1 November 2020
Penulis — Antingmama
POV Alvin
Mamaku Diana Nasution
Sudah hampir sebulan ini aku dan Mama menjalani hubungan spesial. Ya kami sering bercinta secara sembunyi-sembunyi dimana pun di sudut rumah kami. Untunglah kami tidak pernah ketahuan oleh Papa maupun kedua adikku Zafran dan Arkan.
Satu hal yang kusenangi adalah perubahan penampilan Mama yang jadi lebih cantik dari sebelumnya. Yang dulunya jarang make up jadi lebih sering make up. Mama juga menepati janjinya dengan memakai anting-anting setiap hari baik di dalam maupun di luar rumah yang membuatnya menjadi terlihat lebih manis.
Oh ya kebetulan hari ini aku sedang tidak ada jadwal kuliah. Aku pun memutuskan untuk mengisi waktuku dengan membantu Mama di butiknya. Butik milik Mama tidaklah terlalu besar namun cukup nyaman dengan AC dan wallpaper unik. Sehari-hari mama dibantu oleh dua orang karyawannya yaitu Yanti dan Santi untuk menjalankan bisnisnya.
Tepat jam 8 malam setelah menghabiskan makan malam berupa nasi Padang di butik bersama Mama, kami pun memutuskan untuk pulang. Mama meninggalkan butiknya dan menitipkan kunci pada Yanti dan Santi. Dalam kesehariannya Mama memang sangat mempercayai Yanti dan Santi sehingga mereka berdua mendapatkan akses berupa kunci butik sehingga kalaupun Mama tidak ada di tempat usaha butik tetap berjalan normal.
Saat berada di jalan terlihat jalanan Jakarta macet sekali. Memang jam segini adalah jam orang pulang kantor sehingga tak mengherankan jika jalanan Jakarta macet dimana-mana. Selama menunggu macet, melihat tubuh Mama yang seksi ini membuat kontolku jadi mengeras luar biasa. Karena sudah tidak tahan aku pun mencari siasat untuk melampiaskan hasrat seksualku malam ini pada Mama.
“Aduh macet banget Ma malem ini”.
“Iya nih, bisa kemalaman nih kita sampe dirumah”.
“Ma, kita lewat jalan pintas aja ya biar cepet”.
“Emangnya kamu tau jalan pintasnya lewat mana?”
“Tau lah Ma tenang aja”.
“Aduh Mama jadi takut nih, jangan-jangan ntar kamu malahan culik Mama lagi”. Kata Mamaku bercanda.
“Ya cewek secantik Mama sih emang pantes kok buat diculik hehehehe”.
“Ih kamu mah bercandanya kayak gitu”. Kata Mama memanyunkan bibirnya.
“Yaudah aku putar balik sekarang ya”
“Iya deh yang penting cepet sampe rumah”. Kata Mamaku.
Aku pun membawa Toyota Fortuner kami melewati jalur pintas. Aku tahu jalanan ini karena sering melewatinya jika berkendara sendirian baik dengan mobil maupun motor. Jalanan ini bisa dibilang cukup sepi sehingga aku bisa melakukan aksiku kepada Mama secara leluasa tanpa ada yang mengintip.
“Kok sepi gini sih jalanannya Vin?” Tanya Mamaku.
“Udah yang penting kita cepet sampe rumah”.
Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kami sampai di pinggiran lapangan bola yang kosong dimana saat kondisi cukup sepi dan gelap. Aku pun langsung meminggirkan mobil di pinggiran lapangan dan mematikan lampu luar lalu menyalakan lampu dalam sambil membiarkan mobil tetap hidup dan ber-AC.
“Vin, kok kita berhenti sih? Mama takut ah mendingan kita balik lagi aja lewat jalan besar tadi”.
“Udah Mama tenang aja, mendingan sekarang kita seneng-seneng dulu nunggu macetnya reda Hhhhmmmm…” Kataku sambil memeluk tubuhnya erat-erat.
“Ahh Alvin kamu apa-apaan sih! Nanti kalo ketahuan orang gimana?” Protes Mamaku agak marah.
“Tenang aja Ma, ini daerah sepi kok, lagipula mobil kita kan pake kaca film jadi gak bakal tembus pandang dari luar CUPP CUPP CUPP”. Kataku sambil menciumi wajahnya.
Aku pun terus menciumi wajahnya dari kening, pipi, bibir, leher dan anting-antingnya yang cantik. Mamaku pun hanya mendesah pelan dengan tingkahku ini. Karena tidak tahan aku pun meminta Mama untuk pindah ke kursi tengah yang ada di belakang kursi depan.
“Ma pindah ke kursi tengah yuk”.
“Yaudah deh tapi cepetan ya”.
Akhirnya kami pun pindah ke kursi tengah. Sampai di kursi tengah aku pun melucuti semua pakaianku hingga telanjang bulat. Mama pun juga melepaskan dress-nya berikut dengan BH dan celana dalam hingga telanjang bulat sama sepertiku. Semua pakaian kami letakkan di kursi paling belakang.
Setelah selesai pakaian, aku pun merebahkan Mamaku di kursi tengah dan mulai mencumbuinya. Kucium mulai dari wajahnya yang cantik, lalu turun ke lehernya yang mulus, teteknya yang montok, perutnya yang seksi dan berisi, pahanya yang mulus, hingga ke memeknya yang merah merekah. Mama pun juga memegang kontolku yang putih dan besar berukuran 18 cm dan memijat-mijatnya dengan pelan.
Setelah saling mencumbu, karena tidak tahan aku pun mulai memasukkan kontolku ke dalam memeknya. BLESS SREET BLESS SREET BLESS!” Masuklah kontol besarku ke dalam memeknya.
“OHH sayang pelan-pelan, punya kamu gede banget OHH OHH OHH!”
Aku pun mulai menyodoknya dengan cepat. Kuciumi dan kuhisap-hisap teteknya yang montok itu.
“OHH OHH Mama cantik pake anting-anting CUPP CUPP OHH OHH!!!” Kataku sambil menciumi anting-anting cantik di kedua telinganya.
Sodokanku yang keras pada memek Mama membuat mobil kami bergoyang-goyang. Walaupun di dalam hati sedikit terbersit rasa khawatir akan ketahuan, namun karena pikiranku sedang dikuasai nafsu birahi maka aku tidak terlalu memikirkan hal tersebut.
Selanjutnya kami pun berganti gaya menjadi gaya pangku. Aku pun duduk sambil memangku Mama lalu kumasukkan kontolku ke dalam memeknya. Dalam posisi ini aku merasa leluasa bisa mengenyoti puting tetek Mama yang montok. Aku pun menggenjot Mama dari bawah sedangkan Mama menggoyang-goyangkan meremas kontolku.
Tak lama kemudian, aku pun merasa ingin keluar. Kupercepat sodokan kontolku pada memeknya hingga menyentuh mulut rahimnya.
“OHH OHH Mama aku keluar OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Kusemprotkan spermaku sebanyak 8 kali semprotan ke dalam rahimnya.
“Ahh Ahh Ahh sayang Mama keluar Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Mamaku yang juga telah mencapai orgasmenya. Tak lama kemudian tubuh Mamaku pun ambruk sambil memeluk tubuhku erat-erat.
“Gila kamu Vin, ngajak Mama gituan di dalem mobil”. Kata Mama masih memelukku erat-erat.
“Tapi Mama puas kan hehehehe”. Kataku padanya.
“Iya sih, tapi Mama takut aja kalo kita tiba-tiba digrebek orang”.
“Santai Ma, di daerah sini sepi kok, mau main sampe tengah malem juga gak bakal ada yang liat”.
“Ya gak sampe tengah malem juga sayang, badan Mama bisa-bisa remuk sampe rumah dihajar sama kamu”.
Selama 10 menit kami dalam posisi tersebut. Tak lama kemudian nafsuku pun mulai bangkit lagi.
“Ma, lagi yuk, aku gak tahan nih”.
“Aduh sayang, Mama udah capek digenjot sama kamu”.
“Ya ini yang terakhir deh Ma”
“Yaudah tapi Mama tiduran aja ya”
“Ok”.
Akhirnya kutelentangkan Mamaku di jok mobil. Aku pun kembali mencumbunya sebentar lalu ketika memeknya sudah basah kontolku pun masuk dengan mudah ke dalam memeknya lagi. “BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET!” Kumasukkan dalam-dalam kontolku sampai menyentuh mulut rahimnya.
Aku pun kembali menggenjot tubuh Mama dengan cepat. Kulihat Mama hanya memejamkan mata sambil mendesah pelan menikmati sodokan kontolku di dalam memeknya. Teteknya yang montok pun kujilati dan kukenyot-kenyot putingnya yang berwarna coklat muda.
Malam itu aku menggenjot Mama habis-habisan. Aku benar-benar bernafsu untuk menikmati setiap jengkal tubuhnya yang cantik, montok dan indah ini.
“Alvin, pelan-pelan sayang, Mama udah capek Ahh Ahh Ahh!” Kata Mama memperingatkanku sambil mendesah.
“Uhh Uhh Mama cantik, montok pake anting-anting aku gak tahan Ma CUPP CUPP Ohh Ohh Ohh!” Teriakku sambil menciumi anting-antingnya.
Tak lama kemudian, aku merasa spermaku akan keluar lagi. Kupercepat sodokan kontolku pada memeknya. Ketika sudah diujung tanduk, aku pun menyodoknya dalam-dalam hingga menyentuh mulut rahimnya.
“Mamaku cantik pake anting-anting aku keluar OHH OHH OHH CUPP CUPP CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Keluarlah spermaku sebanyak 5 kali semprotan ke dalam rahimnya.
“Ahh sayang Mama juga keluar Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Mamaku yang juga telah mencapai orgasmenya. Setelah sama-sama menyemprotkan cairan orgasme masing-masing akhirnya tubuhku pun ambruk menindih tubuh Mamaku.
“Mama cantik banget kalo pake anting-anting kayak gini, Mama jadi keliatan gimana gitu… CUPP CUPP CUPP CUPP!” Kataku memeluknya erat-erat sambil menciumi anting-anting cantik di kedua telinganya.
“Emangnya Mama keliatan kayak gimana kalo pake anting-anting setiap hari?” Tanya Mamaku sambil tersenyum dan mengusap-usap kepalaku.
“Keliatan lebih feminin gitu CUPP CUPP”. Kataku sambil mencium bibirnya.
“Bisa aja kamu mujinya CUPP CUPP”. Kata Mama membalas ciumanku di bibirnya. Kami pun bermesraan satu sama lain. Tak lama kemudian Mama pun mengajakku pulang
“Nak, ayo kita pulang. Udah malem nih nanti orang rumah pada nyariin kita lagi”.
“Ntar dulu Ma, aku masih pengen mainin anting-anting sama tetek Mama dulu”. Kataku merengek manja
“Aduh sayang, kalo kayak gitu kita kapan pulangnya”.
“Sebentar aja kok Ma, ntar kalo aku udah puas kita pasti pulang”.
“Aduh kolokan banget sih anak Mama, yaudah tapi maininnya sebentar aja ya terus kita pulang”. Kata Mama pasrah menuruti keinginanku
Setelah puas memainkan anting-anting cantik dan teteknya yang montok, aku dan Mama pun memutuskan untuk pulang dan memakai kembali memakai baju kami. Saat akan memakai baju kulihat Mama mengambil tissue lalu membersihkan ceceran spermaku yang dari dalam memeknya. Kulihat Mama begitu sabar dan telaten membersihkan sisa-sisa persetubuhan kami.
Selesai berpakaian, kami pun kembali duduk kursi depan. Aku pun mematikan lampu dalam dan kembali menyalakan lampu luar. Setelah siap semua, aku pun kembali menjalankan mobil untuk melanjutkan perjalanan menuju rumah. Saat itu jam di mobil menunjukkan pukul 11 malam. Kulihat Mama sedang tertidur di sampingku sambil menyenderkan kursinya ke belakang.
Kurang lebih ketika waktu menunjukkan hampir jam 12 malam, akhirnya kami pun sampai dirumah. Saat sampai aku pun membangunkan Mamaku yang masih tertidur.
“Ma, bangun Ma, kita udah sampe rumah ini”. Kataku membangunkan sambil menggoyang-goyanhkan tubuhnya. Tak lama kemudian Mama pun membuka matanya.
“Eh udah sampe ya sayang, maaf ya soalnya Mama tadi kecapean banget abis digenjot sama kamu”.
“Udah gak apa-apa, yaudah sekarang Mama buka pintu ya kan Mama yang pegang kunci”.
“Iya sayang, ayok turun”. Ajak Mamaku.
Kami pun turun dari mobil lalu membuka pintu rumah. Saat ini suasana rumah sangat sepi karena Papa ada tugas keluar kota, sementara kedua adikku dan Mbok Nur pembantuku sudah tidur di kamarnya masing-masing.
“Sayang, Mama istirahat dulu ya”.
“Gak mandi dulu Ma, kan Mama tadi keringetan banget”.
“Iya mandi lah sayang, tapi palingan Mama mandi cepet terus abis itu mau langsung tidur deh”.
“Yaudah kalo gitu aku ke kamar dulu ya Ma, dadah Mama”. Kataku melambaikan tangan.
“Dadah sayang”. Kata Mama sambil melambaikan tangan juga padaku.
Aku pun langsung masuk kamar dan mengambil handuk untuk mandi. Malam ini mandiku terasa nikmat karena sehabis berhubungan seks dengan Mama tadi di mobil. Setelah selesai mandi aku pun langsung menuju ke kamarku dan memakai baju tidur lalu tidur dengan nyenyak sekali.
2 Bulan Kemudian
Hubunganku dengan Mama berjalan lancar. Ya kami memang cukup pintar dalam menyembunyikan hubungan incest diantara kami berdua hingga tidak ada yang tahu. Kami sering melakukannya di seantero sudut rumah. Bahkan yang paling sensasional kami pernah melakukannya di dalam kamar Mama saat Papa sedang tertidur. Tentunya saat itu Papa sudah kuberi obat tidur dosis tinggi sehingga dia tidak akan bangun. Ya begitulah gambaran hubungan antara aku dan Mama.
Pagi itu karena tidak ada jadwal kuliah aku pun bangun dengan santai lalu turun ke bawah untuk mengambil sarapan. Saat sampai di meja makan, dari arah dapur kudengar ada suara orang yang sedang muntah-muntah. Sewaktu kulihat ternyata itu adalah Mama.
“HOEK… HOEK… HOEK… HOEK!” Teriak Mamaku sambil muntah-muntah di wastafel dapur.
“Mama kok muntah-muntah sih? Lagi sakit ya?”
“Gak kok, Mama cuma pusing dikit aja”.
“Ibu kenapa, mau Mbok kerokin?” Tanya Mbok Nur yang tiba-tiba menghampiri kami.
“Gak usah Mbok, saya mau istirahat di kamar aja”.
“Yaudah kalo gitu aku anterin ya Ma”. Ajakku sambil membopong tubuh Mama menuju kamarnya.