31 Oktober 2020
Penulis —  jindarai

Pembantuku Buk El dan Kakaknya Uni Nursusi

setelah kejadian pagi itu kami mulai mempersiapkan segala sesuatu nya untuk acara, pelaminan sudah datang begitu juga dengan tenda untuk nikahan nanti. semua sudah pada sibuk pada aktifitas masing2 aku juga sibuk mendirikan tenda dan membantu apa yang bisa d kerjakan, para kerabat2 lain buk susi juga sudah hadir d rumah ini semakin rame lah keadaan rumah sekarang, tentu bnyak kerabat2 buk susi dan buk el yang stw, tapi tak menggugah selera ketika ku perhatikan satu persatu.. tetap lah di pandanganku skrng bidadari d rumah ini hanya buk el dan buk susi… ku lirik jam tangan ternyata sudah jam 22.30 sudah jam setengah sebelas malam. tenda dan pentas sudah siap di dirikan tapi tidak dengan pelaminannya. pelaminan di dalam rumah masih tinggal sedikit lagi, berhubug sudah mulai larut malam maka mereka berencana menyelesaikan sisa nya esok hari.

tak ada yang spesial yang perlu di ceritakan menjelang hari pernikahan terjadi.. begitupun ketika akad nikah. tapi ketika akad nikah berlangsung jakun2 ku di buat naik turun, si otong tak mau di ajak kompromi seharian itu melihat buk susi menggunakan baju kebaya yang begitu mencetak setiap lekuk tubuhnya. dengan rambut yang di sanggul membuat leher putihnya begitu enak di pandang hari itu buk susi berdandan sungguh sangat manis sekali pantat bulat nya begitu menggoda setiap lelaki yang melihatnya, di tambah buah dada yang besar membuat wanita ini begitu anggun dan menggairahkan. dan tak jauh berbeda dengan dandanan dan tampilan buk el tapi di sisi lain buk el memiliki kelebihan yang fantastis.. buah dada nya begitu sangat montok jika di bandingkan dengan buk susi. ketika 2 bidadari ku ini berjalan beriringan uuukkkhhhh si otong mengeliat2 liar di balik celana jeans yg kugunakan ini. aku yang memang sudah di anggap sebagai keluarga jadi tak begitu aneh ketika berjalan berdampingan dengan buk el dan buk susi. jadilah seharian itu aku selalu menempel ketat dengan buk el atau buk susi, buk susi sadar akan tingkahku yang selalu berdekatan dengan nya.

“baa nafsu yo liek lancirik tonggeng susi..?”(gmna nafsu ya liat pantat semok susi)

ucapnya berbisik ketika kami memiliki kesempatan untuk berdua.. tapi itupun tak lama karna seisi rumah sibuk membantu dan mondar mandir…

“iya buk, kontol dika ga mau turun dari tadi tegang terus sedari tadi. uukhhh” dengan mimik seperti menahan sesuatu..

hari sabtu pun tiba, selalu di adat kami sabtu ini adalah acara bagi pemuda dan pemudi di daerah sekitar.. ada yang membuat acara orgen tunggal, rabab, bermain KIM dan sebagainya. tapi keluarga buk susi lebih memilih untuk mengisi acara malam minggu ini dengan bermain KIM supaya ga terlalu ribet dan acara tidak memakan wktu yang lama. selepas magrib acara untuk persiapan KIM pun sudah beres tinggal menunggu sehabis isya barulah acara di mulai tapi para tamu sudah membludak memenuhi perkarangan depan hingga sebagian membludak ke arah jalan komplek rumah buk susi.. mulai dari anak2 hingga yang tua banget sudah siap dengan kupon KIM nya masing2, bagaimana tidak hadiah utama dan kedua untuk pemenang KIM berupa tv LED 33

inc dan kulkas dengan satu pintu. itulah mengapa tamu memenuhi mulai dari depan pintu rumah sampai ke setiap sudut perkarangan depan rumah nya.

pentas untuk bermain KIM terletak tidak mepet ke dinding pagar rumah buk susi sehingga di belakang dan samping kiri bagian pentas bisa di isi oleh tamu2. dari samping kiri ini ada jalan setapak menuju bagian belakang rumah buk yang di beri pintu pembatas, tapi saat acara KIM nanti pintu itu di tutup takut orang2 masuk sembarangan ke dalam rumah.. ada sebuah pohon yang lumayan besar tidak jauh dari jalan setapak ini hanya beberapa langkah saja, hingga lampu tak bisa dengan maksimal menyinari daerah ini, lebih terkesan remang2 d bagian ini. bangku2 tamu pun ku susun berjejeran di bagian ini. akupun mulai membagikan satu persatu kupon KIM untuk setiap tamu tak butuh waktu lama hanya sekitar kurang lebih setengah jam kupon2 sudah habis di bagikan kepada tamu yang hadir. bahkan beberapa pun masih ada yang tidak kebagian karna begitu banyak nya tamu yang datang malam minggu ini. para ibu dan emak2 cantik sedang sibuk mempersiapkan cemilan untuk tamu mulai dari masak gorengan dan membuatkan kopi dan teh aku mendapat tugas menyusun makanan di depan, jadi yang ingin makan silahkan yang hanya mau cemilan dan ngopi juga silahkan. acara sudah di mulai penonton sedang asik mendengar alunan lagu2 yang sesekali membacakan nomor untuk di centang.. bagi yang sudah memenuhi sarat nomornya boleh maju untuk mengambl hadiah beigtulah acara KIM ini.

kami sudah selesai menyiapkan hidangan untuk para tamu, saat ku lihat hari sudah jam setengah 10 malam, walau udara sangat dingin tapi kemeriahan acara tak pernah surut. ku seduh segelas besar kopi untuk ikut menikmati acara KIM malam ini. setelah susah payah mencari tempat duduk akhirnya di sudut lorong gelap jalan setapak terlihat ada 3 buah kursi yang masih kosong. kursi ini sedikit menjorok ke bagian dalam lorong sehingga lebih gelap lagi. karna di sana lumayan gelap jadi tak satupun tamu mau duduk di sana.

gpp lah walau gelap sekedar menikmati lagu2 KIM yang memang sangat ku suka ujar ku membatin.. ku lihat hari sudah jam 10, tamu2 tampak tak peduli yang lain kecuali mendengarkan alunan lagu yang sesekali menyebutkan nomor2 KIM. dari kejauhan ku lihat buk el sedang menyajikan gorengan untuk tiap2 meja, ketika buk el sedang menyajikan gorengan tepat di depan ku ku panggil untuk meminta sepiring gorengan. saat dia menyodorkan piring kepadaku bukan nya menyambut piringnya malah ku tarik sedikit pergelangan tangannya sebagai isarat mengajaknya ikut duduk bersamaku.

buk el ku lihat dia sudah berganti baju. dengan rok lebar dan baju muslim sampai di pinggulnya membuat buk el terlihat sangat elegant malam ini… setelah bersusah payah melewati kursi2 tamu yang berjejer 2 baris di depan ku akhirnya duduk lah wanita nan cantik semok ini di sebelahku.. parfum yg dia gunakan malam ini begitu menggoda syahwatku, mengetok2 pintu nafsu ku untuk di cumbui. setelah 10 menit kami ngobrol2

para tamu di depanku sudah kembali fokus pada pendendang di atas pentas sana ku coba untuk melihat seberapa fokus tamu2 di depanku ini…

“kupon warna apo yang di pakai kini da…?”(kupon warna apa yg di mainkan sekarang da…?) ujarku bertanya kepada salah satu tamu di depanku.

“kupon nomor 2 diak, yang warna ijau”(kupon no 2 dek, yang warna hijau) menjawab pertanyaanku tanpa menoleh sedikitpun.. ah sudah terlena yang satu ini ujarku membatin. kembali ku tepuk pundak pria yg di sebelanya lagi

“nomor bara kalua sabanta ko da..?”(nomor berapa yang keluar barusan da..?) pria ini malah lebih parah tak mengubris pertanyaanku.. sampai 2x menanyakan baru di jawab enteng.

“no 54” jawabnya tanpa menghiraukanku yang bertanya sedikitpun…

mantap dah udah mabuk KIM semua ucapku.. ternyata buk el keheranan melihat ulahku dan menepuk pahaku.

“manga batanyo2 kupon dika.. dika kan ndak main do, kartu se ndak ado dika pacik do”(ngapain nanya2 kupon dika… dika kan ga main, kartu aja dika ga punya.) ujarnya keheranan melihatku bertanya sedangkan aku tak memiliki kupon KIM.

“hihihihih mantes urang2 ko se el, nyo acuahan atau indak nyo awak di lakang ko baduo”(hihihihih ngetes orang2 ini aja el, dia peduli atau engak nya kita di belakang ini berduaan) ucapku lirih berbisik dengan senyum kemenangan yang akan ku raih..

saat berbisik langsung ku cium telinga buk el dari balik jilbab yang dia gunakan, tanganku dengan cepat meremas2 lembut telapak tangannya.. kumundurkan kursi ku lebih ke dalam lorong dan tanpa di komando di ikuti buk el mengeser kursinya dengan perlahan.. hingga saat itu semakin hilanglah kami di telan gelapnya lorong jalan setapak ini.

“el.. dika lah taragak bana ha… taragak bagaluik2 sambia bugil.. taragak jo baun pepek jo baun lancirik el tu ha..”(el.. dika udah kangen bener… kangen guling2an sambil bugil… kangen ama bau meqi dan bau lobang pantat nya el..) ucapku sambil mendekatkan wajah ke arah buk el..

“el iyo lo ma dika, lah 3 malam incek biji el gata2 se kalau dakek dika.. lah taragak bana main jo dika..(el pun gtu dika, udah 3 malam itil el selalu gatal kalau dika deket2 el.. udah kangen bgt pengen main ama dika..) buk el masih engan menggunakan kata2 kotor saat kami berduaan begini.. tapi tak apa aku sudah niat menjadikan buk el sebinal buk susi saat bercinta.. suka mengucapkan kata2 kotor saat di entot akan ku ajarkan dia dari sekarang kata ku membatin…

“taragak main apo el…? taragak di ancuak yo.. lah gata2 pepek el tu nio di kentot si dika yo…?”(kangen main apa el..? kangen di entot ya.. pepek nya udah gatal ya pengen dika entotin..) ujarku mengajarinya kata2 kotor.. saat ini wajah kami sudah saling berdekatan, hidungku dan hidung besar nan lumayan manjung buk el sudah bersentuhan.. nafas nya yang segar dan terasa panas kejar mengejar berhembus di ujung hidungku. mungkin dia memang sudah sangat horny saat kami berdua begini. bibir ku perlahan mengejar sudut bibir buk el, ku tempel lembut sudut bibir tebal ini cukup lama terasa hembusan nafas buk semakin berat perlahan ku julurkan lidah ku menjilati sudut bibir ini dalam keadaan bibir ku masih menempelinya. lalu dengan bibir bagian dalam ku kenyot dengan sangat lembut tepian bibir buk el.. saat perlahan bibirku berjalan menusuri bibir buk el tangan nya dengan cepat mengambil tangan ku, di remas beberapa kali lalu tanganku di tuntun untuk meremas2 buah dada nya yang besar menggantung itu… dari balik busana muslim nya yang berbahan dasar goyang itu ku remas2 agak keras payudara montoknya itu, mulut buk el langsung menganga saat remasanku semakin menjadi2 tak menunggu lama bibir bawahnya langsung ku sedot2 dan kutarik lembut.. hhhhhaaaaaahhhhh hhhnnnnnnggggghhhhhhh buk el mengerang lembut saat bibir dan payudaranya ku mainkan kedua tangan nya yang bebas langsung meremas lembut kepala bagian belakangku dan satu nya lg meremas2 dadaku tak karuan.. hhhhhhhhhnnnngggghhhhhh dikhhhaaaa… remasan pada rambut dan dadaku semakin menjadi begitu pula dengan ciuman kami.. lidahku kami saling membelit dan bertukar air liur sesekali aku menghisap lidahnya srrrruuuuppppp.. lalu di balas lagi oleh buk el dengan lebih panas… srrruuupppp… sruuuuuppp… sssrrruuuuuuuppp. tak hanya sekali dia menghisap2 lidah ku berkali buk el sudah sangat kesetanan. di area terbuka begini dingin nya kota jam gadang tak lagi kami hiraukan..

ku lepaskan ciumanku dengan cepat hingga menimbulkan bunyi saat peraduan bibir kami terlepas… begitu bibir kami terpisah sekarang giliran buk el yang mengejar dengan cepat bibir ku yang mulai menjauh.. kedua tangannya menarik kepalaku dan menempelkan erat bibir tebal nya itu padaku.. buk el sangat bernafsu saat menciumku dengan sangat ganas bibirnya melumat2 dan menghisap2 bibirku hingga posisi duduk nya sedikit terangkat dan mendorong badan nya ke arahku. ya kali ini dia tak lagi duduk di kursinya sekarang buk el sudah duduk di paha sebelah kanan ku dengan sebelah tanganya melingkar di leherku. karna nafsu yang begitu tak tertahankan hingga buk el lupa jika saat ini kami berada di ruangan terbuka. kutuntun buk el untuk berdiri dan mengajak nya samakin dalam menyusuri lorong gelap ini, saat kami sudah semakin menjauh kusandarkan tubuh buk el mepet ke dinding tangannya dengan cepat melingkar di pinggangku dan memeluk dengan sngat erat, terlihat buk el saat itu begitu rindu akan dekapanku… akupun membalas hal yang sama payudara besar yang menggantung itu begitu empuk menempel di dadaku, kepalanya menyusup keleherku dan menciuminya dengan ganas. dikhhaaa.. ibuk kangeeeennn hhmmmmfff hmmmmfff cup.. cup.. cup.. buk el mencium bertubi2, akkkkhhhh buk el menyedot keras leherku tanganku meremas2 rambutnya dari luar jilbab yang dia gunakan..

ku lepaskan pelukan ku di tubuh hangat buk el malam ini, sambil mencium keningnya dengan sangat lembut dan dalam.. muuuacccchhhhh buk el tersenyum senang saat ciumanku terlepas ooohhhhh…

“oooohhhhh bibia taba ko yo bana buek dika tarangsang taruih..”(ohhhh bibir tebal ini benar2 bisa buat dika terangsang..) dan jempolku memain2kan bibir bawah buk el ku jepit dengan telunjuk dan jempolku dan kutarik pelan bibirnya, saat bibirnya sudah seperti orang mencibir ku kenyot2 dan ku hisap bagian bawah bibir tebalnya itu… hhhhhaaaaaaahhhh hhhhhmmmmfffff uuuuuucccccchhhh buk el mulai mengerang mengeluarkan suaranya..

“ddwwwiiikkwwaaa eeewwwwlllll ndak twahaaaann laiiiii…“buk el bicara seperti anak kecil yang baru pandai mengucapkan kata2, karna di saat itu bibir bawah nya ku tarik2

dan ku kenyot2…

“el sayang ku… tunggu di siko sabanta yo..”(el sayangku… tunggu du sini sebenrat ya)

buk el hanya terdiam melongo saat ku tinggalkan di lorong gelap jalan setapak menuju belakang rumah itu.. saat ini aku terpikir hanya ini kesempatan kami untuk memadu kasih di kota dingin ini, dan aku ingin menikmati moment ini dengan maksimal. aku berjalan menuju ke arah tumpukan meja2 yang belum di bentangkan di belakang pentas. setelah ku cari dapatlah meja petak setinggi pinggang dengan ukuran yang ku perkirakan muat di bentangkan di lorong peraduan kami itu. dengan susah payah melewati kerumunan tamu2 yang asik menikmati acara malam ini akhirnya berhasil juga.. ku bentang kan tepat di depan kami dan cukup pas untuk jadi saksi pergulatan kami nanti. buk el tersenyum genit saat sadar dengan tujuanku saat itu.. kembali keluar ke arah kerumunan para tamu dan menuju ke tumpukan karung2 yang berisi kain untuk alas meja.. saat akan memasuki lorong ku perhatikan dari kejauhan memang terlihat sangat gelap, bahkan buk el dan meja yang ada di lorong itu tak keliatan dari tepi lorong ini. senyumku semakin lebar saat melihat posisi kami ini aman dan terkendali.. saat sedang memasang alas meja tiba2 buk el memeluk ku dari belakang dengan kencang, payudara nya terasa empuk menempel di punggungku satu tangannya melingkar dari bawah ketiakku dan meraba2 bagian dadaku yang di tutupi kemeja sedangkan satu tangan nya meremas2 dan mengurut2 batang kontol ku dari luar.. kepalanya menelusup ke leher ku…

“yo cadiak bana uda si el ko kironyo, ndeeeehhhh lah tagang bana godok uda dika ma sayangg…”(cerdik betul uda si el ini ternyata, ddddduuuuhhh udah tegang betul kontol uda dika ya sayang…) ucap buk el sambil terus meremas2 kontolku..

“iyo lah dari tadi tagang nyo ma el… tagang dek tabayang pepek si el ko ha.. tambah tagang mambayangkan maantak2 pepek el ko ha…”(iya udah dari tegang nya el.. tegang karna ngebayangin pepek si el ini… di tambah lagi membayangkan mengenjot2 pepek el ini..) seraya badanku ku sandarkan padanya dan tangan ku meremas2 selangkangan buk el dari luar rok lebar yang di gunakannya. ku putar tubuhku hingga kami saling berpandangan penuh nafsu nafas kami sudah sama2 begitu berat, ku lingkarkan tanganku ke belakang kepala buk el dan melepas peniti yang melekat pada jilbab nya satu persatu.. buk el hanya memandangku dengan penuh nafsu dan nafas memburu saat jilbab nya berhasil ku lepaskan kembali ku lingkarkan tanganku ke belakang kepalanya dan melepaskan ikatan rambutnya yang di ikat seperti sanggul, dan terhamparlah rambut bergelombang sebatas punggung itu milik wanita setengah baya bertubuh besar ini..

aku yang awalnya ingin dia duduk dan menungging di pinggiran meja itu mengurungkan niatku, saat buk el perlahan membuka resleting celana ku dan mendorongku pelan ke arah meja.

“duduak lah di meja ko dulu uda, el nio marasoan godok uda ko ha… taragak bana jo godok gadang uda ko ha…”(uda duduk di atas meja ya, el mau merasakan kontol uda dulu… udah kangen betul dengan kontol besar uda…) ujar buk el seperti meminta, aku yang senang mendengar buk el mulai berani mengucapkan kata kontol tanpa ku perintah.

tanpa menunggu lagi langsung ku buka hak celana ku dan melorotkan nya sebatas lutut, lalu duduk di atas meja dan menjulurkan kaki ke bawah.. aku begitu berani karna terpikir jika ada yg masuk ke dalam lorong ini dia hanya akan melihat aku yang duduk di meja tanpa mengetahui buk el di depanku. buk el langsung menunduk cup… cup… cup… ooohhhhh elll… tangan ku meraba2 punggungnya saat bibir tebal itu menciumi kepala dan batang kontolku.. setelah puas menciumi buk el langsung menelan kontolku bulat2, hingga tersisa seperempat batang kontol ku yang tak muat di mulutnya.. lalu kepalanya di angkat sambil mulutnya menyedot kuat2 batang kontolku… aaaaakkkkkkkhhhhh ellll lamaaakkkhhhhh..“lamak bana di karokean si el koooo… aaakkkkkhhhhh”

ku rapikan rambutnya yang acak2an di sisi kiri dan kanan pahaku lalu ku cepol ke belakang kepalanya sambil terus memegang rambut berombak itu, kembali kepalanya turun hingga mentok dan di anggkat lagi hingga tersisa kepala kontolku saja di mulutnya dan srrrruuuuuppppp… buk el menyedot nya dengan kuat sehingga menimbulkan suara… aaaaakkkkkkhhhhh… ngilhhhuuuu elll… aaaakkkkkhhhhh.. cepat… plecak.. plecak.. plecak… bunyi kontol ku saat keluar masuk mulutnya buk el dengan cepat… hhmmmm hhhmmm hmmmm… suara dari desakan nafas buk el… buk el dengan ganas menaik turunkan kepala nya mengulum kontol ku… akkkkhhhh uuuggggghhhhh hhhhhmmmmffff.. eellll lamaaakkkkkhhhhhh.. aaakkkkhhhh… terlihat lelehan liur buk di sela2

selangkanganku… beginikah buk el jika sedang sangat horny ucapku dalam hati.. di saat bersamaan aku tersenyum senang melihat buk el dengan semangat mengulum penisku… hhmmm hmmm hmmmm.. akkkkhhh buk el menghembuskan nafas panjang bersamaan dia melepas kuluman kontolku… terlihat di sela2 bibir dan dagunya buk el lelehan liur bekas mengulum kontolku… ketika dia ingin menyapu liurnya yang belepotan itu segera ku tahan tangan nya dan dengan cepat kujilati dan kubersihkan dengan mulutku.. lalu kumasukan kembali liur kental berlendir itu ke dalam mulut buk el sambil kami berciuman. sluuurrrppp gllluuukkk… suara yang di timbulkan ketika kami sama2

menelannya… hhhhmmmfff hhhhhmmmffff.. nafas kami sama2 memburu, kudepak kepalanya ke dadaku…

“el… lamak bana di karokean model tadi… manga ndak dari dulu el karokean uda model itu…”(el… enak bener di sepong kek tadi… kenapa ga dari dulu el sepong uda seperti itu) ucapku membanggakan sepongan nya yang membuat kontol ku bener2

keenakan… buk el hanya tersenyum bahagia saat ku puji begitu…

“iyo… godok uda ko lamak bana.. angek.. gadang nyo el suko…”(iya.. kontol uda ini enak.. anget.. el juga suka dengan besarnya..) ucap buk el sambil telunjuk nya bermain2

di seputar bibir ku…

kami sama2 tak peduli dengan tamu yang ada di depan kami.. bukan hanya karna mereka tak peduli sekitar.. juga di tambah dengan suara orgen yang begitu keras erengan dan percakapan kami tak akan di dengar tamu2 di depan ku itu…

lalu aku turun dari meja dan berjalan ke belakang buk el… dia tau maksud dan arah tujuanku buk el pun pun maju dan menopang tubuhnya dengan siku.. sehingga tubuhnya merendah dan menyuguhkan pantat semok itu dalam keadaan menungging. buk el berusaha mengangkat rok besar yang menjuntai sampai ke mata kakinya itu tapi lagi2 ku tahan gerakannya buk el menungging pasrah dengan tubuh menopang di atas meja. ku angkat sedikit saja rok itu dan masuk ke dalamnya.. ooohhhh hangat nya berada di dalam rok wanita seperti ini, ku tarik dan kuturunkan celana dalam buk el, buk el membantu dengan bergantian mengangkat kaki nya satu persatu hingga celana dalam itu lepas dari tubuhnya ku kantongi celana dalam besar itu. mulai lah aktifitas yang paling ku sukai ini mulai dari merabai bongkahan pantat besar buk el ini hingga ku ciumi berulang2

kali daging besar itu.. aku sangat suka bulat dan lebar nya pantat buk el ini, hmmmmmffff hhhhmmmmffff dikkhhaaaaa racau buk el ketika pantatnya ku elus2 dan ku ciumi… ku arahkan kaki nya berlawanan supaya buk semakin membuka lebar bongkahannya. kedua jempolku berusaha membuka lipatan pantatnya, ketika hidungku menempel di area sensitif itu aku mendengus keras hhhhhhmmmmmmmffffff hhhhhaaaaaaahhhh… sedangkan buk el semakin meninggikan pantatnya, benar aku tak salah pilih wanita ujarku dalam hati walau tak bisa saat ini melihat pasti bentuk dan rupa lobang dubur buk el tapi dari baunya aku tergila2 di buatnya. dari bau yang di hasilkan lobang pantat buk el aku menduga kalau wanita berpantat besar ini tak mandi tadi sore…

di tambah dengan keringatnya yang keluar karna bekerja seharian membuat bau dari lobang pantat buk el begitu syahdu dan tajam… mulai hidungku mengendus2 dari bagian atas pantat nya hingga tengah2 lobang pantat buk el… ketika hidungku mendarat di lobangnya kutekankan sekuat2nya dan ku hirup dengan kencang…

“lubang lancirik el, mulai kini sabuik lubang lancirik yo sayang…”(lobang pantat el.. mulai sekarang bilang lobang pantat ya sayang…) ujarku mengajarkan kata2 kotor pada nya…

“iyo dika… lubang lancirik… jilek an lah lai lubang lancirik el tu dika…”(iya dika.. lobang pantat… jilatin dong lobang pantat el…)

tak perlu di beri perintah lagi kali ini ku angkat tinggi2 rok buk el, ku buka lagi belahannya dengan kedua jempolku… setelah ku baui sebentar lidah ku langsung menyerang dengan ganas nya…

“ondeeeeehhhh… aaaakkkkkkhhhhh… uuuuuggggghhhhh… lidah dika lamaaakkkkhhhh… lancirik el sero raso nyhoooo…(ondeeeehhhh… akkkkkhhhh… uuugggghhhh… lidah dika enaaakkkkhhhh… pantat el keenakan rasanyhhhaaa…)..

ku jilati dengan buas hingga ludahku sendiri belepotan kesana kemari… akkkhhh akkkkhhh dikkkhhaaaa… teruuusssshhhh aakkkkhhh… pantat buk el ikut menari2 berlawanan dengan serangan lidahku kadang naik setinggi2nya terkadang memutar sesekali ke kiri dan kekanan… aku pun tak mau kalah lidahku ku putar2 kan di tengah2 lobang pantat buk el sesekali ku sedot kencang lobang taik nya itu..

dan ku tusuk2 sedalam2nya lidah ku bisa menjangkau… kubenamkan lagi wajahku di belahannya itu dan kugoyang2 wajah ku di dalamnya itu… uuuuugggghhhhh ondeeehhh… aaaakkkkkhhhh… lammaaaak nyhhhooo laiiiii… erengan buk el yang lumayan keras menurutku tapi suara orgen di depan sana mengalhkan suara buk el..

ketika asik2nya menjilati lobang bau ini. aku merasakan pundaku di lempari sesuatu.. tapi tak ku acuhkan mungkin saja daun yang jatuh pikirku.. aku kembali asik mejilati dan mencerucupi lobang dubur buk el yang hitam ini… uuuuuuugggggghhhhh…

“uuuuuggggghhhhhh pepek el ndak tahan lai dikhhhaaa… aaakkkkhhhh…”(uuuuugggghhhhhh pepek el udah ga tahan dikkhhhaaaa… akkkkhhhhh…)

sedang asik2 nya menjilati kembali punggungku serasa di lempari sesuatu… jilatan ku melemah jantung ku mulai berdetak cemas… rasa tak enak menghampiriku. saat aku menoleh ke arah pintu yang hanya berjarak 1 meter dari kami, dan yang menjadi pembatas saat itu jantungku serasa lepas dari dadaku, tubuhku serasa tak lagi bertulang..

apa yang ku lihat…????? buk susi mengeluarkan setengah badan nya dari balik pintu besi yang sengaja di tutup itu. walau dalam keadaan gelap aku bisa merasakan tatapan tajam buk susi berusaha menggapaiku… menangkap basah kelakuan ku dengan adiknya ini. tanpa berkata2 lagi buk susi hanya menggelengkan kepala dan kembali menutup pintu itu perlahan agar tak di ketahui adiknya…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu