlu.. hmmmmm”(susi belom gosok gigi dika… hmmm awas dlu dika.. susi mau k wc dlu.. hhhmmm) ujar nya dengan malu…

“bialah alun gosok gigi bagai.. kan bini dika mah.. yang rancak jo harum nyo dika lah tau… tu kini ingin tau yang buruak jo busuak nyo… bia tau lo baa kalau bini ko jago lalok… “(biarlah belum gosok gigi sekalipun.. kan istri nya dika.. yang cantik dan harumnya dika udah tau.. sekarang giliran yang jelek dan baunya..

“lamak se ngecek2 bini… maso adiak jo kakaknyo di pabinian.. bocoooo…”(enak aja ngomong2 istri… masa adek dan kakaknya di jadiin istri sekaligus… bocooo..) ucap buk susi mencubit perutku dan menatapku…

seketika waktu wajah kami berhadapan bibir itu ku ciumi dengan kuat dan kepala nya ku pegangi agar tidak meronta… hmmmmmm hmmmmm hmmmm… hanya itu reaksi buk susi sambil mencoba menggeleng2 kan kepalanya… ku lepas ciumanku dengan keadaan hidung kami masih menyatu…

“awas lah ha… busuak ko mah jago lalok”(awas dong dika… masih bau ini bangun tidur..) ucap buk susi berbicara di ujung puncak hidung ku…

aku hanya tersenyum saat dia malu2 begitu… kembali ku kecup lembut bibirnya dan ku lepas lagi… buk susi mengkerutkan kening nya… ku beri jarak sekitar beberapa centi antara kepala kami, jempol ku mengapit dagunya dan menariknya ke bawah mencoba untuk membuka sedikit bibirnya… buk susi hanya kembali pasrah mengikuti kemauan ku ketika bibir nya mulai membuka kembali ciuman lembut ku membasahi bibir buk susi dan mengececup pelan bibir bawah nya yang terbuka…

ku jauhkan lagi kepalaku dan kumajukan lagi bibir bawah tebalnya itu mulai ku kulum dan ku hisap2 lembut.. hhhmmmmmffff… hmmmmmfffff.. dddwiiikkkaaaa… erengan buk susi kembali terdengar… tubuh bagian bawahku ikut mendorong tubuh buk susi hingga dari ata hingga lutut tubuh kami bersatu erat dan saling merangsang…

si otong memang paling cepat bangun jika sudah begini, keadaan nya yang tegang terasa menekan2 di paha buk susi.. tangan buk susi dengan cepat meraba2 punggung ku, hisapan ku pada bibir nya semakin menjadi2 lidah ku membasahi sela2 bibirnya. dengan kedaan masih berpelukan ku ajak buk susi mundur dan berjalan ke arah tempat tidurnya ketika kami sudah berada di pinggiran kasur buk susi tubuh gempal nan tinggi itu ku rebahkan…

tangan nya hanya bisa pasrah di angkat ke atas menanti kedatanganku, aku pun menaiki tubuhnya dengan lutut menjadi tumpuan dan mengangkangi perut buk susi, tubuhku membungkuk dan meletak kan kedua telapak tangan ku di samping kepalanya… mata kami bepandangan tajam saling mengirimkan berjuta ransangan memalui pandangan menembus masuk ke dalam jiwa.

“aku tak akan meninggalkan mu susi… aku tak akan membirakan mu merasakan kesepian lagi seperti dulu, aku menyukai mu dan adik mu. aku akan tetap berada di samping kalian..” ujarku menggunakan bahasa indonesia sambil menatapnya… ku lihat matanya mulai berkaca2 mendengar ucapanku. kedua tangannya mengambil kepalaku dan menarik nya untuk di peluk.

“janji dika yo… jan buek ibuk kesepian model dulu baliak.. jan pai dari sisi kami nak dika…”(janji dika ya.. jangan biarkan ibuk kesepian seperti dulu lagi.. jangan pergi dari sisi kami dika…) seraya tangan nya memeluk ku dengan sangat erat…

lalu kami duduk berhadapan di atas kasur empuk ini yang pernah jadi saksi persetubuhan kedua kami dulu. ku ciumi kening mata hidung dan bibir nya dengan lembut berkali… buk susi hanya pasrah menutup matanya..

“lah mandi lah lai susi… bia harum bekoh pas baralek… muuuuaaaaaacccchhhhhhh”(dah susi sana mandi.. biar harum waktu pesta nanti… mmmmmmuuuuuuuuuaaaaaaaacccccchhhhhhhhh) mencium bibir buk susi sedalam2 nya…

siang harinya kami tak begitu sibuk karna di pesta ini buk susi menggunakan jasa cattering untuk makanan para tamu… kamera yang ku bawa dari padang untuk menyimpan moment2 penting di hari ini lebih dari setengah nya hanya berisi foto2 buk susi dan buk el yang menggunakan baju kebaya khas daerah kami..

“yo bana2 baruntuang ang dika, bisa mandapek an duo adiak kakak yang model iko..”(bener2 beruntung lu dika.. bisa mendapatkan dua kakak beradik yang seperti ini) ucapku dalam hati sambil tersenyum penuh bahagia…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu