2 November 2020
Penulis —  arimbisinta

Istriku dijadikan budak seks anak pembantuku

Part 7 : Dilema Arini.

POV ARINI.

Malam ini, ya mulai malam ini, aku akan tidur seranjang sama Bowo dikamar pengantinku. Aku tak tau mengapa aku mengijinkan Bowo tidur dikamarku, apa karena aku sudah benar benar takluk akan kejantannya itu, segitu lemah kah aku, sampai sampai aku bisa pasrah dan bertekuk lutut sama pembantuku sendiri, bahkan Bowo pembantuku itu sudah berani beraninya menganggap aku sebagai budaknya, yang harus mau diapakan saja, selemah itukah aku.

Padahal aku ini seorang nyonya, aku kaya, dan bisa melakukan apapun, termasuk menyewa gigolo pun aku mampu, tapi kenapa aku tak berdaya, dan tak bisa lepas dari jerat hina yang dilakukan Bowo yang hanya seorang pembantu itu, ada apa denganku ini.

Setetes air mata jatuh dipipiku, teringat akan nasib malangku, seorang nyonya yang jatuh dalam pelukan pembantunya sendiri.

Seketika lamunanku tersadar, ketika aku mendengar desah dari mulut suamiku, yang mana suami kini tidur dibawah bersama bi Ijah. lalu kutengok suamiku, ternyata suamiku sedang dikocok tititnya sama bi ijah, gila ternyata suamiku mau juga digarap sama bi Ijah.

“Ouh aku keluaaaarrrr biiii” Erang suamiku ketika pejuh encernya muncrat dan kulihat titit suamiku langsung lemas seketika.

“Yaaah.. kok sudah crot sih tuan” ledek bi Ijah ke suamiku. Ah suamiku malu maluin saja, padahal baru dikocok sebentar sudah crot.

“Tak tahan bi” Ucap suamiku yang kini terlihat lemas sehabis ejakulasinya.

Kulihat bi ijah sedang menatapku sambil tersenyum, dan tatapan kamipun beradu dan dapat kulihat tatapan bi ijah seolah olah mengejekku, ya mengejekku karena punya suami loyo, punya suami yang tititnya mungil, gampang crot lagi, ah malu rasanya ditatap seperti itu sama pembantuku sendiri, lalu kurebahkan tubuhku disamping Bowo sang pejantanku.

ku tatap Bowo yang kini lagi rebah disampingku, nampaknya Bowo cuek cuek saja, tak ikut ikutan mengejekku, biasanya Bowo suka sekali merendahkan suamiku, yang tititnya kecil lah, yang gampang crot lah, suami yang bodoh lah yang cuma diam saja saat istrinya dientotnya, dan pokoknya kata kata yang sangat merendahkan suamiku.

Tapi kenapa kali ini Bowo diam saja, bahkan Bowo sekarang ini tak menjamah tubuhku. Biasanya Bowo itu suka sekali menjamah dan melecehkan aku bila aku didekatnya, ya seperti meremas payudaraku sambil bilang nyonya lonte, mencolok vaginaku pake 3 jarinya, sambil bilang tempek nyonya dah longgar, tapi longgar longgar gini saja dia tak bosen bosen tuh menyetubuhiku, ah pembantu aneh.

Kini tanpa malu sedikitpun, kulepas dasterku dan aku sudah telanjang bulat disamping jongosku, dan aku tak peduli jika suamiku melihatku, toh suamiku sering melihatku telanjang bersama Bowo, ya meskipun suamiku sambil sembunyi sembunyi sih, tapi aku tau kok, ya jadi aku sudah terbiasa sih tanpa takut suamiku marah.

Sebenarnya ada rasa bersalah sih ke suamiku, saat aku telanjang bersama laki laki lain, ya aku merasa aku ini istri yang bejat yang mau maunya telanjang sama laki laki lain, apalagi laki laki ini hanyalah seorang jongos dirumah ini. Tapi mau gimana lagi malahan suamiku seperti mengijinkannya, jadi ya sudahlah bikin rileks saja.

Setelah melepas pakeanku dan aku sudah bugil, akupun mulai melepas kolor yang dipake bowo, tapi ketika tanganku hendak melepas kolornya Bowo, tiba tiba Bowo menepis tanganku, dan kulihat Bowo kini bangun dan duduk didekatku. Aku kira Bowo mau menggarapku, tapi ternyata dugaanku salah, dan kulihat Bowo turun dari ranjangku dan menghampiri bi Ijah ibunya itu.

“Buuu.. pindah yuk” Ucap Bowo dan aku kaget mendengarnya. kenapa dengan Jongos ini, kenapa pake mau pindah segala, padahal dia nya yang ingin tidur disini kan, kok mau pindah segala, aneh.

“Pindah nak” Ucap bi Ijah.

“Iya bu, tidur dikamar kita saja bu” Ucap Bowo sambil menarik tangannya supaya bangun.

“Tuan tidur diatas saja, kami mau pindah tuan” Ucap bi Ijah dan kulihat suamiku nampak kebingungan atas apa yang terjadi.

Kulihat Bowo dan ibunya keluar dari kamarku dan anehnya Bowo tak mengajakku. Jangan kan mengajak, menatapku pun tidak, membuatku benar benar tak mengerti akan sikap dari jongosku itu, apakah ini triknya Bowo ataukah Bowo sudah bosan kepadaku, ah benar benar mencurigakan sikapnya itu.

Setelah Bowo dan ibunya sudah keluar dari kamarku, kulihat suamiku kini sudah duduk didekatku, sementara aku yang bingung atas apa yang terjadi, hanya bisa diam dan tak tau mau melakukan apa.

“Kok Bowo pindah ma” Ucap suamiku.

“Mamah tak tau pah” Balasku sambil memakai gaun tidur pendekku.

“Apa papah yang melarang Bowo tidur disini ya pah” Cercaku ke suamiku. Ah kenapa aku merasa menyalahkan suamiku, seharusnya aku senang kan bila Bowo tak tidur disini, Kan terlihat aneh masa’ jongos tidur bareng majikan. Apa kata orang orang.

“Nggak mah, papah saja tak pernah ngobrol sama Bowo selama ini mah” Ucap suamiku.

Aku melihat suamiku, dan nampaknya suamiku jujur apa yang diucapkannya itu, dan aku, ya aku merasa bimbang, haruskah aku menyusul Bowo dan menanyakan tentang semua ini, atau aku hanya diam saja, ya lebih baik aku diam saja, jika aku menyusul Bowo, dikiranya aku yang membutuhkannya. Toh Bowo tak tidur disinipun, Bowo sudah merasa memilikiku, lihat saja besok, pasti aku akan digarapnya habis habisan sampe aku terkapar nantinya, Arini yang kuat ya, lawannya brondong sih.

Tanpa memikirkan itu semua, kurebahkan tubuhku disamping suamiku yang nampaknya sudah terlelap, dan iseng iseng tanganku menyusup dan masuk dicelananya suamiku, “yaaaaahhhhh mengkerut nih titit” dengusku kesal.

Tak terasa malam cepat berlalu, dan berganti pagi menjelang, dan saat ini sudah pukul 7 pagi, tentunya suami dan anakku sudah berangkat, tinggalah aku, Bowo serta bi Ijah dirumah ini. Dan biasanya kalo anak dan suamiku sudah berangkat, aku pasti lagi digarap sama Bowo, tapi aneh, kenapa Bowo tak menggarapku pagi ini, kenapa dia, dan malahan kulihat Bowo sekarang mengepel diruang tamu.

Lantas aku menyusul Bowo yang masih mengepel itu, setelah aku berada didepannya, akupun tanpa malu langsung melepas gaunku dan bugil didepan Bowo, setelah aku sudah bugil, akupun menungging didepan Bowo.

“Tuan Bowo, entot lontemu ini ya, kan tadi malam lontemu ini belum dientot” Ucapku nakal dan sebinal mungkin, aku saja sampe malu akan ucapanku sendiri, mirip kayak pelacur saja aku ini, dan mengharap sang jongos sudi memenuhi dan segera menggarapku, padahal aku nyonya lo dirumah ini.

Tapi aneh, Jongosku ini bukannya langsung menggarapku, tapi malah mengangkatku berdiri, dan aku yang belum sadar akan keanehannya, tiba tiba jongosku ini malah memakaikan gaunku. TERKEJUT… Ya aku terkejut atas perubahan dari jongosku ini, yang biasanya suka menyetubuhiku sesuka hatinya kini seakan enggan menjamahku.

“Kenapa tuan tak” Ucapku terhenti karena langsung disahut oleh Bowo.

“Bowo saja Nyah tak perlu tuan, maaf Nyah.. Bowo mau ngepel dulu, tolong Nyonya pindah gih” Ucap Bowo terdengar sopan dan aku kembali terkejut akan sikap jongosku yang berubah drastis itu. Dan jujur aku malah sedih jika Bowo berubah jadi baik gitu, Seharusnya aku senang, karena aku tak perlu jadi budaknya lagi, dan kembali pada kehidupanku yang dulu sebelum kejadian yang menimpaku itu terjadi, Apa karena aku sudah benar benar takluk pada Bowo ya.

“Tapi Tuan, Arini bu” Dan kembali ucapanku dipotong sama Bowo.

“Bowo Nyah bukan tuan, dan Nyonya adalah majikan dirumah ini, maafkan Bowo nyah jika Bowo sudah keterlaluan ke nyonya” Ucap Bowo membuatku tercekat mendengarnya. Kenapa dengan jongosku ini, ada apa gerangan, kenapa Bowo berubah secepat itu, padahal kemarin saja Bowo masih menyetubuhiku habis habisan, malahan kemarin dia menikahiku dan penghulunya yaitu ibunya sendiri, ya kami pura pura nikah gitu, padahal tanpa nikahpun Bowo sudah memilikiku malah melebihi dibandingkan suamiku sendiri.

Dan ketika aku hendak menjawab, tiba tiba Bowo pindah keruang tv, dan kulihat Bowo sedang mengepel diruang itu. Sementara aku yang masih bingung akan sikapnya memilih diam, ya aku diam, aku tak ingin bersikap merendahkan diriku kembali, Toh aku mau tau apa benar benar Bowo telah berubah dan sudah tak mau menggarapku lagi, tunggu saja nanti, pasti sikap iblisnya akan muncul lagi.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu