2 November 2020
Penulis —  benqull

Birahi Anak Nakal

Next..

JAJANG.

dihari pulangnya Maman menghajar Jojo.

Jajang saat ini pergi sama Abinya ke menemui pak kiayi yang rumahnya dikota dikampung yang lumayan jauh dari kampungnya, dan tentu saja membuat Jajang kesal bukan main lantaran dia nggak bisa ngerjain ibu Wiwin ibuk dari temannya yang bernama Manu.

“ah sial kenapa Abi harus ngajak aku segala sih, kenapa nggak pergi sendiri saja, kalo kayak gini aku nggak bisa ngerjain ibuknya Manu, ahh padahal hari ini rencananya aku akan ngentu ibuknya Manu, ah sial sial” Jajang didalam hati.

Dan Saat ini Jajang lagi rebahan disalah satu kamar miliknya pak kiayi. Lalu Jajang melihat jam didinding dan jam itu menunjukan pukul 3 sore, Dan Jajang merasa waktu terasa sangat lama karena Jajang merasa bosan, Dan sebenarnya tadi Jajang diajak bapaknya untuk ngobrol ngobrol dengan pak kiayi namun Ujang memilih untuk istirahat dan untungnya pak kiayi pengertian dan mempersilahkan Jajang untuk istirahat.

“ahh mana pulangnya besok lagi sih lama bener deh, dan ini gara gara Abi, aku jadi tak bisa ngentu bu Wiwin” Gerutu Jajang.

kini Jajang mengingat ingat awal ngerjain ibu Wiwin dan saat itu sebulan yang lalu Jajang tak sengaja melihat Bu Wiwin lagi telanjang sedang mencolok colok tempeknya pake 2 jari, Lalu Jajang merekam aksi bu Wiwin dan setelah merekam bu Wiwin, Jajang punya niatan untuk ngerjain bu Wiwin. Lalu Jajang nekat memperlihatkan rekamannya itu ke bu Wiwin dan otomatis bu Wiwin langsung kaget dan hendak marah ke Jajang tapi apa daya bu Wiwin pun tak sempat marah lantaran Jajang langsung mengancamnya jadi mau tak mau membuat bu Wiwin takut dan takluk sama Jajang.

Dan Jajang yang melihat bu Wiwin sudah dapat ditaklukinnya membuatnya senang bukan main dan jadi mulai hari itu Jajang menjadikan bu Wiwin sebagai mainannya. Ya Jajang suka mempermainkan bu Wiwin dan Jajang juga suka mencabuti jembut bu Wiwin dan Jajang tak sedikitpun punya rasa kasian ke bu Wiwin yang meringis kesakitan saat dirinya mencabuti jembut bu Wiwin, dan bahkan kelancangan Jajang lebih gila lagi karena Jajang menyuruh bu Wiwin telanjang terus saat bersamanya dan Jajang juga tak sungkan sungkan memperkosa mulut bu Wiwin dan menyuruh bu Wiwin menelan pejuhnya tiap saat.

“ah sial aku lupa bawa hp ah kenapa bisa lupa sih, kalo gini gimana mau nelfon Umi, sial sial sial” Umpat Jajang didalam hati.

“oh iya pinjam hp abi deh” Lalu Jajang keluar kamar menemui Abinya.

“Bi pinjam hpnya dong, hp Jajang ketinggalan nih” Ucap Jajang setelah menemui Abinya yang kini Abinya lagi ngobrol sama pak kiayi dan bu yai. Jajang sempat melirik ke bu Yai dan membuat Jajang terpana akan kecantikan bu Yai istri kedua pak kiayi, dan Jajang merasa usia bu Yai sama dengan Uminya dan Jajang merasa juga kalo bu Yai cantik namun masih kalah cantik sama Uminya, namun bagi Jajang itu nggak jadi masalah dan Jajang ingin sekali ngentu bu Yai namun Jajang merasa itu mustahil jadi Jajang pun mengurungkan niatnya untuk ngentu bu Yai.

“Ini Jang” Ucap Abinya Jajang sambil menyodorkan hpnya ke Jajang.

“Makasih bi, bi Jajang ke kamar lagi ya, pak kiayi, bu Yai, Jajang pamit” Ucap Jajang. Lalu Jajang menuju kekamar lagi setelah sukses meminjam hp ke Abinya. Setelah sampe kamar Jajang pun menelfon Uminya.

“Halo Abi” Ucap Uminya Jajang setelah panggilan telfon Jajang terhubung dihape Uminya.

“Aku tuan Jajang Umi lonte” Ucap Jajang dengan lancangnya bilang lonte ke Uminya yang notabene Uminya adalah ibuk kandungnya sendiri, juga seorang ustadzah dan Jajang berani lancang karena Jajang sudah menjadikan Uminya sebagai lontenya bahkan kini Uminya sudah berhasil dikentunya 3 hari sesudah Jajang bisa menjadikan bu Wiwin sebagai mainannya.

Awal Jajang ingin ngentu Uminya semenjak Jajang bisa ngerjain bu Wiwin ibuknya Manu. Nah pada saat itulah Jajang berhasrat untuk bisa ngentu Uminya dan Jajang pun mencari waktu yang tepat untuk bisa mengentu Uminya dan Jajang juga merasa wajib memberikan keperjakaannya untuk Uminya jadi itulah satu alasannya Jajang belum ngentu bu Wiwin dan alasan utama Jajang ialah agar Uminya berhasil dia hamili.

“Eh Tuan Jajang, Lestari kira Abi soalnya nomernya milik Abi” Ucap ustadzah lestari Uminya Jajang.

“hpku ketinggalan Umi lonte, Umi lagi apa sekarang” Ucap Jajang sambil rebahan.

“Lestari lagi nyante tuan Jajang” Ucap Umi lestari ibuknya Jajang.

“Umi nggak pake cd juga bh kan” Ucap Jajang sambil mengocok kontolnya yang besar dan panjang itu, kalo dibandingkan dengan kontol Abi nya kontol Jajang menang segalanya dan Jajang tau kalo kontol Abinya sangat mungil seperti punya anak kecil, sampe sampe Jajang tertawa geli saat melihat kontol Abinya yang lagi ngentu uminya.

ya akhir akhir ini Jajang bila langsung liat Abi dan Uminya lagi bersetubuh karena Jajang minta Uminya kalo Abinya lagi pengen bersetubuh harus bilang padanya jadi Jajang bisa mengintip kedua orang tuanya lagi bersetubuh. Meski kini Uminya telah jadi miliknya namun Jajang masih memperbolehkan uminya melayani Abinya namun Jajang tak memperbolehkan tempek Uminya ditumpahin pejuh abinya jadi Jajang meminta ke Uminya mencabut kontol Abinya yang hendak ngecroot dan Uminya pun patuh sama Jajang dan tak membiarkan pejuh suaminya tumpah ke lubang tempek nya, jadi ketika suaminya hendak ngencrot Lestari langsung ngedorong tubuh suaminya jadi mau tak mau penis kecil suaminya keluar dari liang vaginanya dan membuat pejuh suaminya itu terbuang diluar tempeknya.

“Ya nggak makelah tuan Jajang, kan tuan Jajang sendiri yang ngelarang Umi pake cd juga bh kan” Ucap bu Lestari dan Jajang yang mendengar ucapan Uminya membuat kontolnya jadi ngaceng sengaceng ngacengnya jadi Jajang kini mengocok kontolnya dengan cepat.

“Umi itu Ustadzah lo kok nggak pake daleman, Umi Ustadzah nakal” Ucap Jajang sambil mempercepat mengocok kontolnya.

“Yang buat Umi jadi nakalkan kamu kan tuan Jajang, suka ya bikin Uminya nakal” Ucap bu Lestari.

“Ya Jajang suka buat Umi nakal tapi nakalnya cuma sama Jajang saja Umi” Ucap Jajang yang masih mengocok kontolnya dengan cepat.

“Ya Umi nakalnya cuma sama kamu saja kok Tuan Jajang” Ucap Umi lestari.

“Besok Jajang pulang Umi dan Jajang ingin ngentu tempekmu lagi Umi biar Umi cepat hamil” Ucap Jajang yang masih mengocok kontolnya dengan cepat agar pejuhnya cepat keluar namun alih alih keluar sampe tangannya pegal pejuhnya nggak kunjung keluar membuat Jajang kini menghentikan kocokan dikontolnya dan kini Jajang hanya mengelus elus kontolnya saja.

“Umi juga pengen dikentu kamu lagi tuan Jajang” Ucap bu lestari.

“Umi sudah ya telfon nya” Ucap Jajang.

“Iya tuan Jajang” Ucap Umi lestari, dan Tut tut tut Jajangpun mematikan telfonnya. Setelah menutup telfon Jajang belum beranjak dari rebahannya dan masih mengelus ngelus kontolnya. “kontol kontol dasar kontol nakal tempek Uminya sendiri dikentu dasar kontol kurang ajar” Gumam Jajang sambil senyum senyum sendiri dan Jajang kini mengingat ingat awal dia bisa ngentu Uminya.

Jajang masih ingat jelas waktu dia bisa ngentu Uminya dan waktu itu waktu yang tepat Jajang bisa melaksanakan niatnya untuk bisa mengentu Uminya. Dan saat itu hari ketiga setelah Jajang menjadikan bu Wiwin sebagai mainannya Jajang memiliki kesempatan dan waktu yang tepat untuk bisa menggauli Uminya, Dan waktu itu malam hari dimana Abinya lagi pergi bersama tetangga menengok tetangga yang sakit dan Abinya bilang ke Jajang kalo Abinya tak langsung pulang dan pulangnya besok pagi, dan Abinya berpesan pada Jajang agar Jajang nggak main keluar agar mau menemani Uminya dirumah.

Dan tentu saja Jajang pasti mau akan pesan dari Abinya itu lebih lebih itulah yang diharapkan sama Jajang dan setelah Abinya meninggalkan rumah, dan Jajang melihat Uminya masuk kamar lalu Jajang ikut Uminya kekamar. Dan setelah Jajang didalam kamar Uminya, Jajang langsung menubruk tubuh Uminya yang dimana Uminya sedang rebahan dikasurnya.

Tentu saja apa yang dilakukan Jajang membuat Uminya kaget dan meronta ronta, namun Jajang yang sudah berniat ingin menyetubuhi Uminya membuat Jajang tak mempedulikan rontaan Uminya itu dan malahan Jajang menciumi mulut Uminya dan meremas remas payudara Uminya membuat Uminya mencoba melawannya, Namun Jajang mampu meredam perlawanan dari Uminya bahkan Jajang dengan mudah menahan rontaan Uminya dikarenakan tubuh Uminya begitu mungil.

Setelah Jajang yakin Uminya mampu ditaklukannya lalu Jajang secepat kilat melepas gamis Uminya dan tentu saja membuat Uminya marah marah dan mau menampar Jajang, tapi dengan sigap Jajang memegang tangan Uminya yang hendak menamparnya dan Jajangpun mengancam Uminya akan melakukan kekerasan bila Uminya masih memberontak dan Uminya pun langsung lemas dan takut saat mendengar ancamannya itu dan Jajang merasa senang jika ancamannya itu bisa membuat Uminya ketakutan dan akhirnya malam itu Jajang bisa menyetubuhi Uminya berkali kali bahkan Jajang mampu membuat Uminya merasakan kenikmatan yang tak bisa didapatkan dari Abinya, bahkan Jajang mendengar sendiri saat Uminya mengatakan kalo dirinya bisa membuat Uminya meraih kenikmatan saat bersetubuh, dan Uminya juga bilang kalo Uminya baru pertama kali merasakan rasanya klimaks dan Jajang yang mendengarkan penuturan dari Uminya itu membuat Jajang senang sekali dan Jajang juga yakin kalo uminya bakal takluk dan patuh padanya.

Lalu Jajang mengatakan ke Uminya bakal akan ngasih kenikmatan terus ke Uminya asal Uminya bersedia mau patuh dan nurut padanya, dan Jajang pun sangat girang hatinya saat Umi nya mau patuh dan nurut padanya dan mulai malam itu lah akhirnya Jajang menganggap Uminya bukan lagi ibu kandungnya lagi namun sebagai perempuan nakal yang harus siap dikentunya kapan saja dan dimana saja saat Abinya tak ada dirumah, dan semenjak itulah sampe hari ini Jajang selalu ngentu Uminya dan Uminya selalu siap melayaninya dan yang membuat Jajang lebih girang lagi ternyata Uminya mau memanggilnya tuan dan Uminya juga mau dikatain apapun olehnya.

“Ya ampuuuuuun, bezzar dan panjang sekali” Jerit tertahan dari seorang perempuan dibalik pintu yang terbuka membuat ingatan Jajang tentang awal ngentu Uminya buyar dan Jajangpun menoleh ke arah pintu dan Ujang melihat bu Yai sedang menatap kearah kontolnya yang semenjak tadi dielus elusnya itu, dan bukannya langsung menutup kontolnya namun Jajang kini malah mengocok pelan kontolnya dan Jajang berfikir kalo bu Yai istri kedua pak kiayi yang bernama asli bu Azizah itu sedang takjub dengan kontolnya jadi Jajang sengaja mengocok kontolnya untuk menggoda bu Yai Azizah.

“Bu Yai sini dan lihatlah kontol Jajang dari dekat” Ucap pelan Jajang dan Jajang tak peduli jika ucapanya membuat bu Yai Azizah marah karena merasa dilecehkan dan Jajang yakin betul kalo bu Yai Azizah takkan marah jadi Jajang berani bilang begitu. Lalu Jajang melihat bu Yai masuk kamar ditempatinya itu dan berjalan mendekat kearahnya yang sebelumnya tak lupa menutup kembali pintu kamar.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu