3 November 2020
Penulis —  MUSANG BULAN

Adik sepupu yang manja

Hari ini ortuku dan ortunya Arin keluar kota menghadiri undangan famili kami yang mengadakan acara pernikahan anak mereka, rencananya menginap 1malam disana dan aku tidak ikut karena ditugaskan menjaga rumah dan juga menjaga Arin.

Sekitar jam 4 sore aku duduk bersantai diteras belakang rumah menikmati suasana sore hari yang cerah ditemani sigaret kesukaanku dan juga secangkir kapucino, disaat seperti inilah aku sering terbuai lamunan tentang apa yang selama ini aku dan Arin lakukan.

Meskipun itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan, tetapi akhir-akhir ini rasa bersalah kadang selalu menghantuiku. Namun begitu aku belum bisa mengendalikan nafsuku, dan kejadian yang kadang kusesali ini tetap saja terus berulang. setiap ada kesempatan selalu kami manfaatkan untuk mengumbar birahi kami, setiap sudut rumah ini hampir semua sudah kami jadikan tempat berfantasi kami.

Sudah hampir 1th kami menjalin hubungan yang banyak orang bilang itu hubungan yang sangat tabu, sudah tidak terhitung lagi berapa kali kami melakukanya. Tapi dari itu semua ada 1 kejadian yang menurutku paling ekstrem, dimana kami ml didekat ortuku, berkesan karena sensasinya sungguh luar biasa. Dan selalu lamunanku terhenti pada kejadian itu, karena memang sampai kapanpun tidak akan pernah aku lupakan.

Waktu itu seperti biasa setelah makan makan malam kami menonton tv diruang tengah, ortuku duduk disofa berdua sedangkan aku dudu dibawah didekat mereka.

Tak lama kemudian Arin datang dengan memakai baju tidur kesukaanya daster yang panjangnya sedikit diatas lutut, tapi yang beda kali ini Arin membawa selimut.

Tanpa permisi langsung duduk dipangkuanku dan membentangkan selimutnya menutupi bagian depan tubuh kami, menikmati acara tv diselingi ngobrol yang penuh canda tawa setiap hari kami lakukan membuat keluarga ini selalu harmonis. Karena tubuhku dan tubuh Arin tertutup selimut, aku iseng meraba memeknya dan aku sempat terkejut karena Arin tidak memakai cd.

Justru itu membuatku kebingungan karena ortuku masih berada didekat kami, akhirnya aku mendapat ide. secara perlahan kukeluarkan penisku dan kusuruh Arin mengangkat pantatnya dulu karena aku ingin mengambil hape yang ada didalam saku celana, Suaraku sengaja kubuat agak keras supaya ortuku dapat mendengar agar tidak curiga.

Tau apa yang aku inginkan Arin mengangkat pantatnya serta meraih penisku, diarahkannya ujung penisku ke memeknya. Dirasa sudah tepat pada lubangnya dan hapeku sudah aku keluarkan, Arin menekan pantatnya kebawah dan akupun membantu memegang pinggangnya ikut menekan. Secara perlahan penisku memasuki memek Arin hingga mentok, dan seolah Arin kembali pada posisi semula duduk dipangkuanku.

Kami tidak bisa banyak bergerak karena takut ortuku menjadi curiga dengan ulah kami, namun begitu aku harus tetap menahan pinggang Arin. Mungkin karena ingin meraih kenikmatan yang lebih tanpa sadar bahwa ortuku masih didekat kami, Arin terkadang memutar bahkan sedikit menaikkan dan menurunkan kembali pantatnya.

Sekitar 1 jam kami diam dalam posisi tersebut dan hanya bisa saling mengedut-ngedutkan alat kelamin kami, ortuku kemudian pamit mau tidur duluan dan setelah kudengar pintu kamar ortu ditutup dan dikunci barulah aku berani bersuara.

“gila kamu dek, tadi kalo ketahuan gimana?”

“mau gimana lagi kak, Adik sudah tidak tahan sudah horny sejak tadi”

“dasar kamu dek tidak sabaran!”

“nggak tau ya kak, mungkin adek mau dapat kali ya! bawaanya horny mulu”

Aku tidak menjawab langsung meremas-remas buah dadanya, Ari tidak tinggal diam mulai menaik turunkan pantanya menggenjot penisku.

oohh.. kak.. oohh.. enakk banget.. aacchh.. oohh..

Arin meracau dan mendesah tidak karuan, banyak sekali cairan memeknya yang keluar, kurasakan sampai meleleh membasahi kantong biji penisku.

cplook.. ccplok.. pleekk.. pleekk.. cplook.. bunyi selakangan kami yang saling beradu.

Pelan kudorong Arin kedepan sampai aku pada posisi berlutut dan Arin menungging didepanku dan mulai kugenjotkan dengan cepat pantatku maju mundur, membuat tubuh Arin ikut terlonjak-lonjak kedepan dan kebelakang.

Dengan posisi dogy seperti ini membuat penisku lebih mentok menghujam sampai terasa membentur dinding rahimnya.

oohh.. oohh.. dek.. ooh.. ennaakk.. oohh.. enaakk.. dek..

iiyyaa kak.. oohh.. aach.. ennakk.. oohh.. lebih cepat lagi kak.. oohh.. adek mau keluarrr.. oohh.. kklluarr…

Tubuh Arin menegang dan mengejat-ngejat tak lama berselang penisku terasa disiram cairan hangat dari dalam rahimnya.

sssseeeerrrr.. sssseeeerrrr… sssseeeerrrr…

Arin langsung ambruk tengkurap diatas karpet, penisku sampai terlepas dari dalam memeknya. Kulihat tubuhnya masih bergetar menandakan orgasmenya belum berhenti, aku tidak menunggu lama karena aku juga sudah hampir mencapai orgasme segera kududuki pangkal pahanya dan mengarahkan penisku memasuki memeknya kembali.

bblleess… sekali tekan masuk sudah penisku sampai mentok, karena memang memeknya sudah basah kuyup oleh orgasmenya tadi membuat penisku tidak sulit memasukinya.

Kurapatkan kakinya dan mulai kugenjot lagi penisku keluar masuk, ooh.. memeknya terasa lebih menjepit.

oohh.. oohh.. sempit sekali memekmu dek.. oohh.. oohh.. eennakk.. dek.. sempitt.. oohh..

Arin hanya diam saja sesekali merintih nikmat, terlihat sangat lemas setelah badai orgasme melandanya.

Semakin kupercepat genjotanku karena aku juga merasakan sebentar lagi akan orgasme.

cplook.. plook.. plook.. cplook.. bunyi selakanganku menghantam pantat arin.

oohh.. dek.. oohh.. kakak mau keluarrr.. dek.. aahh.. kklluarr.. aacchh..

Kutekan penisku sedalam-dalamnya dan maniku langsung menyembur sangat kuat langsung masuk kedalam rahimnya.

cccrrooott.. ccccrrrroooot… ccccrrrroooot…

Aku juga merasakan memek Arin berkedut-kedut dan menghisap penisku, mungkin Arin juga mendapatkan orgasmenya yang kedua bersamaan dengan semburanku tadi, aku langsung ambruk menindih tubuhnya karena tubuhku terasa lemas sekali.

Aku terkejut dan lamunan mesumku buyar mendengar hapeku berbunyi tanda ada panggilan masuk, kulihat dilayar hapeku Arin yang menelpon. Tumben ini anak telpon, ada apa ya? gumamku dalam hati. Kulirik jam sebentar sudah pukul 5, astaga sudah 1 jam aku melamun mesum aku jadi senyum-senyum sendirian.

Segera kuangkat telponku, dan ternyata Arin memintaku menjemputnya disekolahannya. Katanya tadi ada tambahan pelajaran sehingga jam segini dia baru pulang, Aku langsung mengeluarkan mobilku dan segera meluncur kesekolahanya Arin, sekitar setengah jam aku sampai dan langsung menepikan mobilku. Arin sudah menunggu didepan gerbang, Tapi kulihat dia tidak sendiri bersama temannya yang terlihat memakai jilbab.

Aku segera turun menghampiri mereka.

“kak kenalin ini temanku, Devi namanya” ucap Arin memperkenalkan temanya, kuulurkan tanganku mengajak berjabat tangan dan Devipun menyabutnya.

“Wildan..” ucapku memperkenalkan diri.

“Devi..” jawabnya sambil tersipu-sipu malu.

Kulihat Devi ini tidak kalah cantik sama Arin badannya pun terlihat seimbang, yang beda Devi memakai jilbab dan sekilas buah dadanya terlihat lebih besar.

“kak nanti Devi ikut menginap dirumah kakak, boleh ya?” ucap Arin meminta ijin, ya karena dirumah sendirian nanti malam Arin memang tidur dirumahku.

“boleh-boleh saja tambah orang kan tambah rame dek, tapi minta ijin dulu sama ortunya”

“iya, kita kerumah Devi dulu minta ijin sama mau ambil baju untuk ganti nanti”

“oke, kalo gitu ayo berangkat sekarang”

Kami bertiga berjalan kearah mobil, Arin duduk disebelahku dan Devi duduk dibelakang sendirian. Kukemudikan mobilku menuju rumahnya Devi yang ternyata tidak jauh dari sekolahan, setelah berpamitan dan mengambil baju ganti kami meluncur lagi pulang kerumahku.

Tapi sebelum sampai dirumah aku mengajak Arin dan Devi keresto dulu untuk makan, agar nanti sampai rumah kami tidak perlu lagi makan malam.

Setelah mendapat parkir kami bertiga masuk keresto dan memilih tempat duduk, seorang waitres segera mendatangi kami dan menyodorkan daftar menu yang ada diresto tersebut.

Arin dan Devi memesan nasi goreng dan es lemontea sedangkan aku memesan ayam peyet dan kapucino, setelah pesanan diantar kami segera bersiap menyantapnya.

Tapi sebelum mulai makan Arin pamit ketoilet dulu, tinggalah aku dan Devi mulai makan tanpa menunggu Arin kembali.

Saat aku menikmati makanku, kudengar Devi memanggilku.

“kak..”

“iya Dev ada apa?”

Kuhentikan suapanku dan kutatap Devi ingin mendengar apa yang akan dibicarakannya, tapi Devi hanya diam saja tidak segera bicara dan kulihat wajahnya sedikit memerah.

Kulanjutkan makanku sambil menunggu apa yang akan dibicarakan Devi, kurasakan Devi mendekatkan badannya dan agak berbisik dia berkata.

“kak ajarin Devi ml, seperti yang kakak lakukan sama Arin”

Aku langsung tersedak dan badanku sedikit terlonjak mendengar apa yang dikatakan Devi.

To be konti..

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu