2 November 2020
Penulis —  arimbisinta

Istriku dijadikan budak seks anak pembantuku

Part 9 : Akhir dilema Arini.

Pov Arini. Keesokan harinya pukul 7.

“Tuan Bowo pliss entot gundikmu, Tempekku kan belum kamu sodok dari kemarin, aku mohon” Pintaku ke Jongosku sambil berposisi menungging dalam keadaan telanjang bulat alias bugil gil, ya pagi ini aku kembali meminta Bowo mengentotku, dan aku tak peduli jika kelakuanku ini merendahkan martabatku sebagai Majikan, yang terpenting buatku, aku bisa memperoleh kenikmatan, lagian nonokku rasanya gatel pengen disodok sodok kontol jumbo milik jongosku itu.

“Nyonya bangun, dan nyonya itu majikan saya, bukan gundik” Ucap Bowo sambil membantuku biar berdiri, setelah aku berdiri Bowo memakaikan gaunku kembali tapi tanpa bra juga cd.

“Dan satu lagi Nyonya, baiknya Nyonya pake gaun yang sopan deh, jangan kayak gini, lagian Nyonya itu Majikan dan seorang wanita baik baik lo, bukan pelacur lo” Ujar Bowo dan aku yang mendengarnya langsung kaget, kenapa Bowo memprotes penampilanku, padahal dia kan yang merubahku, dasar aneh. Akupun hendak menjawab, tapi tiba tiba jari milik Jongosku itu langsung disentuhnya dibibirku, uhh lancang benerkan tuh Jongos, masa” majikannya hendak ngomong nggak dibolehin.

“Nyonya maafkan Bowo ya Nyah, selama ini Bowo sudah kurang ajar ke Nyonya, Bowo sudah seenaknya bikin nyonya mirip gundik, Kontol Bowo dah seenaknya jejali mulut Nyonya ini, dan lebih parahnya kontol jongosmu ini sudah bikin lubang tempek serta anus nyonya longgar dan melar, kalopun nyonya jadi pelacur, pelanggan nyonya pasti kecewa, jadi maafkan Bowo ya Nyah, kalo masalah janin diperut nyonya ini Bowo akan tanggung jawab kok” Ucap Bowo seenak jidatnya.

Pagi pun telah tiba, dan hari ini hari kedua aku dicuekin sama Bowo si Jongos tak tau diri itu. Dari kemarin malam hingga saat ini pun Bowo masih nyuekin aku, ah sial. Bowo… kamu kenapa sih pake sok alim segala, seperti biasa kenapa, biasanya aja langsung main garap saja, ih nyebelin pake sok sok an alim, bikin bete saja.

“Dan satu lagi Nyonya, bila Nyonya ingin Bowo keluar dari rumah ini, Bowo rela kok Nyah” Ujarnya lagi bikin aku makin muak mendengarnya, Gurih banget ngomongnya, Sudah bikin aku kayak gini mau pake acara minggat segala. Lagian dia sudah menghamiliku kok minta kabur segala, katanya mau tanggung jawab, mana???

Ya emang saat ini aku hamil anaknya Bowo, dan usia kehamilanku sudah 2 bulan gitu, awalnya aku syok mengetahui kalo aku hamil, tapi lama lama aku bisa menerimanya, toh lagian aku juga pengen dedek bayi lagi, kalo bisa sih 2, atau 3 lagi hihihi. Belum sempat aku menjawab omongan dari jongosku, eh tau tau jongosku ini nyrocos lagi, ya udah aku diam saja.

“Nyah, jadi majikan yang baik baik lagi ya, yang penuh wibawa, yang santun, jangan kayak pelacur kayak gini pakeannya, liat nih roknya pendek banget, dan oh ya satu lagi, kalo Nyonya minta di puasin, minta sana sama suami nyonya, jangan minta ke jongosnya lagi, ngerti kan Nyah, ya sudah Bowo mau ngentu ibu dulu, jangan ngintip ya” Ucap Bowo dan lagi lagi aku terperangah akan ucapannya itu.

Dan aku benar benar bingung dibuatnya, Dan yang membuatku bingung kok Bowo malah mau ngentu ibu nya ya, padahalkan dihadapannya ada aku yang siap kapan saja dihajarnya, ada apa ini, apa Bowo sudah bosan sama lubangku, dan apa ini ada kaitannya tentang yang diucapkannya tadi, “LUBANG NYONYA DAH LONGGAR DAN MELAR” itukan yang diucapkannya tadi.

Kalo memang punyaku dah longgar seperti yang diucapkan sama Jongosku, kenapa aku masih merasakan sesak ya jika kontol jumbo itu masuk dan menghajar kedua lubang kenikmatanku, aneh, mustahil, ini pasti Bowo sengaja mempermainkan aku, ya Bowo sudah mempermainkan syahwatku. Lagian aneh aneh itu jongos, menyuruhku minta kepuasan sama suamiku, padahal kan dia tau kalo titit suamiku mungil, dasar.

Aduhh kok aku dicuekin lagi sih ama tuh jongos, Dan kenapa aku jadi sedih gini, Seharusnya aku senangkan bisa lepas dari Jongos itu dan tak harus ngikutin apapun yang dia mau, trus aku bisa hidup normal lagi kayak dulu, Kan aku juga berharap kan sama suami, biar suami bisa nyelamatin, ihh ada apa sih denganku ini, kenapa aku malah suka kalo aku jadi gundiknya Bowo si jongos itu, apa aku ini sudah benar benar terjerat kenikmatan birahi, sehingga aku tak rela jika Bowo mencampakanku.

Ternyata aku salah, aku kira aku bisa lepas dari jerat nafsu dari pembantuku sendiri, dan ternyata aku memang tak bisa sungguh tak bisa, karena aku sendiri yang tak mau lepas, ya aku tak mau lepas dari Bowo dan Bowo lah pemilikku, Bowo kau pemenangnya.

Kulangkahkan kakiku ke kamarnya Bowo, aku penasaran, apa benar Bowo lebih memilih ngentu ibu nya daripada menggarapku, kalo iya busyeet deh masa” aku kalah sama itu ibu ibu, dari mana mana aku menang kok dari bi Ijah, tapi kenapa Bowo malah mau nggarap ibunya, ehm atau jangan jangan Bowo ingin membuatku aku cemburu ya, tapi nggak deh, toh aku dah sering liat Bowo ngentu ibunya, bahkan kami pernah main bertiga, lagian jongos itu staminanya kayak kuda, kalo aku sendirian digarapnya aku bisa bisa pingsan dibuatnya.

Aaahhh, aaahhhhh, oooohhh, ooohh, ahhh uuuuhh.. Suara desahan dari dalam kamarnya Bowo dan yang jelas itu suara desahannya bi Ijah, ah gila bi ijah sedang digarap sama anaknya, uhh kepengenkan jadinya, mana sudah sangat basah nih memek, Uh Bowo gantian Arini dong yang dientot.

“Eh Nyah, auuhhh ahhh, enak Nyah, mau Nyah, ahhh ahhh mmmmmhh, kontolmu sesag nak bikin tempek ibu keenakan uuuhh oohhh” Ucap bi Ijah sewaktu melihatku yang berdiri diambang pintu yang terbuka, dan kulihat bi Ijah sedang menungging dan dibelakangnya ada sang anak yang sedang menyodok memeknya dengan liar.

Kulihat kontol jumbo milik Bowo keluar masuk seakan akan hendak membelah tuh lubang, emang luar biasa kontol jumbo milik Bowo, lubang yang sudah longgarpun dibikin sesag olehmya. Benar saja apa yang dikatakan Bowo, kalo sudah keseringan dientotnya, kontol selain miliknya bakal ogah masuk, kan dah longgar, mana puas sih.

“Bu.. tempekmu enak, jepit bu, beda tuh ama milik Nyonya, dah melar, longgar gampang becek lagi dan parahnya dientot sebentar sudah menggelepar, tambah becek lagi bu” Ucap Bowo menghinaku. Ah sial, memek mahalku dihinanya sedemikian rupa, pake dibanding bandingin lagi, sama punya pembantu lagi, suaakitnya jendral.

“Ouuuhh ooooohhh lagi lagi, uh uhh aaaarrgghh ibu keluaaaarrrrhhhh” Erang bi Ijah tanda meraih orgasmenya, Kulihat tubuh bi Ijah getar getar kelonjotan dan lama kemudian bi Ijah pun ambruk tanda sudah lemas tak bertenaga lagi, aiiihhh jadi pengen klimask, dan tanpa sadar 3 jariku kumasukan kelubang peranakanku, kalo 2 jari nggak kerasa soalnya, lalu memekku ku ku kocok dengan liar, namun baru merasa keenakan tiba tiba Bowo melecehkanku.

“Padahal baru 2 hari ndak Bowo entot, Nyonya dah belangsatan seperti itu, katanya mau insaf, katanya mau jadi alim lagi, eh liat orang lagi entot kepengen, pake nyolok nyolok segala” Ucap Bowo yang melihatku sedang maturbasi, dan akupun langsung tersadar. Malunya dipergoki sedang maturbasi, lagian aku yang salah sih maturbasi kok dihadapan orang, tapi meskipun itu 3 jariku masih bersemayam di nonokku, tapi nggak aku kocok, cuma aku diamin saja, cuma buat ngurangin rasa gatal dinonokku sih..

“Darimana Tuan tau kalo aku” Ucapku sambil melihat Bowo berjalan mendekatiku yang masih dalam keadaan tak bercelana. Wow kontol jumbonya terangguk angguk, ihh jadi kepengen disodok sodok.

“Nih maksudnya apaan Nyah, pake nulis beginian, dan satu lagi tak usah tuan tuan, anda bos saya, bukan gundik” Ucap Bowo yang kini sudah berada didepanku sambil menyerahkan sebuah buku kecil.

HAH!!! I i i itu kan diary milikku, sejak kapan ada bersama Bowo. Eh.. Berarti kemarin malam Bowo membacanya ya. Ya itu diaryku, kemarin malam aku lupa menyimpannya, biasanya setelah aku menulis curhatanku langsung aku simpan. Pantas kemarin malam tiba tiba Bowo mencampakkan, gara gara diary ini rupanya.

Diary, dan diaryku itu berisi kejadian yang aku alami setelah dijadikan budak oleh pembantuku sendiri. Dan kebanyakan isinya aku pengen kembali kayak dulu lagi, dan berharap sang suami bisa menyelamatkannya. Tapi aku menulis ini bukan untuk mengharapkan suami membaca ini dan tau kegelisahan sang istrinya, yang aku mau suami sadar dari hatinya bukan dari orang lain.

Kuterima diaryku itu, tanpa pikir panjang aku sobek sobek hingga jadi kecil kecil, kulihat Bowo melongo melihatku.

“Bu, kemas kemas gih, kita pergi dari rumah ini” Ucap Bowo sambil berlalu dihadapanku dan mendekati ibunya.

APA PERGI!!!!!!!

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu