3 November 2020
Penulis —  MUSANG BULAN

Adik sepupu yang manja

Lanjut..

Aku terdiam mencerna apa yang baru dikatakan devi, aku seakan tidak percaya apa yang aku dengar. Setelah nyawaku kembali karena sempat ikut terlepas brsama rasa terkejutanku, aku beranikan menatap devi dan kulihat meskipun wajahnya merona merah seperti menahan malu tapi Devi menatapku seolah mengatakan bahwa dia serius dengan ucapannya.

“maksud kamu apa sich dev?, kakak gak ngerti”

“Arin sudah cerita sama aku kak tentang semua yang telah kakak lakukan sama Arin, kami sudah seperti saudara jadi tidak ada rahasia diantara kami”

“memang kamu sudah pikir baik-baik apa yang kamu katakan barusan” tanyaku ingin mengetahui isi hatinya.

“sudah kak, makanya aku ngomong sama Arin dan dia sudah setuju”

“jadi ini semua rencana kalian?”

“iya kak”

“kalian ini sudah benar-benar gila!, kamu sudah tau resikonya kan?”

Aku tidak habis pikir dengan apa yang diinginkan Devi, aku bingung apa yang harus aku lakukan. Antara menuruti atau menolak keinginan Devi, sebagai laki-laki normal tentu itu tawaran yang sangat menggiurkan. Tapi hatiku seakan menolaknya karena aku kasihan kepada Devi harus kehilangan kesuciannnya bila aku menuruti keinginannya, Sedangkan sudah merenggut kesucian Arin sering membuatku merasa bersalah.

“Devi sudah berpikir tentang resikonya kak, devi tidak akan suci lagi tapi seperti cerita Arin dia juga tidak menyesal karena dia sangat sayang sama kakak dan kakak orangnya sangat baik jadi Devi pun juga berpikir seperti itu”

“kakak belum tau Dev, kakak harus setuju dan melakukanya atau tidak karena bagi kakak ide kalian itu sungguh gila!”

Akhirnya kami terdiam sibuk dengan pikiran kami masing-masing, aku sudah kehilangan selera makanku karena pikiranku sudah dipenuhi dengan permintaan Devi yang aku anggap gila itu.

Tak lama kemudian Arin kembali dari toilet dan mulai menyantap makanannya, dan kami bertiga kembali ngobrol biasa saja tanpa membahas masalah yang tadi.

Setelah selesai makan kami bertiga menuju kemobil dan segera meninggalkan kafe, didalam mobil Arin yang lebih banyak bicara karena Devi hanya diam dan hnya sesekali menjawab ocehanya Arin.

Tapi belum lama kami meninggalkan kafe tangan Arin mulai meraba penisku dari luar celana, membuatku terkejut dan sempat menjadikan mobilku sedikit oleng tapi aku segera fokus kembali kejalan.

“apa-apa an sich kamu dek?, masih dijalan dan ada temanmu tuh”

“sudah kakak fokus aja sama jalan dan nikmatin aja, Arin mau mengajarkan teman Arin yang penasaran terus itu”

Akhirnya aku hanya diam dan menuruti saja saat Arin menyuruhku menggeser sedikit kursiku agak kebelakang, sebenernya aku juga ingin merasakan sensasinya dihj atau dibj saat menyetir lagian Devi juga minta aku mengajarinya ngesex jadi seharusnya dia sudah siap seandainya malihat yang seperti ini, jadi menurutku tidak masalah justru membuat penisku langsung berdiri tegak.

Arin kemudian mengeluarkan penisku menggenggamnya diselingi kocokan pelan, Arin menyuruh Devi mendekat agar bisa melihat semua yang terjadi didepan.

Aku lihat dari spion tengah Devi menutup mulutnya dan melotot saat melihat penisku.

“kenapa Dev lihatnya kok sampai segitunya” tanya Arin sambil mengerlingkan matanya menggoda Devi.

“punya kak wil kok besar dan panjang ya? apa bisa muat ya punyaku?” jawab Devi dan tanpa sadar tanganya meraba selakangannya sendiri, mungkin mencoba untuk mengukur muat atau tidaknya.

“ya muatlah! buktinya punyaku aja muat, kamu perhatikan ya? ini bisa membuat kakakku tersayang ini keenakan” Devi hanya mengangguk dan terus memperhatikan apa yang dilakukan Arin terhadap penisku.

Aku hanya diam dan tetap fokus menyetir saat penisku dijadikan eksperimen kedua ABG cantik ini, Arin mulai mengocok penisku kemudian dia mulai menundukkan kepalanya dan diawali dengan menjilati lubang kencingku yang sudah mengeluarkan cairan percum. Setelah puas menjilat Arin mulai memasukkan penisku kedalam mulutnya, Arin mulai menaik turunkan kepalanya mengeluar masukkan penisku kedalam mulutnya diselingi hisapan dan jilatan lidahnya yang lembut itu.

oohh.. nikmat sekali rasanya membuat kosentrasinku terpecah antara nikmat dan fokus kejalan, setelah 5 menitan Arin melepas penisku dari mulutnya tapi tangannya tetap mengocok perlahan.

“Dev kamu mau coba?” tanya Arin kepada Devi yang masih memperhatikan penisku seolah tak berkedip.

“aku kan belum bisa Rin” jawab Devi sedikit gugup.

“coba dulu dari pada kamu penasaran terus, ayo kamu pindah kedepan”

Mereka pindah posisi, Arin sekarang dibelakang dan Devi pindah disebelahku.

“ayo Dev jangan diam aja, ntar tititnya kak wil masuk angin loh kelamaan diluar” goda Arin melihat Devi hanya diam saja.

Perlahan dan sedikit gemetar Devi mulai memegang penisku, diusap dan dielus dari pangkal sampai kekepala penisku dengan tanganya yang sangat halus kurasakan.

Devi mulai mengocok perlahan penisku, kadang sedikit diremas mungkin karena gemas membuatku sedikit ngilu.

Perlahan Devi mulai menundukkan kepalanya yang tertutup jilbab itu, ditempelkanya hidung mancungnya diujung penisku dan menghirup aroma kejantananku. Mungkin dia cukup penasaran dengan aroma penis laki-laki, setelah puas Devi mulai menjilati ujung penisku persis seperti Arin tadi. Perlahan Devi mulai membuka mulutnya mencoba memasukkan penisku, karena belum terbiasa kurasakan Devi agak kesusahan memasukkannya.

oohh.. aku merasakan sensasi nikmat yang berbeda karena penisku dikulum ABG berjilbab.

oohh.. oohh.. terus Dev.. oohh.. eennakk.. aacchh..

ditengah fokusku mengemudi aku mengerang dan mendesah karena keenakan, Arin juga tidak tinggal diam dia memelukku dari belakang dan menciumi pipiku dan juga sekitar leherku.

Mendengar eranganku Devi semakin semangat mengulum, menghisap dan terkadang menjilat penisku, membuatku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa.

Satu tanganku memegang kemudi dan satu tanganku memegang kepalanya yang berjilbab itu membantu menaik turunkannya, membuat penisku semakin cepat keluar masuk dimulutnya.

oohh.. Dev nikmat sekali Dev oohh.. teruss.. oohh.. eennakk.. oohhh.. aacchh.. oohh..

Semakin cepat kubantu menaik turunkan kepalanya karena aku merasakan sebentar lagi maniku akan keluar.

oohh.. kocok terus Dev ooh.. hisap teruuss.. oohhh..

Disaat maniku akan keluar ternyata aku sudah sampai didepan rumahku, kuhentikan mobilku dan langsung kedua tanganku memegang kepalanya Devi kuayunkan pinggulku naik turun mengeluar masukkan penisku dengan cepat.

oohh.. kakak mau keluar Dev.. oohh.. trima mani kakak Dev oohh.. telan Dev.. oohh..

Semakin cepat kuayun pinggulku karena rasanya maniku sudah mengumpul diujung penisku siap menembak.

ooohhh.. Deviiiii…

ccccrrrroooot.. ccccrrrroooot..

tembakan pertama dan kedua langsung menghantap tenggorokanya membuat Devi sedikit kelabakan tapi tidak lama dia langsung menelannya dan bersiap menampungnya lagi.

oohh.. terima ini Dev ooohhh.. telaann…

ccrrooot.. ccccrrrroooot.. ccccrrrroooot..

Aku menyemburkan maniku kedalam mulutnya dan terus menahan kepalanya agar penisku tidak terlepas dari mulutnya, mau tak mau membuat Devi harus menelan pejuku yang kurasakan banyak sekali keluarnya. Setelah badai orgasme berhenti dan pejuku sudah tidak ada yang keluar lagi, kulepaskan pegangan tanganku dikepalanya maka terlepaslah penisku yang mulai terkulai lemas dari mulutnya.

Devi bangkit dan menyeka bibirnya yang terkena maniku, tapi dia masih terus saja menunduk dan tidak berani menatapku mungkin dia masih malu terhadapku.

Kemudian Arin keluar untuk membuka gerbang rumahku, disaat Arin membuka gerbang aku meraih belakag kepala Devi dan kutarik agar mendekat lalu kucium keningnya dan kuucapkan terimakasih, Devi hanya mengangguk dan tersenyum tersipu-silu malu.

To be konti..

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu