3 November 2020
Penulis —  MUSANG BULAN

Adik sepupu yang manja

Ini cerita ke 2 tentang penglaman pribadiku tapi lebih sedapnya ditambah bumbu2 penyedap biar lebih sedap.

Langsung saja namaku Wildan umurku 19th t 175 b 65 kulit sawo matang dan lumayan ganteng, ukuran penis 19cm 5cm soal ukuran penis aku tidak bohong karena setiap pagi penisku selalu aku rendam dengan air teh ini aku lakukan atas anjuran temanku agar penis bisa panjang dan besar.

Meskipun kata temanku gak setiap orang berhasil dengan cara itu tapi apa salahnya dicoba dan hasilnya cukup memuaskan penisku kini sudah besar dan panjang.

Ups.. kok jadi ngmongin penis mulu, oke..! langsung saja aku mempunyai adik sepupu namanya Arin umurnya baru 13th karena memang beda umur kami 6th, dia sangat cantik dan imut stiap hari selalu bikin aku gemas.

Hubungan kami sangat akrab sudah seperti saudara kandung karena selain rumah kami dekat dan setiap hari selalu bertemu kami juga sama2 anak tunggal.

Sejak kecil Arin sangat manja kepadaku dan aku juga sangat sayang kepadanya, karena memang dari dulu aku pengen adik perempuan tapi ntah kenapa ibuku tidak mau hamil lagi. Dan saat Arin lahir aku sangat senang sekali, setiap pulang sekolah aku selalu main kerumah tanteku untuk bermain2 dengan Arin.

Sampai beranjak dewasa pun Arin tetap manja kepadaku, setiap libur sekolah hari minggu ataupun hari libur lainnya dia selalu tidur dirumahku dan hanya mau tidur denganku.

Bahkan dari kecil aku sering memandikannya jadi pertumbuhan tubuh Arin dari kecil sampai beranjak dewasa aku tau semuanya, dari dadanya yang rata sampai mengembang meskipun belum besar tapi sudah membentuk tapi lucunya puntingnya seperti masuk kedalam jadi ditengah2 aerola yang berwarna pink itu seperti tidak ada tonjolan, kalo memeknya Arin dari kecil sudah tembem dan menggemaskan.

Selain itu kebiasaan Arin dari kecil sampai sekarang baik itu dirumahku atau dirumahnya setiap ada aku saat duduk selalu minta dipangku dan keluarga kami memakluminya karena sudah terbiasa dari kecil.

Katanya lebih nyaman dipangkuanku dari pada duduk sendiri, dan ini awalnya perubahan hubunganku dengan Arin, waktu itu Arin yang sudah kelas 1SMP tidur dirumahku karena besoknya hari minggu.

Setelah makan malam kami sekeluarga nonton tv, ayah dan ibuku duduk berdua dikursi sedangkan aku memilih duduk dikarpet yang ada didepan kursi dan Arin yang datang paling akhir karena gosok gigi dulu langsung duduk, dipangkuanku tanpa permisi karena memang kebiasaanya dari kecil seperti itu.

Ortuku saat melihat Arin berada dipangkuanku tersenyum sambil geleng2 kepala, dan ibu mencubit pipinya Arin sambil berkata “kamu itu lo Rin sudah besar kok masih aja kolokan sama kakakmu” Arin tidak menjawab cuma senyum2 aja dan fokus lagi nonton tv.

Saat seperti inilah sebenarnya menurutku paling menyenangkan memangku Arin, entahlah yang pasti aku merasa nyaman dan kebiasaan saat Arin dipangkuan aku melingkarkan tanganku diperutnya dan mengelus2nya, kalo sudah begitu Arin pun bersandar dan merebahkan kepalanya didadaku, sambil menonton tv kami bercanda dan karena gemas sering aku mencium pipi kanan dan kiri Arin.

Sekitar 1jam kami menonton tv tepatnya jam 9 malam ortuku beranjak kekamarnya mau tidur dan menyuruh kami segera tidur, tapi karena besok hari minggu dan filmnya bagus kalo gak salah Xmen “wolferine” maka kami menolak dan meneruskan menonton tv berdua.

Pada saat adegan difilm ada ciumannya entah kenapa aku juga ingin rasanya berciuman dan setelah mencium pipi kanan kiri Arin tanpa sadar tanganku memegang dagunya dan kutarik pelan agar kepalanya menyamping langsung aku cium bibirnya yang tipis berwarng pink natural itu, cukup lama bibir kami menempel dan setelah bibir kami terlepas Arin menatapku cukup lama dan berkata.

“kok kakak cium bibir adek?”

“itu karena kakak sayang banget sama adek”

Sambil memeluk semakin erat perutnya, Arin pun tersenyum dan kembali fokus kefilm.

Setelah mencium bibirArin untuk pertama kalinya itu ada perasaan dan getaran2 aneh yang selama ini tidak pernah aku rasakan kepada Arin, dan penisku mulai menggeliat berdiri.

Tak tahan ingin mencium bibirnya Arin lagi, aku membisikkan didekat telinga Arin “dek boleh kakak cium bibirmu lagi?” dan tanpa menoleh Arin mengangguk kan kepala.

“kalo begetu adek duduknya menghadap kakak aja” kataku kepadnya.

Arin langsung berdiri menghadapku mengangkangi pahaku kemudian duduk dipangkuanku.

Karena posisi duduk Arin yang mengangkangiku sehingga daster selutut yang dipakainya tersingkap tak ayal penis dan memek Arin menempel berlapis cd nya dan celana bola yang aku pakai saja, hangat aku rasakan dipangkal paha yang saling menempel.

Arin menunduk dan wajahnya memerah, mungkin gugup dan malu karena meskipun hubungan kami sangat dekat belum pernah dalam situasi yang sarat emosi seperti ini.

Aku angkat dagunya kemudian aku cium bibirnya dengan lembut, awalnya hanya kecupan2 lembut saja tapi lama2 aku coba melumat dan menyedot bibirnya, Arin hanya diam saja saat aku lumat dan sedot bibirnya tapi lama2 dia mulai membalas, terjadilah saling sedot dan saling lumat bibir dan terdengarlah berkecipak suara bibir kami yang saling beradu.

Cukup lama kami berciuman sampai nafas kami tersengal2 dan aku mulai melepaskan tautan bibir kami setelah bibir kami terlepas Arin memelukku dan membenamkan wajahnya didadaku.

Suaraku bergetar menahan birahi yang semakin memuncak saat aku mengajak Arin untuk tidur, dia tidak menjawab hanya mengangguk saja, lalu aku matikan tv dengan remot yang ada disebelahku.

Sambil tetap menggendong Arin aku berjalan kekamarku, dan sesampainya dikamar aku rebahkan Arin diranjang tanpa melepas pelukanku jadi aku masih setengah menindihnya.

Tanpa basa basi aku langsung melumat dan menyedot bibir Arin lagi dan langsung dibalas trjadilah saling lumat saling sedot kedua bibir kami, sesekali kumasukkan lidahku kedalam mulutnya mengail2 lidahnya.

Tanpa melepas pagutanku mulai kuayunkan pinggul menggesek memeknya yang masih terhalang cdnya dan celanaku, semakin lama ayunanku semakin cepat dan gesekan itu semakin nikmat kurasakan, mungkin Arin merasakan hal yang sama karena diantara ciuman kami terdengar lenguhan lenguhan nikmat Arin.

eeennggh… eeeehhhhh… eeennnggh…

aku rasakan cd arin semakin lama semakin basah.

capek nulis pake hape..

to be conti..

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu