3 November 2020
Penulis —  MUSANG BULAN

Adik sepupu yang manja

Lanjut..

Setelah selesai mandi aku menuju dapur untuk membuat minuman kesukaanku kopi kapucino late, aku bawa keruang tengah karena ingin bersantai sambil menonton tv. Aku sengaja duduk disofa yang biasa ortuku duduki saat menonton tv, karena lebih nyaman kalau sambil meminum kopi. Arin dan Devi belum terlihat keluar kamar, entah apa yang mereka lakukan atau yang mereka rencanakan, ah..

Tak lama kemudian Devi keluar kamar, dia menggunakan kaos panjang dan juga celana training panjang beserta jilbab yang menutupi kepalanya. hmm.. sungguh cantik sekali penampilan Devi menggunakan baju santai dan juga jilbab berbahan kaos yang terlihat santai, Devi tersenyum kepadaku dan kubalas senyumnya yang manis itu saat dia mau duduk disofa yang aku duduki.

Kami menonton tv berdua saja karena Arin belum keluar dari kamar, kami menonton dalam diam karena diantara kami tidak ada yang memulai pembicaraan. entah kenapa aku merasa canggung dan mungkin Devi pun demikian, sampai akhirnya Arin keluar kamar dan menghampiri kami.

Kulihat Arin memakai daster tanpa lengan dan panjangnya diatas lutut, baju tidur yang biasa dipakainya yang sering bikin aku gregetan.

Arin tanpa bicara duduk dipangkuanku dan menghadapku tanpa basa-basi langsung melumat bibirku, membuatku sedikit gelagapan.

“ih.. adek main sosor aja, gak sabaran banget!”

“adek sudah horny dari tadi kak” jawab Arin yang terus mengecupi bibirku.

“tapi kan masih ada Devi dek?” ucapku karena memang aku sebenarnya tidak biasa bermesraan dilihat orang.

“tidak apa-apa kak, nanti Devi juga minta diajarin sama kakak”

“baiklah kalo itu yang kalian inginkan”

Aku langsung membalas lumatan bibir Arin dan tanganku kugunakan untuk meremas pantatnya yang tonggeng itu yang ternyata sudah tidak memakai cd, Devi tampak tegang dan kulihat sering melirik aku dan Arin yang melakukan freskiss dengan wajah merah merona.

Arin melepaskan tautan bibir kami langsung turun dari pangkuanku dan berjongkok dihadapanku, Arin membuka celana yang kupakai diloloskannya hingga terlepas dari kakiku membuat penisku langsung mencuat berdiri tegak menodong tepat didepan wajah Arin, tanpa basa-basi lagi Arin langsung mengocok penisku dan memasukkan kedalam mulutnya.

oohh.. dek.. oohh.. ennaakk.. oohh..

Kupegang kepalanya dan kubantu menaik turunkan kepalanya, membuatku semakin kenikmatan.

Tidak lama kemudian Arin menyudahi kulumannya, membuatku sedikit kecewa karena tidak biasanya Arin hanya sebentar melakukan bj.

“kak langsung saja ya? adek sudah tidak tahan lagi” ucap Arin dan tanpa menunggu jawabanku dia sudah naik kepangkuanku, aku langsung menyambutnya dengan lumatan dibibirnya. Kusingkap dasternya keatas dan arin memegang penisku diarahkanyanya kememeknya, menggesekkan sebentar kepala penisku yang kurasakan sudah basah sekali.

Ditekannya pantatnya kebawah membuat penisku mulai membelah bibir memeknya, sampai setengah penisku memasuki lubang yang masih terasa sempit menjepit, diangkatnya lagi pantatnya menjadikan hanya kepala penisku yang ada didalam dan menekanya lagi sampai mentok penisku masuk dengan sempurna.

ooohh.. kak.. ooohh.. eenak.. aacchh..

Saat proses penetrasi itu terjadi aku lihat Devi mendekat dan terus memperhatikan penisku yang memasuki memeknya Arin, mungkin karena penasaran ingin melihat bagaimana penis memasuki memek sehingga Devi mencondongkan tubuhnya semakin mendekan dan matanya tidak berkedip menatap kearah penisku dan memek Arin yang menyatu.

Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya Devi yang terlihat penasaran tapi juga malu mengakuinya.

Arin mulai menaik turunkan pantatnya membuat penisku keluar masuk menggesek dinding memeknya yang licin dan menjepit sangat erat.

Menggenjot naik turun dengan konstan, kadang sedikit mengangkat pantatnya membuat penisku sedikit saja yang keluar dan menggenjot dengan cepat, terkadang mengangkat pantatnya lebih tinggi sampai hanya kepala penis saja yang berada didalam dan menggenjot turun dengan kuat tp secara pelan. Tak butuh lama tubuh Arin menegang dan d

memeknya menghisap kuat penisku, dengan satu genjotan kuat dari dalam memeknya menyembur sangat kuat cairan yang menghantam penisku berkali-kali. Tubuh Arin lemas memelukku, setelah nafasnya teratur dia menciumi seluruh wajahku seolah mengucapkan rasa terimakasih karena telah menghantarkanya pada kenikmatan yang luar biasa.

“kak terusin sama Devi ya? adek lemes sekali, sudah tidak kuat rasanya” Setelah mengecup keningku Arin beranjak dari pangkuanku membuat penisku yang masih tegak berdiri tercabut dari memeknya, penisku terlihat sangat basah terkena cairan yang keluar dari memek Arin yang cukup banyak tadi, setelah membisikkan sesuatu kepada Devi dan entah apa itu tapi aku lihat membuat Devi tersenyum penuh arti Arin kemudian berjalan menuju kearah kamarku.

Kini tinggallah aku dan Devi yang berada diruang tv, kulepas kaosku sehingga kini aku sudah telanjang bulat. Pandangan Devi fokus menonton tv seolah dia cuek akan keberadaanku, tanpa menunggu lama lagi aku langsung menerkamnya. Kutindih tubuhnya membuat Devi rebah disofa, kupandangi sebentar wajah cantiknya dan kumulai dengan menciumi seluruh wajahnya dan berakhir dengan melumat bibirnya terjadilah freskiss kembali diantara kami.

Aku mulai meraba buah dadanya yang sangat kenyal kurasakan, dan mulai kuremas-remas kiri kanan secara bersamaan membuat Devi semakin bergairah melumat bibirku.

Kuminta Devi melepas kaosnya tanpa melepas jilbabnya dan kubantu melepas kaitan bhnya yang ada dibelakang, oohh.. indah sekali buah dadanya lebih montok dari punya Arin tapi puting yang berwarna pink itu terlihat mungil sekali.

Tidak tahan melihat pemandangan yang ada didepanku, segera kuremas kiri kanan bersamaan menggunakan kedua tanganku.

Kucaplok putingnya, kusedot dan kumainkan lidahku menjilati kiri kanan secara bergantian.

oohh.. kak geli.. ooohhh.. kak sudah.. geli kak ooohh…

Aku tidak peduli dengan erangan Devi tetap kuremas dan kusedoti buah dadanya, setelah puas bermain dengan buah dadanya kecupanku dan jilatanku mulai turun keperutnya. Kutelusuri perut yang mulus dan rata itu menggunakan bibir dan lidahku, setelah puas bermain diperut dan pusarnya aku lepaskan celana trainingnya dan Devipun membantu dengan mengangkat pinggulnya membuatku mudah untuk melepasnya, dan ternyata Devi tidak memakai cd karena langsung terlihat gundukan yang sangat tembem dan halus tanpa bulu.

Aku sudah tidak taha melihatnya, segera kudaratkan bibirku digundukan itu, kukecup kukeyot dan kujilati karena gemas sekali aku melihatnya. Setelah puas membuat gundukan itu sedikit kemerahan dan basah oleh liurku, mulai kukangkangkan kakinya dan kutekuk keata memperlihatkan belahan segaris itu sedikit terbuka.

Kujilati belahan memeknya dan kuhisap cairanya kuselingi dengan menyedot dan menjilati kelentitnya, Tubuh Devi kelojotan menerima perlakuanku membuatku harus tetap memegangi kakinya agar mulutku tidak terlepas dari memeknya.

ooohhh.. kak gelii.. ooohhh.. kak eenakk… oohh.. teruss.. oohh..

Tak kuhiraukan rintihanya Devi, terus kumainkan memeknya yang semakin basah menggunakan mulut dan lidahku.

ooohh.. aacchh.. kak.. oohh.. kak sudah.. oohh.. Devi mau pipis kak.. oohh.. kak.. Devi.. pipiiiiss..

Saat kurasakan tubuh Devi menegang kusedot kelentitnya dengan kuat dan terus kujilati.

kak.. aawass.. Devi sudah tidak tahan kak awaasssa..!

ccrreeett.. ccrreeett.. cccrreett..

wow.. ternyata Devi bisa squirt karena dari dalam memeknya menembakkan cairan yang cukup kencang menghantam mulutku, membuatku sedikit gelagapan dan mulutku belepotan cairan orgasmenya.

Tubuh devi kejang-kejang menggelepar dan nafasnya ngos-ngosan karena badai squirt yang menghantamnya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu