1 November 2020
Penulis —  qsanta

Mengajari Tanggungjawab

“Enak Pak?”

“Iya Bu…”

“Kalau begitu, saya pamit dulu.”

“Lho, mau ke mana?”

“Pulang, keburu Bapak bangun.”

***

“Pak, ini lho, Erna katanya pingin dipijat.”

“Eh, iya Nak Erna.”

Kini Erna pun ikut dipijat. Awalnya hanya pijatan wajar. Kali kedua, Pak RT mulai mencoba, namun Erna tidak bereaksi. Kali ketiga, percobaan Pak RT makin berlebih. Kali ini Erna mulai memberi sinyal, walau secuil.

Hingga tiba saatnya tangan Pak RT mengurut sisi pinggang kiri yang berbatasan dengan payudara, Erna agak mengangkat bagian kirinya sehingga tangan Pak RT mulai menjamah daerah yang belum dia jamah. Jari Pak RT mulai menyentuh puting Erna. Desahan Erna membuat jari itu seperti bolak-balik menyentuh puting hingga akhirnya jempol Pak RT ikut membantu.

“Jangan pake tangan Pak!”

“Eh, iya Nak, maaf.”

Erna membalikan tubuh hingga terlentang menantang.

“Pake mulut saja.”

Tanpa menjawab, Pak RT lantas menyusu.

“Buka celananya Pak!”

Mendapat perintah seperti itu membuat Pak RT tak kuasa menolak. Kontolnya kini terbebas dari siksa celana dalam.

“Cepet masukin Pak!”

“Iya Nak!”

Dengan gaya biasa, Pak RT menyetubuhi Erna. Sensasi menikmati daun muda membuat Pak RT lupa diri hingga ejakulasi dini.

“Hihihi… Lain kali lagi ya Pak.”

“Iya Nak.”

“Sekarang, tamatin pijatnya ya. Bener – bener pegel nih.”

“Eh iya.”

“Pakai lagi dulu celananya.”

Pak RT kini menyelesaikan pijatannya.

***

Kali pijatan kedua, Pak RT dibuat pasrah saat terlentang. Kontolnya dimainkan oleh memek Erna yang berputar liar sambil mencubit – cubit puting Pak RT.

***

Kali ke lima, di Rina dan suaminya sedang keluar.

“Jangan Pak, bosan,” celoteh Erna saat Pak RT mulai menyentuhnya.

“Bosan bagaimana?”

“Bosan yang biasa.”

“Terus maunya apa?”

“Kita main sandiwara yuk?”

“Sandiwara? Boleh.”

“Pura – puranya, Bapak perkosa Erna!”

“Boleh.”

Kini, Pak RT mencoba memperkosa Erna.

“Stop dulu Pak!”

“Kenapa?”

“Kurang liar Bapak mainnya.”

Kini, Pak RT mencoba memperkosa Erna, dengan agak liar.

“Stop dulu Pak!”

“Kenapa lagi?”

“Kurang seru, Bapak ngomong kasar dong.”

“Siap Nak!”

Kini, Pak RT mencoba memperkosa Erna, dengan agak liar, sambil berkata – kata kasar. Erna mencoba meronta dan meronta namun apa daya, tenaga Pak RT membuat Erna tak berdaya.

Pak RT menyetubuhi Erna sambil tangannya memegang kedua tangan Erna di atas kepala.

“Tampar pipi Erna Pak!”

“Hah, oh iya.”

Pak RT menampar Erna.

“Itu sih bukan tamparan Pak”

Pak RT kembali menampar Erna.

“Kurang keras Pak!”

Pak RT menampar Erna lagi. Namun kali ini, setelah tangannya menampar kontolnya menyemburkan peju.

“Jangan dicabut dulu Pak!”

“Terus?”

“Pan ceritanya pemerkosaan. Jadi bapak ancam ini itu.”

“Oh.”

Pak RT lantas mengancam Erna agar tak melaporkan perkosaan ini. Jika lapor maka nyawanya akan melayang.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu