1 November 2020
Penulis —  RAPEMANIA

TRAGEDI TELAT CABUT

Beberapa hari setelah kondisi fisik ibu mertua mulai membaik saya dan istri serta anak memutuskan untuk pindah rumah. Ngga beli rumah sih, cuma kami memilih untuk mengontrak rumah. Hal itu dikarenakan kami merasa kurang nyaman serumah dengan istri muda bapa mertua. Sementara ibu mertua memilih tinggal dirumah kontrakan milik bapa mertua yg jaraknya g terlalu jauh dari rumah bapa mertua.

Hari demi hari berlalu semuanya mulai baik-baik saja. Sementara saya dan ibu mertua memilih untuk berkomunikasi seperlunya. Meski jujur didalam hati masih ada tersisa perasaan sayang dan hasrat terlarang yang akan selalu saya simpan dan kenang selamanya.

Hingga suatu malam saat saya pulang dari kantor di rumah ternyata ada ibu mertua di ruang tamu bersama istri dan anak saya yg sedang tertidur pulas. Mata istri dan mata ibu mertua terlihat sembab seperti baru saja menangis.

Mas, aku dan ibu mau bicara sebentar, ujar istri.

Iya ada apa bun? Ujarku duduk diantara mereka.

Ibu diceraikan sama Bapak Mas, ujar istriku lirih.

Apa iya bu? Tanyaku kaget.

Iya.. Ibu ditalak sama bapak mertuamu. Dan parahnya ibu g akan dinafkahi apapun, g dapat apapun, ujar ibu mertua sedih.

Setega itu bu? Ujarku turut sedih

Ya begitulah, mau bagaimana lagi, ujar ibu mertua.

Apa yg bisa kami bantu bu? Tanyaku.

Ibu sudah minta bantuan pengacara krn ibu mau cerai dgn syarat ibu dapat beberapa aset milik bajingan itu. Ada 1 toko yg izin usahanya atas nama ibu, 2 ruko yg sertifikatnya atas nama ibu. Ibu mau itu jatuh ke tangan ibu, sekedar untuk biaya hidup ibu, sekedar untuk ngasih jajan cucu ibu ini, ujar ibu mertua terisak sambil mengelus rambut anakku.

Yang sabar ya bu.. kami ada sama ibu kok, ya kan bun? Ujarku pada istri.

Makasih ya.. Ibu sudah hubungi pengacara yg kebetulan katanya dia kenal sama kamu juga. Dia bisa bantu ibu dan biaya nya juga g mahal kok. Ujar ibu mertua.

Oh ya? Siapa pengacaranya bu? Teman saya? Tanyaku.

Herman Kelana SH.. Kenal kan? Dia sekampung dan dulu teman satu SD sama ibu. Ujar ibu mertua.

Hah? Pak Herman? Pengacara kondang itu bu? Ujarku

Iya.. Kamu kenal kan? Tanya ibu mertua

Iya bu.. Kenal kok. Ujarku gelisah.

Sebenarnya ada sedikit yg saya fikirkan begitu mendengar nama Herman Kelana namun saya tidak ingin berfikir buruk dulu.

Mudah- mudahan kita bisa menang di pengadilan ya Bu.. Ujarku.

Iya.. Ibu mau pulang dulu ya, ibu mertua pamit.

Iya bu.. Bun kamu antar ibu ya? Sekalian belikan aku sekoteng, perut ku agak mual bun, ujarku mencari alasan agar tidak aku yg mengantar ibu mertua. Jujur aku mencoba bertahan pada prinsip untuk tidak mengulangi kesalahan yg dulu, krn itu saya mencoba menghindar.

Setelah itu ibu mertua dan istri pergi dan saya menggendong anak ke kamar. Lalu duduk kembali di teras, sambil menyalakan rokok dan mencoba membuang fikiran buruk tentang Pak Herman yg saat ini menangani kasus ibu mertua. ah semoga saja tidak..

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu