2 November 2020
Penulis —  Kusumawardhani

ISTANA INCEST - True Story

Tapi entah karena sudah letih nyetir dari kampung Mama Nies yang sedemikian jauhnya dari kotaku, atau memang karena selama seminggu aku tidak bersetubuh dengan siapa pun. Maka baru belasan menit aku mengentot Mami sambil berdiri di kamar mandi ini… akhirnya ngecrot tanpa bisa ditahan-tahan lagi. Crooottttt…

Mami mengelus rambutku sambil bertanya, “Tumben sebentar banget?”

“Iya Mam… mungkin karena aku kecapean nyetir dari kampung Mama Nies yang segitu jauhnya,” sahutku sambil mencabut kontolku dari liang kemaluan Mami.

“Ya udah… setelah mandi istirahatlah.”

“Iya Mam. Tapi aku ingin tidur sama Mami ya…”

“Iya, “Mami mengangguk sambil tersenyum. Lalu membersihkan memeknya dengan sabun. Memutar kran air hangat lagi yang memancar dari shower di atas kepalanya. Lalu menghanduki tubuhnya dan melangkah ke luar dengan membelitkan handuk itu di tubuhnya.

Sementara aku baru selesai menyabuni tubuhku. Lalu membilasnya dengan air shower.

Ketika aku keluar dari kamar mandi, ternyata Mami sudah duluan merebahkan diri di atas tempat tidurnya. Dengan mengenakan kimono putihnya.

Sementara aku hanya mengenakan celana pendek dan kaus oblong. Lalu merebahkan diri di samping Mami.

“Ramai pesta pernikahan ponakan Mama Nies itgu?” tanya Mami sambil meletakkan pahanya di atas pahaku.

“Yah… ramainya presta di kampung gitu…”

“Cewek di kampung Nies itu cantik-cantik lho. Kamu dapet cewek nggak di sana?”

“Dapet adik bungsu Mama Nies.”

“Adik bungsu Nies itu kan ibunya orang Tionghoa mualaf.”

“Iya Mam. Jadi aku dapet amoy di kampungnya Mama Nies. Hihihiii…”

“Terus udah diapain aja amoynya sama kamu?”

“Nggak diapa-apain. Cium bibir juga nggak.”

“Mami setuju deh kalau kamu pacaran sama adik bungsau Nies sih. Tapi pacaran jarak jauh gitu, berat di ongkos dong nanti.“

“Sebentar lagi juga dia pindah ke sini Mam. Dia mau kuliah di kampus Dina.”

“Ogitu. Baguslah. Berarti dia sudah tamat SMA ya?”

“Sudah ujian. Tinggal menunggu pengumuman kelulusannya aja,” sahutku sambil menyelusupkan tanganku ke balik kimono Mami. Gap… Mami gak pake celana dalam…!

“Adik bungsu Nies itu kalau gak salah namanya Lily ya?”

“Iya Mam,” sahutku sambil iseng menyelundupkan jari tengahku ke dalam celah memek Mama yang masih kering, tapi setelah tersentuh jemariku mulai membasah.

“Kok mainin memek Mami lagi? Barusan kan udah ngecrot.”

“Seneng… memek Mami dicukur plontos gini jadi lebih jelas bagian-bagiannya,” ucapku sambil menggesek-gesek itil Mami yang sudah kutemukan.

“Nanti kalau mami horny gimana?” tanya Mami sambil menyelundupkan tangannya ke balik celana pendekku, “Iiiih… udah ngaceng lagi nih?”

“Iya Mam,” sahutku sambil melepaskan celana pendekku. Mungkin Mami menyangka kalau aku mau langsung memasukkan kontolku ke dalam memeknya.

Tapi buka itu yang kulakukan. Aku melepaskan tali kimono Mami, lalu menelungkup di antara sepasang paha gempal Mami. Dan menyerudukkan mulutku ke memek Mami…!

Dengan lahap kujilati memek Mami yang sudah kungangakan dengan sepasang tanganku. Ujung lidahku menyapu-nyapu bagian dalam memek Mami yang lembut dan berwarna pink itu.

Luar biasa menyenangkannya menjilati memek Mami yang sudah dicukur gundul ini. Sehingga ketika Mami berkata sudah… sudah Leon… sudah… aku malah semakin lahap menjilati itilnya, membuat Mami menggelinjang-gelinjang dengan nafas tertahan-tahan…!

Aku seolah kafilah haus di tengah padang pasir yang menemukan oase. Lalu minum selahap-lahapnya di antara kedua pangkal paha ibu kandungku.

Setelah puas menjilatri kemaluan Mami, barulah aku membenamkan kontolku yang sudah ngaceng lagi ini ke dalam liang memek Mami yang sudah basah sekali oleh air liurku. Kali ini tidak sulit bagiku membenamkannya karena sudah dilicinkan oleh air liurku yang mungkin sudah berbaur dengan lendir libido Mami.

Permainan surgawi pun bergaya lagi. Bahwa kontolku mulai bermaju-mundur lagi di dalam liang memek Mami.

Entah dari mana datangnya kekuatan baru ini. Yang jelas, kini aku benar-benar mengentot Mami dengan perkasa sekali. Sementara Mami hanya mendekap pinggangku sambil memejamkan matanya. Dengan nafas tersendat-sendat.

Keletihanku sudah hilang. berganti dengan gairah yang luar biasa. Seolah diriku ini kendaraan yang baru diisi pertamax sampai full. Siap untuk menari di atas perut ibuku segarang mungkin.

Pada suatu saat Mami minta untuk mengubah posisi. Kuikuti permintaannya itu. Mami ingin beraksi dalam posisi WOT. Dan aku bisa “beristirahat”, hanya menelentang. Sementara Mami menaik-turunkan memeknya sambil menjepit kontolku.

Mungkin lebih dari seperempat jam Mami bermain di atas. Sampai akhirnya ambruk sambil memeluk leherku. Ambruk di puncak orgasmenya.

Tapi aku masih terlalu tangguh. Ketika Mami menungging, kujebloskan lagi kontolku dalam posisi doggy. Ini sangat menyenangkan. Karena aku bisa mengentot Mami sambil menepuk-nepuk buah pantatnya yang gede itu.

Keringatku pun bercucuran. Bercampur baur dengan keringat Mami. Lalu kami kembali ke posisi semula. Mami di bawah lagi. Sementara aku bisa mengentotnya sambil meremas-remas sepasang toket gedenya.

Semuanya ini berlangsung lebih dari sejam. Mungkin karena kali ini merupakan persetubuhan yanhg kedua kalinya. Sehingga kontolku jadi sulit sekali berejakulasi. Namun akhirnya aku bisa juga berejakulasi sambil meremas toket Mami sekuatnya.

Lalu aku menggelepar di atas perut Mami. Dan akhirnya terkulai di ujung kepuasanku.

Tak peduli lagi dengan tubuhku yang sudah bermandikan keringat. Aku pun tertidur di dalam dekapan Mami.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu