3 November 2020
Penulis —  MUSANG BULAN

Adik sepupu yang manja

lanjut..

Pagi yang cerah secerah hatiku, setelah sarapan aku menuju garasi dan mngecek kondisi mobilku, setelah kurasa siap aku memanasi mesinnya karena hari ini aku ingin mngajak Arin jalan-jalan.

Tentu saja hal itu membuat Arin senang sekali, mengingat memang kita jarang keluar berdua untuk jalan-jalan, kerena seringnya kami liburan selalu bersama keluarga.

Persiapan sudah penampilan pun sudah keren, kamipun berangkat tak lupa berpamitan kepada ortu, bruumm.. bruumm.. suara mobilku meninggalkan rumah, aku berencana mengajak Arin kepantai, diperjalan aku berhenti sebentar untuk membeli camilan dan minuman sebagai teman dalam perjalanan, karena jarak menuju pantai cukup jauh.

Didalam mobil sungguh menyenangkan melihat arin sangat ceria bercerita dan ketawa-tawa kadang bernyanyi mengikuti alunan lagu yang aku putar, dengan mimik dan gerak yang imut dan lucu menggemaskan, sehingga tak jarang membuatku menarik tangannya agar lebih dekat denganku dan mencium pipinya sesekali mengacak-ngacak rambutnya gemas.

Sekitar 2jam sampailah kami dipantai, setelah mendapatkan tempat parkir aku menggandeng tangan Arin menuju tepi pantai dan dia langsung menarikku berlari-lari bermain ombak sampai semua baju kami basah, tak bosan-bosannya Arin bermain air, senang sekali melihatnya ceria seperti itu.

Setelah cukup lama bermain air aku mengajak Arin istirahat berteduh dibawah pohon, kusandarkan tubuhku dibatu karang sambil kupeluk tubuh Arin dari belakang Arin pun menyandarkan kepalanya dibahuku, kami terdiam memandang hamparan laut yang indah dan begitu menghayati kebersamaan dan kemesraan kami.

Saat penisku menempel dipantat Arin yang tonggeng kurasakan ada gejolak birahi yang membuat penisku lama-lama menggeliat berdiri, entahlah semenjak pergumulanku dengan arin semalam membuat persaanku berubah total, setiap lekuk tubuh Arin ataupun setiap bersentuhan dengan tubuhnya menumbuhkan nafsu yang selama ini tidak pernah aku rasakan.

Aku mulai menggesek-gesekkan penisku kepantatnya.

“punya kakak kok berdiri?”

“iya dek, gak tau kenapa sekarang setiap memelukmu punya kakak berdiri..!” dengan suara yang bergetar aku menjawabnya.

Aku melihat sekeliling tidak ada orang dan kurasa cukup aman aku mulai menciumi tengkuk leher dan kupingnya bergantian, tubuh Arin sedikit bergetar dan merinding saat kuciumi daerah sekitar lehernya.

Tanganku yang memeluk perutnya perlahan-lahan merayap keatas dan mulai mengelus buah dadanya yang baru tumbuh dengan lembut, masih kecil setelangkupan tanganku saja tidak penuh tapi kecang dan kenyal, membuatku sangat bernafsu perlahan mulai meremasnya pelan dan terus menggesek penisku dan menciumi lehernya.

“kak oohh.. jangan disini nanti ada orang, ohh.. kak”

Aku tidak peduli dan semakin bernafsu meremas-remas buah dadanya. Tapi yang tidak aku duga Arin melepaskan diri dan berlari menjauh mendekati Air sambil ketawa mengejek aku yang memerah menahan konak.

“adik nyebelin banget sich.. ngerjain kakak..!”

Aku langsung mengejarnya dan terjadilah kejar-kejaran antara kami.

to be konti…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu