2 November 2020
Penulis —  arimbisinta

Istriku dijadikan budak seks anak pembantuku

Lanjutan 2.

Awal kisah istriku disetubuhi Bowo anak dari pembantuku sendiri.

Keesokan harinya tepat pukul 5 pagi aku terbangun. Dan saat aku terbangun tiba tiba aku ingat jika hari ini kala itu istriku akan disetubuhi sama Bowo yang seusianya lebih tua sedikit dari Raka anakku atas saran dari bi Ijah ibuknya Bowo. Dan waktu itu aku sangat gelisah dan bingung akan hal yang akan menimpa istriku.

Disatu sisi aku sangat marah dan tak rela jika istriku bakal disetubuhi oleh Bowo anak dari pembantuku sendiri, tapi disisi lain aku seperti meng iklaskan istriku disetubuhi oleh Bowo karena aku ingin istriku memperoleh kepuasan dalam bersetubuh yang selama hampir 10 tahun tak mampu aku puaskan. Ya saat itu aku begitu bimbang antara melarang atau mengiklaskan istriku disetubuhi oleh Bowo dan pada akhirnya aku memilih meski dengan berat hati ku iklaskan istriku disetubuhi oleh Bowo anak dari pembantuku itu dan aku ingin melihat secara langsung bagaimana reaksi istriku saat disetubuhi oleh Bowo apakah istriku bakal menikmati ataukah istriku akan tersakiti dan akhirnya aku merencanakan akan mengintip mereka walau aku harus bolos kerja.

Lalu saat itu aku bergegas mandi dan bilang ke istriku harus berangkat pagi pagi dengan alasan dipanggi sama bos dan aku juga bilang ke istriku kalo aku berangkat tidak memakai mobil sendiri melainkan memilih naik taksi saja. Akhirnya pukul 6 pagi akupun pura pura berangkat kerja padahal aku cuma pura pura berangkat.

Setelah istriku masuk rumah saat mengantarku, aku langsung menuju pintu belakang, dan saat itu aku bersembunyi di kamar yang aku jadikan gudang, Dan gudangku posisinya disamping halaman belakang rumahku yang aku jadikan taman. Saat ini aku menunggu anakku berangkat sekolah dan aku tau anakku Raka pasti berangkat sekolah pukul 6 : 30.

Setelah menunggu hampir setengah jam aku mendengar anakku pamit ke mamanya dan setelah anakku sudah berangkat aku mendengar langkah kaki menuju ke taman dan aku yakin itu Bowo karena memang pekerjaan Bowo pagi pagi ini menyiram taman dan tak lama kemudian aku mendengar suara langkah kaki lagi menuju taman dan aku yakin itu bi Ijah dan tak lama kemudian Bowo berkata ke ibuknya.

“Buk, den Raka sama Tuan dah berangkat, apa sebaiknya sekarang aku entot Nyonya Arini buk” Ucap Bowo saat Bowo saat ini berada ditaman jadi aku bisa mendengarnya dengan jelas dan saat Bowo berkata demikian membuat jantungku kala itu tersentak dibuatnya. Tiba tiba hatiku terasa sakit, merasa marah saat aku tau istriku akan disetubuhi oleh pembantuku sendiri tapi rasa penasaranku yang tinggi mengalahkan rasa sakit juga rasa amarahku ke Bowo yang akan menggauli istriku.

“Ya nak lebih cepat lebih baik, ya sudah ayok kita kekamar nyonya mumpung nyonya sekarang masih dikamar” Jawab bi Ijah membuatku juga tak sabar melihat istriku yang alim juga muslimah itu bakal digagahi sama Bowo anak pembantuku sendiri.

“Ayo buk Bowo sudah tak sabar rasanya pengen menyodok nyodok tempeknya Nyonya Arini” Ucap Bowo dan aku mendengarnya jadi geram karena menurutku ucapan Bowo terlalu jorok untuk di ucapkan dan tak pantas rasanya seusia Bowo berkata jorok seperti itu, aku saja tak pernah berkata jorok seperti itu, kalaupun pernah pasti istriku ngomel ngomel kalo perkataanku tak pantas diucapkan.

“Ya sudah tunggu dulu ibuk mau mengambil pisau” Ucap Bi Ijah, membuatku bingung dan aku berfikir buat apa bi Ijah mengambil pisau, apa jangan jangan mau mengancam istriku ya jika istriku mau melawan dan aku tak menyangka kalo bi Ijah ternyata benar benar sudah merencanakan ini dengan matang matang.

“Buat ngancem ya buk, ya sudah Bowo tunggu didepan pintu kamar nyonya bu” Ucap Bowo.

“Ya nak” Balas bi Ijah disertai suara langkah kaki menjauhi taman. setelah nunggu beberapa saat dan aku merasa yakin kalo Bowo dan ibuknya sudah tak lagi ditaman akupun keluar dari gudang dan melangkah mengendap ngendap ke arah kamarku dan kulihat bi Ijah serta Bowo masuk kedalam kamarku dan aku pun langsung mendekati pintu kamarku yang keadaannya terbuka, ternyata bi Ijah tak menutup pintu kamarku membuatku mudah untuk mengintip aksi Bowo dan bi ijah memperdaya istriku.

Saat aku mengintip tau tau bi Ijah lagi menodongkan pisaunya ke arah istriku dan jarak bi Ijah hanya setengah meter dari istriku membuat istriku kaget juga panik lalu istriku berkata…

“Apa apaan ini bi Ijah kenapa menodongku, apa yang kalian mau, uang” Ucap istriku yang berusaha menekan rasa paniknya.

“Saya tak butuh uang Nyonya dan saya harap Nyonya tak berteriak kalo Nyonya berteriak pisau ini akan menancap di badan nyonya dan saya pastikan nyonya bakal mati” Ancam bi Ijah ke istriku membuatku sangat takut saat itu namun aku tak beranjak dan tetap mengintip mereka.

“Iya saya takkan teriak tapi apa yang kalian inginkan” Ucap Istriku yang kini terlihat ketakutan setelah diancam sama bi Ijah.

“Saya ingin Nyonya telanjang bulat dan layani Bowo anak saya ini” Suruh Bi Ijah ke istriku.

“Apa!!! tidak saya tidak mau” Tolak istriku tak menuruti apa yang disuruh bi Ijah.

“Jadi nyonya memilih mati, nyonya mau mati ya” Ancam bi ijah sambil mendekatkan pisau nya semakin dekat ke istriku membuat istriku sangat ketakutan.

“Baiklah saya akan turuti kemauan kalian tapi tolong jangan bunuh saya” Ucap istriku lalu istriku hendak melepas jilbabnya namun istriku sepertinya enggan melepasnya jilbabnya, membuat bi Ijah tak sabaran lalu mengancam istriku lagi.

“Nyonya Cepat telanjang bulat atau Nyonya mau pisau ini menancap ke perutmu nyonya” Ancam Bi Ijah kembali sambil pisaunya disentuhkan keperut istriku dan aku yakin kalo istriku menolak lagi pasti pisau itu akan menusuk keperutnya dan aku yang menyaksikan itu membuat tubuhku mengginggil sehingga aku tak mampu mau menolong istriku dan aku hanya bisa pasrah akan nasib istriku yang di ujung tanduk itu.

“Jangan jangan bunuh saya, saya akan lakukan tapi jauhkan pisau itu keperutku” Ucap Istriku dan lalu bi Ijah menarik pisaunya namun tak begitu jauh dari perut istriku dan aku melihatnya menjadi lega karena istriku terselamatkan nyawanya tapi tiba tiba tubuhku semakin mengginggil saat istriku sudah melepas jilbabnya, setelah jilbabnya terlepas lalu dengan berderai air mata istriku perlahan lahan melepas gamisnya dan kini tinggal bh dan cd yang menempel ditubuh istri lalu dengan tangan gemetar istriku membuka pengait bhnya lalu bh istripun terlepas dari tubuhnya membuat payudara istriku yang berukuran biasa saja itu pun terlihat dengan jelas, dan kini tinggalah cd putih yang masih melekat ditubuh istriku tapi tak butul lama cd itu pun terlepas dan kini vagina yang ditumbuhi bulu yang lebat itu pun terlihat dengan jelas pula membuat hatiku sangat sakit karena dimana tubuh telanjang istriku yang seharusnya hanya boleh terlihat olehku kini bisa dilihat oleh anak bernama Bowo dengan bebasnya.

“Bagus, sekarang Nyonya telentang diranjang nyonya dan tangan nyonya diangkat keatas” Suruh bi Ijah ke istriku yang tak lain adalah Majikannya sendiri, Sementara dengan patuhnya istriku melakukan apa yang disuruh oleh pembantunya sendiri dan istriku kini tengah terlentang dan tangannya terangkat ke atas kepalanya.

“Nak ikat tangan Nyonya biar nyonya tak berontak berontak nantinya nak” Ucap bi Ijah ke anaknya Bowo.

“Baik buk” Balas Bowo dan Bowo pun langsung mengikat tangan istriku dan kini tangan istriku terikat di dirangka ranjang kamarku.

“Sekarang nak masukan kontolmu ke tempek Nyonya” Ucap bi Ijah dan membuat jantungku seakan berhenti berdetak setelah mendengar ucapan bi Ijah.

“Tapi masih kering buk tempek Nyonya, bakalan susah nanti buk lagian tempek Nyonya masih terlihat sempit itu buk, punya ibuk yang dah longgar saja masih susah kok buk” Ucap Bowo sambil melepas kolornya otomatis penis Bowo terangguk angguk dengan bebasnya membuatku terbelalak, kaget tak percaya, ternyata benar yang dikatakan bi Ijah tadi malam kala itu kalo penis Ujang memang besar dan panjang bahkan bagiku itu terlalu besar jika dibanding sama penisku dan aku yakin seyakin yakinnya kalo penis besar milik Bowo bakal merobek vagina istriku dan aku yang membayangkannya saja membuatku bergidik ngeri apalagi istriku pasti istriku juga akan kaget jika melihat penis Bowo yang besar itu tapi sayang istriku tak menatap kearah kontol Bowo dan tatapan istriku mengarah ke atas melihat langit langit kamarku sambil berlinang air mata.

“Biar saja nak biar tempek Nyonya jadi longgar dan menganga, dan nanti genjotnya yang keras keras buat tempek Nyonya melar semelar melarnya, biar penis tuan yang mungil ngil itu cuma bisa bikin geli tempek Istrinya” Ucap bi Ijah membuatku semakin bergidik ngeri dan aku hanya bisa pasrah akan hinaan nya padaku karena ku akui penisku amatlah mungil jika dibandingkan milik Bowo.

Dan kulihat Bowo sedang melebarkan kaki istriku selebar lebarnya setelah itu kulihat Bowo sedang mengarahkan kontol besarnya itu ke celah sempit milik istriku.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan