2 November 2020
Penulis —  arimbisinta

Istriku dijadikan budak seks anak pembantuku

Part 8 : Dilema Arini 2.

Pov. Arini

BOWO JONGOSKU… Aahh kenapa dia, ada apa dengannya, kenapa seharian ini dia begitu cuek dan pendiam, ada apa sih sebenarnya dengan anak itu, kenapa dia, Ah Jongos sialan.

Kesal??? Ya hari ini aku begitu kesal dengan si JONGOSku itu. JONGOS sok perkasa itu sudah benar benar membuatku uring uringan, betapa tidak!!! biasanya si JONGOS itu selalu menggarapku habis habisan sampai sampai aku terkapar dibuatnya, eh tau tau jadi sok alim dia, jangankan menggarapku, menyentuhku pun tidak, Ahhh Jongos sialan.

Eh kok aku jadi kesal sih sama si Jongos itu, kenapa aku bisa kesal akan perubahan si Jongosku itu ya, Ada apa denganku ini, kenapa aku mengharap Bowo mau menyetubuhiku lagi. Padahal Seharusnya kan aku senang jika Jongos itu berubah jadi alim, dan aku tak perlu jadi gundiknya lagi kan.

Bowo ya si jongosku itu, Aku kira jongosku itu hanya pura pura alim saja, eh ternyata dugaanku salah. Sudah seharian ini bahkan sudah berganti malampun jongosku itu belum menyentuhku sama sekali, bahkan aku sempat beberapa kali menggodanya, dengan cara aku telanjang bulat dihadapannya, tapi tetap saja sijongosku itu tak menyentuhku, bahkan ketika aku memohon, mengemis minta digarapnya pun dia tetap diam.

“Mah, apa Bowo beneran tidak mau tidur disini mah” Ucap suamiku membuyarkan lamunanku. ya saat ini aku tengah melamun tentang si jongos brengsek itu, bisa bisanya dia nyuekin nyonyanya yang cantik ini.

“Buktinya Bowo disini tidak pah” Ucapku sewot ke suamiku yang kini lagi tiduran disampingku, kulihat jam dinding sudah menunjukan pukul 10 malam.

“Tidak mah, tapi papah heran kenapa dia berubah pikiran gitu ya mah” Ucap suamiku yang kini sedang menatapku.

“Mana mamah tau pah, jangan jangan papah ngancam dia ya pah” Tuduhku dengan nada judes serta tatapan sinis ke suamiku. dan aku heran kenapa tiba tiba aku bisa menuduh dan marah ke suamiku ya, seharusnya kan aku senang tandanya suamiku mau menyelamatkanku dari jeratnya Bowo, ah ada apa denganku, kenapa aku seakan akan tak mau terselamatkan dari perbudakkannya si Bowo, ah ada apa ini, apakah aku sudah takluk sama sibowo jongosku sendiri.

“Kan tadi malam papah dah bilang, kalo papah tak pernah bicara sama Bowo mah, toh anak itu kan selalu bersama mamah, mana ada waktu buat ngancam dia mah” Ucap suamiku dan aku masih menatap sinis kearahnya.

“Ya siapa tau papah pake bahasa isyarat ngancamnya, kan mamah nggak tau” Ucapku masih judes ke suamiku, entah kenapa aku tak rela bila Bowo diancam sama suamiku, aku tak tau kenapa aku bisa begini, yang aku tau hanya sijongos itulah yang bisa memuaskanku.

“Suerrr mah, papah nggak ngancam kok, dah ya jangan judesin papah lagi, serem” Ucap suamiku dan aku pun tersenyum mendengarnya, aku yakin suamiku jujur jadi aku enggan mencercanya lagi. Eh, kenapa suamiku bertanya tentang Bowo ya, trus sepertinya suamiku seakan akan mengharap Bowo tidur disini, ehm baiknya aku tanyakan deh.

“Pah, apa papah nggak keberatan bila Bowo tidur seranjang sama mamah pah” Ucapku.

“jangankan tidur, Mamah diewek saja papah nggak marah kok” Ucap suamiku.

“Papah aneh kok papah diam saja ya lihat mamah diewek sama Bowo jongos kita” Ucapku dan aduuuuhhhh, tiba tiba saja aku merasa horni saat aku menyebut nama Bowo, pengen digaraaaap!!! lagian si jongos itu seharian ini belum menggarapku, jadi kepengenkan!!!

Sebenarnya aku mau menemui si Bowo dan memintanya tuk menggarapku, tapi ku urungkan niatku, karena aku tau pasti hasilnya nihil. Gimana ya, lagi horni nih, eh minta suami deh. Lalu tanganku menurunkan celana suamiku, membuat titit suamiku terlihat dimataku, duh unyu unyunya nih titit. lalu kukocok sebentar, sebentar saja kalo lama croot lagi, Lalu aku bangkit dan duduk di atas suamiku, Kusingkap rok gaunku keatas, dan sleeeb sekejap saja titit mungil suamiku tertanam di vaginaku.

“Pah, lubang mamah dah longgar pah, titit papah nggak terasa pah” Ucapku jujur sambil naik turun kan tubuhku, otomatis titit suamiku keluar masuk dinonokku, iiihhh geli.

“Iya mah dah longgar mah, ouuuccchhhh aaaarrrggghhh” Erang suamiku dan aku pun kaget dibuatnya.

“ah papah payah, gitu kok bilang iya punya mamah dah longgar, baru masuk aja dah crot, sialan ngotori memek mamah aja, brengsek” Makiku dan aku tak peduli jika suami payah ini tersinggung akan ucapanku, lagian ngatain punyaku dah longgar segala, padahal punya nya saja terlalu mungil.

Aduuuhhh, mana belum puas lagi, ah sial tambah gatel saja nih lubang, pengen dijejali yang jumbo nih, aduuuhhh Bowo entot gundikmu ini Bowo. Aku benar benar sudah tak tahan pengen segera dientot sama Bowo, dan ketika aku hendak keluar kamar dan menemui Bowo tiba tiba aku ingat, ya aku ingat Bowo pasti tak mau menjamahku, Jadi kuurungkan niatku menemui Bowo.

Kurebahkan lagi tubuhku, kupenjamkan mataku, aku ingin segera terlelap, dan segera menjemput pagi dengan suasana penuh birahi.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu